A. MAKNA
PENGEMBANGAN KREATIVITAS
Sebagai
pribadi, maupun kelompok atau suatu bangsa kita harus mampu memikirkan,
menciptakan cara-cara baru dengan cara yang kreatif, agar kita tidak hanyut
dalam dalam persaingan antar bangsa dan
negara dalam era globalisasi ini. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas
sejak usia dini sangatlah penting.
Kreativitas
begitu bermakna dalam hidup dan kreativitas perlu di pupuk sejak dini dalam
diri peserta didik, karena :
Ø Dengan
berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, karena perwujudan diri merupkan kebutuhan
pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia.
Ø Berfikir
kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam suatu masalah merupakan bentuk
pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam
pendidikan.
Ø Bersibuk
diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga
bermanfaat untuk lingkungan dan kepuasan diri individu. Seperti para seniman,
ilmuan dll.
Ø Kreativitaslah
yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
B. TEORI
4P YANG MELANDASI PENGEMBANGAN KREATIVITAS
Ada beberapa teori empat P yang melandasi pengembangan
kreativitas,yaitu ;
1.
Teori tentang
Pembentukan Pribadi Kreatif.
a. Teori
Psikonalisis
Pada umumnya teori-teori Psikonalisis
melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah yang biasanya mulai
di masa anak-anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai seorang yang pernah
mempunyai pengalaman traumatis,yang dihadapi dengan memungkinkan
gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi
pemecahan inovatif dari trauma.
1) Teori
Freud
Menurut beberapa pakar
psikologi,kemampuan kreatif merupakan ciri kepribadian yang menetap pada lima
tahun pertama dari kehidupan. Sigmund Freud adalah tokoh utama yang menganut
pandangan ini. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan,yang
merupakan upaya tak sadaruntuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang
tidak menyenangkan atau
yang tidak dapat diterima. Karena mekanisme pertahanan
biasanya merintangi produktivitas kreatif. Freud percaya bahwa meskipun
kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif,mekanisme sublimasi justru merupakan
penyebab utama kreativitas.
Menurut Freud,orang
hanya didorong untuk menjadi kreatif jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan
seksual secara langsung. Pada umur empat tahun pada anak timbul hasrat fisik
terhadap orang tua dari jenis kelamin yang berbeda. Karena kebutuhan ini tidak
dapat dipenuhi,maka terjadi sublimasi dan awal dari imajinasi.
2) Teori
Kris
Ernest Kris menekankan
bahwa mekanisme pertahanan regresi yaitu kecenderungan untuk beralih ke
perilaku pada tingkat perkembangan sebelumnya yang memberi kepuasan jika
perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasan juga sering muncul
dalam tindakan kreatif. Orang-orang kreatif menurut teori ini adalah mereka
yang paling mampu memanggil bahan dari alam pikiran tidak sadar.
3) Teori
Jung
Carl Jung juga percaya
bahwa alam ketidak sadaran memainkan peranan yang amat sangat penting dalam
pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari
dibentuk oleh masa lalu pribadi. Selain itu,ingatan kabur dari
pengalaman-pengalaman seluruh umat manusia tersimpan disana.
b. Teori
Humanistik
Berbeda dengan teori psikonalisi,teori
humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari psikologi tingkat tinggi.
Tokoh-tokoh humanistik percaya bahwa kreativitas dapat berkembang selama hidup.
1) Teori
Moslow
Menurut Abraham Moslow,pendukung utama
dari teori humanistik,manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata
sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini
harus dipenuhi dalam urutan hierarki tertentu; kebutuhan primitif muncul pada
saat lahir,dan kebutuhan tingkat tinggi berkembang sebagai proses pematangan
individu.
2) Teori
Rogers
Menurut Carl Rogers tiga kondisi
internal dari pribadi yang kreatif adalah :
Ø Keterbukaan
terhadap pengalaman.
Ø Kemampuan
untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus evaluation).
Ø Kemampuan
untuk bereksperimen,untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Setiap orang yang memiliki ketiga ciri
ini kesehatan psikologisnya sangat baik. Orang ini berfungsi
sepenuhnya,menghasilkan karya-karya kreatif,dan hidup secara kreatif. Ketiga
ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari dalam (internal press)
untuk berkreasi.
c. Teori
Chikszentmihalyi
Menurut Teori Chikszentmihalyi (1996)
yang mengkaji ciri-ciri atau faktor-faktor yang memungkinkan atau membantu
kreativitas seseorang muncul dan berkembang. ia menegaskan bahwa mungkin ciri
pertama yang dapat memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah predisposisi
genetik(genetik predisposition) untuk
ranah tertentu, selain itu juga yang terpenting adalah minat pada usia
dini untuk ranah tertentu,kemudian minat itulah
yang menjadikan mereka terlibat secara mendalam terhadap ranah itu,sehingga
mencapai kemahiran dan keungulan kreativitas.
Seseorang juga memerlukan akses terhadap
satu bidang (access to a domain).hal
ini banyak bergantung pada faktor keberuntungan. lahir dan tumbuh dalam
keluarga yang cukup mampu yang
memungkinkan untuk masuk kesekolah-sekolah yang terbaik,tersedianya
sarana-prasarana,adanya pembinaan atau mentor dalam bidang yang
dimainati,sangat membantu mengebangkan bakat serta sama pentingnya adalah access to a field,mampu
berkomunikasi dan berinteraksi dengan sejawat dan tokoh-tokoh yang penting
dalam bidang yang digeluti,memperoleh informasi yang terakhir,mendapat
kesempatan utnuk bekerja bersama pakar-pakar lain dalam bidang itu adalah
hal-hal yang sangat penting untuk
mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang-orang penting.
Chikszentmihalyi
mengemukakan bahwa yang terutama menandai orang-orang kreatif adalah kemampuan
mereka yang luarbiasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi
dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapai tujuannya.
Kepribadian
kreatif dapat menunjukkan ciri-ciri yang seperti bertentang atau paradoksal.dari keempat prespektif kreativitas (pribadi,pendorong,proses,dan produk) mungkin yang paling menentukan
perwujudan kreativitas adalah aspek
pribadi.
d. ciri-ciri
kepribadian kreatif
Chikszentmihalyi
mengemukakan (1996) ada sepuluh pasang ciri-ciri kepribadian kreatif yang
seeakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis
1. Pribadi
kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan berkerja selama
berjam-jam dengan konsentrasi penuh,tetapi mereka juga bisa tenang dan
rileks,bergantung pada situasi.
2. Pribadi
kreatif cerdas dan cerdik.
3. Ciri-ciri
paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi antara sikap bermain dan disiplin.
4. Pribadi
kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi,namun tetap
bertumpu pada realitas.
5. Pribadi
kreatif menunjukkan kecendrungan baik introversi maupun ekstroversi.
6. Orang
kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karya nya pada saat yang
sama.
7. Peribadi
kreatif menunjukkan kecenderungan
androgini psikologis,yaitu mereka dapat melepaskan diri dari sterotip
gender(maskulin-feminim).
8. Orang
kreatif cenderung mandiri bahkan suka menantang,tetapi dilain pihak mereka bisa
tetap tradisional dan konservatif
9. Kebanyakkan
orang kreatif sangat bersemangat(passionate)bila menyakut karya mmereka,tetapi
juga sangat objektif dalam penilaian karya nya.
10. Sikap
keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering membuatnya menderita jika
mendapat banyak kritikan dan serangan terhadap hasil jerih payah nya,namun
disaat yang sama ia juga merasakan kegembiraan yang luar biasa.
Sepuluh
pasang ciri-ciri yang nampaknya bertentangan ini merupakan karakterisktik yang
mencerminkan kepribadian kreatif. menurut Chikszentmihalyi,setiap
pasangan kedua ciri yang seperti paradoksal itu diperlukan utnuk menghasilkan
gagasan baru atau inovasi.
Anak
yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu memilliki minat yang
luas,mempunyai kegemaran dan menyukai aktivitas yang sama kreatif.
Orang yang inovatif berani untuk
berbeda,menonjol,membuat kejutan,atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya
diri,keuletan dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa mencapai
tujuan nya seperti Thomas A.Edison
yang mengalami kegagalan sebanyak 200 kali utnuk menemukan bola-lampu yang
berguna bagi seluruh manusia.
Menurut pendapat :
@Treffinger
→ pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisir dalam tindakan,dan rencana
inovatif serta produk orisinilnya telah dipikirkan matang-matang terlebih
dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.
Tingkat energi, spontanitas dan
kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang yang kreatif mempunyai
rasa humor yang tinggi,dapat melihat
suatu masalah dari berbagai sudut tinjauan, dan memiliki kemampuan untuk
bermain dengan ide, konsep, atau khayalan-khayalan nya, yang kemudian terwujud
menjadi karya seni,sastra atau penemuan-penumuan baru.
Disamping ciri-ciri tersebut orang yang berbakat tampak pula ciri-ciri
idealismenya, cenderung untuk melakukan refleksi, merenungkan peran,tujuan
hidup,serta makna atau arti keberadaan mereka.
Ciri
kreatif lain adalah: kecendrungan tertarik pada hal-hal yang rumit atau misterius.
Ciri-ciri yang ditemukan Torrance
pada orang-orang yang yang menonjol terhadap masyarakat:
a. Berani
dalam pendirian dan keyakinan
b. Ingin
tahu(melit)
c. Mandiri
dalam berpikir dan dalam memberi pertimbangan,bersibuk diri terus-menerus
dengan kerjanya atau apa yang menarik perhatiannya,intituitif,ulet,tidak
bersedia menerima pendapat orang lain (termasuk otoritas) begitu saja jika
tidak sesuai keyakinannya.
Peringkat dari 10 ciri-ciri pribadi yang
diperoleh dari kelompok pakar psikologi adalah :
Menurut Utami Munandar 1977:
1. Imajinatif
2. Mempunyai
prakarsa (inisiatif)
3. Mempunyai
minat yang luas
4. Mandiri
dalam berpikir
5. Melit(ingin
tahu)
6. Senang
berpetualang
7. Penuh
enegi
8. Percaya
diri
9. Bersedia
mengambil resiko
10. Berani
dalam pendirian dan keyakinan
Bandingkan ciri-ciri tersebut dengan
peringkat yang diinginkan guru SD,SMP :
1. Penuh
energi
2. Mempunyai
prakarsa
3. Percaya
diri
4. Sopan
5. Rajin
6. Melaksanakan
perkenbangan pada waktunya
7. Sehat
8. Berani
dalam pendapat dan keyakinan
9. Daya
ingat kuat
10. Ulet.
2. Teori-teori tentang Press
Kretivitas
seseorang agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu
(motivasi Intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
a.
Motivasi Intrinsik untuk kreativitas
Pada setiap orang
ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan
dirinya; untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang . dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas
ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam
upaya menjamin dirinya sepenuhnya (Rogers, dalam Vernon, 1982) . yang bersifat
universal ada dalam diri individu itu sendiri namun membutuhkan kondisi yg
tepat untuk di ekspresikan .
b.
kondisi Eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Telah dikemukakan
bagaimana kondisi internal menurut Rogers yang bersifat mengembangkan
kreativitas . kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus
dimungkinkan untuk tumbuh . bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan
memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya . menurut Rogers dalam
psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan
psikologis-lah yang memungkinkan timbulnya kreativitaas konstruktif .
1.
Keamanan psikologis
Ini
dapat terbentuk dengan tiga proses yang saling berhubungan :
a)
Menerima individusebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya .
b)
Mengusahakan suasana yang ada didalamnya evaluasi eksternal tidak ada
(atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam).
c)
Memberikan pengertian secara empatis (dapat menghayati).
2. Kebebasan Psikologis
Mengekspresikan dalam
tindakan konkret perasaannya, misalnya dengan memaki-maki atau memukul, tidak
selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-batas nya,
tetapi ekspresi secara simbolis hendaknnya di mungkinkan, misalnya melalui sajak
atau gambar.
3.
Teori tentang perkembangan proses kreatif
a.
Teori Wallas
Berabad-abad
orang berupaya menjelaskan apa yang terjadi apabila seseorang mencipta.salah
satu teori yang sampai sekarang banyak dikutip adalah teori Wallas yang
dikemukakan pada tahun 1926 dalam bukunya “The Art of Thought “ ( piirto,1992)
yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap ,yaitu
1. Persiapan
2. Inkubasi
3. Iluminasi
4. Verifikasi
Pada
tahap pertama ,seseorang mempersiapkan diri untuk memecahklan masalah dengan
belajar berfikir ,mencari jawaban ,bertanya
kepada orang lain , dan sebagainya .
Pada
tahap kedua , kegiatan mencari dan menghimpun data / informasi tidak
dilanjutkah .Tahap inkubasi adalah tahap dimana individu seakan –akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut ,dalam arti bahwa ia
tidak memikirkan masalah nya secara sadar ,tetapi “mengeramnya “dalam pra-
sadar .sebagaimana terlihat dari analisis biografi maupun dari laporan tokoh
seniman dan ilmuwan,tahap ini penting artinya dalam proses timbulnya inspirasi
yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi batu berasal dari
daerah pra-sadar atau timbul dalam keadaan ketidaksadaran penuh.
Tahap
ilumunasi adalah tahap timbulnya “insight” atau “erlebnis “saat timbulnya
inspirasi atau gagasan baru, beserta proses –proses psikologis yang mengawali
dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.
Tahap
verifikasi atau evaluasi adalah dimana ide atau kreasi baru tersebut harus
diuji terhadap realitas .Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen
.Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran kreatif ) harus diikuti
oleh proses konvergensi ( pemikiran kritis ).
b.
Teori tentang Belahan
otak kanan dan kiri
Segera
sesudah anak dilahirkan , gerakan – gerakan yang semula belum berdiferensiasi
berkembang menjadi pola dengan preferensi untuk kiri atau kanan. Hampir setiap
orang mempunyai sisi yang dominan . pada
umumnya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan ( berarti dominan
belahan otak kiri); tetapi ada orang-orang yang termasuk kidal (left-handed).
Mereka lebih dikuasai oleh belahan otak kanan .dihipotesiskan bahwa belahan
otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi – fungsi kreatif, sehingga terjadi
“dichotomania “, membagi –bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak
kanan atau kiri ,lihat table 2.3 ini ,walaupun didukung oleh bukti-bukti empiris
,namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut ( Dacey.1989;piirto,1992 )
untuk keabsahannya .
Tabel 2.3 dikotami
mental
Belahan Otak kiri
|
Bealahan otak kanan
|
Intelek
|
In tuisi
|
Konvergen
|
Divergen
|
Intelektual
|
Emosional
|
Rasional
|
Metaforik,intuitif
|
Verbal
|
Nonverbal
|
Horizontal
|
Vertical
|
Konkret
|
Abstrak
|
Realistis
|
Impulsif
|
Diarahkan
|
Bebas
|
Diferensial
|
Eksistensial
|
Sekuensial
|
Multipel
|
Historical
|
Tanpa batas waktu
|
Analitis
|
Sintesis .holitik
|
Eksplisit
|
Implisif
|
Objektif
|
Subjektif
|
Suksesif
|
Simultan
|
c.Teori / Model tentang
produk kreatif
pada
pribadi kreatif , jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang (
pendorong), lingkungan yang member kesempatan atau peluang untuk bersibuk diri
secara kreatif (proses ) ,maka dapat diprediksikan bahwa produk kreativitas
akan muncul.
Cropley
( 1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif dari Wallas dan
produk yang dicapai .Ia menekankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi
antara cirri-ciri psikologis yang berinteraksi sebagai berikut :sebagai hasil
dari berpikir konvergen dan / atau kecerdasan memperoleh pengetahuan ,
perkembangan keterampilan manusia memilki seperangkat unsure-unsur mental.
Jika
dihadapkan dengan situasi yang menuntut tindakan ,yaitu pemecahan masalah dalam arti luas ,individu
mengerjakan dan menggabungkan unsu-unsur mental sampai timbul “konfigurasi
“.konfigurasi ini dapat berupa gagasan ,model ,tindakan ,cara menyusun kata
,metodi atau bentuk.
Pemikir
divergen ( kreatif ) mampu menggabungkan unsur-unsur dengan cara – cara yang
tidak lazim dan tidak diduga .Namun ,konstruksi konfigurasi tersebut tidak
memmerlukan bepikir konvergen dan
divergen saja .tetapi juga motivasi, misalnya dorongan untuk menghasilkan
solusi yang lebih baik ; karakteristik pribadi yang sesuai misalnya keterbukaan
terhadap pembaruan ; unsur-unsur sosial ,misalnya kesediaan mengikuti saja ;
dan keterampilan komunikasi .proses ini disertai perasaan dan emosi , yang
dapat menunjang atau menghambat .
Bagaimana
kita dapat menilai bahwa suatu produk memenuhi criteria kreativitas ?
sejumlah peniti akhir-akhir ini bersibuk diri dengan masalah penilaian
produk.(Amabile.1982,Ekvall dan parnes,1984 ), terutama menyangkut konsep tingkat penemuan (inventive
level). Sebagai contoh adalah penemuan dalam hukum paten di AS.
4.Teori/model
tentang Produk Kreatif
Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap
proses kreatif dari wallas dan produk yang dicapai. Ia menekankan bahwa
perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara ciri-ciri psikologis
yangberinteraksi sebagai berikut: sebagai hasil dari berpikir konvergen
dan/atau kecerdasan memperoleh pengetahuan, pengembangan keterampilan manusia
memiliki seperangkat unsur-unsur mental. Jika dihadapkan dengan situasi yang
menuntut tindakan, yaitu pemecahan masalah dalam arti luas, individu
mengerjakan dan myenggabungkan unsur-unsur mental sampai tiimbul “konfigurasi”.
Konfigurasi ini dapat berupa gagasan, model, tindakan, cara menyusun kata,
melodi, atau bentuk.
Pemikir divergen (kreatif) mampu menggabungkan
unsur-unsur dengan cara-cara yang tidak lazim dan tidak diduga. Namun,
konstruksi konfigurasi tersebut tidak memerlukan berpikir konvergen dan
divergen saja, tetapi juga motivasi,
misalnya dorongan untuk menghasilkan solusi yang lebih baik; karakteristik pribadi yang sesuai, misalnya
keterbukaan terhadap pembaruan; unsur-unsur
sosial, misalnya kesediaan untuk tidak mengikuti saja; dan keterampilan komunikasi. Proses ini
disertai perasaan dan emosi, yang menunjang atau menghambat.
a.
Penilaian
Produk Penemunan dalam Hukum Paten
Hukum
paten di Amrika Serikat mempertimbangkan unsur-unsur berikut dalam berikut
dalam memberikan paten infentor:
(1) Kegiatan
intelektual yang bermutu mendahului penemuan atau rekaan.
(2) Gagasan jelas untuk mengatasi masalah atau kesulitan
khusus.
(3) Jumlah
eksperimentasi yang dilakukan sebelum mencapai produk baru dianggap penting.
(4) Sejauh
mana mengalami kegagalan.
(5) Produk
harus berguna dan meruakan kemajuan.
(6) Produk
terutma dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut
sebelumnya menunjukan keragu-raguan (skepticism)
tentang kemungkinan penemuan yang baru.
(7) Produk
harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.
b.
Model dari Besemer dan Treffinger
Besemer
dan Treffinger menyarankan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga
kategori, yaitu (1) kebaruan (novelty) atau sesuatu yang baru, (2) pemecahan
(resolution), dan (3) keterperincian (elaboration) dan sintetis.
Kebaruan
adalah sejauh mana produk itu baru, dalam haljumlah dan luas proses yang baru,
teknik baru, bahan baru, atau konsep baru yang terlibat, dalam hal di luar dan
di dalam lapangan/bidang dan dalam hal dampak produk kreatif di masa depan.
Pemecahan (resoluution) menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi
kebutuhan untuk mengatasi situasi bermasalah. Tiga kriteria dalam dimensi ini
adalah, bahwa produk itu harus bermakna (valuable) menurut para pengamat,
karena memenuhi kebutuhan harus logis, dengan mengukuti aturan yang ditentukan
dalam bidang tertentu dan harus berguna, yaitu dapat diterapakan secara
praktis.
Elaborasi
dan sintetis. Dimensi merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan
unsur-unsur yang tidak sama/serupa menjadi kesekuruhan yang canggih dan
koheren. Lima kriteria untuk menilai hal ini adalah produk itu harus organis,
yaiu mempunyai arti inti dalam penyusunan produk, elegan yaitu canggih
mempunyai nilai lebih dari yang tampak, komplek yaitu berbagai unsur digabung
pada satu tingkat atau lebih, dapat dipahami karena tampil secara jelas, dan
menunjukkan keterampilan atau keahlian yang baik, dikerjakan secara saksama.
Sebagai contoh, lukisan anak jika dinilai dengan kriteria orang dewasa, mungkin
tidak termasuk kreatif, karena sudah pernah dibuat sebelumnya oleh anak lain.
Namun, ditinjau dari tingkat perkembangan anak, misalnya ia belum pernah
membuatnya sebelumnya dan lukisannya tidak merupakan tiruan dari contoh, maka
produk anak itu dapat dikatakan termasuk kreatif.
Bersemer
dan O’Quin menyimpulkan dasar pertimbangan mereka untuk mencoba mengukur
kualitas produk kreatif sebagai berikut:
“kita
tidak ingin membunuh lahirnya karya seni penilaian yang terlalu rumit, tetapi
untuk karya ilmiah penilaian atas daya tarik magis, kurang memuaskan. Mungkin
dalam bidang analisis produk diperlukan kerjasama antara seni dan sains.
c. Model Penilaian Kreativitas dalam Mengarang
Penilaian :
1.
Kelancaran
* Sangat lancar (Skor 5) * Kurang
(Skor 2)
* Cukup lancar (Skor 4) * Tidak
lancar (Skor 1)
* Lancar (Skor3)
2.Kelenturan, meliputi kelenturan dalam struktur kalimat
dan kelenturan dalam isi atau gagasan.
a. Kelenturan dalam struktur kalimat
1.
Keragaman
dalam bentuk kalimat: sederhana,gabungan dan kompleks
2.
Keragaman
dalam penggunaan kalimat: deklaratif,interogatif, eksklamatoris
3. Keragaman dalam panjang kalimat: kalimat
singkat (kurang dari 5 kata), kalimat panjang (lebih dari 10 kata)
a. Kelenturan
dalam konten atau gagasan
1.
imajinasi
: menunjukkan imajinasi kaya atau kurang
2.
fantasi
: memiliki daya khayal yang tinggi atau tidak
3. Keaslian (orisinalitas)
1.
Orisinalitas
dalam tema, baru/tidak lazim digunakkan atau tidak
2.
Orisinalitas
dalam pemecahan atau akhir cerita, akhir cerita tidak diduga/menimbulkan
kejutan.
3.
Humor:
karangan membuat orang tertawa atau tidak
4.
Menggunakkan
kata atau nama baru yang diciptakan sendiri
Orisinalitas dalam gaya penulisan.
4. Keterperincian (Elaborasi,kekayaan)
a.
Seperti lukisan
dalam cara ekspresi
b.
Emosi
c.
Empati
d.
Unsur pribadi
e.
Percakapan
C.
Strategi 4 P
untuk Kembangkan Kreativitas Anak
Jika orangtua pendidik dapat
menghargai pribadi setiap anak (keunikan, bakat, dan minatnya) dan memberi
kesempatan sepenuhnya kepada anak untuk bersibuk diri secara kreatif disertai
perhatian yang sungguh-sungguh dari pendidik, maka produk kreativitas yang
konstruktif dan bermakna pasti akan muncul. Berikut strategi 4 P untuk mengembangkan
kreativitas anak :
- Pribadi
Orangtua
harus paham, tiap anak memiliki pribadi yang berbeda. Tiap anak adalah unik.
Karena itu kreativitas juga merupakan sesuatu yang unik. Jadi, orangtua harus
menghargai keunikan dalam kreativitas anak, dan jangan mengharapkan hal-hal
yang sama dari pribadi-pribadi yang berbeda. Yang patut dipahami orangtua
adalah pribadi masing-masing anak, jika terdapat perbedaan, akui dan hargailah.
Terutama hargai kelebihannya, kembangkan dan wujudkan bakat anak-anak. Jangan
sampai membanding-bandingkan sang anak. Sadarilah setiap anak punya minat,
bakat, kelebihan, serta keterbatasan masing-masing.
- Pendorong
Beri
dukungan dan motivasi, karena dari sinilah akan timbul motivasi intrinsik dari
dalam diri anak. Ia akan dengan sendirinya berkreasi tanpa perasaan dipaksa,
diarahkan, atau dituntut untuk ini-itu. Beri ia sarana dan fasilitas. Misalnya,
beri mainan yang bisa mengembangkan kreativitasnya. Benda di sekitar rumah bisa
dimanfaatkan, peralatan rumah tangga bekas pakai misalnya, biarkan anak
melakukan aktivitas kreatifnya, berimajinasi sendiri. Permainan kreatif lainnya
ialah bermain drama, berikan suatu topik dan biarkan anak Anda berpikir, apa
yang akan ia peragakan, bermain kata-kata misalnya, membuat puisi dan menyusun
kalimat sebanyak mungkin, juga bisa dijadikan pilihan, karena akan mengasah
keterampilannya dalam berbahasa.
- Proses
Jika sarana
dan prasarana sudah tersedia, dorongan sudah ada, anak pun akan berkreasi.
Proses inilah yang penting untuk anak usia balita. Ia akan merasa mampu dan
senang bersibuk diri secara kreatif. Entah dengan melukis, menyusun balok-balok
menjadi sebuah menara, merangkai bunga-bungaan menjadi kalung dan sebagainya.
Hargailah kreasinya tanpa perlu berlebihan. Tak perlu pula memberi komentar negatif,
karena hanya akan menyurutkan semangat anak.
- Produk
Setelah
ketiga faktor diatas dipenuhi, anak pun akan menghasilkan produk kreatif. Entah
berupa karya gambar, lukisan, bentukan tanah liat atau lilin, dan sebagainya.
Walaupun hasilnya tak memuaskan, tak perlu dirisaukan, tetap hargai produk
kreatif anak. Selanjutnya karya si kecil bisa kita pajang. Beri bingkai pada
lukisannya, lalu gantung di dinding. Ia pun akan merasa bangga karena karyanya
dihargai.
D. STRATEGI 4P UNTUK PENELITIAN TENTANG KREATIVITAS
Pendekatan 4P dari kreativitas dapat digunakkan sebagai landasan kerangka
kerja konseptual dan strategi untuk melakukan penelitian tentang kreativitas.
Pertama : Kreativitas
ditinjau dari 4 perspektif;pribadi,pendorong,proses dan
produk.
â Merupakan dimensi pertama
Kedua : Ditinjau
dari aspek siapa,apa,dimana,bilamana,mengapa dan bagaimana
(Who,what,where,why,how)
â Dimensi kedua
Dengan 4P sebagai dimensi pertama dan 5W + 1 H sebagai
dimensi kedua,diperoleh diagram sebagai berikut;
|
Who
|
What
|
How
|
Why
|
When
|
Where
|
Person
|
|
|
|
|
|
|
Press
|
|
|
|
|
|
|
Process
|
|
|
|
|
|
|
Product
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : Munandar SCU, 1999, kreativitas &
keterbakatan strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat
Dimensi Ketiga
: Menunjukkan peranan dari 3 lingkungan pendidikan: Keluarga, sekolah,
masyarakat dalam meningkatkan potensi kreatif individu.
Model 3 dimensi ini dapat digunakkan sebagai pendekatan
atau strategi dalam melakukan studi yang berkaitan dengan kreativitas.
Diagram
sebagai berikut;
Sumber
: Munandar SCU dan Conny Semiawan. 1988. Approaches to Enhance Children’s
Creativity in Indonesia. Jakarta.
PDII.LIPI dan Yayasan Pengembangan Kreativitas.
Ilustrasi dari model untuk pengembangan dan penelitian
tentang kreativitas
Dimensi 1 : Keempat aspek yang saling berkaitan dari
kreativitas : Pribadi,pendorong,
proses,produk. Kita pilih dimensi pribadi.
Dimensi 2 : Pertanyaan yang perlu diajukan peneliti
misalnya;
1.
Siapa
pribadi kreatif yang ingin diteliti ?, umur berapa ?, perempuan ?, laki –laki?
- Apa karakteristik kreativitas mereka? Kognitif,
afektif, sosial, psikomotorik
- Bagaimanapun mereka dapat ditemukenali (potensi
kreatif mereka) Ukuran test apa yang dapat digunakkan ?
4.
Mengapa
mereka melakukan? Apa yang mereka lakukan (alasan)? Apa yang mendorong mereka
untuk mencipta ?
5.
Bilamana
menyangkut waktu, usia atau tingkat perkembangan? Pada usia berapa anak paling
kreatif? Dapat dilakukan penelitian perbandingan atau perkembangan, misalnya
bagaimana kreativitas anak usia prasekolah bila dibandingkan dengan anak SD?
- Dimana merujuk pada penelitian : Tempat,lokasi atau
subkultur yang berbeda, misalnya studi tentang kreativitas di daerah
perkotaan dan pedesaan.
Dimensi 3:
studi dapat dilakukan dalam lingkungan :
- Keluarga : Saudara sekandung, anak tertua, anak
bungsu atau anak tunggal dalam kaitan potensi kreatif mereka ?
- Sekolah : Murid prasekolah, SD, SMP, Sekolah Negri,
atau swasta
- Masyarakat : penelitian anak dari berbagai subkultur
dari tingkat sosial – ekonomi, rendah atau tinggi dan sebagainya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar