welcome

selamat datang selamat membaca dan semoga bermanfaat

Senin, 04 Maret 2013

Metode Genius Learning



Metode Genius Learning
A.Pengertian Genius Learning
            Genius learning adalah sebuah model pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa yang menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja memori, neuro-linguistik programming, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, pikiran, metakognisi, gaya belajar, multiple intelegensi atau kecerdasan majemuk, teknik memori, teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik belajar lainnya. Pada intinya, tujuan berbagai model ini sama, yaitu bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efisiensi, efektif, dan menyenangkan.
            Dasar Genius Learning adalah accelerated learning atau cara belajar yang dipercepat. Di luar negri, model pembelajaran ini dikenal dengan beragam nama, seperti Accelerated Learning, Quantum Learning, Quantum Teaching, Super Learning, Efficient and Effective Learning. Pada intinya, tujuan berbagai model ini sama, yaitu bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efisiensi, efektif, dan menyenangkan.
Menurut Adi W. Gunawan dalam bukunya “Genius Learning Strategy” ada sembilan prinsip dalam Genius Learning, yaitu:
1.    Otak akan berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya akan stimulus    multi sensori dan tantangan berpikir. Lingkungan demikian akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar di antara sel-sel otak.
2.    Besarnya pengharapan / ekspektasi berbanding lurus dengan hasil yang dicapai. Otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung pada level sadar dan pikiran bawah sadar. Motivasi akan meningkat saat murid menetapkan tujuan pembelajaran yang positif dan bersifat pribadi
3.    Lingkungan belajar yang “aman” adalah lingkungan belajar yang memberikan tantantang tinggi namun dengan tingkat ancaman rendah. Dalam kondisi ini otakneo-cortex dapat diakses dengan maksimal sehingga proses berpikir dapat dijalankan dengan maksimal.
4.    Otak sangat membutuhkan umpan balik yang bersifat segera dan mempunyai banyak pilihan.
5.    Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga cara. Pertama, musik membantu untuk men-charge otak. Kedua, musik membantu merilekskan otak sehingga otak siap untuk belajar. Dan ketiga, musik dapat digunakan untuk membawa informasi yang ingin dimasukkan ke dalam memori.
6.    Ada berbagai alur dan jenis memori yang berbeda yang ada pada otak kita. Dengan menggunakan teknik dan strategi yang khusus, kemampuan untuk mengingat dapat ditingkatkan.
7.    Kondisi fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk bisa mencapai hasil pembelajaran secara maksimal, kedua kondisi ini, yaitu kondisi fisik dan kondisi emosi, harus benar-benar diperhatikan.
8.    Setiap otak adalah unik dengan kapasitas pengembangan yang berbeda berdasarkan pada      pengalaman pribadi. Ada beberapa jenis kecerdasan. Kecerdasan dapat dikembangkan dengan proses pengajaran dan pembelajaran yang sesuai.
9. Walaupun terdapat perbedaan fungsi antara otak kiri dan kanan, namun kedua belah hemisfer ini bisa bekerja sama dalam mengolah suatu informasi.

B.   Strategi pembelajaran dengan model pembelajaran Genius Learning
Berdasarkan prinsip-prinsip di atas dan lebih jauh berdasar pada cara kerja otak (yang dijelaskan dalam sekian bab dalam buku Genius Learning Strategy), Adi W. Gunawan menawarkan langkah-langkah aplikatif dalam proses pembelajaran, yakni sebagai berikut:
1.    Suasana Kondusif
Inti Genius Learning adalah strategi pembelajaran yang membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif. Tanpa lingkungan yang mendukung, strategi apapun yang diterapkan di dalam kelas akan sia-sia. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif sebagai persiapan untuk masuk ke dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Kondisi yang kondusif ini merupakan syarat mutlak demi tercapainya hasil yang maksimal. Untuk menciptakan suasana kondusif ini ada beberapa hal yang harus dilakukan:
 a.  Memenuhi kebutuhan fisik, yang meliputi :
1)   Fisik murid: murid harus dijauhkan dari lapar, kekenyangan, haus, lelah, terlalu panas, terlalu dingin, terlalu dibatasi gerak-geriknya.
2)   Fisik dan fasilitas pendukung ruang belajar: Pengaturan meja variatif, ukuran kelas     yang tepat, suhu ruang yang nyaman, pencahayaan yang memadai, ketenangan kelas  terjaga, berbagai hiasan (poster-poster, pot-pot bunga).
b.   Memenuhi kebutuhan rasa aman, dicintai dan dihargai.
Pemenuhan kebutuhan fisik bukanlah tugas yang terlalu sulit. Yang lebih sulit adalah untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dicintai dan dihargai. Faktor ini adalah faktor internal, yang walaupun sudah berusaha dipenuhi, sering kali tidak mudah untuk mewujudkannya.Genius Learning menawarkan beberapa langkah praktis untuk memenuhi kebutuhan psikhis, yaitu:
1)    Ciptakan hubungan positif. Untuk menciptakannya, gunakan metode partis , yaitu: Perasaan diterima, Aspirasi, Rasa aman, Tantantang,Identitas, dan Sukses.
Tip praktis untuk menciptakan Perasaan diterima:
o   Gunakan dan sebut nama anak dengan positif
o   Berikan perhatian secara adil dan merata terhadap diri setiap anak
o   Bagi tugas dan tanggung jawab secara merata dan adil
o   Kelompokkan anak dengan kawan yang ia kenal baik
o   Kelompokkan anak dengan kawan yang belum ia kenal
o   Rayakan keberhasilan secara bersama-sama
o   Berikan pujian dan penghargaan pada saat-saat khusus

Tip praktis untuk menciptakan Aspirasi:
o   Tunjukkan dan berikan contoh perilaku positif
o   Buat tembok aspirasi, suatu tembok atau tempat menempel aspirasi
o   Anjurkan murid untuk menggunakan kalimat positif “aku bisa ...”
o   Gunakan poster/alat peraga untuk memperjelas apa yang dipelajari
o   Tetapkan target pribadi untuk murid

Tip praktis menciptakan rasa aman:
o   Rancang proses pembelajaran menjadi bagian-bagian kecil yang terukur yang dapat   dimengerti setiap murid.
o   Perhatikan bahasa lisan yang digunakan dalam komunikasi
o   Berikan penilaian positif, misalnya: hitunglah berapa jawaban benar
o   Perkuat perilaku positif dengan memberikan pujian atas perilaku baik
o   Lakukan aktivitas bersama


Tip praktis menciptakan Tantangan:
o   Dorong murid melakukan self test sebagai bagian dari proses pembelajaran
o   Gunakan beragam jenis pengujian yang bersifat informal
o   Fokuskan peningkatan prestasi murid dengan membandingkan prestasi murid saat ini dengan prestasi sebelumnya, bukan dengan membandingkan prestasi murid satu dengan yang lain
o   Bagi proses pencapaian prestasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan terukur
o   Berikan tanggung jawab dan peran bagi setiap murid secara bergantian
o   Bicarakan dengan murid metode penilaian yang akan digunakan untuk mengukur prestasi mereka.

Tip Praktis menciptakan Identitas :
o   Kenali murid: nama sampai latar belakang, kesukaan, hobi, dan kebiasaan murid.
o   Berikan pujian dan penghargaan atas prestasi murid
o   Tetapkan target secara individual dan memberikan keyakinan bahwa mereka bisa mencapai target itu
o   Temukan keunikan murid dan gunakan dalam komunikasi.
o   Dorong murid berani mengambil tanggung jawab

Tip praktis menciptakan budaya Sukses:
o   Luangkan waktu untuk mencari tahu keberhasilan kecil maupun besar yang dicapai oleh murid dan berikan waktu untuk mendengar cerita sukses dibalik peristiwa itu.
o   Jelaskan kepada murid bahwa diperlukan usaha dan keuletan untuk bisa mencapai keberhasilan.
o   Gunakan Goal-Setting agar tingkat pencapaian prestasi dapat diukur dengan mudah dan jelas.

2)    Guru berdiri di depan pintu kelas menyambut kedatangan murid dan menyalami murid satu persatu
3)    Sapa murid dengan menggunakan nama mereka masing-masing
4)    Buat catatan mengenai perkembangan diri setiap murid
5)    Gunakan poster: penyambutan, pelepasan, kalimat afirmatif, dll.
6)     Tempatkan meja guru dekat dengan meja murid
7)    Umpan balik dari murid
8)    Kelompok belajar           

2.    Hubungkan
Hubungkan pelajaran yang akan diajarkan dengan apa yang telah diketahui oleh murid sebelumnya, konteksnya, dan apa yang dapat dilakukan oleh murid dengan pelajaran itu pada masa akan datang. Semakin personal hubungan yang bisa diciptakan, hasilnya akan semakin baik.
Dapat digunakan strategi sebagai berikut:
a.    Mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan selalu membutuhkan jawaban. Untuk bisa menjawab, kita perlu berpikir. Saat berpikir kita mengakses memori jangka pendek kita. Dengan demikian, memori ini terisi informasi baru dan menggeser informasi yang tidak ada gunanya ke luar dari memori jangka pendek. Untuk menghilangkan memori yang tidak berguna ini, murid diminta untuk menghubungkan (memikirkan) materi yang akan mereka pelajari saat ini dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Selain itu, murid perlu mengerti aplikasi dari apa yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal melakukan ini, minta murid untuk menuliskan di atas kertas, apa yang muncul di pikirannya. Ini akan semakin memperkuat pikirannya tentang materi yang akan dipelajari dan dengan demikian akan menghapus informasi tak berguna yang ada di dalam memorinya yang tidak ada hubungan sama sekali dengan materi pelajaran.
b.    Gunakan gambar atau poster sebagai pemicu
Misalnya anda menggantungkan gambar manusia perahu. Lalu tanyakan kepada murid apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mereka melihat gambar tersebut. Laukan brain-storming. Catat apa saja ide yang muncul dan tuliskan di papan tulis. Setelah mendapatkan cukup banyak ide, kategorikan ide-ide itu ke dalam kelompok-kelompok tertentu.
c.    Membangun ide/idea-build-up
Cara ini bisa dilakukan sebagai berikut: Misalnya materi yang akan diajarkan adalah mengenai cara kerja otak manusia. Anda bisa meminta murid mengeluarkan kertas kosong dan menuliskan dua hal yang ia ketahui dan dua hal yang tidak ia ketahui mengenai otak. Ia boleh menulis apa saja. Setelah itu minta murid untuk saling membandingkan apa yang mereka tuliskan dengan teman di sebelahnya. Dari sini akan muncul empat hal yang diketahui dan empat hal yang tidak diketahui. Setelah itu, minta pasangan ini membandingkan isi kertas mereka dengan pasangan lain. Lakukan ini hingga semua pasangan telah saling membandingkan isi kertas mereka. Setelah ini semua selesai dilakukan, anda sebagai guru akan mendapat satu daftar, yang memberikan gambaran kelas secara menyeluruh, mengenai hal yang diketahui dan yang tidak diketahui mengenai otak. Lalu tuliskan daftar itu di papan tulis. Ajarkan materi mengenai otak berdasarkan informasi yang anda dapatkan dari murid anda. Ajarkan apa yang tidak mereka ketahui dann jangan membuang waktu mengulang  apa yang telah mereka ketahui.

3.    Gambaran besar
Untuk lebih membantu menyiapkan pikiran murid dalam menyerap materi yang diajarkan, sebelum proses pembelajaran dimulai, guru harus memberikan gambaran besar (big picture) dari keseluruhan materi. Memberi gambaran besar ini berfungsi sebagai perintah kepada pikiran untuk menciptakan “folder” yang nantinya akan diisi dengan informasi. Folder ini akan diisi dengan informasi yang sejalan pada saat proses pemasukan informasi. Pada tahap pemasukan informasi, materi pelajaran disampaikan secara linear dan bertahap.

4.    Pemasukan informasi
Pada tahap ini, informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan gaya belajar. Metode penyampaian harus bisa mengkombinasikan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetis dan bila memungkinkan juga mengakomodasi gaya penciuman dan pengecapan. Pada tahap ini, memori jangka panjang akan dapat diakses apabila proses pemsukan informasi bersifat unik dan menarik. Gunakan strategi yang berbeda sesuai dengan situasinya
Lalu bagaimana tepatnya metode pengajaran/pemasukan informasi untuk mengakomodasi masing-masing gaya belajar?
Visual:
a.    gerakan tubuh/body language
b.    buku/majalah
      c.    grafik, diagram  
d.    peta pikiran/mind mapping
e.    OHP/LCD/Komputer
f.     poster
g.    kolase
h.    flowchart
i.      Highlighting (memberikan warna pada bagian yang dianggap penting)
j.      kata-kata kunci yang dipajang di sekeliling kelas
k.    tulisan dengan warna yang menarik
l.      model/peralatan

Auditori:
a.    instruksi guru
b.    suara yang jelas dengan intonasi yang terarah dan bertenaga
c.    membaca dengan keras
d.   pembicara tamu
e.   sesi tanya jawab
f.   diskusi dengan teman
g.   belajar dengan mendengarkan atau menyampaikan informasi
h.   role play / permainan peran
i.    musik
j.    kerja kelompok

Kinestetik:
a.    merancang dan membuat aktivitas
b.    keterlibatan fisik
c.    field trip
d.    membuat model
e.    memainkan peran/skenario
f.     highlighting
g.    berjalan
h.    membuat mind mapping
i.      menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu
j.      waktu istirahat yang teratur

Selain memperhatikan cara penyampaian yang multi sensori, anda juga harus memutuskan, pada level mana dari perkembangan kognitif dalam taksonomi Bloom, murid akan diajar berpikir. Apakah hanya pada level pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis ataukah pada level evaluasi?

5. Aktivasi
Saat murid menerima informasi melalui proses pembelajaran (pemasukan informasi), informasi ini masih bersifat pasif. Murid masih belum merasa memiliki informasi atau pengetahuan yang ia terima. Mengapa? Karena proses penyampaian berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke murid. Untuk bisa lebih meyakinkan bahwa murid benar-benar telah mengerti dan untuk menimbulkan perasaan di hati murid bahwa informasi yang barusan diajarkan adalah benar-benar milik mereka, kita perlu melakukan proses aktivasi.
Aktivasi bisa dilakukan dengan menggunakan aktivitas yang dilakukan seorang diri, secara berpasangan atau secara berkelompok guna membangun kemampuan komunikasi dan kerja sama/kelompok. Dorong murid untuk membuat keputusan sendiri dan mengukur kemajuan yang mereka capai dibandingkan dengan kriteria sukses yang telah ditetapkan. Pada tahap ini murid menemukan arti yang sesungguhnya dari apa yang ia pelajari. Proses ini lebih bersifat internal. Murid mengintegrasikan apa yang ia pelajari dan menemukan makna yang sesungguhnya dari apa yang ia pelajari.
A.    Asumsi Dasar Tentang kecerdasan Dalam Metode Genius Learning
1.      Setiap anak dilahirkan pintar, dengan suatu kombinasi kecerdasan yang beragam. karena perbedaan perjalanan dan pengalaman hidup, maka timbul perbedaan dalam dominasi dan tingkat perkembangan kecerdasan yang anak miliki. kondisi social dan budaya serta sifat dan proses pembelajaran yang anak alami akan menentukan seberapa cepat atau lambat perkembangan kecerdasan ini terjadi.
2.      Secerdasan adalah suatu fenomena yang unik. Ada banyak cara dimana seorang anak melihat dan mengerti dunia di sekelilingnya dan cara ia mengungkapkan pengertian yang ia dapatkan.
3.      konsep diri seorang anak berbanding lurus dengan potensi yang ia gali dan kembangkan semakin baik konsep diri yang berhasil ia bangun, semakin baik pula ia mampu memaksimalkan penggunaan potensi yang ia miliki.
4.      IQ tinggi sangat membantu keberhasilan akademik namun bukan satu-satunya factor yang keberhasilan belajar. IQ rendah bukan berarti akan menemui kgagalan akan belajar.
5.      Guru dapat mempengaruhi dan meningkatkan pemahaman anak didiknya dalam belajar. Guru memainkan peranan penting dalam upaya menghilangkan berbagai hambatan yang menghambat pemahaman anak dalam pembelajaran. Guru dapat melakukan nya dengan menggunakan strategi dan teknik yang tepat untuk membantu mengembangkan kecerdaan anak didik.
6.      Kecerdasan berkembang secara bertahap dapat di kelompokan menjadi tahap yaitu:
a)      Stimulasi
b)      Penguatan
c)      Belajar dan mengerti
d)     Transfer dan pengaruh
7.      kemampuan berfikir dapat di ajarkan. Metakgnisi dikenal dengan istilah berfikir mengenai proses berfikir, juga meliputi aspek belajar cara belajar yang benar.

B. Prinsip Dalam Genius Learning
1.      Otak akan berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya stimulus multisensory dan tangtangan berpikir. lingkungan demikian akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar di antara sel-sel otak.
2.      Besarnya pengharapan/ ekspektasi berbanding harus lurus dengan hasil yang di capai. otak selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Proses pembelajaran berlangsung pada level pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Motivasi akan akan meningkat saat murid menetapkan tujuan pembelajaran postif dan bersifat pribadi.
3.      Lingkungan belajar yang “aman” adalah lingkungan belajar yang memberikan tantangan tinggi namun dengan tingkat ancaman yang rendah. Dalam kondisi ini otak neo cortex  dapat di akses dengan maksimal sehingga proses berfikir dapat dijalankan secara maksimal.
4.      Otak sangat membutuhkan umpan balik  yang bersifat segera mempunyai banyak pilihan.
5.      Musik membantu proses pembelajaran dengan 3 cara:
1.      musik  membantu untuk men-charge otak.
2.      musik  membantu merilekskan otak sehingga otak siap untuk belajar.
3.      musik dapat di gunakan untuk membawa informasi yang ingin di masukan ke dalam memory.
6.      Ada berbagai alur dan jenis memory yang berbeda yang ada pada otak kita. Dengan menggunakan teknik strategi khusus, kemampuan untuk mengungat dapat di tingkatkan.
7.      Kondisi fiik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat di pisahkan untuk dapat mencapai hasil pembelajaran secara maksimal. Kedua kondisi ini yaitu kondisi fisik dan kondisi emosi harus benar-benar di perhatikan.
8.      Setiap otak adalah unik dengan kapasitas pengembangan yang berbeda berdasarkan pada pengalaman pribadi. ada beberapa jenis kecerdasan, dapat di kembangkan dengan proses pengajaraan dan pembelajaran yang sesuai.
9.      Walaupun dapat perbedaan fungsi antara otak kiri dan otak kanan. Namun kedua belah hemisfer ini dapat bekerja sama dalam mengolah suatu informasi.

Perlu dibedakan antara tantangan dan stress. Stres meliputi rasa takut dan kawatir yang berasal dari keinginan untuk menghentikan atau melarikan diri dari suatu pengalaman negatif  yang nyata maupun suatu pengalaman yang dianggap, dipandang atau diasumsikan negatif. 
Rasa takut dan khawatir ini bisa berasal dari suasana kelas dan keadaan sekolah yang kondusif, rasa takut terhadap sikap dan perilaku guru, rasa takut akan hukuman, rasa takut akan kegagalan, rasa takut mendapat malu, rasa takut dimarahi, rasa takut mendapat hukuman fisik.
Peran otak dalam proses pembelajaran sangat penting karena sistim limbic berkaitan erat dengan emosi dan memori jangka panjang. Apabila anak dalam kondisi senang, maka otak neo cortex dapat aktif dan digunakan untuk berpikir.
Jika kita berharap siswa dapat menemukan arti/relevansi dari apa yang mereka pelajari maka kita harus memastikan bahwa proses peembelajaran harus dapat membuat berhubungan antara pengalaman masa lalu mereka dengan materi yang diajarkan. Selain itu, guru harus membantu siswa dengan menghubungkan meteri pelajaran dengan kegunaan atau aplikasi di masa depan. Bila ini dapat dilakukan, otak siswa akan memberikan perhatian lebih terhadap materi yang diajarkan dan apa yang disampaikan guru tidak saja masuk akal akan tetapi juga memiliki arti bagi siswa.
Ada banyak factor yang berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar. Factor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah dengan mengenal dan memahami bahwa setiap individu adalah unik dengan gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak ada gaya belajar yang lebih unggul dari gaya belajar yang lainnya. Semua sama uniknya dan semua sama berharganya. Kesulitan yang timbul selama ini lebih disebabkan oleh gaya mengajar yang tidak sesuai dengan gaya belajar. Dan yang lebih parah lagi adalah kalau anak sendiri tidak mengenal gaya belajar mereka.
Dalam setiap proses pembelajaran ada 3 komponen penting yang saling terkait satu sama lain yaitu:
1.      Kurikulum, materi yang akan diajarkan
2.      Proses, bagaimana materi diajarkan
3.      Produk, hasil dari proses pembelajaran

6. Menciptakan lingkungan belajar Genius Learning
Tahap awal dari proses pembelajaran adalah bagaimana kita dapat menyiapkan Susana yang kondusif. Ada banyak factor yang turut bermain dalam menentukan suasana yang mendukung proses pembelajaran yaitu factor eksternal dan internal.
Untuk bisa menciptakan lingkungan belajar atau sekolah yang kondusif dan mendukung proses pembelajaran, maka sekolah haruslah memberikan kesan sebagai satu temapat yang menghargai murid sebagai seorang manusia, yang pemikiran dan idenya dihargai sepenuhnya. 
Lingkaran sukses pembelajaran Genius Learning terdiri dari :
1.      Suasana kondusif
2.      Hubungkan
3.      Gambaran Besar
4.      Tetapkan Tujuan
5.      Pemasukan informasi
6.      Aktivitas
7.      Demonstrasi
8.      Ulangi (review) dan jangkaran


  1. Gaya Belajar
Dari cara kita memasukkan informasi ke dalam otak melalui lima pancaindra, kita mengenal ada lima gaya belajar:
1.      Visual (penglihatan)
2.      Auditori (pendengaran)
3.      Tactile/kinestetik (perabaan/gerakan)
4.      Olfactori (penciuman)
5.      Gustatori (pengecapan)
Idealnya, dalam proses belajar kita harus dapat menggunakan kelima gaya belajar tersebut. Namun, pada kenyataannya situasi tidak memungkinkan kita untuk melakukan hal ini. Dari kelima gaya belajar itu, ada tiga gaya belajar yang dominan dan yang paling sering digunakan, yaitu gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Pada umumnya, orang jarang menggunakan hanya satu gaya belajar. Jarang ada orang yang hanya belajar secara visual, atau hanya secara auditori, atau hanya secara kinestetik. Biasanya aka nada kombinasi antara visual dan auditoria tau auditori dan kinestetik atau bahkan kombinasi antara ketiga gaya belajar ini.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah orang yang belajar secara visual 27%, auditori 34%, dan kinestetik 39% . Perlu dipahami bahwa gaya belajar terdiri dari dua bagian yaitu gaya belajar yang bersifat eksternal dan internal. Gaya belajar yang bersifat ekternal bergantung pada materi atau media dari luar diri kita sebagai sumber informasi. Sedangkan gaya belajar yang bersifat internal bergantung pada kemampuan kita dalam mengolah fikiran dan imajinasi. Selain perlu mengetahui modalitas gaya belajar anda (visual, auditori dan kinestetik), perlu juga diketahui gaya belajar lingkungan yang anda sukai.

a.       Peran guru dalam kecerdasan anak
1.      Guru sebagai fasilitator dan katalisator
Peran guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi proses pembelajaran yang berlangsung dikelas guru merancang proses pembelajaran, menetapkan materi apa yang akan dipelajari murid, bagaimana cara penyampaian, apa hasil yang ingin dicapai, level berfikir apa yang akan digunakan, strategi apa yang ingin di gunakan untuk memeriksa kemajuan murid dan selanjutnya membantu dan mengarahkan murid untuk melakukan sendiri aktifitas pembelajaran itu.
Sedangkan peran guru seabagi katalisator adalah guru mambantu anak didik dalam menemukan kekuatan, talenta atau kelabihan meraka. Guru bertindak sebagai pembimbing, membantu mengarahkan dan mangembangkan aspek kepribadian, karakter dan emosi serta aspek intelektual murid.

b.      Metode collaborative learning
Proses belajar secara collaborasi atau collaborative learning bukan sekedar bekerjasama dalam suatu kelompok tetapi penekanannya lebih pada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas.
Ada lima elemen penting yang harus ada dalam suatu collaborative learning:
·         Interdependen yang positif atau perasaan kebersamaan
·         Interaksi face to face atau tatap muka yang saling mendukung ( saling membantu, saling menghargai, memberika selamat dan merayakan sukses bersama)
·         Tanggung jawab individu dan kelompok atau (demi keberhasilan pembelajaran)
·         Kemampuan komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam suatu kelompok kecil ( komunikasi, ras percaya, kepemimpinan, pembuatan keputusan dan manajemen serta resolusi konflik
·         Pemrosesan secara kelompok ( melakukan refleksi terhadap fungsi dan kemampuan mereka bekerja sama sebagai suatu kelompok dan bagaimana untuk mampu berprestasi lebih baik lagi.

7. Beberapa teori kecerdasan yang cukup populer
1.      Kecerdasan umum/general intelligence
Teori ini mengatakan bahwa manusia mempunyai sebuah kemampuan mental umum yang mendasari semua kemampuannya untu menangani kerumitan kognitif, factor ini di kaitkan dengan kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah, pemikiran abstrak dan keahlian dalam pembelajaran. Teori ini di cetuskan oleh Charles spearman, seorang ahli psikolgi dari inggris pada awal 1900.
2.      Kecerdasan cair dan kecerdasan Kristal/fluid intelligence & crystallized intelligence.
Teori ini dicetuskan pada 1960an oleh Raymond Cattell and John Horn teori ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari kecerdasan umum. Ada dua macam kecerdasan umum, kecerdasan cair adalah kecerdasan yang berbasis pada sifat biologis sedangkan kecerdasan Kristal adalah kecerdasan yang diperoleh dari proses pembelajaran dan pengalaman hidup.
3.      Kecerdasan yang dapat dimodifikasi/Modifiable Intelligence
Teori ini dikembangkan oleh Reuven Feuerstein yang bekerja dengan anak-anak cacat mental. Feuerstein mengidentifikasi tahap-tahap perkembangan kemampuan berpikir dan merancang suatu metode untuk mengajar anak tersebut. Tujuannya adalah mengajarkan keahlian berpikir dan memodifikasi keahlian kognitif dengan kejadian/pengalaman yang dialami anak tersebut.
4.      Kecerdasan proksimal / Proximal Intelligence
Menurut Leo Vigotsky, cara menguji perkembangan kognitif seorang anak dilakukan tidak hanya dengan memperhatikan kronologis dan usia mental anak tetapi juga dengan memperhatikan kapasitas potensi anak tersebut. Caranya adalah dengan membandingkan kemampuan anak menyelesaikan suatu permasalahan seorang diri dan dengan kemampuan anak memecahkan masalah serupa namun dengan mendapat bantuan seorang guru.
5.      Kecerdasan yang dapat dipelajari/ Learnable intelligence
Teori kecerdasan ini dicetuskan oleh David Perkins dari Harvard. Inti teori ini adalah bahwa kecerdasan dipengaruhi dan dioperasikan oleh beberapa factor dalam kehidupan manusia. Factor teresebut adalah sistem otak, pengalaman hidup dan kapasitas untuk melakukan pengaturan diri.
6.      Kecerdasan perilaku/ Behaviour Intelligence
Profesor Arthur Costa dari Institute of Intelligence di Berkeley melakukan riset terhadap kecerdasan sebagai suatu kumpulan dari kecerdasan sebagai suatu kumpulan dari kecenderungan perilaku. Yang termasuk kecerdasan adalah keuletan, kemampuan mengatur perilaku implusif, empati, fleksibilitas dalam berpikir, metakognisi, menguji akurasi dan ketepatan, kemampuan bertanya dan mengajukan pertanyaan, menerapkan pengetahuan yang didapatkan sebelumnya.
7.      Kecerdasan tri tunggal/ Triarchic Intelligence
Menurut Prof. Robert J. Stenberg, seorang yang berhasil pasti mempunyai keseimbangan dalam kecerdasan kreatif, analisis dan prakts. Kecerdasan kreatif meliputi kemampuan mengenali dan merumuskan ide yang baik dan solusi untuk masalah dalam berbagai bidang kehidupan.
8.      Kecerdasan moral/ Moral Intelligence
Teori ini dicetuskan oleh Robert Coles dan didasari oleh bagaiman lahir dan terbentuknya nilai hidup dalam diri seorang anak.
9.      Kecerdasan emosional/Emotional Intelligence
Menurut Daniel Golemen, dalam kecerdasan emosi terdapat lima komponen penting dan kombinasi dari masing-masing komponen ini memiliki nilai yang lebih penting daripada IQ. Elemen tersebut adalah : kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur hubungan/relasi (untuk lebih jelas, anda bisa membaca buku Emotional Intelligence oleh pengarang yang sama).
10.  Kecerdasan Majemuk/ Multiple Intelligence
Kecerdasan ini dicetuskan oleh prof. Howard Gardner dari Harvard. Menurut Gardner manusia mempunyai lebih dari satu kecerdasan. Teori kecerdasan Gardner mengatakan bahwa manusia paling tidak memiliki delapan kecerdasan yaitu : linguistik, logika-matematika, intrapersonal, interpersonal, musical, naturalis, visual-spasial, dan kinestetik.

8. Kecerdasan yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan
Factor yang mempengaruhi pertumbuhan.
1.      Lingkungan
2.      Kemauan dan keputusan
3.      Pengalaman hidup
4.      Genetika
5.      Gaya hidup

9. Menggunakan music dengan tujuan dan cara yang benar
Struktur music yang harmonis, kualitas interval, timbre, pola nada dan tempo diproses di otak kanan, sedangkan perubahan yang cepat seperti pada perubahan volume suara, penataan nada suara yang akurat dan lirik, diproses oleh otak kiri kita. Oleh sebab itu music dapat mempengaruhi seluruh aktivitas otak.  Pengaruh musik juga dapat kita rasakan pada detak jantung kita
Jenis musik yang boleh digunakan:
1.      Gunakan music instrument dengan tempo 55-70 bit permenit
2.      Music instrumentnya sebaiknya murni dari lagu instrumental. Jangan menggunakan music instrument yang berasal dari lagu, misalnya lagu “ My Way “ yang dijadikan music instrument
3.      Untuk mudahnya gunakan music klasik dari zaman Baroque
Pengaruh music dalam diri kita
·         Music meningkatkan energy otot
·         Music meningkatkan energy sel tubuh
·         Music mempengaruhi detak jantung
·         Music menigkatkan metabolism tubuh
·         Music mengurangi stress dan rasa sakit
·         Music meningkatkan kecepatan penyembuhan dan pemulihan pasien oprasi
·         Music mengurangi rasa lelah dan mengantuk
·         Music membantu meningkatkan kondisi emosi kearah yang lebih baik
·         Music merangsang kreatifitas, kepekaan, dan kemampuan berfikir.

Mengenalkan dan memasukkan music kedalam kurikulum sejak usia dini tidak hanya akan menigkatkan apresiasi anak terhadap music, tetapi juga dapat meningkatkan kecerdasan musiknya. Keuntungan lain adalah membantu meningkatkan kemampuan anak dalam bidang matematika, membaca dan sanis.

10. Bermain adalah cara efektif untuk belajar
Bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan sukacita itulah syaraf atau neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membetuk satu memori baru. Itulah sebabnya anak-anak dengan mudah mempelajari sesuatu dari permainan. Permainan akan memberi kesempatan untuk belajar, menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah, juga mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya.

11. Menggunakan Brain Gym di kelas
Brain Gym sangat baik digunakan pada awal proses pembelajaran, terlebih lagi bila diiringi dengan lagu atau music yang bersifat riang dan genbira. Brain Gym juga bisa dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pikiran murid setelah menjalani preoses pembelajaran yang memebutuhkan konsntrasi tinggi yang mengakibatkan kelelahan pada otak, meningkatkan kemampuan belajar membangun harga diri.
Menurut Paul dan istrinya, Gail E. Dennison, mereka membagi otak dalam 3 fungsi
1.      Dimensi lateral: koordinasi antara hemisfir kiri dan kanan dari otak untuk bisa berkomunikasi dengan efektif
2.      Dimensi pemusatan: koordinasi antara bagian atas dan bawah dari otak untuk pengaturan proses berpikir dan tindakan
3.      Dimensi fokus: koordinasi antara batang otak dan prefrontal protex untuk tujan pemahaman dan perseptif.
Brian Gym membuat ke 3 dimensi ini dapat menyatu dan terintegrasi secara menyeluruh. Hala ini akan mengakibatkan peningkatan prestasi yang sangat signifikan.  


















Daftar Pustaka




Gunawan, Adi., W. 2003. Born to be a Genius. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Gunawan, Adi., W. 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Windura, Susanto. 2013. Shortcut to Genius. Jakarta : PT Elex Media Computindo.

Setiabudi, Tessie dan Joshua Maruta. 2012. Cerdas Mengajar. Jakarta : PT Grasindo.

Yuniarni, Desni. 2013. Neurosains dalam Pembelajaran. Pontianak.

Kurniasih, Imas. 2012. Kumpulan Permainan Interaktif untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak.     Yogyakarta : Cakrawala.