PENGEMBANGAN KEMAMPUAN
BAHASA TULISAN
Pengertian,
Peranan, Dan Tujuan Membaca
Banyak
penelitian mutakhir membuktikan bahwa anak dapat diajar membaca sebelum dia mencapai usia sekolah.Durkin telah
mengadakan penelitian tentang pengaruh membaca dini pada anak-anak.Dia
menyimpulkan bahwa tidak ada efek negative pada anak-anak dari membaca
dini.Anak-anak yang telah diajar membaca sebelum masuk SD pada umumnya lebih
maju di sekolah di banding anak-anak yang belum pernah membaca dini.Ahli lain
yaitu Steinberg telah berhasil dalam eksperimennya tentang mengajar membaca
dini untuk anak-anak berusia antara 1-4 tahun.Dia juga menemukan bahwa
anak-anak yang telah mendapatkan pelajaran membaca dini pada umumnya lebih majadi
sekolah.
Steinberg
mengemukakan bahwa setidaknya ada empat keuntungan mengajar anak membaca dini
dilihat dari segi proses belajar mengajar :
1) Belajar
membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak.
2) Situasi
akrab dan informal di rumah dan di KB atau TK merupakan factor yang kondusif
bagi anak untuk belajar.
3) Anak-anak
yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan serta dapat di atur.
4) Anak-anak
yang berusia ini dapat mempelajarisesuatu dengan mudah dan cepat.
Pendapat
yang sama juga dikemukakan oleh Leonhardt membaca sangat penting bagi
anak.Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasa yang lebih
tinggi.Mereka akan berbicara,menulis dan memahami gagasan-gagasan rumit secara
lebih baik.Kegemaran membaca harus dikembangkan sejak dini.Sejalan dengan
pendapat Montessori dan Hainstok mengemukakan bahwa pada usia 4-5 tahun anak
sudah bisadiajarkan membaca dan menulis.Bahkan membaca dan menulis merupakan
permainan yang menyenangkan bagi anak usia ini.Hal ini diperkuat lagi oleh Tom
dan Harriet Sobol bahwa anak yang sudah memiliki kesiapan membaca di TK akan
lebih percaya diri dan penuh kegembiraan .Oleh karena itu,berdasrkan pendapat
di atas,kemampuan membaca dan menulis dapat dikembangkan di TK.
A.
PENGERTIAN
MEMBACA
Membaca merupakan keterampilan
bahasa tulis yang bersifat reseptif.Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang
kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan.Jadi,kegiatan membaca merupakan
suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti
mengenali huruf dan kata-kata,menghubungkannya dengan bunyi,maknanya serta
menarik kesimpulan mengenai meksut bacaan.Anderson dan kawan-kawan memandang
membaca sebagai suata proses untuk memahami makna suatu tulisan.Proses yang di
alami dalam membaca adalah berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu
kegiatan dimulai dari mengenali huruf,kata,ungkapan,frase,kalimat dan wacana
serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya.Bahkan lebih jauh dari itu
dalam kegiatan membaca,pembaca menghubungkannya dengan maksud penulis
berdasarkan pengalamannya.
B.
PENTINGNYA
KEMAMPUAN MEMBACA
Mary Leonhardt menyatakan ada
beberapa alasan mengapa kita perlu menumbuhkan cinta membaca pada
anak.Alasan-alasan tersebut adalah:
- Anak yang senang membaca akan membaca dengan baik,sebagian besar waktunya digunakan untuk membaca.
- Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasan yang lebih tinggi.Mereka akan berbicara,menulis dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih baik.
- Membaca akan member wawasan yang lebih luas dalam segala hal,dan membuat belajar lebih mudah.
- Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak.
- Anak-anak yang gemar membaca akan di hadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan.
- Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri mereka.
C.
TUJUAN
MEMBACA
Secara umum tujuan membaca di dapat
bedakan sebagai berikut :
- Untuk mendapatkan informasi.Informasi yang mencakup tentang fakta dan kejadian sehari-hari sampai informasi tingkat tinggi tentang teori-teori serta penemuan dan temuanilmiah canggih.
- Agar citra dirinya meningkat.Yang mungkin dengan cara membaca karya para tulis kenamaan,bukan karena berminat terhadap karya tersebut melainkan agar orang memberikan nilai positif terhadap diri mereka.Dan bukan merupakan kebiasaan tetapi hanya di lakukuan sekali-kali didepan orang ramai.
- Melepaskan diri dari kenyataan,contohnya ketika ia merasajeniuh,sedih,bahkan putus asa.
- Untuk tujuan rekreatif,untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan,sepertihalnya menonton film atau bertamasya.
- Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainnya.
Pengembangan Kemampuan
Mebaca Di Taman Kanak-Kanak
A.
TAHAP-TAHAP
PERKEMBANGAN MEMBACA
Menurut
Cochrane Efal sebagaimana dikutip Brewer (1992:260). Perkembangan dasar
kemampuan pada anak usia (4-6tahun) beralngsung dalam 5 tahap, yakni:
1. Tahap
fantasi (magical strage)
2. Tahap
pembentukan konsep diri (self concept strage)
3. Tahap
membaca gemar ( brigging reading strage)
4. Tahap
pengenalan bacaan ( sake-off reader strage)
5. Tahap
mmbaca lancar (independent reader strage)
Dengan
tahap-tahap perkembangan membaca anak diatas yang perlu diketahui dan dipahami
oleh guru atau orang tua adalah bagaimana menstimulasi potensi-potensi. Oleh
karena itu, lingkungan (termasuk di dalamnya orang tua dan guru) sangat
memegang peranan penting dalam hal ini.
B.
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN
KESIAPAN MEMBACA
Seperti
dikemukakan oleh Miller bahwa sebelum anak diajarkan membaca perlu diketahui
terlebih dahulu kesiapan membaca anak. Dan bertujuan agar dapat diketahui
kemampuan kesiapan membaca khusus apa yang sebaiknya diajarkan atau diketahui
kemampuan kesiapan membaca khusus apa yang sebaiknya diajarkan pada anak,
(1977:23) adapun kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah
sebagai berikut:
1. Kemampuan
Membedakan Auditorial
Kemampuan untuk memahami suara-suara
umum di linkungan mereka dan membedakan di antara suara-suara tersebut. Mereka
harus memahami konsep volume, ketepatan,petunjuk,durasi,rangkaian,tekanan,pengulangan,
adan kontras (suara) membedakan suara-suara,huruf dan alfabet da taman
kanak-kanak.
Beberapa kegiatan yang dilakukan guru
diantaranya adalah:
a. Mintalah
anak-anak untuk memberi nama sesuatu yang dimulai dengan suara yang sama dengan
namanya.
b. Ucapkan
sekumpulan kata dan mintalah anak-anak untuk memberi tahu anda kata nama dalam daftar
dimulai dengan suara yang berbeda dengan yang lain.
c. Tugaskan
anak untuk memberi nama setiap benda yang ada dikelas yang dimulai dengan huruf
tertentu, misalnya d;
d. Tugaskan
anak untuk beranjak dengan kat-kata seperti lari, melompat,terbang.
2. Kemampuan
Diskriminasi Visual
Anak-anak belajar untuk memahami objek
dan pengalaman umum dengan gambabr-gambar pada foto, lukisan dan pantomim.
Mereka belajar untuk melakukan identifikasi warna-warna dasar dan mampu
menggabungkan objek-objek berdasarkan warna, bentuk dan ukuran.
Untuk mewujudkan hal ini bisa
melalui kegiatan-kegiatan berikut.
a.
Suruhlah anak untuk menyelesaikan
berbagai macam puzzle.
b.
Buatlah anak menulis berbagai tulisan
nama dan kata yang telah dipelajari.
c.
Buatlah anak untuk menyalin
bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, bujur sangkar,segitiga dan busur.
3. Kemampuan
(membuat) Hubungan Suara-Suara
Pada akhirnya, anak harus mampu
mengaitkan huruf besar dan huruf kecil dengan nama mereka dan dengan suara yang
mereka representasikan. Sebagian besar anak akan membuat kemajuan awal yang
bagus pada kemampuan-kemampuan ini selama masa taman kanak-kanak.
4. Kemampuan
Perseptual Motoris
Anak-anak harus cukup dewasa untuk mampu
menggunakan otot halus tangan dan jari mereka dan untuk melakukan koordinasi
gerakan dengan apa yang mereka lihat. Mereka juga harus melatih kemampuan ini
sehingga mereka mampu menyusun puzzle sederhana, gambar lukisan tangan,
membentuk tanah liat, merangkai manik-manik, menuangkan benda cair, dan atau
menggunting.
5. Kemampuan
Bahasa Lisan
Sebagaimana dikatakan, anak-anak masuk
ketaman kanak-kanak dengan kemampuan substansial untuk berbicara dan
mendengarkan. Meskipun demikian, selama masa taman kana-kanak,
kemampuan-kemampuan ini harus lebih dikembangkan dan diperbaiki. Anak-anak
harus mendengarkan, mengingat, mengikuti petunjuk, mencatat detail, dan
memahami ide-ide utama dimana mereka harus menggunakan dan memeperluas kosa
kata bahasa lisan meereka untuk menjelaskan ide-ide utama.
6. Membangun
Sebuah Latar Belakang Pengalaman
Hal ini bisa dilakukan melalui
bermacam-macam kegiatan –kegiatan berikut:
a.
Ceritakanlah seuah kisah menarik dikelas
paling kurang satu kali sehari, hal ini dapat menimbulkan minat membaca anak.
b.
Buatlah pusat minat dikelas.
c.
Ajaklah anak menonton film dan mendengarkan rekaman untuk
membangun latar belakang pengalaman mereka.
7. Intreprestasi
Gambar
Menunjukkan sebuah gambar kepada anaka
dari buku atau file anada. Ajaklah anak untuk mengingat gambar secara kreatif.
8. Progresi
dari kiri ke kanan
a.
Buatlah kaleder kelas bertumpuk
b.
Tunjukkan kepada anak bahwa membaca di
mulai dari sisi tangan kiri ketika membaca keas kepada anak.
c.
Butlah anak meletakkan potogan komik
dengan rangkaian dari kiri kekana.
9. Kemampuan
Merangkai
a.
Buatlah anak merangkai dengan seri
dengan benar.
b.
Buatlah anak mengulan cerita yang baru
saja didengar ata dibaca dengan benar.
10. Penggunaan
Bahasa Mulut
Buatlah
sekelompok anak-anak ikut serta dalam kegiatan seperti membagi waktu,
percakapan, bermain drama dan bermain peran.
11. Pengenalan
Melihat Kata
Ajarkan
kata-kata yang umum dipakai. Anjurkan tiap anak untuk memperhatikan bentuk yang
unik atau karakter khusus melihat kata.
12. Lateralisasi
Banyak
jenis kegiatan berbeda yang bisa menolong anak-anak belajar untuk membedakan
anatara tangan kanan dan tangan kiri serta antara kaki kiri dan kaki kanan.
Misalnya, mereka bermain game.
13. Koordinasi
Gerak
Kebanyakan
kegiatan dan games yang dimasukkan dalam program pendidikan fisik di sekolah
akan meningktkan koordinasi gerak anak.
C.
TANDA-TANDA
KESIAPAN MEMBACA
Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan
membaca adalah sebagai berikut.
1. Apakah
anak sudah dapat memahami bahasa lisan?
Kemampuan
ini dapat diamati pada waktu bercakap-cakap dengan anak, atau apabila dia
disuruh melakukan sesuatu, atau diberi pertanyaan tentang sesuatu. Seperti
pemahaman yang dasar, yaitu kalimat-kalimat sederhana dalam koteks komunikasi,
dan sesuai dengan perkembangan bahsa anak.
2. Apakah
anak sudah dapat mengajarkan kata-kata dengan jelas?
Dapat
diamati pada waktu bercakap-cakap dengan anak, atau ketika anak itu mangatakan
atau menanyakan sesuatu.
3. Apakah
anak sudah dapat mengingatkan kata-kata?
Dapat
dipergunakan untuk melihat kemampuan ini terutama dengan menanyakan nama
objek-objek tertentu.
4. Apakah
anak sudah dapat mengujarkan bunyi huruf?
Kemampuan
ini sesungguhnya dapat dikatakan sudah tercakup dalam pertanyaan-pertanyaan.
Namun juga diperhatikan secara khusus misalnnya dengan meminta anak meniru
mengujarkan bunyi huruf-huruf.
5. Apakah
anak sudah menunjukkan minat membaca ?
Hal
ini dapat dilihat misalnya dari keinginan anak untuk memegang buku,
membuka-buka bacaan lain dan meniru-niru membaca, serta mencoret-coret kertas.
Ini berkaitan erat dengan usaha-usaha yang telah dibicarakan terdahulu.
6. Apakah
anak sudah dapat membedakan dengan baik ?
Yang
dimaksud dengan membedakan ialah membedakan suara(bunyi) dan objek-objek. Jadi,
kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan pendengaran dan penglihatan. Misalnya
dari prilaku anak menanggapi kata-kata seruhan yang berbeda-beda.
D.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEMAPUAN MEMBACA
Kemampuan membaca seperti juga kemampuan
menulis merupakan kegiatan yang kompleks, artinya banyak segi dan banyak faktor
yang memepengaruhinya. Anderson (1990:34) mengemukakann faktor motivasi,
lingkungan, keluarga dan guru sebagai faktor yang sangat berpengaruh. Pendapat
yang senada juga dikemukakan oleh Tampubolon (1990: 90-91) bahwa faktor-faktor
yang memeprngaruhi kemampuan membaca dan menulis tebagi atas dua bagian yaitu
faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen aadalah faktor-faktor perkembangan
baik bersifat biologis, maupun psikologis, dan linguistik yangg timbul dari
diri anak, sedangkan eksogen adalah faktor lingkungan. Fakto-faktor yang memepengaruhi
kemampuan membaca tersebut adalah :
1. Motivasi
Motivasi merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya
terhadap kemampuan membaca dalam situasi untuk membaca dapat dibedakan
berdasarkan sumbernya. Dalam hal ini ada motivasi intrinsik, yaitu yang sumbernya
terletak diluar membaca itu.
Motivasi adalah sebuah ketertarikan untuk membaca, hal
ini penting karena jika ada motivasi akan menghasilkan siswa yang memiliki
kemampuan belajar yang lebih baik.
- Lingkungan Keluarga
Marrew
(1993) berpendapat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya bahwa pembaca
dini (yang telah pandai membaca sebelum masuk sekolah) berasal dari keluarga
yang berbudaya tuli. Dalam keluarga seperti itu orang tua atau yang lebih
besarberperan sebagai model perilaku budaya tuli sehingga sejak kecil aak sudah
terlihatdalam kegiatan baca tulis. Seperti yang dikemukakan oleh Leonhardt
bahwa anak sangat memerlukan keteladanan dalam membaca. Keteladanan itu harus
sesering mungkin ditunjukkan kepada anak oleh orang tua.kemudian seperti yang
dialaminya dengan menunjukkan perilaku membaca sesering mungkin pada anak,
membuat anak gemar membaca.
Menurut
Leichter (1984) perkembangan kemampua membaca dan menulis dipengaruhi oleh
keluarga dalam hal :
a. Interaksi
interpersonal
Interaksi
interpersonal terdiri atas pengalaman – pengalaman baca tulis bersama orang
tua, saudara, dan anggota keluarga lain dirumah
b. Lingkungan
fisik
Lingkungan
fisik menyangkut bahan – bahan bacaan dirumah
c. Emosional
dan motivasional
Suasana
yang penuh perasaan (emosional) dan memberikan dorongan (motivasional) yang
cukup hubungan antara individu dirumah, terutama yang tercermin pada sikap
membaca
- Bahan Bacaan
Minat
baca serta kemampuan membaca seseorang juga dipengaruhi oleh bahan bacaan.
Bahan bacaan yang terlalu berat dapat mematikan selera untuk membaca. Bromley
(1990) menyatakan bahwa bacaan anak – anak adalah bahan kritis dan media dalam
mengajar komunikasi secara efektif. Bahan bacaan biasanya mengembangkan semua
aspek pelajaran bahasa literatur.
memberikan anak – anak kesenangan, untuk anak usia dini penyajian bahan bacaan disertai dengan gambar – gambar yang menarik. Gambar lebih domonan daripada tulisan.
memberikan anak – anak kesenangan, untuk anak usia dini penyajian bahan bacaan disertai dengan gambar – gambar yang menarik. Gambar lebih domonan daripada tulisan.
- PROSES MEMBACA
Sabarti
mengemukakan bahwa agar pengembangan membaca dapat dilakukan secara konseptual,
perlu diperhatikan beberapa butir teori yang berkaitan dengan perolehan
kemampuan membaca. Adapun teori – teori tersebur dikemukakan oleh Marrow (1993)
sebagai berikut:
1. Membaca
dipelajari melalui interaksi dan kolaborasi sosial artinya dalam proses
pembelajaran membaca dan menulis situasi kelompok kecil memegang peranan
penting.
2. Anak
belajar membaca sebagai hasil pengalaman kehidupan.
3. Anak
mempelajari keterampilan membaca bila mereka melihat tujuan dan kebutuhan
proses membaca.
4. Membaca
dipelajari melelui pembelajaran keterampilan langsung.
Dalam
hal ini yang sangat penting disadari oleh guru ialah kebutuhan individual anak
– anak yang diakomodasikan dalam strategi pembelajaran yang tepat
5. Holdoway
(1986) menyatakan ada 4 proses yang memungkinkan anak mempelajari kemampuan
membaca. Pertama, pengamatan terhadap perilaku membaca, yaitu dengan dibacakan
atau melihat orang dewasa membaca. Kedua, kolaborasi yaitu menjalin kerjasama
dengan individu yang memberikan dorongan motivasi dan bantuan bila diperlukan.
Ketiga, proses yaitu anak mencobakan sendiri apa yang sudah dipelajarinya.
Keempat, unjuk kerja, yaitu dengan berbagi apa yang sudah dipelajari dan
mencari pengakuan dari orang dewasa.
6. Kemampuan
membaca melalui beberapa tahap. Tetapi setiap anak memiliki laju pencapaian tertulisnya
sendiri.
F.
STRATEGI
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA DI TK
seperti yang
dikemukakan oleh Moleong (2003:25) fenomena yang terjadi dilapangan bahwa
sekarang banyak SD yang mengajukan persyaratan atau tes masuk dengan
menggunakan konsep akademik terutama tes membaca dan menulis. hal ini apabila
ditindaklanjuti dengan benar akan menyebabkan pergeseran tanggung jawab
pengembangan kemampuan skolastik (akademik) dari SD ke taman kanak – kanak.
akibatnya Taman Kanak – kanak tidak lagi menjadi tempat bermain,
bersosialisasi, dan mendapatkan teman yang banyak melainkan beralih fungsi
menjadi sekolah “Taman Kanak - kanak” dalam rangka menyekolahkan secara dini
dan instan.
seperti yang
dikemukakan oleh Bromley (1992:216) strategi yang digunakan harus menyediakan
dengan tepat sesuai minat yang dibutuhkan anak, juga melibatkan anak dan
situasi yang berbeda dalam kelompok kecil, kelompok besar atau secara
individual.
strategi yang dapat
digunakan dalam mengembangkan kemampuan membaca di Taman Kanak – kanak adalah
dengan pendekatan pengalaman berbahasa. pendekatan ini diberikan dengan
menerapkan konsep DAP (Deevelopmentally Aproppriate Practice). Pendekatan ini
disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran di Taman Kanak – kanak, yakni melalui bermain dengan menggunakan
metode mengajar yang tepat
G.
TUJUAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA
1. Pengembangan Sikap Positif terhadap Membaca
Sikap
positif terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dapat ditingkatkan
melalui strategi berikut.
a. Menciptakan budaya baca tulis yang kaya.
b. Menciptakan kegiatan membaca cerita yang menyenangkan
dengan menggunakan teknik dan sarana cerita yang menarik.
c. Merancang kegiatan membaca dan menulis mandiri yang
memberikan keasyikan pada anak – anak dalam kesibukan yang dipilihnya sendiri,
(Morrow,1993).
2. Pengembanga Konsep Tentang Buku dan Pemahaman Teks
Konsep
tentang buku mencangkup konsep tentang :
a. Fungsi buku (untuk membaca)
b. Bagian buku (depan – belakang, atas – bawah ).
c. Cara membuka, membalik halaman
d. Isi buku (tulisan - gambaran)
e. Hubungan antargambar pada satu halaman dengan tulisannya.
f. Permulaan tulisan pada setiap halaman
g. Makna judul
h. Penulis
i.
Ilustrator
(Morrow,1993)
Morrow
(1993) mengemukakan anak mengembangkan pemahaman tentang tulisan jika:
a.
Berusaha
membaca buku yang terkenal
b.
Melibatkan
diri dalam pembacaan ceritaketika cerita itu dibacakan
c.
Menceritakan
kembali isi ceerita tanpa buku
d.
Mamasukkan
unsur – unsur cerita pada waktu menceritakan kembali cerita itu (latar, tema,
alur, pemecahan)
e.
Mengemukakan
pertanyaan literal sesudah membaca
f.
Mengemukakan
pertanyaan interpretatif yang meramalkan kelanjutan cerita
g.
Mengemukakan
pertanyaan kritis yang menganalisis informasi, menarik kesimpulan, membedakan
fakta dan pendapat dan fantasi serta menggunakan informasi dalam bacaan.
h.
Menggunakan
bahan refrensi lain unutk menambah informasi tentang bacaan (Morrow,1993)
H.
METODE PENGEMBANGAN MEMBACA UNTUK ANAK USIA TAMAN KANAK –
KANAK
1. Pendekatan Pengalaman Bahasa
Dalam
pendekatan ini guru menggunakan kata – kata anak sendiri untuk membantunya
belajar membaca. Kata – kata itu dapat berupa penjelasan suatu gambar atau
suatu cerita pendek yang dimasukka kedalam suatu buku.
Kekuatan
dari pendekatan pengalaman bahasa yang utama adalah dapat membuat anak
menggunakan pengalamn mereka sendiri sebagai bahan utama pelajaran membaca.
Keunggulan lain dalam pendekatan ini anak menggunakan pola bahasa mereka
sendiri, mereka dapat membaca lebih efektif dari pada membaca pola bahasa yang
ada dalam buku (Miller, 1997.44)
2.
Fonik
Metode
ini mengandalkan pada pelajaran alfabet yang diberikan terlebih dahulu kepada
anak – anak, mempelajari nama – nam huruf dan bunyinya. Setelah mempelajari
bunyi huruf mereka mulai merangkum beberapa huruf tertentu untuk membentuk kata
– kata.
b
– a – k r – a – k p – a – k t – a – k
untuk
memberikan latihanmembaca kepada anak – anak dalam keterampilan diri, buku –
buku cerita haruslah dipilih secara terencana, sehingga semua kata bersifat
reguler dan dapat dibunyikan.
Mereka
juga harus benar – benar memusatkan pikiran akan pembunyian kata – kata
sehingga mereka tidak mampu mengucapkan kata dengan benar tanpa mempunyai
gambaran akan artinya. Anak – anak yang diajar hanya dengan metode ini akan
belajar dan mengucapkan kata – kata tak bermakna dengan sangat benar, sedangkan
jika kata – kata itu dalam kalimat mereka segera tahu bahwa kata – kata itu
tidak berarti. Karna alasan – alasan
inilah metode fonikn biasanya tidak diajarkan sampai anak – anak dapat
memahami dengan baik dasar – dasar membaca.
3.
Lihat
dan Katakan
Dalam
metode ini anak – anak belajar mengenali kata – kata atau kalimat – kalimat
keseluruhan, bukannya bunyi – bunyi individu. Mereka memandangi kata – kata,
mereka mendengar kata itu diucapkan dan kemudian mereka mengulangi ucapan itu.
4.
Metode
Pendukung Konteks
Bila
anak sedang belajar membaca, sangatlah penting bahwa mereka menggunakan buku
yang benar – benar menarik bagi mereka. Meskipun demikian mereka tidak dapat
menangani terlalu banyak kata baru, dan sukarlah untuk menulis cerita yang
menarik dengan kata – kata yang terbatas banyaknya. Untuk mengatasi masalah ini
diterbitkan beberapa buku yang memberikan dua versi dari suatu cerita. Versi
panjang sering kali dicantumkan pada satu halaman dan pada halam sebelahnya ada
versi yang lebih pendek.
I.
RANCANGA KEGIATAN PENGEMBANGAN MEMBACA
Bromley menyatakan bahwa kita bisa mempercepat/ mendorong
pertumbuhan bahas apada anak dengan menyediakan kesempatan untuk menggunakan
bahasa dan meningkatkan interaksi mereka
dengan sesama dan keterlibatan mereka antara lain dengan mengaitkan dengan hal
yang dekat dengan mereka. Program seni berbahasa yang efektif mempunyai
beberapa ciri antara lain :
1. Integrasi
Keterampilan
berbahasa dapat dihubungkan, diajarkan secara bersamaan. Mendengarkan, membaca,
dan menulis dapat dikembangkan bersama secara alami.
2. Buku – buku
Keterampilan
berbahasa akan diajarka lebih efektif jika buku – bukunya berkualitas yang
ditulis untuk dan tentang anak.
3. Interaksi dan Keterlibatan
Anak
belajar bahasa paling baik apabila mereka terlibat secara aktif menggunakan dan
memanipulasi bahasa dalam situasi nyata dan bermakna.
4. Instruksi
Intruksi
yang efektif meliputi bimbingan yang hati – hati dan penunjukan model yang
tepat. Guru harus mengetahui apa yang mereka nilai dan harapkan dari anak. Guru
hars menunjukkan kepada anak bagaimana belajar dan juga harus memfasilitasi
belajar untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan.
Daftar Pustaka
Biggs,J.&
Telfer,R (1981). The process of learning.
Sydney : Prentice-Hall.
Santrock,J.W
(1995). Perkembangan masa hidup (edidi ke
5). Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar