welcome

selamat datang selamat membaca dan semoga bermanfaat

Jumat, 21 Desember 2012

MENGENALKAN AGAMA PADA ANAK

Mengenalkan ajaran agama dan menanamkan benih-benih keimanan di hati sang anak pada usia dini seperti ini sangat penting sebagai pondasi kehidupan beragamanya kelak. Anak di usianya dini tertarik untuk meniru semua tindak-tanduk ayah ibunya, termasuk yang menyangkut masalah beribadah. Sebagaimana pendapat Dr Spock yaitu, “Yang mendasari keimanan anak kepada Allah dan kecintaannya pada Tuhan Yang Maha Pencipta sama dengan apa yang mendasari kedua orang tuanya untuk beriman kepada Allah dan mencintai-Nya.”Mengenalkan ajaran agama kepada anak usia dini harus disesuaikan dengan perkembangan aspek-aspek psikologisnya, diantaranya perkembangan kemampuan berpikir (kognisinya).
Menurut Jean Piaget (seorang Psikolog dari Perancis), semua anak memiliki pola perkembangan kognisi yang sama, yaitu melalui empat tahapan : Sensori – Motor, Pra – Operasional, Konkret – Operasional dan Formal Operasional. Perkembangan kognisi anak usia dini (2-7 tahun) berada pada tahapan berpikir “Pra operasional”. Tahap Pra Operasional adalah tahap dimana anak tidak dapat memahami sesuatu tanpa dipraktekkan terlebih dahulu (Piaget, 1970).
Sejalan dengan pendapat Piaget, Jean Jacques Rousseau, mengatakan bahwa, “Anak usia dini belajar melalui aktivitas fisiknya.” Dengan kata lain, untuk mengenalkan ajaran agama kepada anak usia dini, haruslah dengan cara memberikan kesempatan kepadanya untuk mempraktekkan apa yang kita katakan, dengan cara memberikan contoh kepada anak bagaimana melakukannya.
Contoh Datangnya bulan Ramadhan, tentulah membawa perubahan rutinitas di setiap rumah para umat Islam, diantaranya perubahan pada waktu makan, serta adanya kegiatan sholat berjamaah yang biasanya dilakukan di mesjid seusai sholat Isya, yaitu sholat tarawih dan witir serta ibadah-ibadah lainnya. Perubahan rutinitas hidup sehari-hari yang tersebut, tentu bukanlah hal yang baru, bagi setiap anggota keluarga muslim yang selama sebulan penuh dalam setahun melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Namun lain halnya bila, perubahan tersebut baru dirasakan oleh anak kita yang tergolong usia dini.
Sejalan dengan perkembangan usianya, anak usia dini dapat menilai situasi di lingkungan sekeliling terutama lingkungan keluarganya. Perubahan yang terjadi di bulan Ramadhan yang dirasakan anak, terutama perubahan pada waktu makan dan aturan tidak boleh makan dan minum di siang hari sampai menunggu adzan maghrib, tentu akan membingungkan mereka. Apalagi bila tidak ada penjelasan dan bimbingan dari orang tua sebelumnya mengenai situasi tersebut. Disinilah pentingnya kesadaran para orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk mengoptimalkan keberkahan di bulan suci Ramadhan. Yaitu selain untuk melipat gandakan amal ibadahnya, namun juga memanfaatkannya sebagai momen berharga untuk menanamkan keimanan, mengenalkan dan mengajari nilai-nilai agama pada anak, salah satunya melalui aktivitas berpuasa.
Anak usia dini umumnya berperilaku dengan mencontoh atau meniru model orang dewasa yang dilihatnya. Dengan melihat keteladanan yang dicontohkan oleh orang tuanya, misalnya keteladanan dalam hal bersahur, berpuasa dan berbuka puasa, anak akan meniru melakukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua, hendaknya memberi contoh teladan beribadah disertai dengan ajakan untuk bersama-sama melakukannya.
Pendidikan agama sejak dini juga menciptakan anak memahami segala bentuk perbedaan dari setiap agama yang ada. Juga menjadikan anak memahami bahwa setiap agama tidak mengajarkan sesuatu yang negatif. Jangankan berlainan agama terkadang satu agamapun banyak kita temui tentang pemahaman agama dan cara pandang yang berbeda. Mengapa pula kita tidak melihat semua perbedaan itu menjadi keragaman yang indah, dan menjelaskan kepada para penerus atau anak anak kita bahwa perbedaan itu adalah indah.
Memperkenalkan Agama pada Anak Melalui Sebuah Metode
Orangtua manapun pasti akan berusaha melindungi keluarga dan anak-anaknya dari pengaruh negatif informasi atau budaya luar. Satu-satunya cara untuk melindungi memang hanya dengan pemahaman agama dan iman yang kuat. Apalagi kalau benteng iman dibangun dengan pondasi yang kuat sejak dini. Karena sekuat apapun usaha orangtua mengawasi anak tetap tidak bisa 24 jam penuh, Apalagi orang tua juga bekerja.
Metode khusus untuk mengenalkan agama pada anak sejak usia dini yang paling tepat adalah dengan cara bermain bersama ketika hendak menperkenalkan hal-hal yang lain. Perlu disadari, belajar untuk anak usia dini cara yang paling tepat adalah dengan bermain, karena dalam bermain sebenarnya terkandung proses belajar. Untuk pengenalan agama sebaiknya lebih banyak ditekankan pada masalah akhlak dan etika didahulukan. Mulai dari nilai-nilai dasar dalam kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, sayang sesama, sabar, memaafkan, bersyukur, dan sebagainya. Untuk syariah dan tauhid, kelak seiring dengan pertambahan usia dan perkembangan pengetahuannya bisa secara bertahap dikenalkan.

Cara Mengenalkan Agama:
  • Kenalkan Tuhan YME pada si kecil lewat ciptaan-Nya, seperti burung yang cantik, bunga yang bewarn-warni, kupu-kupu, termasuk tubuh kita. Niscaya anak akan lebih mudah memahaminya.
  • Katakan pada anak, kalau ia harus bersyukur memiliki hidung, jadi kita bisa mencium bau-bauan. Memiliki mata untuk melihat.
  • Kenalkan pada anak tentang sifat-sifat Tuhan. Misalnya maha pemurah, penyayang, pengasih, dllnya.
  • Selain hal di atas, anak juga harus dilatih untuk memiliki budi pekerti yang baik, hormat pada orang tua, sayang terhadap sesama dan bersyukur.
  • Ajarkan pada anak bersikap baik terhadap dirinya sendiri, seperti menjaga kebersihan. Kalau selesai buang air kecil, ajarkan untuk slalu disiram dan dibersihkan.. Katakan kalau Tuhan mencintai kebersihan.
  • Ajak anak ke rumah ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
·         Itulah sebabnya pendidikan toleransi menjadi agenda mendesak saat ini. Para siswa atau anak didik harus dijarkan tentang pentingnya keberagaman dan perbedaan. Ini karena menjaga dan melestarikan keberagaman dalam (hidup) kebersamaan sangat efektif dimulai sejak dini, yakni dari sekolah.
·         Sekolah menjadi lembaga publik yang (sangat) tepat untuk menjelaskan apa makna dan pentingnya kemajemukan dan tenggang rasa antarsesama. Ini karena di sekolahlah pola pikir sekaligus pola interaksi anak yang tidak seragam (heterogen) itu mulai hadir dan terbentuk.
·         Sekolah dengan demikian menjadi “ruang strategis” untuk membentuk mental atau bagi tumbuhnya watak keberagaman yang kuat.
·         Dalam praktiknya, pendidikan toleransi ini tidak hanya dapat digerakkan oleh guru, tapi juga pengelola sekolah dengan cara memanfaatkan segala fasilitas dan media yang ada—seperti dinding sekolah—untuk ditempel gambar berbagai tempat ibadah semua agama di Indonesia, pakaian adat, rumah adat, kesenian daerah, serta simbol-simbol keberagaman lain yang merupakan kekayaan negeri.
·         Hal ini amat penting karena mengenalkan beragam perbedaan dengan mengembangkan sikap toleransi “melalui gambar” bisa lebih cepat ditangkap (mengena) oleh seorang anak.
·         Ini karena nilai-nilai menghargai dan menghormati perbedaan itu pada gilirannya akan teresap dalam jiwa dan batin anak ketika nanti mereka tumbuh dewasa. Mereka pun akan tumbuh menjadi insan-insan yang memiliki pola pikir inklusif dan toleran.
·         Tentu saja selain di sekolah, tiga ranah yang berperan penting untuk mengajarkan pendidikan toleransi adalah lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan negara. Pada lingkungan keluarga, seorang ayah dan ibu tentu memiliki peranan penting.
·         Setiap orang tua harus sebisa mungkin mengenalkan anak kesayangannya pada perbedaan-perbedaan sekitar dan mengajak mereka untuk terbiasa menghormati kepada sesama meskipun berbeda agama, ras, suku, dan golongan.
·         Sementara dalam konteks lingkungan masyarakat, para tokoh masyarakat dan ulama sekitar harus mengajak dan terus berupaya menciptakan sistem kehidupan yang rukun. Caranya adalah mereka—tokoh masyarakat dan ulama setempat—harus memberikan teladan tentang perilaku toleran.
Dengan cara bermain                                                                                  
Memperkenalkan Allah, memperkenalkan agama Islam pada anak usia dini untuk tahap pertama, sebaiknya dilakukan dengan cara bermain, dengan cara yang menyenangkan. Game, film, buku cerita, lagu atau media lain yang di era sekarang cukup banyak tersedia bisa digunakan sebagai alat bantu. Memperkenalkan Allah pada balita harus disesuaikan dengan umurnya. Cara menyenangkan lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak. Buat se-fun mungkin, biar anak semangat untuk mempelajarinya Misalkan mengenalkan nilai-nilai moral agama lewat permainan ular tangga dll, yang suka bukan cuma anaknya, orangtuanya juga.
Gunakan bahasa yang sederhana                                                            
Sebaiknya ketika mengenalkan agama pada anak gunakan bahasa atau kalimat yang mudah dipahami. Mulai dari contoh sederhana menggunakan contoh dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan bisa dilihat anak akan semakin memudahkan anak belajar tentang agama. Kita bisa mengenalkan keberadaan Allah lewat benda-benda yang ada disekitar kita seperti air, pohon, binatang, mama dan papa, tanah, hujan, matahari, pelangi, sayur, buah, beras dsb. Jelaskan pada anak bahwa semua yang ada disekitar kita ada yang menciptakan dan kita wajib berdoa, mengucapkan syukur dan berterimakasih pada Allah. “Coba kalau Allah gak menciptakan sayur, buah, beras, hewan ternak, kita makan apa?” ya dari contoh sederhana dulu biar anak mudah memahami. Lewat contoh tadi sifat-sifat Allah juga bisa dikenalkan, seperti Allah itu Maha Pemurah, Maha Penyayang, Maha Pemberi, karena Allah sayang sama adik makanya Allah menciptakan air, tanaman yang indah, binatang yang lucu-lucu, pelangi, awan, hujan dsb.
Jadi contoh
Cara yang paling efektif sebenarnya adalah dengan memberi contoh lewat perilaku kita. Anak usia dini senang mencontoh apapun yang dia lihat. Belajarnya dengan mengamati. Ketika anak mengamati orangtuanya kemasjid untuk sholat, membaca Al-Qur’an, puasa, berdoa sebelum makan, berdoa sebelum keluar rumah, berdoa sebelum tidur, mengucap salam, bertoleransi dan menghargai sesama maka anak pun akan mengikuti. Bagaimana kita mau mengajarkan ibadah pada anak kalau orangtuanya sendiri tidak beribadah. Orangtua seharusnya memang tidak hanya mengajarkan dengan bicara atau nyuruh tapi yang paling penting adalah melakukan.
Libatkan anak
Mengajak anak ketempat ibadah, tarawih, sholat, atau pengajian baik untuk mengenalkan agama sejak dini. Untuk anak usia dini, ikut2an ketika menjalankan ibadah tidak  mengapa, kelak seiring bertambahnya usia anak akan mengerti bahwa semua itu merupakan nilai-nilai yang harus dijalani dalam hidupnya.




MACAM-MACAM MATA PENCAHARIAN

PEMBAHASAN
  1. RAGAM MATA PENCAHARIAN PENDUDUK INDONESIA
Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya (Daldjoeni, 1987:89). Mata pencaharian dibedakan menjadi dua yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian pokok di sini adalah sebagai bakul. Mata pencaharian sampingan adalah mata pencaharian di luar mata pencaharian pokok (Susanto, 1993:183). Mata pencaharian adalah keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada pada lingkungan fisik, sosial dan budaya yang terwujud sebagai kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi (Mulyadi, 1993:79).
Mata pencaharian menurut Mubyarto (1985:207-209) meliputi :
  1. Petani/nelayan meliputi sawah, tegalan, tambak, kebun/perkebunan, peternakan;
Petani merupakan jenis mata pencaharian yang mayoritas digeluti oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan pendekatan geografis, petani menurut Scott (1981) adalah mereka yang mode of production-nya di bidang pertanian dan tinggal di pedesaan. Selanjutnya, Scott menambahkan bahwa desa bagi para petani merupakan suatu kolektifitas (desa koorporat) yang kerjanya tipikal untuk menjamin suatu “pendapatan minimum” bagi para warganya, serta merupakan suatu unit fungsional fungsi-sungsi internalnya untuk meratakan kesempatan-kesempatan hidup dan resiko-resiko hidup para warganya.
Pertanian dapat diklasifikasikan dalam 10 macam penggolongan pertanian, yaitu:
  1. Pertanian dalam arti sempit dan luas.
Pertanian dalam arti sempit adalah bercocok tanam, jadi hanya kegiatan usaha tanaman. Dalam arti luas pertanian meliputi bercocok tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan.
  1. Pertanian Rakyat dan Perkebunan,
perbedaan pertanian rakyat dengan perkebunan terutama terletak dalam luas areal dan manajemennya. Pertanian rakyat termasuk perkebunan rakyat dalam areal lebih sempit dan manajemen sederhana. Menurut pemilikannya perkebunan dibagi menjadi perkebunan BUMN, perkebunan Swasta Asing, perkebunan Swasta Nasional, Joint venture, dan PIR. Akhir-akhir ini dikenal juga PIR unggas.
  1. Pertanian Tanaman Makanan dan Perdagangan,
 Penggolongan ini cukup lemah, sebagai contoh tanaman padi adalah bahan untuk makanan, tetapi juga dapat diperdagangkan. Dalam kehidupan praktis yang dimaksud dengan tanaman perdagangan secara umum komoditinya bukan untuk sebagai bahan makanan. Tanaman Makanan terdiri atas: Tanaman Serealia, Kacangan dan Umbian.
  1. Pertanian Hortikultur dan non-Hortikultur.
Hortikultur terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan. Hasil hortikultur pada umumnya mempunyai sifat mudah busuk/rusak (perishable) dan bermuatan besar (bulky =volumeneous). Sering disebut bahwa sifat seluruh hasil pertanian adalah perishable dan bulky, pada hal hasil pertanian non-hortikultur tidak mudah rusak dan tidak bulky seperti cengkeh, jagung, padi, lada dan lainnya. Karena itu hati-hati dalam menggeneralisasi sifat-sifat pertanian. Di Indonesia tanaman kentang termasuk tanaman hortikultura, tetapi di Eropah, misalnya di Belanda termasuk tanaman makanan.
  1. Pertanian Tanaman Semusim dan Tanaman Keras,
Tanaman semu-sim sering disebut tanaman muda atau tanaman tahunan atau annual crop. Contoh annual crop adalah padi, jagung, pisang, cabe, kentang, kacangan, dan sebagainya. Tanaman semusim ini dapat dibagi dua yaitu:
a. Sekali tanam sekali panen seperti padi, jagung.
b. Sekali tanam beberapa kali panen seperti cabe, tomat arcis, buncis dan sebagainya.
Tanaman Keras atau perenial crop adalah tanaman yang berumur panjang dan dapat berbuah atau panen berkali-kali. Contohnya: karet, kelapa sawit, coklat, duren, mangga, asam gelugur, duku dan sebagainya.
  1. Pertanian Subsisten dan Perusahaan,
Pertanian subsisten adalah pertanian yang seluruh hasilnya digunakan atau dikonsumsi sendiri oleh pro-dusennya. Contoh: padi, jagung, ternak ayam yang dipelihara bertujuan untuk konsumsi sendiri, tidak ada maksud untuk dijual ke pasar. Pertanian subsisten secara murni pada saat ini dapat dikatakan sudah langka, hanya terdapat di daerah-daerah yang terisolasi seperti di Nias. Kalau hasil perta-nian itu hanya cukup untuk dimakan maka disebut subsistence level of living, dan kondisi ini sama dengan petani miskin.
 Pertanian perusahaan atau commercial adalah pertanian yang hasilnya bertujuan dijual ke pasar. Bukan harus semua hasil padi seorang petani dijual ke pasar, boleh saja sebagian dikonsumsi sendiri dan sebagian dijual. Hasil tanaman karet pada umumumnya seluruhnya dijual ke pasar.
7. Pertanian Generatif dan Ekstraktif,
 Pertanian generatif adalah pertani-an yang telah dilakukan di dalamnya pemeliharaan/perlakuan pada proses produksinya. Petani terlibat dalam pemupukan, dalam pembrantasan hama/penyakit, dalam pemilihan benih/bibit. Pertanian ekstraktif (sammel- wirtshaft) adalah usaha pertanian yang hanya mengumpulkan hasil, misal-nya pengambilan rotan di hutan, penebangan kayu hutan, pengambilan gubal gaharu di hutan, penangkapan ikan di laut. Bila rotan atau gaharu sudah dibudidayakan maka dia berubah menjadi pertanian generafif.
  1. Pertanian Lahan Sawah dan Lahan Kering,
 lahan sawah adalah lahan yang pada saat-saat tertentu digenangi air untuk ditanami, kalau terus-menerus tergenang air disebut kolam atau tambak. Sawah irigasi (teknis dan setengah teknis), tadah hujan, rawa, paluh dan sebagainya. Pengaliran/pemberian air ke lahan sawah disebut irigasi, boleh juga dengan sprinkle, pembuangan air keluar dari sawah disebut drainasi.
Lahan kering adalah lahan yang senantiasa diusahakan kering, lahan kering sering disebut lahan darat, tegalan, huma atau ladang. Usaha-usaha perkebunan pada umumnya terdapat di lahan kering.
9. Pertanian Modern dan Tradisionil,
pertanian intensif dan ekstensif berkonotasi terhadap jumlah nilai input per hektar, pertanian modern dan tradiosionil berkonotasi ter-hadap tingkat penggunaan teknologi. Pertanian modern menggunakan teknologi lebih tinggi daripada pertanian tradisionil. Pertanian modern banyak menggunakan mesin-mesin, sedikit memakai tenaga manual. Pertanian modern belum tentu lebih menguntungkan dari-pada pertanian tradisionil. Pertanian modern di Sumatera Utara belum tentu modern bagi petani di USA. Pertanian modern dapat menimbulkan pengangguran di perdesaan di Indonesia.
10. Pertanian Spesialisasi dan Diversifikasi,
Pertanian spesialisasi disebut juga pertanaman sejenis atau monokulture pada usaha tanaman. Spesialisai berarti mengusahakan khusus satu jenis tanaman, atau satu jenis ternak atau satu jenis ikan. Pertanian diversifikasi disebut juga pertanian campur-an. Diversifikasi dalam arti sempit mengusahakan berbagai jenis tanaman atau berbagai jenis ternak atau ikan. Misalnya seorang petani menanam padi+jagung+pisang, atau memelihara kambing + bebek+ayam, atau me-melihara ikan lele+ikan gurami.
Diversifikasi dalam arti luas adalah meng-usahakan tanaman+ternak, misalnya usaha ternak lembu+tanaman jagung, atau kombinasi dengan usaha ikan mas. Dalam arti luas ini harus paling tidak kombinasi dari usaha dari tanaman+ternak, atau ternak+ikan, atau ikan+hutan, atau tanaman+hutan. Dilihat dari output usaha, diversifikasi dapat dibagi dua yakni diversifikasi horizontal dan diversifikasi vertikal. Usaha horizontal artinya memberikan output natural pertanian, yaitu semua usaha divesifikasi yang telah disebutkan di atas. Usaha vertikal bila dalam satu usaha itu mempunyai output natural + output pengolahan, misalnya seorang pekebun sawit menjual buah TBS dan menjual minyak sawit, atau seorang petani menghasilkan padi dan beras atau tepung beras.

nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang melakukan pekerjaan seperti membuat Jaring, mengangkut alat-alat penangkapan ikan ke dalam perahu/kapal motor, mengangkut ikan dari perahu/kapal motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan. (Departemen Kelautan dan Perikanan,2002).
  1. Buruh tani meliputi buruh tani, ternak, tambak, pengemudi traktor;
Keberadaan buruh tani dapat diidentifikasi dari jumlah penduduk yang tidak memiliki tanah pertanian. Keterbatasan informasi menyebabkan kepemilikan tanah dijadikan sebagai dasar penentuan status sebagai buruh tani. Namun yang perlu ditekankan bahwa ciri terpenting dari buruh tani bukan pada kepemilikan tanah tetapi pada sikapnya yang menyerahkan diri kepada orang lain, dalam hal ini pemilik tanah. Buruh tani memperoleh penghasilan dari upah bekerja pada tanah pertanian milik orang lain atau petani penyewa tanah. Sebagian besar buruh tani bekerja lepas dengan upah harian, hanya sebagian kecil yang bekerja untuk jangka satu tahun atau lebih.Kegiatan ekonomi buruh tani berkisar pada pekerjaan pertanian yang mereka lakukan untuk tuan tanah besar dengan upah harian.
Selepas masa panen, buruh tani dibebaskan untuk menanami tanah pertanian tersebut dengan sistem bagi hasil (maro). Sewaktu senggang ketika mereka tidak dipekerjakan sebagai buruh, mereka melakukan usaha perdagangan kecil-kecilan dengan keuntungan yang kecil.
  1. Buruh industri meliputi buruh kasar industri, buruh pengrajin, operasi mesin, buruh pengolahan hasil pertanian;
Definisi buruh berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah mereka yang bekerja atau menerima upah/imbalan dalam bentuk lain. Terminologi atau istilah buruh ini kemudian diganti dengan tenaga kerja pada era Orde Baru karena konotasi "buruh" yang dinilai negatif (sosialis/komunis).
Tenaga kerja sendiri, adalah "setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". Buruh atau tenaga kerja ini bisa dibagi ke dalam kelompok pekerja kerah putih dan kerah biru. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 75 persen tenaga kerja di Indonesia adalah pekerja kerah biru (pekerja yang melakukan pekerjaan dengan tangannya atau mencari nafkah dengan tenaga fisik).
Permasalahan mendasar dalam perburuhan di Indonesia adalah rendahnya upah buruh. Salah satu justifikasi rendahnya upah buruh selama ini adalah status Indonesia yang surplus tenaga kerja, selain juga kondisi ekonomi yang sulit dan iklim usaha atau kondisi dunia usaha yang belum sehat. Upah buruh yang sekarang pun masih dikeluhkan oleh pengusaha sebagai salah satu penyebab tergerusnya daya saing mereka. Upah minimum Indonesia disebut-sebut yang tertinggi dan peningkatannya juga tertinggi di antara negara pesaing seperti China dan Vietnam.

  1. Usaha industri/penjual meliputi pengelolaan hasil pertanian, tekstil, batik, jahit, industri plastik, industri makanan dan minuman, pande besi;
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
  1. Pedagang/penjual meliputi pemilik toko, pelayan toko, pedagang keliling (hasil pertanian, pedagang es dan pedagang bakso), kios/warung;
Pedagang dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
a. Pedagang Besar / Distributor / Agen Tunggal
Distributor adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan produk barang dagangan dari tangan pertama atau produsen secara langsung. Pedagang besar biasanya diberikan hak wewenang wilayah / daerah tertentu dari produsen. Contoh dari agen tunggal adalah seperti ATPM atau singkatan dari agen tunggal pemegang merek untuk produk mobil.
b. Pedagang Menengah / Agen / Grosir
Agen adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan barang dagangannya dari distributor atau agen tunggal yang biasanya akan diberi daerah kekuasaan penjualan / perdagangan tertentu yang lebih kecil dari daerah kekuasaan distributor. Contoh seperti pedagang grosir beras di pasar induk kramat jati.
c. Pedangan Eceran / Pengecer / Peritel
Pengecer adalah pedangan yang menjual barang yang dijualnya langsung ke tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan atau eceran. Contoh pedangang eceran seperti alfa mini market dan indomaret.
d. Importir / Pengimpor
Importir adalah perusahaan yang memiliki fungsi menyalurkan barang dari luar negeri ke negaranya. Contoh seperti import jeruk lokam dari Cina ke Indonesia.
e. Eksportir / Pengekspor
Exportir adalah perusahaan yang memiliki fungsi menyalurkan barang dari dalam negara ke negara lain. Contoh seperti ekspor produk kerajinan ukiran dan pasir laut ke luar negeri.
  1. Pekerjaan angkutan yaitu sopir, kenek, tukang becak, pengusaha angkutan, ojek;
Pengertian angkutan dalam Undang-Undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
Sedangkan didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1993 menyebutkan bahwa, definisi dari angkutan umum adalah pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan untuk umum dengan dipungut bayaran.
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum definisinya adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung.
Warpani ( 1990), menyatakan bahwa angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau membayar. Juga dikatakan bahwa yang termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota ( bus, minibus, dsb), kereta api, angkutan air, dan angkutan udara.
  1. Pekerjaan bangunan yaitu pengusaha bangunan, tukang/buruh bangunan, tukang kayu dan mandor bangunan;
Mata pencaharian di bidang konstruksi antara lain tukang kayu,, tukang batu, tukang besi, tukang las, tukang cat, tukang bor, tukang listrik, tukang pipa ledeng , tukang kapur, pekerja, mandor, pengawas / ahli teknik, ahli ukur, asisten ahli ukur, sopir, masinis, kernet / pembantu sopir, buruh, tukang gali, juru godog aspal, dan penjaga.
  1. Profesional meliputi tenaga kesehatan (PLKB, bidan), seniman, guru/dosen, Pegawai Negeri, pamong, polisi, TNI, tenaga lain (termasuk guru mengaji, pengurus masjid);
Yang termasuk sebagai matapencaharian profesional antara lain tenaga kesehatan, guru, dosen, pegawai negeri, Polisi, tentara dan seniman. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satu jenis Kepegawaian Negeri di samping Anggota TNI dan Anggota Polri (UU No 43 Th 1999).
Pengertian Pegawai Negeri adalah warga negara RI yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 1 ayat 1 UU 43/1999).
  1. Pekerjaan jasa meliputi pelayan rumah makan, pembantu rumah tangga, binatu/tukang cuci, penata rambut, dukun bayi/pijat, mencari barang di alam bebas, tenaga jasa lain (tukang kebun, jasa keamanan/ bukan pegawai negeri dan tukang pikul).
Pekerja jasa adalah pekerja yang menggunakan keahliannya untuk menghasilkan uang. Termasuk dalam kelompok ini adalah pelayan, pembantu rumah tangga, tukang cukur, tukang service alat elektronik, dan lain sebagainya.


  1. Mengenalkan Jenis – jenis Mata pencaharian kepada anak
  1. Bisa dikenalkan sejak usia 3 tahun
Mengenalkan berbagai macam pekerjaan sebenarnya dapat dimulai sejak usia 3 tahun (saat si kecil mulai lancar berkomunikasi) bisa diperkenalkan dengan konsep bekerja. Mengacu dari teori tokoh psikologi kognitif Piaget menyebutkan bahwa usia 3-5 tahun termasuk dalam tahap perkembangan kognitif Praoperasional.

Pada masa itu, anak mulai lancar bicara, mulai mengenali perlbagai konsep dengan cara pandang sempit. Umpamanya saja, "Ayah bekerja supaya Adek bisa makan, minum susu, pergi ke kebun binatang, dan sebagainya. Dan semuanya itu membutuhkan uang."

Selain memperkenalkan konsep bekerja, Anda juga bisa mengenalkan konsep uang kepada anak yang notabene diperoleh dengan cara bekerja.

2. Diawali dari profesi-profesi umum

Awali dengan profesi yang mempunyai simbol tertentu, sehingga anak mudah mengingatnya. Semisal saja, guru dengan kapurnya, tentara dengan seragam lorengnya, dokter dengan jas putih plus stetoskopnya, atau fotografer dengan kameranya.

3. Gunakan aktivitas

Sembari beraktivitas, anak gampang menerima informasi. Ada beberapa kegiatan yang bisa digunakan, antara lain:

a. Mengajaknya langsung ke lokasi profesi. Semisal saat si kecil berada di Rumah Sakit, Anda bisa menunjukkan ada dokter, perawat, dan sebagainya.

b. Membaca buku cerita bergambar berisikan profesi tertentu. Ajaklah dia melihat gambar itu dan membayangkan bila dia menjadi salah satu tokoh dalam cerita itu.

c. Bermain peran (role playing). Dengan bermain peran, anak diajak menghayati peran dari pelbagai profesi. Semisal bermain dokter-dokteran atau masak-masakan.

d. Menggunakan atribut profesi dalam bermain. Semisal, baju tentara, topi koki, stetoskop, dan sebagainya.

Dengan mengenalkan profesi Anda sejak dini kepada si kecil, ada banyak manfaat yang dapat diraihnya. Yaitu anak memiliki semangat berprestasi. Dia belajar bahwa setiap orang mempunyai cita-cita dan untuk mencapainya dibutuhkan usaha, yaitu belajar.
Selain tahu konsep profesi, anak juga mengenal konsep lainnya, seperti bekerja, uang, prestasi, dan sebagainya. Perbendaharaan kata dan wawasan anak pun dengan sendirinya bertambah.
Anak tidak hanya belajar tentang peran inti dari setiap profesi, tetapi juga bisa belajar tentang perilaku apa yang dihadapkan dari setiap profesi tersebut. Semisal seorang tentara harus mempunyai keberanian, suka menolong, cekatan, dan sebagainya.

PARTISIPASI ANAK USIA DINI UNTUK MENJAGA DAN MEMELIHARA LINGKUNGAN ALAM BAGI KEHIDUPAN YANG HARMONIS DAN BERKESINAMBUNGAN

PARTISIPASI ANAK USIA DINI UNTUK MENJAGA DAN MEMELIHARA LINGKUNGAN ALAM BAGI KEHIDUPAN YANG HARMONIS DAN BERKESINAMBUNGAN

1.    PENGERTIAN LINGKUNGAN ALAM
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan, dan hewan, sungai, iklim suhu dan sebagainya.

Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat dalam sistem tersebut. Lingkungan merupakan suatu yang amat penting dalam kehidupan kita. Kerusakan terhadap lingkungan hidup membawa dampak yang amat besar terhadap kehidupan manusia. Pemanasan global, banjir, tanah longsor merupakan sebagian kecil dari dampak kerusakan lingkungan hidup terhadap tata kehidupan umat manusia. Yang lebih parah lagi, dengan semakin rusaknya lingkungan hidup yang ada mengancam eksistensi keanekaragaman hayati yang kita miliki. Kondisi itu akan berakibat terancamnya kesejahteraan hidup umat manusia. Manusia menggantungkan hidupnya dari alam. Bagaimana pun modernnya peradaban yang dicapai, manusia masih tetap menggantungkan alam sebagai sumber daya untuk menopang kehidupan.
Alam yang terjaga dan lestari akan memberikan imbal balik terhadap kita. Diantaranya:
a.    Terjaganya pasokan air.
b.    Mencegah longsor, erosi atau sejenisnya.
c.    Mencegah banjir.
d.   Mengurangi pemanasan global.
e.    Terjaganya sumber plasma nutfah flora dan fauna, sederhananya sebagai sumber genetik bagi tumbuhan-tumbuhan lain dan juga satwa-satwa.
f.     Sebagai sumber pendapatan/kesejahteraan masyarakat. Setidaknya jika kita menanam pohon yang bisa juga diambil hasil panennya semisal pala, coklat, durian, mangga, jeruk atau pun kayunya pastilah bisa mendatangkan penghasilan.

Manusia sebagai pengelola lingkungan hidup memegang peranan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Untuk itu perlu ditanamkan semangat cinta lingkungan semenjak dini. Karena anak-anak merupakan generasi penerus yang akan mengelola lingkungan untuk selanjutnya. Sudah sepantasnya jika mereka dibekali dengan cara-cara mengelola lingkungan dengan baik.Untuk tahap pertama yang perlu kita lakukan adalah menanamkan cinta lingkungan terhadap anak-anak usia dini tersebut. Anak-anak usia dini merupakan peniru yang baik. Apa yang mereka lihat dengan mudah mereka tiru. Untuk itu sebagai orang tua kita harus memberikan keteladanan yang baik. Termasuk diantaranya memberikan contoh perilaku yang baik dalam menjaga dan mengelola lingkungan. Mengajak anak cinta lingkungan secara tidak langsung telah menanamkan rasa cinta dan pentingnya menghargai lingkungan hidup. Kebiasaan ramah lingkungan yang ditanamkan sejak dini diharapkan dapat menjadi gaya hidup anak di usia dewasa.

Partisipasi yang dapat dilakukan untuk mencintai alam  antara lain:
1)   Mengajarakan Kepada Anak Untuk Membuang Sampah Pada Tempatnya
Mengajarkan hidup bersih di rumah dan di sekolah merupakan cara membiasakan anak agar hidup bersih dan sehat sejak dini, dan diharapkan hingga dewasa anak akan terbiasa dengan pola tersebut. Mengenalkan arti penting menjaga kebersihan di sekolah dan di rumah menjadi bagian yang harus diajarkan orangtua dalam masa pertumbuhan anak. Sebelum orangtua dan guru memberikan pengertian tentang kebersihan, sebaiknya di rumah dan di sekolah tersedia peralatan kebersihan, seperti sabun untuk mencuci tangan dan tempat sampah. Jagalah fasilitas di rumah seperti kamar tidur, kamar mandi dan toilet agar selalu bersih, sehingga anak terbiasa dengan kondisi yang bersih.
Langkah awal mengajarkan hidup bersih di rumah dan di sekolah adalah dengan membiasakan anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan atau setelah membuang sampah. Biasakan anak untuk mencuci tangan dan kaki setiap datang dari bepergian, mau tidur, bangun tidur, atau usai bermain. Agar anak tidak merasa terpaksa melakukannya, orangtua atau guru bisa menjelaskan kepada anak mengenai pentingnya mencuci tangan. Terangkan bahwa saat beraktifitas, banyak bakteri atau telur cacing yang menempel di tangan dan kaki yang bisa membuat sakit. Penjelasan ini bisa juga dilakukan melalui cerita atau buku bergambar menarik.
Mengajarkan anak untuk hidup bersih juga termasuk membiasakan anak membuang sampah pada tempatnya. Di rumah, sediakan tempat sampah di kamar, kamar mandi, dapur dan halaman depan. Biasakan anak untuk menjaga kamarnya dan lingkungan rumah tetap bersih, dan biasakan anak membuang sampah di tempat sampah. Sedangkan di sekolah, sediakan tempat sampah di kelas dan di halaman sekolah. Ajarkan dan biasakan anak untuk menjaga kelas agar tetap bersih, serta membuang sampah pada tempatnya. Saat bepergian, sediakan tong sampah mungil di mobil, atau bawa kantung plastik sebagai tempat sampah sementara.  Mengajarkan hidup bersih di rumah dan di sekolah bagi anak juga bisa dilakukan dengan membiasakan anak untuk ikut kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar rumah dan sekolah.
2)   Matikan TV
TV, game player, dan aneka peralatan elektronik membutuhkan konsumsi listrik yang besar. Ajari anak-anak untuk mematikan dan mencabut gadget elektronik setelah menggunakan peralatan tersebut untuk mengajari mereka hemat energi.
Kurangi aktifitas anak pada alat-alat tersebut. Gantilah dengan memperbanyak kegiatan-kegiatan lain semisal membaca, bersepeda, membuat kerajinan, dan berbagai kegiatan di luar rumah yang membuat anak tetap aktif secara fisik dan melatih imajinasi mereka.

3)   Hemat Air
Menghindari kebiasaan membuang-buang air merupakan salah satu cara untuk menjaga ketersediaan air di planet bumi. Ajari si kecil untuk menutup air ketika mereka sedang menyikat gigi agar hemat. Begitu juga ketika mereka mandi, batasi air yang akan digunakan. Boleh juga Anda membantu anak-anak untuk belajar menampung air hujan untuk mencuci mainan luar rumah mereka.





4)   Mengajak Anak Berkebun
Mengajak anak berkebun atau memelihara taman selain menyehatkan juga menanamkan rasa cinta pada lingkungan. Jika tidak memiliki ruang untuk membuat taman, coba siasati dengan membuat taman mungil di beranda atau teras sekalipun dengan pot.

5)   Daur Ulang Barang
Mendaur ulang sampah rumah tangga bisa dilakukan dengan mengajak serta si kecil. Selain itu menangani sampah tanpa proses penghancuran (repurposing) akan bagus lagi. Caranya, misalnya, ajari anak-anak untuk menyumbangkan barang-barang bekas seperti buku dan mainan, yang kondisinya masih baik, untuk tetangga atau kegiatan amal.

6)   Mengajak Anak untuk Rekreasi Ke Alam
Mengajak anak melihat obyek-obyek wisata alam akan sangat berpengaruh dalam sikap menghargai kekayaan alam dan lingkungan hidup. Jika lantaran keterbatasan waktu yang tidak memungkinkan, melakukan jalan-jalan di sekitar rumah untuk mengenalkan lingkungan yang asri maupun sebaliknya yang kotor, bisa dilakukan sesering mungkin.

7)   Mengajarkan Anak Untuk Menanam Pohon
Ini cara sederhana mengenalkan mereka cinta lingkungan, tanam pohon, bahkan untuk menghindarkan anak-anak kita yang suka merusak pohon.

8)   Tidak Membunuh Flora dan Fauna
Menurut Michael Schriber  Seorang pakar, pemerhati flora fauna dan ahli serangga (www.LiveScience.org ) pengenalan dini akan flora dan fauna untuk anak – anak akan membantu mereka mengenal Ekologi secara lebih cepat, dan dapat melatih kepedulian mereka atas keseimbangan ekosistem. Pada usia dini anak-anak banyak  diajarkan norma sopan santun dan rasa kepedulian terhadap sesama, juga perasaan untuk membedakan mana yang baik dan benar, maka pengenalan ekologi pada usia  dini tidak hanya akan membantu mereka untuk menghormati alam dan isinya,  juga membuat alam disekitar kita menjadi lebih aman karena kita menitipkannya pada generasi muda yang lebih bertanggung  jawab.

9)   Mengajak Anak Untuk Membersihkan dan Merawat Lingkungan Sekitarnya
Pepohonan di halaman bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan kecintaan anak terhadap lingkungan. Umpama, mengajak anak merawat tanaman, membersihkan daun-daun yang sudah layu, menyiram tanaman secara berkala, dan lainnya. Tanamkan nilai ke anak jika kita harus mencintai lingkungan, menjaganya dan merawatnya karena selain untuk keindahan, tanaman pun dapat membuat udara menjadi sejuk dan bersih.

10)    Membawa Makanan dan Minuman Sendiri
Membeli jajanan atau cemilan di luar rumah pasti akan menggunakan plastik kemasan yang akan terbuang menjadi sampah. Biasakan balita membawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Atau membawa wadah sendiri dari rumah untuk membawa makanan dan minuman sendiri.

11)    Membawa Tas Saat berbelanja
Menciptakan kebiasaan “anti kantomg plastik” sebagai bentuk cinta pada lingkungan adalah kebiasaan yang diacungi jempol. Tularkan ini kepada anak anda! Saat berbelanja ke pasar atau toko, minta dia juga untuk membawa tas belanja kesayangannya. Barang belanjaan yang ringan bisa anda letakkan dalam tasnya, katakan padanya “kamu juga boleh membawa barang belanjaan kita. Kita tidak perlu pakai plastik ya, karena plastik di rumah sudah banyak sekali dan tidak terpakai.

12)    Jalan Kaki atau Naik Sepeda Saat Berpergian
Banyak manfaatnya bila Anda mengajak anak berjalan kaki atau naik sepeda. Anda mengajarkan padanya tentang mengurangi polusi udara yang kelua dari knalpot kendaraan bermotor. Juga hemat bahan bakar dan sekaligus memberikan pengalaman menarik selama di perjalanan dengan mengamati pepohonan, jalanan dan aktivitas orang lain.

13)    Jadilah Panutan Bagi Anak
Point terakhir ini yang sangat penting. Agar anak mempunyai sikap menghargai dan mencintai lingkungan tentunya tidak bisa dipisahkan dari sikap dan perilaku orang tuanya. Akan percuma, meskipun kita berteriak-teriak meminta anak mencintai lingkungan tetapi perilaku kita sendiri tidak.Tips mengajak anak cinta lingkungan ini

bukan hanya untuk ibu dan bapak yang telah mempunyai anak. Yang belum pun bisa. Karena tips ini bisa dipraktekkan kepada adik, keponakan, atau mungkin anak mantan pacar sekalipun.