Strategi
Mengoptimalkan Program Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini
Disadari
bahwa pengembangan program pembelajaran sains pada anak usia dini untuk saat
ini masih dihadapkan pada berbagai kendala.
1. Keterbatasan
sarana prasarana sebagai penunjang terselenggaranya pembelajaran sains yang
efektif dilembaga –lembaga pendidikan usia dini yang ada di Indonesia. Keterbatasan
sarana tersebut, mulai dari kecukupan gedung dan ruangan kegiatan,dukungan
laboraturium, dukungan sarana aktivitas luar kelas, dukungan alat – alat dan sumber belajar sains yang memadai. Dan
hal tersebut menghambat dalam melahirkan SDM yang diharapkan untuk mengisi masa
depan bangsa
2. Keterbatasan
kemampuan sekolah dalam mengelola berbagai potensi dan sumber yang tersedia.
Masalah ini dapat terjadi disekolah manapun banyak sekolah yang cukup potensial
dukungannya, terutama sarana prasarana, tetapi kemampuan manajemannya terbatas.
Kelemahan pada bagian ini juga akan mengurangi efektifitas pencapaian program
pembelajaran sains pada sekolah.
3. Secara
khusus terletak pada masih rendahnya motivasidan kreativitas guru dalam
menyelenggarkan pembelajaran sains. Secara akademis dapat saja memang para guru
banyak yangbelum memahami hakekat sains dan teknis pembelajarannya yang tepat
pada anak usia dini. Sesungguhnya alasan yang mendasar dirujukkan pada aspek
etos kerja dan dedikasi, dan mungkin masih banyak penyebab lainnya, tetapi
secara akumulasi kita melihatnya bahwa motivasi dan kreatifitas guru-guru sains
pada anak usia dini belum setinggi sesuai harapan, hal ini nampak dari cara
mengajar mereka, kemauan mereka meningkatkan kemampuannya, ketekuan mereka
mencari cara- cara baru,media baru
,sumber baru dan sebagainya.
Permasalahan
diatas adalah berpijak pada ketidakmampuan sekolah dalam mengadaptasikan
program pembelajaran sains yang berakar pada lemahnya guru dan staf dalam
mengimplementasikan pembelajaran sains disekolah masing – masing. Permasalan
tersebut tidak boleh berlarut – larut harus dicarikan solusinya sehingga akar
masalahnya secara berangsur – angsur dapat dihilangkan serta pembelajaran sains
pada lembaga – lembaga pendidikan anak usia dini meskupun dihadapkan berbagai
keterbatasaan tetap dapat dilaksanakan secara optimal dan berdampak pada hasil
belajar yang tinggi nilainya bagi setiap anak. Strategi dalam mengoptimalkan
pembelajaran sains dan menguraangi berbagai kendala :
A. Pengembangan
Sudut (Area) Sains Terintegrasi (Menyatu)
Untuk mengatasi
keterbatsan sarana termasuk keterbatasan ruang yang akan digunakan dalam pembelajran
sains,maka disarankan kepada sekolah –sekolah yang memang terbatas sarananya,
agar memodifikasi atau mengemas sudut ( area) pembelajaran sains secara
terintegrasi. Jika ruangan terbatas, maka sudut yang dibuat cukup satu yaitu
sudut IPA. Dengan demikian dari sisi pemanfaatan ruangan akan menjadi efisien. Dalam
penyampaian dapat ditampilkan secara keseluruhan materi terkait sains, ataupun
secara bergiliran. Dalam merotasi isi sudut (area) belajar sains, dapat mempertimbangkan
beberapa hal diantaranya minat, motivasi anak, kebutuhan anak, ketersediaan
sarana penunjang dan sebagainya. Dengan demikian model penyajian sudut sains
secara terintegrasi akan mampu mengatasi berbagai kelemahan yang selama ini
bdihadapi oleh banyak lembaga pendidikan usia dini yang tersebar di Indonesia.
B. Pembuatan Kebun Sekolah
Gagasan
pembuatan kebun sekolah sebetulnya sudah menggelinding cukup lama, baik pada
sekolah-sekolah di indonesia maupun luar negeri. beberapa sekolah yang telah
mengadakan kebun sekolah juga, nampaknya belom optimal menjadikan kebun
tersebut sebagai bagian dari pembelajaran anak-anak. dengan menyediakan kebun
sekolah, maka perkenalkanlah sains kepada mereka dengan kegiatan-kegiatan
praktis (praktek)yang lebih bermakna , dengan carabercocok tanam,keterlibatan
dalam memelihara tanaman, membuat lahan untuk tanaman, mengenal pemupukan,
bahkan sampai bagaimana memanen hasil dan sebagainya.
Dengan
melibatkan anak belajar dan bekerja melalui kebun sekolah, melatih mereka
menyayangi pekerjaan dan menanamkan berdisiplin, misal dengan menyiram tanaman.
dari sisi guru, ketersedian kebun sekolah merupakan medium yang efektif bagi
demontrasi berbagai konsep dan kajian sains yang seharusnya dikuasai oleh anak,
dengan kata lain kebun sekolah merupakan laboratorium alamiah.
Dengan
pengenalan kebun sekolah sejak dini, maka pola perilaku dan kerangka berpikir
anak akan lebih mengakar perhatiannya pada pengendalian, pemanfaatan dan bisa
jadi terhadap pelestarian berbagai sumber kesejahteraan dan keseimbangan
lingkungan.
Diantara
keadaan yang perlu mendapatkan perhatian agar sesuai dengan keadaan sekolah
adalah :
1. keseimbangan
isi atau tumbuhan yang ditanam, baik sejenis maupun kaitannya dengan materi
pembelajaran sains.
2. keharmonisan
antar tanaman, cara menenam dan tinggi rendah tanaman yang ditanam dikebun
sekolah.
3. kaitannya
dengan karakteristik anak,misalkan :kemampuan anak merawat, ketinggian anak
menjangkau tanaman, kemampuan anak mengobservasi tanaman, dan sebagainya.
4. kemungkinan
mempertegas identitas tanaman, misalkan: dengan memberi lebel tanaman dengan
informasi nama, umur, asal, dan sebagainya.
5. kemungkinan
periode pergantian, misalnya: tanaman-tanaman yang berumur pendek, seperti:
sayuran dan bunga-bungaan.
6. melibatkan
anak dalam kegiatan. sebaiknya keterlibatan anak pada saat pembelajaran melalui
kebun dapat terlibat secara tuntas dan utuh, maksudnya anak diperkenalkan mulai
dari penyiapan tanah, penyemaian, penanaman, pemeliharaan,hingga
penuaian(panen).
C.
Pemanfatan Sumber Belajar Yang Tersedia dan Terjangkau
Sumber
belajar untuk pembelajaran sains yang sangat melimpah, asalkan guru mau
menggali dan mengangkat sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah.
Segala
sesuatu berdasarkan tinjauan sains sesungguhnya merupakan bagian yang dapat
diangkat menjadi sumber belajar sains seperti bumbu dapur,krikil,
rumput-rumput, daun—daun, tanah, air di sekolah dan rumah merupakan hal
mendasar yang merupakan bagian dari pembelajaran sains yang bahkan harus
diperkenalkan pada anak.Bahwa materi sains terbaik hendaklah dipilih mulai yang
paling dekat dengan anak menuju yang jauh.
Jadi, dapat dikatakan sesungguhnya
lingkungan anak merupakan laboratorium alamiah sains yang dapat menggiring anak
ke arah pengenalan sains yang menyeluruh dan utuh. Dan saran penulis,
identifikasi dan eksplorasi oleh guru segala sumber yang tersedia untuk
dijadikan sebagai media dalam memfasilitasi sampainya sains pada anak usia
dini.
Bekal
kemampuan dan kreativitas yang tinggi akan mampu memfasilitasi dan menemukan
cara-cara yang produktif dalam mendongkrak pengenalan dan penguasaan sains pada
anak usia dini. Kemampuan kreatif akan menghasilkan sesuatu yang positif bagi
pembelajaran sains, misalkan dapat memanfaatkan barang-barang bekas untuk
dimanfaatkan dalam kegiatan sains bersama anak.
Untuk
itu kata kunci agar optimalisasi pembelajaran sains pada anak usia dini dapat
dicapai, maka secara simultan dan konsisten dari waktu ke waktu guru hendaklah
senantiasa meningkatkan kemampuannya dalam membelajarkan sains pada anak-anak,
sehingga ditemukan car-cara yang paling efektif dalam mewujudkan segala tujuan
pembelajaran sains yang diharapkan.
E. Peningkatan Kemampuan Guru Dalam
Berkomunikasi Dengan Anak
Salah
satu keterampilan yang sangat besar pengaruhnya bagi penguasaan sains oleh
anak-anak adalah kemampuan guru dalam mengkomunikasikan sains kepada anak-anak.
Terdapat tiga bentuk yang terkait dengan komunikasi sains kepada anak-anak,
yaitu kemampuan guru dalam menyederhanakan konsep sains, kemampuan dalam
mendekatkan anak pada sains, serta kemampuan guru dalam memahami ungkapan
(ekspresi) sains yang ditampilkan anak.
Guru
selayaknya mampu mengemas pesan-pesan sains secara sederhana kepada anak.
Sederhananya kemasan pesan akan memudahkan anak dalam menguasai sains. Tidak
perlu bagaimana bahan bakarnya, staternya, rantainya dan sebagainya.
Kemampuan
dalam mendekatkan anak pada sains, maksudnya adalah kemampuan guru dalam
mencari cara atau media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik anak. Untuk
itu komunikasi sains pada anak yang dilakukan dengan belajar sambil bermain,
melalui gerak dan lagu, melalui sentuhan-sentuhan panca indera merupakan
pilihan yang paling tepat.
Kemampuan
berikutnya adalah dalam memahami ungkapan (ekspresi) sains yang ditampilkan
anak. Dengan demikian komunikasi akan efektif jika guru mampu menangkap
pesan-pesan yang disajikan anak. Banyak penafsiran atas cara komunikasi
tersebut, pertama dapat ditafsirkan anak takut dan minta ditemani guru dalam
mengenali ulat, kedua mungkin anak akan menanyakan nama ulat tersebut, ketiga
mungkin anak minta sekedar ditemani, dan seterusnya. Apabila salah menafsirkan,
maka akan menimbulkan kegagalan berkomunikasi dengan mereka, untuk itu
pelajarilah cara-cara dan bagaimana anak berekspresi.
F
. Membangun Hubungan Baik dengan Orang Tua dan Masyarakat Potensial
Berbagai
keterbatasan yang dihadapi sekolah sesungguhnya dapat dikomunikasikan kepada
pihak-pihak yang dianggap potensial membantu, salah satunya adalah orang tua.
Jika sekolah secara nyata memamng dihadapkan pada berbagai keterbatasan,
sebaiknya pihak pertama yang dikontak oleh sekolah adalah orang tua. Rancanglah
bagaimana mendekati mereka, sampaikanlah program sekolah secara terbuka dan
tawarkanlah kepada mereka tentang peran yang dapat diambilnya.
Untuk
kasus Indonesia sebetulnya sudah tersedia badan yang mirip misalnya yang telah
lalu bersama POMG (persatuan Orang Tua Murid dan Guru), tetapi nampaknya kurang
bahkan tidak efektif dalam membangun program sekolah sesuai harapan. Harapannya
adalah dewan sekolah tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa
keuntungan jika perlibatan orang tua dapat dikelola secara baik, diantaranya :
1. Keuntungan
bagi orang tua atau keluarga anak, diantaranya :
·
Mengembangkan rasa memiliki atas program
atau kurikulum sekolah
·
Dapat melihat bagaimana anaknya
berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain
·
Dapat lebih memahami perkembangan
anaknya
·
Dapat lebih mengetahui dan menghargai
tugas dan beban para guru dan pengajar
·
Dapat mempelajari kegiatan-kegiatan yang
menyenangkan yang dapat dikembangkan dirumah
·
Dapat bertemu dan berkomunikasi dengan
teman anak-anak mereka
·
Dapat menjadi sarana dalam membangun
persahabatan yang abadi dengan orang tua dan anak lain
·
Dapat menindaklanjuti kegiatan di
sekolah menuju kegiatan anak di rumah, sehingga terdapat keharmonisan dan
konsisten antara program rumah dengan program sekolah
2. Keuntungan
bagi pihak sekolah terutama bagi para guru, di antaranya :
·
Para guru dapat mengetahui dan
mempelajati nagaiman para orang tua memotivasi para anaknya dalam kegiatan
pembelajaran
·
Mengamati bagaimana orang tua atau
anggota keluarga menolong anak mereka dalam memecahkan masalah yang dihadapi
anak
·
Dengan pelibatan orang tua dalam
pembelajaran, para guru memiliki waktu yang lebih leluasa bersama seorang anak
atau berkesempatan untuk bekerja pada kelompok yang lebih kecil.
·
Para guru dapat memahami berbagai
keragaman budaya dan sosial setiap keluarga anak.
·
Para guru dapat mempelajari berbagai
keterampilan khusus yang dikuasai orang tua atau keluarga, misalnya
keterampilan memasak, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar