Selasa, 11 Juni 2013

METODE PENGEMBANGAN SOSIAL DI TAMAN KANAK-KANAK



METODE PENGEMBANGAN SOSIAL DI TAMAN KANAK-KANAK

Beberapa metode pengembangan sosial yang dapat dilakukan guru di TK :
1.      Pengelompokan Anak
Pengembangan sosialisasi dengan cara mengelompokan anak di TK didasarkan sangat efektif. Melalui pengelompokan, anak akan saling mengenal dan berinteraksi secara intensif dengan anak lain. Anak akan menemukan teman-teman yang cocok dan kurang cocok. Sekali-sekali sangat mungkin terjadi konflik di antara mereka, namun selama itu tidak perlu mengkhawatirkan, dan sedikit perselisihan akan mengasah kemampuan problem solving mereka.
2.      Modeling dan Imitating
Imitasi adalah peniruan sikap, tingkah laku, serta cara pandang orang lain yang dilakukan secara sengaja. Jadi, prosesnya berbeda dengan proses identifikasi yang berlangsung tanpa disadari. Biasanya sejak usia dua sampai tiga tahun anak mulai senang meniru tingkah laku orang lain yang ada disekelilingnya.
3.      Bermain Kooperatif
Bermain kooperatif adalah permainan yang melibatkan sekelompok anak, di mana setiap anak mendapatkan peran dan tugas masing-masing yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama..
4.      Belajar Berbagi (Sharing)
Belajar berbagi merupakan ketrampilan sosial yang sangat dibutuhkan oleh anak. Melalui sharing anak akan terlatih untuk membaca situasi lingkungan, belajar berempati terhadap kebutuhan anak lain, belajar bermurah hati, melatih bersikap lebih sosial, serta bertahap meninggalkan perilaku egosentrisnya.










METODE PENGEMBANGAN EMOSI DI TAMAN KANAK-KANAK

A.    METODE PENGEMBANGAN EMOSI
Untuk membantu proses perkembangan emosi anak usia TK, seorang guru dapat melakukan beberapa metode pembelajaran berikut:
1.      Bernyanyi dan Bermain Musik
Kehidupan manusia tidak lepas dari pengaruh musik karena dalam diri manusia sendiri pun memiliki sumber musik, seperti pita suara ataupun degup jantung yang mirip, seperti suara drum band.
Musik memberikan dampak nyata pada perkembangan emosional manusia. Oleh karena itu, bermain musik bagi anak  sangat penting dan memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan emosinya. Mahmud (1995) mengatakan bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan, rasa kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya. Musiak dapat memberikan kepuasan rohaniah dan jasmaniah. Manfaat musik yang lain diantaranya adalah mendorong gerak pikir dan rasa, membangkitkan kekuatan dalam jiwa dan membentuk watak. Musik menanamkan dalam jiwa manusia perasaan yang halus atau budi yang halus. Lebih lanjut Campbell (2001) mengatakan bahwa musik dapat mengangkat suasana jiwa seseorang dapat dibangkitkan. Musik merupakan salah satu instrumen atau media bagi seseorang untuk dapat merasakan kasih sayang, keagungan Ilahi, serta semesta alam, dan melakukan transformasi diri ke alam spiritual.
2.      Bermain Peran
Bermain peran adalah permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, binatang ataupun tumbuhan yang ada di sekitar anak. Melalui permainan ini daya imajinasi, kreativitas, empati serta penghayatan anak dapat berkembang. Anak-anak dapat menjadi apa pun yang diinginkannya dan juga dapat melakukan manipulasi terhadap objek, seperti yang diharapkannya.
Dalam permainan ini anak dapat mengekspresikan berbagai macam emosinya tanpa takut, malu ataupun ditolak oleh lingkungannya. Ia juga dapat mengeluarkan emosinya yang terpendam karena tekanan sosial. Dalam bermain peran seorang anak dapat memainkan tokoh yang pemarah, baik hati, takut, penuh kasih, dan lain sebagainya.

3.      Permainan Hand Puppet
Hand puppet atau permainan dengan menggunakan boneka tangan, merupakan salah satu permainan yang digemari anak-anak usia TK. Melalui permainan ini anak akan belajar berkomunikasi, berimajinasi, mengekspresikan perasaannya dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Untuk melakukan permainan yang lebih menyenangkan anak membutuhkan kawan dalam melakukannya walaupun ada juga anak yang bermain sendiri dan berbicara sendiri memainkan bonekanya. Namun, sekalipun permainan dilakukan anak sendirian, itu puntidak menjadi masalah selama anak tidak menolak teman-temannya.

4.      Latihan Relaksasi dan Meditasi Musik
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya, Rachmawati (1989) mengatakan bahwa proses relaksasi yang dilakukan pada anak, cukup efektifuntuk latihan pengenalan emosi diri mereka sendiri atau terbentuknya ketrampilan emational awareness. Selain itu, aktivitas meditatif dengan musik dapat membantu prose katarsis, di mana individu mengeluarkan emosi-emosi yang ditekan, memciptakan ketenangan, dan meningkatkan produktivitas pembelajaran pada anak.
5.      Bercerita
Bercerita bagi seorang anak adalah sesuatu yang menyenangkan. Melalui cerita anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apa pun yang dia inginkan. Dalam cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyak dan berarti bagi proses pembelajaran dan perkembanganna, termasuk di dalamnya perkembangan emosi dan sosialnya.
Selsin melatih ketrampilan membaca, bagi seorang anak bercerita merupakan suatu petualangan besar. Agreat Adventure, sebagaimana yang dikemukakan Graves (dalam Solehuddin, 2000). Bercerita dapat juga berfungsi sebagai alat untuk mendukung proses pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan dan nilai pada anak.
Solehuddin (2000) dan Hidayat (2003) mengemukakan bahwa kativitas bercerita juga dapat berfungsi untuk membangun hubungan yang erat dengan anak. Melalui bercerita, para pendidik dapat berinteraksi secara hangat dan akrab, terlebih lagi jika mereka dapat menyelingi atau melengkapi cerita-cerita itu dengan unsur humor.
6.      Permainan Gerak dan Lagu
Permaianan gerak dan lagu merupakan aktivitas bermain musik sambil menari. Anak-anak sangat menyukai permainan ini terutama jika kita memodifikasi lagu-lagu yang diperdengarkan. Teknik pelaksanaanya sangat mudah, pertama kita dapat memutar musik klasik di awal kegitan, anak-anak diminta bergerak bebas mengikuti alunan musik.
7.      Permaianan Feeling Band
Menurut Newcomb (1994) permainan feeling band atau band perasaan adalah permainan membunyikan instrumen musik  sesuai dengan ekspresi perasaan. Alat musik Yang digunakan sebaiknya jenis perkusi sehingga anak dapat lebih mudah menggunaknnya. Dalam permainan ini, guru berperan sebagai konduktor. Ia dapat meminta anak untuk membunyikan alat musiknya dengan ekspresi “marah”, “sedih”, “gembira”, dan lain sebagainya. Anak-anak akan mencoba memahami perasaan itu terlebih dahulu sebelum ia mengekspresikannya melalui alat musik yang dipegangnya. Dalam pelaksanaannya sangat mungkin ada anak yang mengalami kesulitan, namun karena kegiatan ini dilaksanakannya secara berkelompok, ia akan belajar pada anak yang lain. Permaian ini sangat membantu anak untuk melakukan proses katarsis, menyadari perasaanyasendiri, dan bersenang-senang.
8.       Demonstrasi
Demonstrasi adalah kegiatan memberi contoh atau memperhatikan secara lengsung dalam melakukan sesuatu perbuatan atau perilaku. Dalam demonstrasi terkandung unsur showing, doing, and telling, yaitu perlihatkan, lakukan, dan katakan sebagaimana yang dipaparkan Moeslichatoen (1999). Berkenaan dengan pengembangan emosi, pembelajaran emosi dilakukan dengan cara mendemostrasikan atau mengekspresikan perasaan. Demonstrasi dapat dilakukan melalui kegiatan bercakap-cakap terlebih dahulu, kemudian anak diminta untuk mendemostrasikan emosi yang diminta. Selain itu pantonim juga dapat dilakukan sebagai permaian untuk mendemonstrasikan ekspresi emosi anak.
9.       Permaian Personifikasi
Permaian personifikasi adalah permainan yang dilakukan dengan cara meniru gerakan binatang atau tumbuhan seolah-olah mereka hidup dengan cara hidup manusia. Dalam permaian ini anak dapat berpura-pura menjadi rintik hujan, menjadi selembar daun yang terbang tertiup angin atau pohon yang tumbang. Permaina ini membutuhkan perasaan yang halus dari anak. Selain itu empati dan perhatian anak terhadap pola hidup makhluk lain juga dilatih. Melalui permaian ini, kepercayaan diri, kebebasan berekpresi, kreativitas, dan imajinasi anak ikut terkembangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar