Selasa, 11 Juni 2013

MEMBACA PART II



PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA TULISAN
Pengertian, Peranan, Dan Tujuan Membaca
Banyak penelitian mutakhir membuktikan bahwa anak dapat diajar membaca sebelum  dia mencapai usia sekolah.Durkin telah mengadakan penelitian tentang pengaruh membaca dini pada anak-anak.Dia menyimpulkan bahwa tidak ada efek negative pada anak-anak dari membaca dini.Anak-anak yang telah diajar membaca sebelum masuk SD pada umumnya lebih maju di sekolah di banding anak-anak yang belum pernah membaca dini.Ahli lain yaitu Steinberg telah berhasil dalam eksperimennya tentang mengajar membaca dini untuk anak-anak berusia antara 1-4 tahun.Dia juga menemukan bahwa anak-anak yang telah mendapatkan pelajaran membaca dini pada umumnya lebih majadi sekolah.
Steinberg mengemukakan bahwa setidaknya ada empat keuntungan mengajar anak membaca dini dilihat dari segi proses belajar mengajar :
1)      Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak.
2)      Situasi akrab dan informal di rumah dan di KB atau TK merupakan factor yang kondusif bagi anak untuk belajar.
3)      Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan serta dapat di atur.
4)      Anak-anak yang berusia ini dapat mempelajarisesuatu dengan mudah dan cepat.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Leonhardt membaca sangat penting bagi anak.Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasa yang lebih tinggi.Mereka akan berbicara,menulis dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih baik.Kegemaran membaca harus dikembangkan sejak dini.Sejalan dengan pendapat Montessori dan Hainstok mengemukakan bahwa pada usia 4-5 tahun anak sudah bisadiajarkan membaca dan menulis.Bahkan membaca dan menulis merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak usia ini.Hal ini diperkuat lagi oleh Tom dan Harriet Sobol bahwa anak yang sudah memiliki kesiapan membaca di TK akan lebih percaya diri dan penuh kegembiraan .Oleh karena itu,berdasrkan pendapat di atas,kemampuan membaca dan menulis dapat dikembangkan di TK.

A.    PENGERTIAN MEMBACA
            Membaca merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif.Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan.Jadi,kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata,menghubungkannya dengan bunyi,maknanya serta menarik kesimpulan mengenai meksut bacaan.Anderson dan kawan-kawan memandang membaca sebagai suata proses untuk memahami makna suatu tulisan.Proses yang di alami dalam membaca adalah berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf,kata,ungkapan,frase,kalimat dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya.Bahkan lebih jauh dari itu dalam kegiatan membaca,pembaca menghubungkannya dengan maksud penulis berdasarkan pengalamannya.

B.     PENTINGNYA KEMAMPUAN MEMBACA
            Mary Leonhardt menyatakan ada beberapa alasan mengapa kita perlu menumbuhkan cinta membaca pada anak.Alasan-alasan tersebut adalah:
  1. Anak yang senang membaca akan membaca dengan baik,sebagian besar waktunya digunakan untuk membaca.
  2. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasan yang lebih tinggi.Mereka akan berbicara,menulis dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih baik.
  3. Membaca akan member wawasan yang lebih luas dalam segala hal,dan membuat belajar lebih mudah.
  4. Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak.
  5. Anak-anak yang gemar membaca akan di hadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan.
  6. Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri mereka.

C.    TUJUAN MEMBACA
            Secara umum tujuan membaca di dapat bedakan sebagai berikut :
  1. Untuk mendapatkan informasi.Informasi yang mencakup tentang fakta dan kejadian sehari-hari sampai informasi tingkat tinggi tentang teori-teori serta penemuan dan temuanilmiah canggih.
  2. Agar citra dirinya meningkat.Yang mungkin dengan cara membaca karya para tulis kenamaan,bukan karena berminat terhadap karya tersebut melainkan agar orang memberikan nilai positif terhadap diri mereka.Dan bukan merupakan kebiasaan tetapi hanya di lakukuan sekali-kali didepan orang ramai.
  3. Melepaskan diri dari kenyataan,contohnya ketika ia merasajeniuh,sedih,bahkan putus asa.
  4. Untuk tujuan rekreatif,untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan,sepertihalnya menonton film atau bertamasya.
  5. Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainnya.

Pengembangan Kemampuan Mebaca Di Taman Kanak-Kanak
A.    TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MEMBACA
Menurut Cochrane Efal sebagaimana dikutip Brewer (1992:260). Perkembangan dasar kemampuan pada anak usia (4-6tahun) beralngsung dalam 5 tahap, yakni:
1.      Tahap fantasi (magical strage)
2.      Tahap pembentukan konsep diri (self concept strage)
3.      Tahap membaca gemar ( brigging reading strage)
4.      Tahap pengenalan bacaan ( sake-off reader strage)
5.      Tahap mmbaca lancar (independent reader strage)
Dengan tahap-tahap perkembangan membaca anak diatas yang perlu diketahui dan dipahami oleh guru atau orang tua adalah bagaimana menstimulasi potensi-potensi. Oleh karena itu, lingkungan (termasuk di dalamnya orang tua dan guru) sangat memegang peranan penting dalam hal ini.
B.     KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
Seperti dikemukakan oleh Miller bahwa sebelum anak diajarkan membaca perlu diketahui terlebih dahulu kesiapan membaca anak. Dan bertujuan agar dapat diketahui kemampuan kesiapan membaca khusus apa yang sebaiknya diajarkan atau diketahui kemampuan kesiapan membaca khusus apa yang sebaiknya diajarkan pada anak, (1977:23) adapun kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah sebagai berikut:
1.      Kemampuan Membedakan Auditorial
Kemampuan untuk memahami suara-suara umum di linkungan mereka dan membedakan di antara suara-suara tersebut. Mereka harus memahami konsep volume, ketepatan,petunjuk,durasi,rangkaian,tekanan,pengulangan, adan kontras (suara) membedakan suara-suara,huruf dan alfabet da taman kanak-kanak.

Beberapa kegiatan yang dilakukan guru diantaranya adalah:
a.       Mintalah anak-anak untuk memberi nama sesuatu yang dimulai dengan suara yang sama dengan namanya.
b.      Ucapkan sekumpulan kata dan mintalah anak-anak untuk memberi tahu anda kata nama dalam daftar dimulai dengan suara yang berbeda dengan yang lain.
c.       Tugaskan anak untuk memberi nama setiap benda yang ada dikelas yang dimulai dengan huruf tertentu, misalnya d;
d.      Tugaskan anak untuk beranjak dengan kat-kata seperti lari, melompat,terbang.
2.      Kemampuan Diskriminasi Visual
Anak-anak belajar untuk memahami objek dan pengalaman umum dengan gambabr-gambar pada foto, lukisan dan pantomim. Mereka belajar untuk melakukan identifikasi warna-warna dasar dan mampu menggabungkan objek-objek berdasarkan warna, bentuk dan ukuran.
Untuk mewujudkan hal ini bisa melalui kegiatan-kegiatan berikut.
a.      Suruhlah anak untuk menyelesaikan berbagai macam puzzle.
b.      Buatlah anak menulis berbagai tulisan nama dan kata yang telah dipelajari.
c.       Buatlah anak untuk menyalin bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, bujur sangkar,segitiga dan busur.
3.      Kemampuan (membuat) Hubungan Suara-Suara
Pada akhirnya, anak harus mampu mengaitkan huruf besar dan huruf kecil dengan nama mereka dan dengan suara yang mereka representasikan. Sebagian besar anak akan membuat kemajuan awal yang bagus pada kemampuan-kemampuan ini selama masa taman kanak-kanak.
4.      Kemampuan Perseptual Motoris
Anak-anak harus cukup dewasa untuk mampu menggunakan otot halus tangan dan jari mereka dan untuk melakukan koordinasi gerakan dengan apa yang mereka lihat. Mereka juga harus melatih kemampuan ini sehingga mereka mampu menyusun puzzle sederhana, gambar lukisan tangan, membentuk tanah liat, merangkai manik-manik, menuangkan benda cair, dan atau menggunting.
5.      Kemampuan Bahasa Lisan
Sebagaimana dikatakan, anak-anak masuk ketaman kanak-kanak dengan kemampuan substansial untuk berbicara dan mendengarkan. Meskipun demikian, selama masa taman kana-kanak, kemampuan-kemampuan ini harus lebih dikembangkan dan diperbaiki. Anak-anak harus mendengarkan, mengingat, mengikuti petunjuk, mencatat detail, dan memahami ide-ide utama dimana mereka harus menggunakan dan memeperluas kosa kata bahasa lisan meereka untuk menjelaskan ide-ide utama.
6.      Membangun Sebuah Latar Belakang Pengalaman
Hal ini bisa dilakukan melalui bermacam-macam kegiatan –kegiatan berikut:
a.      Ceritakanlah seuah kisah menarik dikelas paling kurang satu kali sehari, hal ini dapat menimbulkan minat membaca anak.
b.      Buatlah pusat minat dikelas.
c.       Ajaklah anak  menonton film dan mendengarkan rekaman untuk membangun latar belakang pengalaman mereka.
7.      Intreprestasi Gambar
Menunjukkan sebuah gambar kepada anaka dari buku atau file anada. Ajaklah anak untuk mengingat gambar secara kreatif.
8.      Progresi dari kiri ke kanan
a.      Buatlah kaleder kelas bertumpuk
b.      Tunjukkan kepada anak bahwa membaca di mulai dari sisi tangan kiri ketika membaca keas kepada anak.
c.       Butlah anak meletakkan potogan komik dengan rangkaian dari kiri kekana.
9.      Kemampuan Merangkai
a.      Buatlah anak merangkai dengan seri dengan benar.
b.      Buatlah anak mengulan cerita yang baru saja didengar ata dibaca dengan benar.
10.  Penggunaan Bahasa Mulut
Buatlah sekelompok anak-anak ikut serta dalam kegiatan seperti membagi waktu, percakapan, bermain drama dan bermain peran.
11.  Pengenalan Melihat Kata
Ajarkan kata-kata yang umum dipakai. Anjurkan tiap anak untuk memperhatikan bentuk yang unik atau karakter khusus melihat kata.
12.  Lateralisasi
Banyak jenis kegiatan berbeda yang bisa menolong anak-anak belajar untuk membedakan anatara tangan kanan dan tangan kiri serta antara kaki kiri dan kaki kanan. Misalnya, mereka bermain game.
13.  Koordinasi Gerak
Kebanyakan kegiatan dan games yang dimasukkan dalam program pendidikan fisik di sekolah akan meningktkan koordinasi gerak anak.
C.    TANDA-TANDA KESIAPAN MEMBACA
Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca adalah sebagai berikut.
1.      Apakah anak sudah dapat memahami bahasa lisan?
Kemampuan ini dapat diamati pada waktu bercakap-cakap dengan anak, atau apabila dia disuruh melakukan sesuatu, atau diberi pertanyaan tentang sesuatu. Seperti pemahaman yang dasar, yaitu kalimat-kalimat sederhana dalam koteks komunikasi, dan sesuai dengan perkembangan bahsa anak.
2.      Apakah anak sudah dapat mengajarkan kata-kata dengan jelas?
Dapat diamati pada waktu bercakap-cakap dengan anak, atau ketika anak itu mangatakan atau menanyakan sesuatu.
3.      Apakah anak sudah dapat mengingatkan kata-kata?
Dapat dipergunakan untuk melihat kemampuan ini terutama dengan menanyakan nama objek-objek tertentu.
4.      Apakah anak sudah dapat mengujarkan bunyi huruf?
Kemampuan ini sesungguhnya dapat dikatakan sudah tercakup dalam pertanyaan-pertanyaan. Namun juga diperhatikan secara khusus misalnnya dengan meminta anak meniru mengujarkan bunyi huruf-huruf.
5.      Apakah anak sudah menunjukkan minat membaca ?
Hal ini dapat dilihat misalnya dari keinginan anak untuk memegang buku, membuka-buka bacaan lain dan meniru-niru membaca, serta mencoret-coret kertas. Ini berkaitan erat dengan usaha-usaha yang telah dibicarakan terdahulu.
6.      Apakah anak sudah dapat membedakan dengan baik ?
Yang dimaksud dengan membedakan ialah membedakan suara(bunyi) dan objek-objek. Jadi, kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan pendengaran dan penglihatan. Misalnya dari prilaku anak menanggapi kata-kata seruhan yang berbeda-beda.
D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAPUAN MEMBACA
Kemampuan membaca seperti juga kemampuan menulis merupakan kegiatan yang kompleks, artinya banyak segi dan banyak faktor yang memepengaruhinya. Anderson (1990:34) mengemukakann faktor motivasi, lingkungan, keluarga dan guru sebagai faktor yang sangat berpengaruh. Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Tampubolon (1990: 90-91) bahwa faktor-faktor yang memeprngaruhi kemampuan membaca dan menulis tebagi atas dua bagian yaitu faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen aadalah faktor-faktor perkembangan baik bersifat biologis, maupun psikologis, dan linguistik yangg timbul dari diri anak, sedangkan eksogen adalah faktor lingkungan. Fakto-faktor yang memepengaruhi kemampuan membaca tersebut adalah :

1.      Motivasi
Motivasi merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan membaca dalam situasi untuk membaca dapat dibedakan berdasarkan sumbernya. Dalam hal ini ada motivasi intrinsik, yaitu yang sumbernya terletak diluar membaca itu.
Motivasi adalah sebuah ketertarikan untuk membaca, hal ini penting karena jika ada motivasi akan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan belajar yang lebih baik.
  1. Lingkungan Keluarga
Marrew (1993) berpendapat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya bahwa pembaca dini (yang telah pandai membaca sebelum masuk sekolah) berasal dari keluarga yang berbudaya tuli. Dalam keluarga seperti itu orang tua atau yang lebih besarberperan sebagai model perilaku budaya tuli sehingga sejak kecil aak sudah terlihatdalam kegiatan baca tulis. Seperti yang dikemukakan oleh Leonhardt bahwa anak sangat memerlukan keteladanan dalam membaca. Keteladanan itu harus sesering mungkin ditunjukkan kepada anak oleh orang tua.kemudian seperti yang dialaminya dengan menunjukkan perilaku membaca sesering mungkin pada anak, membuat anak gemar membaca.
Menurut Leichter (1984) perkembangan kemampua membaca dan menulis dipengaruhi oleh keluarga dalam hal :
a.       Interaksi interpersonal
Interaksi interpersonal terdiri atas pengalaman – pengalaman baca tulis bersama orang tua, saudara, dan anggota keluarga lain dirumah
b.      Lingkungan fisik
Lingkungan fisik menyangkut bahan – bahan bacaan dirumah
c.       Emosional dan motivasional
Suasana yang penuh perasaan (emosional) dan memberikan dorongan (motivasional) yang cukup hubungan antara individu dirumah, terutama yang tercermin pada sikap membaca
  1. Bahan Bacaan
Minat baca serta kemampuan membaca seseorang juga dipengaruhi oleh bahan bacaan. Bahan bacaan yang terlalu berat dapat mematikan selera untuk membaca. Bromley (1990) menyatakan bahwa bacaan anak – anak adalah bahan kritis dan media dalam mengajar komunikasi secara efektif. Bahan bacaan biasanya mengembangkan semua aspek pelajaran bahasa literatur.
memberikan anak – anak  kesenangan, untuk anak usia dini penyajian bahan bacaan disertai dengan gambar – gambar yang menarik. Gambar lebih domonan daripada tulisan.
  1. PROSES MEMBACA
Sabarti mengemukakan bahwa agar pengembangan membaca dapat dilakukan secara konseptual, perlu diperhatikan beberapa butir teori yang berkaitan dengan perolehan kemampuan membaca. Adapun teori – teori tersebur dikemukakan oleh Marrow (1993) sebagai berikut:
1.      Membaca dipelajari melalui interaksi dan kolaborasi sosial artinya dalam proses pembelajaran membaca dan menulis situasi kelompok kecil memegang peranan penting.
2.      Anak belajar membaca sebagai hasil pengalaman kehidupan.
3.      Anak mempelajari keterampilan membaca bila mereka melihat tujuan dan kebutuhan proses membaca.
4.      Membaca dipelajari melelui pembelajaran keterampilan langsung.
Dalam hal ini yang sangat penting disadari oleh guru ialah kebutuhan individual anak – anak yang diakomodasikan dalam strategi pembelajaran yang tepat
5.      Holdoway (1986) menyatakan ada 4 proses yang memungkinkan anak mempelajari kemampuan membaca. Pertama, pengamatan terhadap perilaku membaca, yaitu dengan dibacakan atau melihat orang dewasa membaca. Kedua, kolaborasi yaitu menjalin kerjasama dengan individu yang memberikan dorongan motivasi dan bantuan bila diperlukan. Ketiga, proses yaitu anak mencobakan sendiri apa yang sudah dipelajarinya. Keempat, unjuk kerja, yaitu dengan berbagi apa yang sudah dipelajari dan mencari pengakuan dari orang dewasa.
6.      Kemampuan membaca melalui beberapa tahap. Tetapi setiap anak memiliki laju pencapaian tertulisnya sendiri.
F.     STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA DI TK
seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2003:25) fenomena yang terjadi dilapangan bahwa sekarang banyak SD yang mengajukan persyaratan atau tes masuk dengan menggunakan konsep akademik terutama tes membaca dan menulis. hal ini apabila ditindaklanjuti dengan benar akan menyebabkan pergeseran tanggung jawab pengembangan kemampuan skolastik (akademik) dari SD ke taman kanak – kanak. akibatnya Taman Kanak – kanak tidak lagi menjadi tempat bermain, bersosialisasi, dan mendapatkan teman yang banyak melainkan beralih fungsi menjadi sekolah “Taman Kanak - kanak” dalam rangka menyekolahkan secara dini dan instan.
seperti yang dikemukakan oleh Bromley (1992:216) strategi yang digunakan harus menyediakan dengan tepat sesuai minat yang dibutuhkan anak, juga melibatkan anak dan situasi yang berbeda dalam kelompok kecil, kelompok besar atau secara individual.
strategi yang dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan membaca di Taman Kanak – kanak adalah dengan pendekatan pengalaman berbahasa. pendekatan ini diberikan dengan menerapkan konsep DAP (Deevelopmentally Aproppriate Practice). Pendekatan ini disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran di Taman Kanak – kanak, yakni melalui bermain dengan menggunakan metode mengajar yang tepat
G.    TUJUAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA
1.      Pengembangan Sikap Positif terhadap Membaca
Sikap positif terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dapat ditingkatkan melalui strategi berikut.
a.       Menciptakan budaya baca tulis yang kaya.
b.      Menciptakan kegiatan membaca cerita yang menyenangkan dengan menggunakan teknik dan sarana cerita yang menarik.
c.       Merancang kegiatan membaca dan menulis mandiri yang memberikan keasyikan pada anak – anak dalam kesibukan yang dipilihnya sendiri, (Morrow,1993).
2.      Pengembanga Konsep Tentang Buku dan Pemahaman Teks
Konsep tentang buku mencangkup konsep tentang :
a.       Fungsi buku (untuk membaca)
b.      Bagian buku (depan – belakang, atas – bawah ).
c.       Cara membuka, membalik halaman
d.      Isi buku (tulisan - gambaran)
e.       Hubungan antargambar pada satu halaman dengan tulisannya.
f.       Permulaan tulisan pada setiap halaman
g.      Makna judul
h.      Penulis
i.        Ilustrator (Morrow,1993)
Morrow (1993) mengemukakan anak mengembangkan pemahaman tentang tulisan jika:
a.       Berusaha membaca buku yang terkenal
b.      Melibatkan diri dalam pembacaan ceritaketika cerita itu dibacakan
c.       Menceritakan kembali isi ceerita tanpa buku
d.      Mamasukkan unsur – unsur cerita pada waktu menceritakan kembali cerita itu (latar, tema, alur, pemecahan)
e.       Mengemukakan pertanyaan literal sesudah membaca
f.       Mengemukakan pertanyaan interpretatif yang meramalkan kelanjutan cerita
g.      Mengemukakan pertanyaan kritis yang menganalisis informasi, menarik kesimpulan, membedakan fakta dan pendapat dan fantasi serta menggunakan informasi dalam bacaan.
h.      Menggunakan bahan refrensi lain unutk menambah informasi tentang bacaan (Morrow,1993)
H.    METODE PENGEMBANGAN MEMBACA UNTUK ANAK USIA TAMAN KANAK – KANAK
1.      Pendekatan Pengalaman Bahasa
Dalam pendekatan ini guru menggunakan kata – kata anak sendiri untuk membantunya belajar membaca. Kata – kata itu dapat berupa penjelasan suatu gambar atau suatu cerita pendek yang dimasukka kedalam suatu buku.
Kekuatan dari pendekatan pengalaman bahasa yang utama adalah dapat membuat anak menggunakan pengalamn mereka sendiri sebagai bahan utama pelajaran membaca. Keunggulan lain dalam pendekatan ini anak menggunakan pola bahasa mereka sendiri, mereka dapat membaca lebih efektif dari pada membaca pola bahasa yang ada dalam buku (Miller, 1997.44)
2.      Fonik
Metode ini mengandalkan pada pelajaran alfabet yang diberikan terlebih dahulu kepada anak – anak, mempelajari nama – nam huruf dan bunyinya. Setelah mempelajari bunyi huruf mereka mulai merangkum beberapa huruf tertentu untuk membentuk kata – kata.

b – a – k    r – a – k     p – a – k    t – a – k

untuk memberikan latihanmembaca kepada anak – anak dalam keterampilan diri, buku – buku cerita haruslah dipilih secara terencana, sehingga semua kata bersifat reguler dan dapat dibunyikan.
Mereka juga harus benar – benar memusatkan pikiran akan pembunyian kata – kata sehingga mereka tidak mampu mengucapkan kata dengan benar tanpa mempunyai gambaran akan artinya. Anak – anak yang diajar hanya dengan metode ini akan belajar dan mengucapkan kata – kata tak bermakna dengan sangat benar, sedangkan jika kata – kata itu dalam kalimat mereka segera tahu bahwa kata – kata itu tidak berarti. Karna alasan – alasan  inilah metode fonikn biasanya tidak diajarkan sampai anak – anak dapat memahami dengan baik dasar – dasar membaca.
3.      Lihat dan Katakan
Dalam metode ini anak – anak belajar mengenali kata – kata atau kalimat – kalimat keseluruhan, bukannya bunyi – bunyi individu. Mereka memandangi kata – kata, mereka mendengar kata itu diucapkan dan kemudian mereka mengulangi ucapan itu.
4.      Metode Pendukung Konteks
Bila anak sedang belajar membaca, sangatlah penting bahwa mereka menggunakan buku yang benar – benar menarik bagi mereka. Meskipun demikian mereka tidak dapat menangani terlalu banyak kata baru, dan sukarlah untuk menulis cerita yang menarik dengan kata – kata yang terbatas banyaknya. Untuk mengatasi masalah ini diterbitkan beberapa buku yang memberikan dua versi dari suatu cerita. Versi panjang sering kali dicantumkan pada satu halaman dan pada halam sebelahnya ada versi yang lebih pendek.
I.       RANCANGA KEGIATAN PENGEMBANGAN MEMBACA
Bromley menyatakan bahwa kita bisa mempercepat/ mendorong pertumbuhan bahas apada anak dengan menyediakan kesempatan untuk menggunakan bahasa dan meningkatkan  interaksi mereka dengan sesama dan keterlibatan mereka antara lain dengan mengaitkan dengan hal yang dekat dengan mereka. Program seni berbahasa yang efektif mempunyai beberapa ciri antara lain :
1.      Integrasi
Keterampilan berbahasa dapat dihubungkan, diajarkan secara bersamaan. Mendengarkan, membaca, dan menulis dapat dikembangkan bersama secara alami.
2.      Buku – buku
Keterampilan berbahasa akan diajarka lebih efektif jika buku – bukunya berkualitas yang ditulis untuk dan tentang anak.
3.      Interaksi dan Keterlibatan
Anak belajar bahasa paling baik apabila mereka terlibat secara aktif menggunakan dan memanipulasi bahasa dalam situasi nyata dan bermakna.
4.      Instruksi
Intruksi yang efektif meliputi bimbingan yang hati – hati dan penunjukan model yang tepat. Guru harus mengetahui apa yang mereka nilai dan harapkan dari anak. Guru hars menunjukkan kepada anak bagaimana belajar dan juga harus memfasilitasi belajar untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan.







Daftar Pustaka
Biggs,J.& Telfer,R (1981). The process of learning. Sydney : Prentice-Hall.
Santrock,J.W (1995). Perkembangan masa hidup (edidi ke 5). Jakarta: Erlangga
Vygostky, L. (1986). Thought and Language.Massachussetts: The MIT Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar