welcome

selamat datang selamat membaca dan semoga bermanfaat

Rabu, 29 Mei 2013

METODE BERCERITA ANAK USIA DINI



A.    HAKIKAT METODE BERCERITA
1.      PENDAHULUAN
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan,informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikan dengan menarik .Menikmati sebuah cerita mulai tumbuh pada seorang anak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan setelah memorinya merekam beberapa kabar berita masa pada usia 4-6 tahun.
Dr.Abdul Aziz dan Abdul Majid (2002:16) dalam bukunya ‘’Mengajarkan anak lewat ceritya ‘’mengatakan’’ sebagai dari cerita-cerita yang ada, meliputi beberapa unsur yang negatif. Hal ini dikarenakan pembawaan cerita tersebut tidak mengindahkan nilai estetika dan norma’’. Mungkin dengan cerita si anak akan melakukan hal-hal buruk karena semua informasi dan peristiwa yang terckup dalam sebuah cerita akan berdampak sekali dalam pembentukan akal,dan norma seorang anak,baik dari segi budaya,imajenasi maupun bahasa kesehariaanya.
Seorang anak mempunyai potensi untuk segala hal lebih cepat sehingga lebih mudah membentuk dan mengarahkan dirinya.hal tersebut sesuai dengan Tujuan Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak, (Depdiknas,PKB TK GBPKB TK 1996) yaitu untuk ‘’melakukan dasar ke arah perkembangan sikap,  pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang ddiperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya’’.
Pendidikan taman kanak-kanak harus dapat berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menciptakan situasi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh potensi anak termaksud pengembangan bahasa. Menurut Piaget (Tanpubolon,1991) “sejak lahir hingga dewasa pikiran anak melalui berkembangan melalui jenjang-jenjang berperiode sesuai dengan tingkatan kematangan anak itu secara keseluruhan dengan interaksi-interaksinya dengan lingkunganya’’.
Jenjang-jenjang yang sesuai dengan tahap perkembangan anak TK adalah sebagai berikut :
1.      Jenjang sensorimotorik, sejak lahir hingga 18\24 Bulan dalam mendekati akhir priode ini sesudah bahasa anak mulai tumbuh pikiran dimaksud juga mulai tumbuh
2.      Jenjang properasional:18\24 hingga 6\7 tahun dengan ciri dalam perkembangan kemampuan berfikir dengan bantuan simbol-simbol (lambang-lambang).

Untuk kegiatan pendidikan di taman kanak-kanak bercerita adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada anak didik untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan menarik. Bercerita dapat dilakukan dihadapan anak didik itu sendiri atau anataranak didik dengan orang dewasa,bahkan dapat menggunakan media audio visual.

2.       PENGERTIAN METODE BERCERITA
            Metode bercerita adalah penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik Taman Kanak-kanak. Oleh karena itu materi yang disampaikan berbentuk cerita yang awal dan akhirnya hubungan erat dalam kesatuan yang utuh, maka cerita tersebut harus dipersiapkan terlebih dahulu. Pada dasarnya, metode bercerita ini padanan dari metode ceramah, dengan kata lain untuk anak usia dini Taman Kanak-kanak dipergunakan istilah metode cerita sedangkan untuk anak usia sekolah dan orang dewasa menggunakan istilah metode ceramah.

3.      TUJUAN BERCERITA
            Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan ornag lain,anak dapat bertanya apabila tidak memahaminya,anak dapat menjawab pertanyaan, selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekpresikan terhadap apa yang didengar dan diceritakanya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat laun di dengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan di ceritakanya kepada orang lain.

4.      FUNGSI BERCERITA
            Menurut prof.Dr Tampubolon, (1991:50), “Bercerita kepada  anak memainkan permainan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan fikiran anak” Dengan demikian, fungsi kegiatan bercerita bagi anak 4-6 tahun adalah membantu perkembangan bahasa anak. Dengan bercerita pendengaran anak dapat difungsikan dengan baik untuk membantu kemampuan bercerita,dengan menambah pembendaharaan kosakata, kemampuan mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembanganya.Rangkaian kemampuan mendengar ,berbicara, membaca, menulis, dan menyimak adalah sesuai dengan tahap perkembangan anak, karena tiap anak berbeda latar belakang dan cara belajarnya.

5. MANFAAT METODE BERCERITA
      1. Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK
      2. Melatih daya fikir anak
      3. Melatih daya konsentrasi anak TK
      4. Mengembangkan daya imajenasi anak
      5. Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasan hubungan yang  akrab sesuai dengan tahap perkembanganya
      6. Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.

6.      KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE BERCERITA
Kelebihanya antara lain:
1. Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif lebih banyak
2. Waktu yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien
3. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana
4. Guru dapat menguuasai kelas dengan lebih mudah
5. Secara relatif tidak banyak memerlukan biaya
Kekuranganya antara lain:
1. Anak didik menjadi fasif,karena lebih banyak mendengarkan atau menerima penjelasan dari guru
2. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuan siswa untuk mengutarakan pendapatnya
3. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehinggasukar memahami tujuan pokok isi cerita
4. Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajianaya tidak menarik

7.      IMPLEMENTASI PENERAPAN METODE BERCERITA  PADA PENGEMBANGAN BAHASA DI TK
            Implementasi metode bercerita di taman kanak-kanak berdasarkan kemampuan yang diharapkan dicapai dalam pengembangan bahasa, kegitan bercerita dapat pula mengembangkan bahasa lainya setelah anak mendengarkan cerita, atau mengulang cerita yang telah diceritakan oleh guru atau setelah ia mendengar cerita dari kaset melalui tape recorder, dapat juga setelah menonton kegiatan bercerita di VCD. Perlu anda ingat kembali, bahwa pada uraian nomor kode yang ditebalkan adalah kemampuan daya cipta yang harus dikembangkan pada pengembangan bahasa ditaman kanak-kanak.

8.      ISI CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK
             Isi cerita ditaman kanak-kanak biasanya mengandung nilai-nilai yang mengarah kepada pengembangan emosional,sosial dan seperitual anak.Isi cerita dapat pula berupa pengetahuan bagi anak, misalnya tentang pertumbuhan tanaman dan proses perkembangbiakan binatang maupun yang lainya.Sesuai dengan tahap perkembangan anak baik, bahasa, media dan langkah-langkah pelaksanaanya, agar lebih efektif, komunikatif dan menyenangkan bagi anak.

9.      ALAT ATAU MEDIA METODE BERCERITA DI TAMAN KANAK-KANAK
            Menurut Hi,Titi Surtiati dan Sri Rejeki,1991:1 Media Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah semua benda, tindakan atau keadaan yang sengaja diusahakan\diadakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Taman Kanak-kanak dalam rangka dan tujuan. Sedangkan sarana adalah merupakan media pendidikan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Salah satu dari sarana tersebut adalah alat peragaan atau alat bermain. Untuk alat atau benda langsung memperhatikan kebersihan, keamanan dan kemudahan bagi guru maupun untuk anak saat mempergunakan.Untuk media tiruan gambar atau benda harus memiliki nilai seni gambar untuk anak usia TK.

10.  BENTUK-BENTUK BERCERITA
Bentuk-bentuk metode bercerita tersebut terbagi dua yaitu:
1. Bercerita tanpa alat peraga
2. Bercerita dengan alat peraga
Bentuk bercerita dengan alat peragaan terbagi dua yaitu:
1. Bercerita dengan alat peragaan langsung
2. Bercerita dengan alat peraga tak langsung\benda tiruan

11.  TEKNIK PELAKSANAAN BERCERITA
            Petunjuk teknis pelaksanaan yang jelas bagi guru agar pesan moral atau pesan pengetahuan yang disampaikan melalui cerita dapat diterima oleh anak didik  TK. Teknik pelaksanaan bercerita tanpa alat dan dengan alat akan bersama-sama ada pelajari dengan bentuk-bentuk bercerita.









B.     KEGIATAN BERCERITA TANPA ALAT PERAGA
Pendapat piaget tentang perkembangan pikiran anak pada jenjang praoperasional yang terjadi pada usia 18/24 bulan hingga 6/7 tahun yaitu terdapat ciri perkembangan yang khas dalam periode ini ialah berkembangnya kemampuan berpikir dengan bantuan simbol-simbol atau (lambang-lambang) menurut Prof.Dr.Tampubolon, 1993:2.

1.      PENGERTIAN BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
Ketentuan kegiatan bercerita tanpa alat ini adalah kemampuan guru secara penuh dalam hal, hafal isi cerita, vokal atau suara yang jelas, tenang dan tempo yang baik, intonasi bicara, gaya bahasa, mimik atau ekspresi muka dan panto mimik atau keterampilan gerak tubuh yang menyenangkan bagi anak TK untuk mendengarkan dan memperhatikan guru bercerita.

2.      KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BERCERITA TANPA ALAT PERAGA
Kelebihannya adalah :
1.      Anak dilatih untuk belajar konsentrasi.
2.      Anak belajar menjadi pendengar yang baik.
3.      Anak belajar berfantasi terhadap objek yang tidak nyata.
4.      Anak belajar dan menyimak dan membaca apa yang diperagakan guru.
5.      Anak belajar mengingat apa yang deceritakan oleh guru.
Kekurangannya adalah :
1.      Guru terkadang malas berekpresi sebaik-baiknya sehingga mempengaruhi daya pikir dan fantasi anak.
2.      Tidak semua anak memiliki motivasi atau kemampuan tersebut.
3.      Karena latar belakang yang dimiliki anak satu dengan yang lainnya yang berbeda adakalanya anak merasa jenuh duduk berlama-lama dengan memperhatikan 1 objek.
4.      Anak pasih menahan banyak hal yang ia ingin ketahui untuk ditanyakan ketika guru bercerita.
5.      Anak tidak mampu menyerap fantasi ekspresi dan gerakan guru ketika bercerita.
6.      Menjadi terlalu verbal, sehingga tatkala guru berbicara ada kata-kata yang tidak mengerti anak sehingga anak kurang paham alur ceritanya, bahkan dapat terjadi anak dapat mengerti kata-kata, tetapi tidak tahu bentuk bendanya.

3.      STRATEGI PELAKSANAAN BERCERITA TANPA ALAT
Kegiatan bercerita ini dapat dilaksanakan didalam maupun diluar kelas dengan jumlah anak didik yang tidak terbatas, namun sebaiknya 25 anak. Waktu bercerita kurang lebih 10 sampai 15 menit.
Langkah-langkah pelaksaan kegiatan bercerita tanpa alat berikut ini :
1.      Dengan bernyanyi, diiringi musik atau melalui permainan anak dikondisikan oleh Anda agar dapat mengatur posisi tempat duduknya, dalam kegiatan ini dikembangkan sikap toleransi dengan teman agar anak dapat duduk dengan nyaman dan melihat guru yang sedang bercerita.
2.      Selanjutnya mulailah anda melakukan apersepsi dengan percakapan yang dapat memotivasi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan cerita anda, percakapan diarahkan ke isi cerita dan menyebutkan judul cerita. Anda dapat memperkenalkan atau memperhatikan media yang ada dalam cerita walaupun tidak akan digunakan saat bercerita, agar anak tidak verbalisme.
3.      Beri kesempatan anak untuk menyebutkan kembali judul cerita atau kurang lengkap menyebutkannya, hendaknya Anda tidak menyalahkan, namun mencoba memperbaiki dengan bersama anak-anak seluruhnya.
4.      Ketika situasi anak sudah tenang dan nyaman siap mendengarkan cerita maka Anda mulai bercerita dengan mimik dan pantonim Anda. Apabila ketika Anda sedang bercerita tiba-tiba ada seorang anak bertanya, maka Anda dapat menjawab pertanyaan tersebut secara singkat lalu mengajak anak untuk mendengarkan kembali cerita tersebut sampai selesai.
5.      Selesai bercerita, Anda dapat melakukan evaluasi isi cerita dalam bentuk pertanyaan atau peragaan, yang dapat anak jawab atau ragakan.
6.      Selanjutnya Anda menyimpulkan isi cerita tersebut. Agar isi cerita dapat dipahami dan dimengerti anak, selanjutnya dapat diambil hikmahnya, oleh anak didik pesan dari isi tersebut.
7.      Akhirnya dengan kemampuan berbahasa yang anak dimiliki berilah ia kesempatan untuk menceritakan kembali atau menyimpulkan cerita yang baru saja ia dengarkan atau perhatikan saat Anda bercerita.














C.    BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
            Untuk bercerita dengan alat dapat dikembangkan pula pada jenjang ke-1 dalam perkembangan pikiran anak menurut Piaget (Tampubolon, 1991:3) yaitu jenjang Sensorimotoris yang berkembang sejak lahir hingga 18/24 bulan. Ada tiga perkembangan pikiran yang dapat dikatakan khas pada periode ini, khususnya dalam bagian-bagian terakhir yaitu: (1) perkembangan persepsi tentang ketetapan eksistensi objek-objek, yaitu, pemahaman tentang adanya suatu objek terpisah dan lain dariobjek-objek lainnya; (2) mulai berkembangnya kesadaran kan hubungan sebab-akibat; dan (3) mulai berkembang bahasa dan pikiran sesungguhnya.
            Sesuai dengan yang dikatakan oleh Bruner (Tampubolon, 1991:11) berkenaan dengan perkembangan pikiran anak yang dikaitkan dengan perkembangan bahasa anak. Ialah “Anak memahami dunia sekitarnya denagn tiga tingkatan Modus Pewakilan Pemikiran yaitu tiga cara pemikiran yang menggambarkan (dalam arti memahami) pengertian tentang objek-objek yang diamati didunia sekitar. Ketiga tingkata Modes Pewakilan Pemikiran tentang tersebut yaitu:
1.      Modus Enaktif
2.      Modus Ikonis
3.      Modus Simbolis

1.      PENGERTIAN BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
            Kegiatan bercerita dengan menggunakan media atau alat pendukung isi cerita yang disampaikan artinya Anda menyajikan sebuah cerita pada anak TK dengan menggunakan berbagai media yang menarik bagi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan ceritanya.
Alat atau media yang digunakan hendaknya aman, menarik, dan dapat dimainkan oleh guru maupun anak dan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Alat atau media yang digunakan dapat asli atau alami dari lingkungan sekitar, dan dapat pula benda tiruan atau fantasi.

2.      TUJUAN BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
            Agar anak dapat menanggapi secara tepat terhadap isi cerita yang sedang disampaikan guru. Dengan alat peraga sebagai pendukung cerita membantu imajinasi anak untuk memahami isi cerita.

3.      FUNGSI BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
            Fungsi bagi anak adalah sebuah cerita akan menarik untuk didengarkan dan diperhatikan apabila menggunakan alat peraga.
Fungsi bagi guru adalah terasa lebih ringan dalam menyampaikan cerita karena terbantu oleh peran alat atau media yang digunakan.

4.      BENTUK-BENTUK BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
Bentuk-bentuk bercerita dengan alat terbagi dua bagian:
1.      Bercerita dengan alat peraga langsung
            Yaitu guru bercerita dengan mempergunakan alat peraga langsung apakah sebuah benda misalnya tas, atau makhluk hidup yang nyata misalnya binatang peliharaan atau tanaman.
Dalam bercerita dengan alat peraga langsung terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a.       Isi cerita sesuai dengan tahap perkembangan anak dan media yang digunakan
b.      Menggunakan gaya bahasa anak
c.       Alat atau media yang digunakan tidak membahayakan bagi guru maupun bagi anak didik
d.      Alat atau media yang digunakan dapat tersimpan dalam satu tempat atau dapat dipegang langsung oleh guru dan anak.
Langkah-langkah bercerita dengan alat peraga langsung adalah sebagai berikut:
a.       Anak memperlihatkan Anda menyiapkan alat peraga yang diperlukan
b.      Anak memperhatikan penjelasan Anda secara singkat tentang alat peraga tersebut
c.       Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita
d.      Anak diberi kesempatan untuk member judul cerita
e.       Anak mendengarkan judul cerita yang sebenarnya dari Anda
f.       Anak mendengarkan guru bercerita sambil memegang alat tersebut
g.      Setelah selesai bercerita Anda memberikan kesempatan pada anak untuk memberikan kesimpulan cerita tersebut
h.      Anda melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak
i.        Anda menjelaskan kegiatan evaluasi dengan bertanya tentang isi cerita, tokoh cerita, isi gambar, dan member kesempatan bagi anak untuk menceritakan kembali serta member kesempatan bagi anak untuk bertanya.
      Kelebihan dari bercerita dengan alat peraga adalah anak dapat melihat objek yang nyata yang dapat diamati langsung. Kelemahannya adalah harus selalu siap medianya dan terjaga keamanannya.
2.      Bercerita dengan alat peraga tak langsung atau benda tiruan
            Yaitu kegiatan bercerita dengan mempergunakan alat peraga tiruan seperti tiruan buah, sayur, binatang dan benda-benda yang akan diceritakan. Namun benda-benda tiruan tersebut hendaknya proporsi bentuk dan warna sesuai dengan benda aslinya.
Kegiatan bercerita dengan alat peraga tak langsung adalah sebagai berikut:
a.       Bercerita dengan gambar
b.      Bercerita dengan kartu
c.       Bercerita dengan papan flannel
d.      Bercerita dengan buku cerita
e.       Bercerita dengan boneka
f.       Bercerita sambil menggambar
Kelebihan dari bercerita dengan alat peraga tak langsung adalah membantu anak berfantasi dan imajinasi karena ada media pendukung yang dapat dilihat secara langsung.
Kelemahan dari bercerita menggunakan alat peraga tak langsung adalah pada alat peraga tak langsung atau menggunakan benda tiruan, apabila pembuatannya memberikan nilai seni dan keindahan serta mirip dengan aslinya maka dapat membantu imajinasi anak, namun apabila alat tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan maka kemungkinan akan mengaburkan imajinasi anak TK.

5.      PERBEDAAN ERCERITA TANPA ALAT DAN BERCERITA DENGAN ALAT
            Berdasarkan pendapat Bruner tentang jenjang Modus Perwakilan Pemikiran anak yang dikaitkan dengan perkembangan bahasa, pada dasarnya anak secara bertahap mengembangkan kemampuan kerfikir dan bahasanya dari menggunakan symbol-simbol untuk memahami suatu hubungan sebab-akibat dari suatu objek menjadi mampu berpikir abstrak, logis dan bernalar maka jelas bahwa perbedaannya adalah bercerita dengan alat adanya media sebagai objek yang dapat dilihat anak yang dapat membantu daya nalar anak, sedangkan bercerita tanpa alat menggambarkan daya konsentrasi anak untuk memperlihatkan isi cerita dari guru membawakan cerita tersebut.