METODE PENGEMBANGAN
SOSIAL DI TAMAN KANAK-KANAK
Beberapa
metode pengembangan sosial yang dapat dilakukan guru di TK :
1. Pengelompokan
Anak
Pengembangan
sosialisasi dengan cara mengelompokan anak di TK didasarkan sangat efektif.
Melalui pengelompokan, anak akan saling mengenal dan berinteraksi secara
intensif dengan anak lain. Anak akan menemukan teman-teman yang cocok dan
kurang cocok. Sekali-sekali sangat mungkin terjadi konflik di antara mereka,
namun selama itu tidak perlu mengkhawatirkan, dan sedikit perselisihan akan
mengasah kemampuan problem solving
mereka.
2. Modeling
dan Imitating
Imitasi
adalah peniruan sikap, tingkah laku, serta cara pandang orang lain yang
dilakukan secara sengaja. Jadi, prosesnya berbeda dengan proses identifikasi
yang berlangsung tanpa disadari. Biasanya sejak usia dua sampai tiga tahun anak
mulai senang meniru tingkah laku orang lain yang ada disekelilingnya.
3. Bermain
Kooperatif
Bermain
kooperatif adalah permainan yang melibatkan sekelompok anak, di mana setiap
anak mendapatkan peran dan tugas masing-masing yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan bersama..
4. Belajar
Berbagi (Sharing)
Belajar
berbagi merupakan ketrampilan sosial yang sangat dibutuhkan oleh anak. Melalui
sharing anak akan terlatih untuk membaca situasi lingkungan, belajar berempati
terhadap kebutuhan anak lain, belajar bermurah hati, melatih bersikap lebih
sosial, serta bertahap meninggalkan perilaku egosentrisnya.
METODE PENGEMBANGAN
EMOSI DI TAMAN KANAK-KANAK
A. METODE
PENGEMBANGAN EMOSI
Untuk
membantu proses perkembangan emosi anak usia TK, seorang guru dapat melakukan
beberapa metode pembelajaran berikut:
1. Bernyanyi
dan Bermain Musik
Kehidupan manusia tidak
lepas dari pengaruh musik karena dalam diri manusia sendiri pun memiliki sumber
musik, seperti pita suara ataupun degup jantung yang mirip, seperti suara drum
band.
Musik memberikan dampak
nyata pada perkembangan emosional manusia. Oleh karena itu, bermain musik bagi
anak sangat penting dan memberikan
pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan emosinya. Mahmud (1995) mengatakan
bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan, rasa kebangsaan,
rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya. Musiak dapat
memberikan kepuasan rohaniah dan jasmaniah. Manfaat musik yang lain diantaranya
adalah mendorong gerak pikir dan rasa, membangkitkan kekuatan dalam jiwa dan
membentuk watak. Musik menanamkan dalam jiwa manusia perasaan yang halus atau
budi yang halus. Lebih lanjut Campbell (2001) mengatakan bahwa musik dapat
mengangkat suasana jiwa seseorang dapat dibangkitkan. Musik merupakan salah
satu instrumen atau media bagi seseorang untuk dapat merasakan kasih sayang,
keagungan Ilahi, serta semesta alam, dan melakukan transformasi diri ke alam
spiritual.
2. Bermain
Peran
Bermain peran adalah
permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh-tokoh, benda-benda,
binatang ataupun tumbuhan yang ada di sekitar anak. Melalui permainan ini daya
imajinasi, kreativitas, empati serta penghayatan anak dapat berkembang.
Anak-anak dapat menjadi apa pun yang diinginkannya dan juga dapat melakukan
manipulasi terhadap objek, seperti yang diharapkannya.
Dalam permainan ini
anak dapat mengekspresikan berbagai macam emosinya tanpa takut, malu ataupun
ditolak oleh lingkungannya. Ia juga dapat mengeluarkan emosinya yang terpendam
karena tekanan sosial. Dalam bermain peran seorang anak dapat memainkan tokoh
yang pemarah, baik hati, takut, penuh kasih, dan lain sebagainya.
3. Permainan
Hand Puppet
Hand puppet atau
permainan dengan menggunakan boneka tangan, merupakan salah satu permainan yang
digemari anak-anak usia TK. Melalui permainan ini anak akan belajar
berkomunikasi, berimajinasi, mengekspresikan perasaannya dan meningkatkan
kepercayaan dirinya. Untuk melakukan permainan yang lebih menyenangkan anak
membutuhkan kawan dalam melakukannya walaupun ada juga anak yang bermain
sendiri dan berbicara sendiri memainkan bonekanya. Namun, sekalipun permainan
dilakukan anak sendirian, itu puntidak menjadi masalah selama anak tidak
menolak teman-temannya.
4. Latihan
Relaksasi dan Meditasi Musik
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukannya, Rachmawati (1989) mengatakan bahwa proses
relaksasi yang dilakukan pada anak, cukup efektifuntuk latihan pengenalan emosi
diri mereka sendiri atau terbentuknya ketrampilan emational awareness. Selain
itu, aktivitas meditatif dengan musik dapat membantu prose katarsis, di mana
individu mengeluarkan emosi-emosi yang ditekan, memciptakan ketenangan, dan
meningkatkan produktivitas pembelajaran pada anak.
5. Bercerita
Bercerita bagi seorang
anak adalah sesuatu yang menyenangkan. Melalui cerita anak dapat mengembangkan
imajinasinya menjadi apa pun yang dia inginkan. Dalam cerita seorang anak dapat
memperoleh nilai yang banyak dan berarti bagi proses pembelajaran dan
perkembanganna, termasuk di dalamnya perkembangan emosi dan sosialnya.
Selsin melatih
ketrampilan membaca, bagi seorang anak bercerita merupakan suatu petualangan
besar. Agreat Adventure, sebagaimana
yang dikemukakan Graves (dalam Solehuddin, 2000). Bercerita dapat juga
berfungsi sebagai alat untuk mendukung proses pembelajaran berbagai ilmu
pengetahuan dan nilai pada anak.
Solehuddin (2000) dan
Hidayat (2003) mengemukakan bahwa kativitas bercerita juga dapat berfungsi
untuk membangun hubungan yang erat dengan anak. Melalui bercerita, para
pendidik dapat berinteraksi secara hangat dan akrab, terlebih lagi jika mereka
dapat menyelingi atau melengkapi cerita-cerita itu dengan unsur humor.
6. Permainan
Gerak dan Lagu
Permaianan gerak dan
lagu merupakan aktivitas bermain musik sambil menari. Anak-anak sangat menyukai
permainan ini terutama jika kita memodifikasi lagu-lagu yang diperdengarkan.
Teknik pelaksanaanya sangat mudah, pertama kita dapat memutar musik klasik di
awal kegitan, anak-anak diminta bergerak bebas mengikuti alunan musik.
7. Permaianan
Feeling Band
Menurut Newcomb (1994)
permainan feeling band atau band perasaan adalah permainan membunyikan
instrumen musik sesuai dengan ekspresi
perasaan. Alat musik Yang digunakan sebaiknya jenis perkusi sehingga anak dapat
lebih mudah menggunaknnya. Dalam permainan ini, guru berperan sebagai
konduktor. Ia dapat meminta anak untuk membunyikan alat musiknya dengan
ekspresi “marah”, “sedih”, “gembira”, dan lain sebagainya. Anak-anak akan
mencoba memahami perasaan itu terlebih dahulu sebelum ia mengekspresikannya
melalui alat musik yang dipegangnya. Dalam pelaksanaannya sangat mungkin ada
anak yang mengalami kesulitan, namun karena kegiatan ini dilaksanakannya secara
berkelompok, ia akan belajar pada anak yang lain. Permaian ini sangat membantu
anak untuk melakukan proses katarsis, menyadari perasaanyasendiri, dan
bersenang-senang.
8.
Demonstrasi
Demonstrasi adalah
kegiatan memberi contoh atau memperhatikan secara lengsung dalam melakukan
sesuatu perbuatan atau perilaku. Dalam demonstrasi terkandung unsur showing, doing, and telling, yaitu
perlihatkan, lakukan, dan katakan sebagaimana yang dipaparkan Moeslichatoen
(1999). Berkenaan dengan pengembangan emosi, pembelajaran emosi dilakukan
dengan cara mendemostrasikan atau mengekspresikan perasaan. Demonstrasi dapat
dilakukan melalui kegiatan bercakap-cakap terlebih dahulu, kemudian anak
diminta untuk mendemostrasikan emosi yang diminta. Selain itu pantonim juga
dapat dilakukan sebagai permaian untuk mendemonstrasikan ekspresi emosi anak.
9.
Permaian Personifikasi
Permaian personifikasi
adalah permainan yang dilakukan dengan cara meniru gerakan binatang atau
tumbuhan seolah-olah mereka hidup dengan cara hidup manusia. Dalam permaian ini
anak dapat berpura-pura menjadi rintik hujan, menjadi selembar daun yang
terbang tertiup angin atau pohon yang tumbang. Permaina ini membutuhkan
perasaan yang halus dari anak. Selain itu empati dan perhatian anak terhadap
pola hidup makhluk lain juga dilatih. Melalui permaian ini, kepercayaan diri,
kebebasan berekpresi, kreativitas, dan imajinasi anak ikut terkembangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar