Sabtu, 08 September 2012

MAKNA PENGEMBANGAN KREATIVITAS

A.    MAKNA PENGEMBANGAN KREATIVITAS

Sebagai pribadi, maupun kelompok atau suatu bangsa kita harus mampu memikirkan, menciptakan cara-cara baru dengan cara yang kreatif, agar kita tidak hanyut dalam dalam persaingan antar bangsa  dan negara dalam era globalisasi ini. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas sejak usia dini sangatlah penting.
Kreativitas begitu bermakna dalam hidup dan kreativitas perlu di pupuk sejak dini dalam diri peserta didik, karena :
Ø  Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, karena perwujudan diri merupkan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia.
Ø  Berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan.
Ø  Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga bermanfaat untuk lingkungan dan kepuasan diri individu. Seperti para seniman, ilmuan dll.
Ø  Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.


B.     TEORI 4P YANG MELANDASI PENGEMBANGAN KREATIVITAS
Ada beberapa teori empat P yang melandasi pengembangan kreativitas,yaitu ;
1.      Teori tentang Pembentukan Pribadi Kreatif.
a.       Teori Psikonalisis
Pada umumnya teori-teori Psikonalisis melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah yang biasanya mulai di masa anak-anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai seorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis,yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
1)      Teori Freud
Menurut beberapa pakar psikologi,kemampuan kreatif merupakan ciri kepribadian yang menetap pada lima tahun pertama dari kehidupan. Sigmund Freud adalah tokoh utama yang menganut pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan,yang merupakan upaya tak sadaruntuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Karena mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif. Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif,mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas.
Menurut Freud,orang hanya didorong untuk menjadi kreatif jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual secara langsung. Pada umur empat tahun pada anak timbul hasrat fisik terhadap orang tua dari jenis kelamin yang berbeda. Karena kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi,maka terjadi sublimasi dan awal dari imajinasi.
2)      Teori Kris
Ernest Kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi  yaitu kecenderungan untuk beralih ke perilaku pada tingkat perkembangan sebelumnya yang memberi kepuasan jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasan juga sering muncul dalam tindakan kreatif. Orang-orang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan dari alam pikiran tidak sadar.
3)      Teori Jung
Carl Jung juga percaya bahwa alam ketidak sadaran memainkan peranan yang amat sangat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Selain itu,ingatan kabur dari pengalaman-pengalaman seluruh umat manusia tersimpan disana.
b.      Teori Humanistik
Berbeda dengan teori psikonalisi,teori humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari psikologi tingkat tinggi. Tokoh-tokoh humanistik percaya bahwa kreativitas dapat berkembang selama hidup.
1)      Teori Moslow
Menurut Abraham Moslow,pendukung utama dari teori humanistik,manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan hierarki tertentu; kebutuhan primitif muncul pada saat lahir,dan kebutuhan tingkat tinggi berkembang sebagai proses pematangan individu.
2)      Teori Rogers
Menurut Carl Rogers tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif adalah :
Ø  Keterbukaan terhadap pengalaman.
Ø  Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus evaluation).
Ø  Kemampuan untuk bereksperimen,untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Setiap orang yang memiliki ketiga ciri ini kesehatan psikologisnya sangat baik. Orang ini berfungsi sepenuhnya,menghasilkan karya-karya kreatif,dan hidup secara kreatif. Ketiga ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk berkreasi.
c.       Teori Chikszentmihalyi
Menurut Teori Chikszentmihalyi (1996) yang mengkaji ciri-ciri atau faktor-faktor yang memungkinkan atau membantu kreativitas seseorang muncul dan berkembang. ia menegaskan bahwa mungkin ciri pertama yang dapat memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah predisposisi genetik(genetik predisposition) untuk ranah tertentu, selain itu juga yang terpenting adalah minat pada usia dini untuk ranah tertentu,kemudian minat itulah yang menjadikan mereka terlibat secara mendalam terhadap ranah itu,sehingga mencapai kemahiran dan keungulan kreativitas.
Seseorang juga memerlukan akses terhadap satu bidang (access to a domain).hal ini banyak bergantung pada faktor keberuntungan. lahir dan tumbuh dalam keluarga yang  cukup mampu yang memungkinkan untuk masuk kesekolah-sekolah yang terbaik,tersedianya sarana-prasarana,adanya pembinaan atau mentor dalam bidang yang dimainati,sangat membantu mengebangkan bakat serta sama pentingnya adalah access to a field,mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan sejawat dan tokoh-tokoh yang penting dalam bidang yang digeluti,memperoleh informasi yang terakhir,mendapat kesempatan utnuk bekerja bersama pakar-pakar lain dalam bidang itu adalah hal-hal yang sangat  penting untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang-orang penting.
Chikszentmihalyi mengemukakan bahwa yang terutama menandai orang-orang kreatif adalah kemampuan mereka yang luarbiasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapai tujuannya.
Kepribadian kreatif dapat menunjukkan ciri-ciri yang seperti bertentang atau paradoksal.dari keempat prespektif kreativitas (pribadi,pendorong,proses,dan produk) mungkin yang paling menentukan perwujudan kreativitas adalah aspek pribadi.
d.      ciri-ciri kepribadian kreatif
Chikszentmihalyi mengemukakan (1996) ada sepuluh pasang ciri-ciri kepribadian kreatif yang seeakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis
1.      Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan berkerja selama berjam-jam dengan konsentrasi penuh,tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks,bergantung pada situasi.
2.      Pribadi kreatif cerdas dan cerdik.
3.      Ciri-ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi antara sikap bermain dan disiplin.
4.      Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi,namun tetap bertumpu pada realitas.
5.      Pribadi kreatif menunjukkan kecendrungan baik introversi maupun ekstroversi.
6.      Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karya nya pada saat yang sama.
7.      Peribadi kreatif menunjukkan kecenderungan  androgini psikologis,yaitu mereka dapat melepaskan diri dari sterotip gender(maskulin-feminim).
8.      Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menantang,tetapi dilain pihak mereka bisa tetap tradisional dan konservatif
9.      Kebanyakkan orang kreatif sangat bersemangat(passionate)bila menyakut karya mmereka,tetapi juga sangat objektif dalam penilaian karya nya.
10.  Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering membuatnya menderita jika mendapat banyak kritikan dan serangan terhadap hasil jerih payah nya,namun disaat yang sama ia juga merasakan kegembiraan yang luar biasa.

Sepuluh pasang ciri-ciri yang nampaknya bertentangan ini merupakan karakterisktik yang mencerminkan kepribadian kreatif. menurut Chikszentmihalyi,setiap pasangan kedua ciri yang seperti paradoksal itu diperlukan utnuk menghasilkan gagasan baru atau inovasi.
Anak yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu memilliki minat yang luas,mempunyai kegemaran dan menyukai aktivitas yang sama kreatif. Orang yang inovatif berani untuk berbeda,menonjol,membuat kejutan,atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri,keuletan dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa mencapai tujuan nya seperti Thomas A.Edison yang mengalami kegagalan sebanyak 200 kali utnuk menemukan bola-lampu yang berguna bagi seluruh manusia.
Menurut pendapat :
@Treffinger → pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisir dalam tindakan,dan rencana inovatif serta produk orisinilnya telah dipikirkan matang-matang terlebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.
Tingkat energi, spontanitas dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang yang kreatif mempunyai rasa humor yang  tinggi,dapat melihat suatu masalah dari berbagai sudut tinjauan, dan memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau khayalan-khayalan nya, yang kemudian terwujud menjadi karya seni,sastra atau penemuan-penumuan baru.
 Disamping ciri-ciri tersebut orang yang berbakat tampak pula ciri-ciri idealismenya, cenderung untuk melakukan refleksi, merenungkan peran,tujuan hidup,serta makna atau arti keberadaan mereka.
Ciri kreatif lain adalah: kecendrungan tertarik pada hal-hal yang rumit atau misterius.
Ciri-ciri yang ditemukan Torrance pada orang-orang yang yang menonjol terhadap masyarakat:

a.       Berani dalam pendirian dan keyakinan
b.      Ingin tahu(melit)
c.       Mandiri dalam berpikir dan dalam memberi pertimbangan,bersibuk diri terus-menerus dengan kerjanya atau apa yang menarik perhatiannya,intituitif,ulet,tidak bersedia menerima pendapat orang lain (termasuk otoritas) begitu saja jika tidak sesuai keyakinannya.


Peringkat dari 10 ciri-ciri pribadi yang diperoleh dari kelompok pakar psikologi adalah :
Menurut Utami Munandar 1977:
1.      Imajinatif
2.      Mempunyai prakarsa (inisiatif)
3.      Mempunyai minat yang luas
4.      Mandiri dalam berpikir
5.      Melit(ingin tahu)
6.      Senang berpetualang
7.      Penuh enegi
8.      Percaya diri
9.      Bersedia mengambil resiko
10.  Berani dalam pendirian dan keyakinan
Bandingkan ciri-ciri tersebut dengan peringkat yang diinginkan guru SD,SMP :
1.      Penuh energi
2.      Mempunyai prakarsa
3.      Percaya diri
4.      Sopan
5.      Rajin
6.      Melaksanakan perkenbangan pada waktunya
7.      Sehat
8.      Berani dalam pendapat dan keyakinan
9.      Daya ingat kuat
10.  Ulet.
2.      Teori-teori tentang Press
Kretivitas seseorang agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi Intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).

a.       Motivasi Intrinsik untuk kreativitas
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya; untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang .  dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjamin dirinya sepenuhnya (Rogers, dalam Vernon, 1982) . yang bersifat universal ada dalam diri individu itu sendiri namun membutuhkan kondisi yg tepat untuk di ekspresikan .

b.      kondisi Eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Telah dikemukakan bagaimana kondisi internal menurut Rogers yang bersifat mengembangkan kreativitas . kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh . bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya . menurut Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis-lah yang memungkinkan timbulnya kreativitaas konstruktif .
1.      Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan tiga proses yang saling berhubungan :
a)      Menerima individusebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya .
b)      Mengusahakan suasana yang ada didalamnya evaluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam).
c)      Memberikan pengertian secara empatis (dapat menghayati).
2.      Kebebasan Psikologis
Mengekspresikan dalam tindakan konkret perasaannya, misalnya dengan memaki-maki atau memukul, tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-batas nya, tetapi ekspresi secara simbolis hendaknnya di mungkinkan, misalnya melalui sajak atau gambar.
3. Teori tentang perkembangan proses kreatif
a. Teori Wallas
Berabad-abad orang berupaya menjelaskan apa yang terjadi apabila seseorang mencipta.salah satu teori yang sampai sekarang banyak dikutip adalah teori Wallas yang dikemukakan pada tahun 1926 dalam bukunya “The Art of Thought “ ( piirto,1992) yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap ,yaitu
1.      Persiapan
2.      Inkubasi
3.      Iluminasi
4.      Verifikasi
Pada tahap pertama ,seseorang mempersiapkan diri untuk memecahklan masalah dengan belajar berfikir ,mencari jawaban ,bertanya  kepada orang lain , dan sebagainya .
Pada tahap kedua , kegiatan mencari dan menghimpun data / informasi tidak dilanjutkah .Tahap inkubasi adalah tahap dimana individu seakan –akan  melepaskan diri untuk sementara  dari masalah tersebut ,dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalah nya secara sadar ,tetapi “mengeramnya “dalam pra- sadar .sebagaimana terlihat dari analisis biografi maupun dari laporan tokoh seniman dan ilmuwan,tahap ini penting artinya dalam proses timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi batu berasal dari daerah pra-sadar atau timbul dalam keadaan ketidaksadaran penuh.
Tahap ilumunasi adalah tahap timbulnya “insight” atau “erlebnis “saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses –proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.
Tahap verifikasi atau evaluasi adalah dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas .Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen .Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran kreatif ) harus diikuti oleh proses konvergensi ( pemikiran kritis ).

b.      Teori tentang Belahan otak kanan dan kiri
Segera sesudah anak dilahirkan , gerakan – gerakan yang semula belum berdiferensiasi berkembang menjadi pola dengan preferensi untuk kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan . pada  umumnya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan ( berarti dominan belahan otak kiri); tetapi ada orang-orang yang termasuk kidal (left-handed). Mereka lebih dikuasai oleh belahan otak kanan .dihipotesiskan bahwa belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi – fungsi kreatif, sehingga terjadi “dichotomania “, membagi –bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri ,lihat table 2.3 ini ,walaupun didukung oleh bukti-bukti empiris ,namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut ( Dacey.1989;piirto,1992 ) untuk keabsahannya .
Tabel 2.3 dikotami mental
Belahan Otak kiri
Bealahan otak kanan
Intelek
In tuisi
Konvergen
Divergen
Intelektual
Emosional
Rasional
Metaforik,intuitif
Verbal
Nonverbal
Horizontal
Vertical
Konkret
Abstrak
Realistis
Impulsif
Diarahkan
Bebas
Diferensial
Eksistensial
Sekuensial
Multipel
Historical
Tanpa batas waktu
Analitis
Sintesis .holitik
Eksplisit
Implisif
Objektif
Subjektif
Suksesif
Simultan

c.Teori / Model tentang produk kreatif
pada pribadi kreatif , jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang ( pendorong), lingkungan yang member kesempatan atau peluang untuk bersibuk diri secara kreatif (proses ) ,maka dapat diprediksikan bahwa produk kreativitas akan muncul.
Cropley ( 1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif dari Wallas dan produk yang dicapai .Ia menekankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara cirri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut :sebagai hasil dari berpikir konvergen dan / atau kecerdasan memperoleh pengetahuan , perkembangan keterampilan manusia memilki seperangkat unsure-unsur mental.
Jika dihadapkan dengan situasi yang menuntut tindakan ,yaitu  pemecahan masalah dalam arti luas ,individu mengerjakan dan menggabungkan unsu-unsur mental sampai timbul “konfigurasi “.konfigurasi ini dapat berupa gagasan ,model ,tindakan ,cara menyusun kata ,metodi atau bentuk.
Pemikir divergen ( kreatif ) mampu menggabungkan unsur-unsur dengan cara – cara yang tidak lazim dan tidak diduga .Namun ,konstruksi konfigurasi tersebut tidak memmerlukan bepikir konvergen  dan divergen saja .tetapi juga motivasi, misalnya dorongan untuk menghasilkan solusi yang lebih baik ; karakteristik pribadi yang sesuai misalnya keterbukaan terhadap pembaruan ; unsur-unsur sosial ,misalnya kesediaan mengikuti saja ; dan keterampilan komunikasi .proses ini disertai perasaan dan emosi , yang dapat menunjang atau menghambat .
Bagaimana kita dapat menilai bahwa suatu produk memenuhi criteria kreativitas ?
sejumlah peniti akhir-akhir ini bersibuk diri dengan masalah penilaian produk.(Amabile.1982,Ekvall dan parnes,1984 ), terutama  menyangkut konsep tingkat penemuan (inventive level). Sebagai contoh adalah penemuan dalam hukum paten di AS.

4.Teori/model tentang Produk Kreatif
            Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif dari wallas dan produk yang dicapai. Ia menekankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yangberinteraksi sebagai berikut: sebagai hasil dari berpikir konvergen dan/atau kecerdasan memperoleh pengetahuan, pengembangan keterampilan manusia memiliki seperangkat unsur-unsur mental. Jika dihadapkan dengan situasi yang menuntut tindakan, yaitu pemecahan masalah dalam arti luas, individu mengerjakan dan myenggabungkan unsur-unsur mental sampai tiimbul “konfigurasi”. Konfigurasi ini dapat berupa gagasan, model, tindakan, cara menyusun kata, melodi, atau bentuk.
            Pemikir divergen (kreatif) mampu menggabungkan unsur-unsur dengan cara-cara yang tidak lazim dan tidak diduga. Namun, konstruksi konfigurasi tersebut tidak memerlukan berpikir konvergen dan divergen saja, tetapi juga motivasi, misalnya dorongan untuk menghasilkan solusi yang lebih baik; karakteristik pribadi yang sesuai, misalnya keterbukaan terhadap pembaruan; unsur-unsur sosial, misalnya kesediaan untuk tidak mengikuti saja; dan keterampilan komunikasi. Proses ini disertai perasaan dan emosi, yang menunjang atau menghambat.
a.        Penilaian Produk Penemunan dalam Hukum Paten
Hukum paten di Amrika Serikat mempertimbangkan unsur-unsur berikut dalam berikut dalam memberikan paten infentor:
(1)   Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan atau rekaan.
(2)    Gagasan jelas untuk mengatasi masalah atau kesulitan khusus.
(3)   Jumlah eksperimentasi yang dilakukan sebelum mencapai produk baru dianggap penting.
(4)   Sejauh mana mengalami kegagalan.
(5)   Produk harus berguna dan meruakan kemajuan.
(6)   Produk terutma dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut sebelumnya menunjukan keragu-raguan (skepticism) tentang kemungkinan penemuan yang baru.
(7)   Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.

b.       Model dari Besemer dan Treffinger
Besemer dan Treffinger menyarankan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu (1) kebaruan (novelty) atau sesuatu yang baru, (2) pemecahan (resolution), dan (3) keterperincian (elaboration) dan sintetis.
Kebaruan adalah sejauh mana produk itu baru, dalam haljumlah dan luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru, atau konsep baru yang terlibat, dalam hal di luar dan di dalam lapangan/bidang dan dalam hal dampak produk kreatif di masa depan. Pemecahan (resoluution) menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi situasi bermasalah. Tiga kriteria dalam dimensi ini adalah, bahwa produk itu harus bermakna (valuable) menurut para pengamat, karena memenuhi kebutuhan harus logis, dengan mengukuti aturan yang ditentukan dalam bidang tertentu dan harus berguna, yaitu dapat diterapakan secara praktis.
Elaborasi dan sintetis. Dimensi merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama/serupa menjadi kesekuruhan yang canggih dan koheren. Lima kriteria untuk menilai hal ini adalah produk itu harus organis, yaiu mempunyai arti inti dalam penyusunan produk, elegan yaitu canggih mempunyai nilai lebih dari yang tampak, komplek yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih, dapat dipahami karena tampil secara jelas, dan menunjukkan keterampilan atau keahlian yang baik, dikerjakan secara saksama. Sebagai contoh, lukisan anak jika dinilai dengan kriteria orang dewasa, mungkin tidak termasuk kreatif, karena sudah pernah dibuat sebelumnya oleh anak lain. Namun, ditinjau dari tingkat perkembangan anak, misalnya ia belum pernah membuatnya sebelumnya dan lukisannya tidak merupakan tiruan dari contoh, maka produk anak itu dapat dikatakan termasuk kreatif.
Bersemer dan O’Quin menyimpulkan dasar pertimbangan mereka untuk mencoba mengukur kualitas produk kreatif sebagai berikut:
“kita tidak ingin membunuh lahirnya karya seni penilaian yang terlalu rumit, tetapi untuk karya ilmiah penilaian atas daya tarik magis, kurang memuaskan. Mungkin dalam bidang analisis produk diperlukan kerjasama antara seni dan sains.
c.       Model Penilaian Kreativitas dalam Mengarang
Penilaian :
1.            Kelancaran
                   *       Sangat lancar (Skor 5)            *       Kurang (Skor 2)
                   *       Cukup lancar (Skor 4)            *        Tidak lancar (Skor 1)
                   *       Lancar (Skor3)
2.Kelenturan, meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam isi atau gagasan.
   a.   Kelenturan dalam struktur kalimat
1.      Keragaman dalam bentuk kalimat: sederhana,gabungan dan    kompleks
2.      Keragaman dalam penggunaan kalimat: deklaratif,interogatif,             eksklamatoris
3.      Keragaman dalam panjang kalimat: kalimat singkat (kurang dari 5 kata), kalimat panjang (lebih dari 10 kata)
a.       Kelenturan dalam konten atau gagasan
1.      imajinasi : menunjukkan imajinasi kaya atau kurang
2.      fantasi : memiliki daya khayal yang tinggi atau tidak

3.            Keaslian (orisinalitas)
1.      Orisinalitas dalam tema, baru/tidak lazim digunakkan atau tidak
2.      Orisinalitas dalam pemecahan atau akhir cerita, akhir cerita tidak diduga/menimbulkan kejutan.
3.      Humor: karangan membuat orang tertawa atau tidak
4.      Menggunakkan kata atau nama baru yang diciptakan sendiri
Orisinalitas dalam gaya penulisan.
4.      Keterperincian (Elaborasi,kekayaan)
a.       Seperti lukisan dalam cara ekspresi
b.      Emosi
c.       Empati
d.      Unsur pribadi
e.       Percakapan

C.    Strategi 4 P untuk Kembangkan Kreativitas Anak
Jika orangtua pendidik dapat menghargai pribadi setiap anak (keunikan, bakat, dan minatnya) dan memberi kesempatan sepenuhnya kepada anak untuk bersibuk diri secara kreatif disertai perhatian yang sungguh-sungguh dari pendidik, maka produk kreativitas yang konstruktif dan bermakna pasti akan muncul. Berikut strategi 4 P untuk mengembangkan kreativitas anak :
  • Pribadi
Orangtua harus paham, tiap anak memiliki pribadi yang berbeda. Tiap anak adalah unik. Karena itu kreativitas juga merupakan sesuatu yang unik. Jadi, orangtua harus menghargai keunikan dalam kreativitas anak, dan jangan mengharapkan hal-hal yang sama dari pribadi-pribadi yang berbeda. Yang patut dipahami orangtua adalah pribadi masing-masing anak, jika terdapat perbedaan, akui dan hargailah. Terutama hargai kelebihannya, kembangkan dan wujudkan bakat anak-anak. Jangan sampai membanding-bandingkan sang anak. Sadarilah setiap anak punya minat, bakat, kelebihan, serta keterbatasan masing-masing.
  • Pendorong
Beri dukungan dan motivasi, karena dari sinilah akan timbul motivasi intrinsik dari dalam diri anak. Ia akan dengan sendirinya berkreasi tanpa perasaan dipaksa, diarahkan, atau dituntut untuk ini-itu. Beri ia sarana dan fasilitas. Misalnya, beri mainan yang bisa mengembangkan kreativitasnya. Benda di sekitar rumah bisa dimanfaatkan, peralatan rumah tangga bekas pakai misalnya, biarkan anak melakukan aktivitas kreatifnya, berimajinasi sendiri. Permainan kreatif lainnya ialah bermain drama, berikan suatu topik dan biarkan anak Anda berpikir, apa yang akan ia peragakan, bermain kata-kata misalnya, membuat puisi dan menyusun kalimat sebanyak mungkin, juga bisa dijadikan pilihan, karena akan mengasah keterampilannya dalam berbahasa.
  • Proses
Jika sarana dan prasarana sudah tersedia, dorongan sudah ada, anak pun akan berkreasi. Proses inilah yang penting untuk anak usia balita. Ia akan merasa mampu dan senang bersibuk diri secara kreatif. Entah dengan melukis, menyusun balok-balok menjadi sebuah menara, merangkai bunga-bungaan menjadi kalung dan sebagainya. Hargailah kreasinya tanpa perlu berlebihan. Tak perlu pula memberi komentar negatif, karena hanya akan menyurutkan semangat anak.
  • Produk
Setelah ketiga faktor diatas dipenuhi, anak pun akan menghasilkan produk kreatif. Entah berupa karya gambar, lukisan, bentukan tanah liat atau lilin, dan sebagainya. Walaupun hasilnya tak memuaskan, tak perlu dirisaukan, tetap hargai produk kreatif anak. Selanjutnya karya si kecil bisa kita pajang. Beri bingkai pada lukisannya, lalu gantung di dinding. Ia pun akan merasa bangga karena karyanya dihargai.


D.    STRATEGI 4P UNTUK PENELITIAN TENTANG KREATIVITAS
Pendekatan 4P dari kreativitas dapat digunakkan sebagai landasan kerangka kerja konseptual dan strategi untuk melakukan penelitian tentang kreativitas.
Pertama :    Kreativitas ditinjau dari 4 perspektif;pribadi,pendorong,proses dan
                   produk.
                   â Merupakan dimensi pertama
Kedua :      Ditinjau dari aspek siapa,apa,dimana,bilamana,mengapa dan bagaimana
                   (Who,what,where,why,how)
                   â Dimensi kedua
Dengan 4P sebagai dimensi pertama dan 5W + 1 H sebagai dimensi kedua,diperoleh diagram sebagai berikut;


Who
What
How
Why
When
Where
Person






Press






Process






Product






Sumber : Munandar SCU, 1999, kreativitas & keterbakatan strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat

Dimensi Ketiga : Menunjukkan peranan dari 3 lingkungan pendidikan: Keluarga, sekolah, masyarakat dalam meningkatkan potensi kreatif individu.
Model 3 dimensi ini dapat digunakkan sebagai pendekatan atau strategi dalam melakukan studi yang berkaitan dengan kreativitas.
Diagram sebagai berikut;
Sumber : Munandar SCU dan Conny Semiawan. 1988. Approaches to Enhance Children’s Creativity in Indonesia. Jakarta. PDII.LIPI dan Yayasan Pengembangan Kreativitas.

Ilustrasi dari model untuk pengembangan dan penelitian tentang kreativitas
Dimensi 1 : Keempat aspek yang saling berkaitan dari kreativitas : Pribadi,pendorong,
               proses,produk. Kita pilih dimensi pribadi.
Dimensi 2 : Pertanyaan yang perlu diajukan peneliti misalnya;
1.      Siapa pribadi kreatif yang ingin diteliti ?, umur berapa ?, perempuan ?, laki –laki?
  1. Apa karakteristik kreativitas mereka? Kognitif, afektif, sosial, psikomotorik
  2. Bagaimanapun mereka dapat ditemukenali (potensi kreatif mereka) Ukuran test apa yang dapat digunakkan ?
4.      Mengapa mereka melakukan? Apa yang mereka lakukan (alasan)? Apa yang mendorong mereka untuk mencipta ?
5.      Bilamana menyangkut waktu, usia atau tingkat perkembangan? Pada usia berapa anak paling kreatif? Dapat dilakukan penelitian perbandingan atau perkembangan, misalnya bagaimana kreativitas anak usia prasekolah bila dibandingkan dengan anak SD?
  1. Dimana merujuk pada penelitian : Tempat,lokasi atau subkultur yang berbeda, misalnya studi tentang kreativitas di daerah perkotaan dan pedesaan.
Dimensi 3: studi dapat dilakukan dalam lingkungan :
  1. Keluarga : Saudara sekandung, anak tertua, anak bungsu atau anak tunggal dalam kaitan potensi kreatif mereka ?
  2. Sekolah : Murid prasekolah, SD, SMP, Sekolah Negri, atau swasta
  3. Masyarakat : penelitian anak dari berbagai subkultur dari tingkat sosial – ekonomi, rendah atau tinggi dan sebagainya?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar