Pengertian Pendidikan dan Komponen-komponen
Pendidikan
A.
Pengertian Pendidikan
1. Pendidikan
dalam Arti Luas
Dalam pengertian
yang lebih luas, pendidikan adalah segala pengalaman hidup dalam berbagai lingkungan
yang berpengaruh positif bagi perkembangan individu yang berlangsung sepanjang
hayat. Menurut Rupert s. Lodge dalam Stariffudin (2003), dalam arti luas pendidikan
berlangsung bagi siapapun, kapan pun dan dimana pun.
2. Pendidikan
dalam Arti Sempit
Pendidikan
identik dengan persekolahan yaitu pendidikan yang hanya berlangsung dalam suatu
sekolah atau lembaga pendidikan tertentu yang diperlukan secara sengaja. Tujuan
pendidikan dalam arti sempit pada umumnya mencakup empat hal, yaitu berkenan dengan
1) pengembangan pribadi, baik aspek jasmani, mental, moral, maupun keagamaan;
2) tuntutan sosial yaitu untuk menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang
baik dan terpelajar, 3) kebutuhan untuk mendapatkan keterampilan; danmasyarakat
untuk mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.
3. Pendidikan
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2003
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
4. Pendidikan
Berdasarkan Pendekatan Sistem
Pendidikan sistem
memandang pendidikan sebagai suatu totalitas atau kesatuan yang terdiri dari
komponen-komponen yang satu sama lain
tidak dapat dipisahkan dan berhubungan secara fungisional dalam rangka mencapai
tujuan. Adapun komponen-komponen tersebut, adalah sebagai berikut:
a. Tujuan
Pendidikan adalah salah satu komponen pendidikan yang berupa rumusan tentang
kemampuan yang harus dicapai peserta didik dan berfungsi sebagai pemberi arah
bagi semua kegiatan pendidikan.
b. Tujuan
pendidikan tersebut dapat dijabarkan dari yang paling umum sampai pada tujuan
yang lebih khusus.
c. Peserta
didik atau anak didik adalah subyek didik yang memiliki karakteristik
tersendiri dan memiliki potensi untuk dikembangkan.
d. Pendidik
adalah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan.
e. Isi
pendidikan atau kurikulum adalah bahan yang terencana yang berfungsi sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
f. Fasilitas
pendidikan adalah sarana dan prasarana yang dibutuhkan berfungsi untuk membantu
memberi kemudahan dalam pelaksanaan pendidikan.
g. Interaksi
edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah pada pencapaian tujuan pendidikan.
B.
Hakikat Pendidikan
Taman Kanak-kanak
1. Pengertian
Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak dan Kelompok Bermain.
Pendidikan TK merupakan salah satu
bentuk pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia 4-6 tahun. Menurut
Bihler dan Snowman (Hartati, 1996) pendidikan anak usia dini disediakan bagi
anak usia dua setengah tahun sampai dengan enam tahun. Menurut Bredecamp (1997)
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini mencakup berbagai program untuk
melayani anak dari lahir sampai dengan delapan tahun yang dirancang untuk
meningkatkan perkembangan inte;ektual, sosial, emosional, bahasa dan fisik
anak.
Dalam pasak 28 ayat 3 UU Sistem
Pendidikan Nasional (2003) ditegaskan bahwa anak usia dini pada jalur
pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal atau bentuk
lain yang sederajat. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (2003) ditegaskan
bahwa kegiatan kelompok bermain di sediakan bagi anak pada rentang usia satu
sampai empat tahun dan berada dalam pendidikan non formal.
2. Pandangan
Beberapa Tokoh Pendidikan Anak tentang Pendidika TK
Froebel memandang pendidikan dapat
membantu perkembangan anak secara wjar. Ia menggunakan taman sebagai simbol
dari pendidikan. Apabila anak mendapat pengasuhan yang tepat, maka seperti
halnya tanaman muda, anak akan berkembang secara wajar mengikuti hukumnya
sendiri. Montessori beranggapan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya untuk
membantu perkembangan anak secara menyeluruh dan bukan sekedar mengajar. Ki
Hajar Dewantara memandang anak sebagai kodrat alam yang memiliki pembawaan
masing-masing dan kemerdekaan untuk berbuat serta mengatur diri nya sendiri. Ki
Hajar Dewantara memandang adanya tiga pusat pendidikan yag disebut dengan
“Sistem Tri Pusat” yaitu 1.) keluarga 2) sekolah dan 3) masyarakat.
3. Hakikat
Pendidikan TK/PAUD
PAUD atau Tk pada hakikatnya adalah
pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan
dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan
seluruh aspek kepribadian anak. Menurut Pestalozzi, pendidikan TK hendaknya
menyediakan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, bermakna dan hangat
seperti yang diberikan orang tua dilingkungan rumah.
Pendidikan bagi AUD adalah pemberian
upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan menyediakan kegiatan
pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak.
Hakikat
Pembelajar di Taman Kanak-kanak
A. Hakikat
Anak Usia Dini
Ada beberapa kajian yang dapat
dicermatai tentang hakikat anak diantaranya yang dikemukakan oleh Bredecamp dan
Copple, Brenner serta Kellough, dalam Solehudin (2000) sebagai berikut :
1. Anak
bersifat unik.
Masing-masing anak berbeda satu
sama lain. Anak memiliki bawaan, minat, kapasitas, dan latar belakang kehidupan
masing-masing. Dengan demikian meskipun terdapat pola urutan umum dalam
perkembangan anak yang dapat di prediksi, pola perkembangan dan belajar tetap
memiliki perbedaan satu sama lain. Di samping memiliki universalitas, menurut
Bredecamp anak juga memliki keunikan sendiri seperti dalam gaya belajar, minat,
dan latar belakang keluarga.
2. Anak
mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan. Perilaku yang ditampilakan
anak umumnya relatif asli, tidak ditutup-tutupi. Ia akan marah, kalau memang
mau marah dan ia akan menangis kalau memang mau menangis. Ia memperlihatkan
wajah yang ceria di saat bergembira dan ia menampakkan muka murung ketika
bersedih hati, tak peduli dimana ia berada dan dengan siapa.
3. Anak
bersifat aktif dan energik. Anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas.
Selama terjaga dari tidur, anak seolah tak pernah berhenti dari beraktivitas,
tak pernah lelah, dan tak pernah bosan.
4. Anak
itu egosentris. Dengan sifatnya yang egosentris, ia lebih cenderung melihat dan
memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri.
5. Anak
memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
Karakteristik perlaku ini terutama menonjol pada anak usia empat sampai lima
tahun. Karena itu sangat lazim jika anak pada usia ini banyak memperhatikan,
membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan
didengarnya, terutama terhadap hal-hal yang baru. Dengan karekteristik seperti ini
Peck, et al (1987) memandang masa anak usia dini ini sebagai masa yang
bergairah untuk belajar.
6. Anak
bersifat ekploratif dan berjiwa petualang. Terdorong oleh rasa ingin tahu yang
kuat terhadap suatu hal, anak lazimnya senang menjelajah, mencoba dan mempelajari
hal-hal baru.
7. Anak
umumnya kaya dengan fantasi. Anak senang dengan hal-hal yang bersifat
imajinatif. Berkaitan dengan karakteristik ini, cerita dapat merupakan suatu
kegiatan banyak digemari oleh anak.
8. Anak
masih mudah frustrasi Umumnya masih mudah menangis atau marah apabila
keinginnnya tidak terpenuhi.
9. Anak
masih kurang pertimbangan dalam bertindak, termasuk berkenaan dengan hal-hal
yang membahayakan.
10. Anak
memiliki daya perhatian yang pendek. Anak lazimnya memiliki daya perhatian yang
pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara intrinsik menyenangkan. Anak masih
sangat sulit untuk dudk dan memperhatikan sesuatu untuk jangka waktu yang lama.
11. Masa
anak merupakan masa belajar yang paling potensial. Masa anak iusia dini kadang
disebut (golden age) usia emas atau magic years. NAEYC mengkampanyekan masa
awal kehidupan ini sebagai masa-masa belajar dengan slogannya Early Years are Learning Years.
12. Anak
semakin menunjukkan minat terhadap teman. Seiring dengan perkembangan
keterampilan fisiknya, anak usia ini menjadi semakin berminat pada
teman-temannya. Ia mulai menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dan
berhubungan dengan teman-temannya.
Anak
merupakan sosok individu yang unik dan memliki karateristik yang kusus dari
segi kognitif, sosial, emosional, bahasa, fisik, mapun motorik dan sedang
mengalami proses perkembangan yang sangat pesat. Masa ini merupakan saat yang
sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa;
1. Anak
usia dini adalah sekelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan fisik, motorik, kognitif, atau intelektual (daya fikir, daya
cipta), sosial emosional serta bahasa.
2. Anak
usia dini adalah anak yang aktif dan energik, memiliki rasa ingin tahu yang
kuat eksporatif, dan mengekspresikan prilakunya secara spontan.
3. Berdasarkan
keunikannya dalm perkembangan dan pertumbuan, anak usia dini terbagi dalam
ketiga tahapan yaitu;
1). Masa bayi : usia lahir-12 bulan
2). Masa balita : usia 1-3 tahun
3). Masa pra-sekolah : usia 3-6
tahun
4). Masa kelas awal SD : usia 6-8
tahun (KBK 2002)
4. Pertumbuhan
anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat bagi
pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya, yang mecakup pertumbuhan dan
perkembanga fisik, daya fikir, daya cipta, sosial, emosional, bahasa, dan
komunikasi yan seimbang sebagai pembentukan pribadi yang utuh.
B. Karakteristik
Kurikulum PAUD/TK
Menurut Beredecamp
(1997) bahwa bukan anak yang harus disesuaikan dengan program tetapi program
yang harus disesuaikan dengan anak. Kurikulum untuk anak usia dini /TK harus
dirancang utuk membantu anak mengembangkan potensinyasecara utuh yang mencakup
maspek perkembangan intelektual, fisik motorik, sosial-emosional dan bahasa
anak. Kurikulim TK selalu dinamis, selalu berubah seiring dengan lajunya
perkembangan masyarakat serta perkembangan ilmu dan teknologi.
1. Kurikulum
TK Tahun 1994
Kurukulum TK
1994 dikenal dengan Program Kegiatan Belajar Taman Kank-kanak atau PKB TK
1994/1995. PKB TK merupakan pedoman kegiatan belajar yang direncanakan untuk
menyiapkan dan meletakkan dasar-dasar pendidikan bagi pengembangan diri anak
lebih lanjut.
Isi PKB TK
1994/1995 diintegrasikan dalam suatu program pengembangan yang utuh mencakup
dua hal berikut:
a. Program
kegiatan belajar dalam rangka pembentuka perilaku melalui pembiasaan yang
terwujud dala kegiatan sehari-hari di TK. Program ini mengembangkan moral
Pancasila, agama, disiplin, afeksi dan emosi.
b. Program
kegiatan belajar dalam rangka pembentukan kemampuan dasar. Program ini meliputi
pengembangan kemampuan bahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan dan
jasmani.
2. Kurikulum
TK 2004
a. Bidang
perilaku melalui pembiasaan
b. Bidang
pengembangan kemampuan dasar
Pengembangan kemampuan dasar
meliputi kemampuan berikut:
1. Kemampuan
berbahasa
2. Kemampuan
kognitif
3. Kemampuan
fisik-motorik
4. Kemampuan
seni
C. Hakikat
Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
Bermain
merupakan wahana yang penting untuk perkembangan sosial, emosi, dan kognitif
anak yang direfleksikan pada kegiatan (Bredecamp 1997). Sementara itu Piaget (deVries,
2002) mengemukakan bahwa bermain wahana yang penting yang dibutuhkan untuk
perkembangan berpikir anak.
Pembelajaran
yang paling efektif untuk anak usia dini/TK adalah melalui suatu kegiatan yang
berorientasi bermain. Menurut Froebel, bermain sebagai bentuk kegiatan belajar
di TK adalah bermain yang kreatif dan menyenangkan. Melalui bermain kreatif,
anak dapat mengembangkan serta mengintregasikan semua kemampuannya. Anak lebih
banyak belajar melalui bermain dan melakukan eksplorasi terhadap objek-objek
dan pengalaman. Anak dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi sosial
dengan orang dewasa pada saat mereka memahaminya dengan bahasa dan gerakan
sehingga tumbuh secara kognitif ke arah berpikir verbal. Salah satu fungsi
penting dari bermain menurut Piaget adalah memberi kesempatan pada anak untuk
mengasimilasi kenyataan terhadap dirinya dan dirinya terhadap kenyataan.
Bahasan tentang bermain secara lebih khusus akan dibahas pada modul lain.
Pembelajaran
di TK selain menekankan pada pembelajaran yang berorientasi bermain juga
menekankan pembelajaran yang berorientasi perkembangan. David Weikart (Eliason
& Jenkins, 1994) mengemukakan, bahwa pembelajaran yang berorientasi
perkembangan mempunyai arti bahwa pendekatan yang digunakan guru untuk
melaksanakan pembelajaran adalah pembelajaran yang berorientasi pada anak itu
sendiri. Ini berarti bahwa guru TK harus memahami bahwa kebutuhan dan
krakteristik perkembangan setiap anak secara kelompok maupun secara individual.
Pembelajran berorientasi perkembangan lebih banyak memberi kesempatan kepada
anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat, umpamanya melalui
pengalaman nyata melakukan kegiatan eksplorasi serta melakukan
kegiatan-kegiatan yang bermakna untuk anak. Tujuan-tujuan dan kegiatan belajar
harus mengintegrasi seluruh aspek perkembangan serta menyediakan kesempatan
yang tepat bagi anak agar mereka dapat mengeksplorasi lingkungannya. Agar
pembelajaran optimal, berorientasi pada bermain dan berorientasi pada
perkembangan, maka pendekatan yang paling tepat dalam pembelajaran di TK adalah
pembelajaran yang berpusat pada anak atau active
learning. Melalui pendekatan ini anak dapat menggunakan seluruh indranya
dalam melakukan berbagai kegiatan. Anak bukan objek akan tetapi subjek yang aktif
belajar. Secara khusus tentang belajar aktif akan disajikan pada modul tentang
“Belajar Aktif”.
Buku 2
1. PENDAHULUAN, FILOSOFI DAN LANDASAN
PROGRAM
§ Pendahuluan
Sepanjang
hidupnya, dimanapun berada, anak-anak masa kini harus menghadapi berbagai
perubahan di berbagai bidang antara lain: sosial, politik, lingkungan, ilmu
pengetahuan, teknologi dan industry. Perubahan yang terjadi begitu pesatnya di
seluruh dunia mengharuskan kita menanamkan pada anak-anak keinginan untuk
mengecap pendidikan seumur hidup.
§ Filosofi Program Tahap
demi Tahap
Program
tahap demi tahap didasarkan pada keyakinan bahwa anak-anak akan tumbuh dengan
baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar. Lingkungan
yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep tahap demi tahap
mendorong anak-anak bereksplorasi, mempelopori dan menciptakan.
§ Pendekatan untuk
Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam
bidang pendidikan anak usia dini, terdapat dua pendekatan yang mendasar untuk
mengajar anak-anak yang berusia antara tiga sampai enam tahun: pendekatan perilaku dan pendekatan perkembangan.
Pendekatan perilaku menggangap
bahwa konsep-konsep tidaklah berasal dari dalam diri anak dan tidak berkembang
secara spontan. Konsep-konsep tersebut harus di tanamkan pada anak dan diserap
oleh anak. Kelas yang menganut konsep ini menggunakan pengajaran yang berpusat
pada guru, berdasarkan pengajaran yang bersifat eksplisit yang “mengisi”
anak-anak sepanjang waktu, ibarat kita mengisi ember. Ada sejumlah daftar yang
baku dan diurutkan secara komersial dan pengujian yang dapat digunakan guru
didalam kelas (Seefelt, 1994). Para ahli perilaku yang berpengaruh antara lain
adalah John Watson, Edward Thorndike, dan B.F. Skinner.
Program
Tahap demi Tahap menggunakan pendekatan
perkembangan. Pandangan perkembangan memberikan kerangka untuk memahami dan
menghargai pertumbuhan alami anak-anak usia dini. Pendekatan ini mengganggap
bahwa anak-anak usia dini:
·
Adalah pembelajar aktif
yang secara terus menerus mendapatkan informasi mengenai dunia lewat permainan.
·
Mengalami kemajuan
melalui tahap-tahapan perkembangan yang dapat diperkirakan.
·
Bergantung pada orang
lain dalam hal pertumbuhan emosi dan kognitif melalui interaksi sosial.
·
Adalah individu yang
unik yang tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda.
Pendekatan
perkembangan didasarkan pada teori Jean Piaget, Eric Erickson, dan L.S
Vygotsky. Piaget dan Vygotsky memandang anak sebagai organisme biologis.
Bagaimanapun juga, kedua ahli tersebut berpegang pada teori yang berbeda
mengenai pengaruh alam sekitar dan masyarakat dalam perkembangan. Glassman
(1994) menyimpulkan filosofi kedua pendidik tersebut sebagai berikut:
·
Dua garis perkembangan
– alam sekitar dan sosial-berinteraksi secara terus menerus dalam perkembangan
berpikir.
·
Perkembangan kognitif
awalnya merupakan hasil pengalaman langsung pada lingkungan.
·
Kecepatan perkembangan
individu dipengaruhi oleh lingkungan sosial.
·
Perkembangan kognitif
melibatkan transformasi berpikir yang besar dan kualitatif.
Filosofi
pendidikan ini membantu pemahaman kita mengenai perkembangan anak dan
memberikan informasi yang penting untuk menerjemahkan teori kedalam penerapan
praktis dikelas. Filosofi-filosofi ini memberikan acuan yang membantu para guru
merencanakan pengajaran bagi anak-anak usia dini.
§ Landasan Program: Tiga
Prinsip Utama Program Tahap Demi Tahap
Program
tahap demi tahap mencakup
tiga program utama bagi anak usia dini: Konstruktifisme, pelaksanaan yang
sesuai dengan perkembangan, dan pendidikan yang progresif.
Konstruktifisme
Para ahli Konstruktifisme meyakini bahwa
pembelajaran terjadi saat anak berusaha memahami dunia disekeliling mereka.
Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya anak, orang
dewasa dan lingkungan. Anak membangun pemahamannya mereka sendiri terhadap dunia.
Mereka memahami apa yang apa yang terjadi di sekeliling mereka dengan
mensintesa pengalaman-pengalaman baru dengan apa yang mereka telah pahami
sebelumnya.
Metodologi
yang Sesuai dengan Perkembangan
Metodologi yang Sesuai dengan
Perkembangan adalah metodologi yang didasarkan pada pengetahuan mengenai
perkembangan anak. Semua anak berkembang melalui tahapan perkembangan yang
umum, tetapi pada saat yang sama, setiap anak adalah makhluk individu yang
unik. Para pengajar harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan khas pengajar
juga harus mencermati dan menyimak perbedaan antara keterampilan dan minat
tertentu anak-anak yang berusia sama (Seefeldt, 1994:Bredekamp, 1993).
Metodologi yang sesuai dengan perkembangan, meliputi kegiatan-kegiatan yang
mengacu pada minat anak, tingkat perkembangan kognitif dan kematangan sosial
dan emosional. Program yang disesuaikan dengan perkembangan dirancang untuk
membantu anak-anak menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri. Saat anak
mengajukan pertanyaan, timbullah minat, motivasi dan perhatian mereka dengan
sendirinya.
Pendidikan
Progresif
John Dewey yang dikenal sebagai bapak
pendidikan progresif, menekankan bahwa pendidikan dipandang sebagai proses
sepanjang hidup, bukanlah persiapan masa datang. Dewey (1938) berpendapat bahwa
pendidikan sebagai persiapan untuk kehidupan masa dewasa “menyangkal adanya
kegembiraan dan rasa ingin tahu yang terdapat dari diri anak yang dibawa kesekolah dan mengalihkan fokus
pengajaran yang harusnya ditujukan terhadap minat dan kemampuan yang sekarang
nyata-nyata yang dimiliki siswa, menjadi terhadap anggapan-anggapan abstrak
tentang hal-hal yang mungkin mereka ingin capai di masa datang”.
Pelaksanaan
pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip-prinsip perkembangan dan
konstruktif. Pendidikan yang berpusat pada anak mendukung lingkungan belajar
yang meningkatkan keterampilan dan minat masing-masing anak sementara itu pula
memperhatikan penting pembelajaran antar teman sebaya dan pembelajaran dalam
kelompok-kelompok kecil.
Individualisasi
Pengalaman Belajar
Tim pengajar program tahap demi tahap
meletakkan landasan-landasan bagi anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang
berisi, sukses dan aktif yang peduli sesama
dan berperan didunianya. Proses individualisasi dicapai dengan menghargai tahap
perkembangan setiap anak dan merencanakan serangkain kegiatan yang sesuai untuk
memastikan pengalaman yang berhasil dari masing-masing anak. Kemampuan untuk
mengindividualisasi mencakup pengetahuan mengenai perkembangan anak yang
meliputi kesehatan, pertumbuhan fisik dan mental serta berpikir, dan
disesuaikan dengan tahap perkembangan, kelebihan-kelebihan dan kebutuhan sikap
anak dengan kegiatan belajar tersebut.
Kelas yang berpusat pada anak mendukung
pembelajaran pada anak. Peralatan, bahan-bahan ajaran, jadwal harian, dan tata
letak kelas sesuai dengan kebutuhan dan meningkatkan pertumbuhan setiap anak.
Individualisasi juga menuntut guru untuk menciptakan kegiatan yang membuat anak
merasa berhasil dan tertantang. Dengan merencanakan kegiatan-kegiatan yang
luwes dan menarik dan dengan mengamati anak-anak dengan cermat selama melakukan
kegiatan, guru dapat mengubah atau menyesuaikan bahan ajar dan kegiatan yang
diperlukan. Kebanyakan kegiatan kelompok dilakukan dalam kelompok-kelompok
kecil demi untuk memaksimalkan tingkat individualisasi dan meningkatkan
efektifitas guru. Peran guru mengupayakan dan merencanakan kebebasan dan
kegiatan-kegiatan kelas yang dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan
setiap anak.
Pusat
Kegiatan
Program tahap demi tahap merancang
kesempatan bagi anak-anak untuk memilih melalui susunan kelas. Setiap kelas
memiliki pusat kegiatan yang berisi berbagai macam bahan ajar bagi eksplorasi
dan permainan. Pusat kegiatan bervariasi dari satu kelas ke kelas lain, namun
semua kelas memiliki pusat-pusat kegiatan utama yaitu: seni, kotak, memasak,
drama peran, pasir dan air, ilmu pengetahuan alam, tempat pengenalan bacaan dan
tulisan, matematika atau berhitung, musik dan alam terbuka.
Kesenian
Pusat kesenian mendorong anak-anak untuk
mengembangkan dan mengeksplorasi kreatifitas mereka serta bersenang-senang
dengan bahan-bahan baru dan pengalaman fisik (tactile) bahan-bahan yang
dipergunakan antara lain: cat, kertas, gunting, krayon, kapur, kain, dan
potongan-potongan untuk digunting dan ditempel. Banyak bahan alami yang juga
dapat dipergunakan seperti kayu, daun-daun, dan pasir. Daerah pusat seni memacu
kreatifitas, komunikasi verbal dan nonverbal, percaya diri, perkembangan
motorik halus dan kasar dan kemampuan intelektual.
Permainan
Balok (Blocks)
Pusat permainan balok dipenuhi berbagai
macam balok dalam berbagai bentuk dan ukuran untuk menciptakan susunan khayal
atau yang dapat dikenali seperti bangunan, kotak, pertanian, dan kebun
binatang. Dengan membangun balok dapat mengembangkan kemampuan matematika,
kemampuan berpikir dan memecahkan masalah selain itu juga memperkuat daya
konsentrasi.
Memasak
Memasak merupakan saat yang istimewa
bagi anak-anak untuk mengalami proses dan reaksi ilmiah, mencicipi
makanan-makanan baru, menyantap makanan yang mereka buat, memahami konsep
matematika seperti menimbang. Pelajaran memasak memberikan pengalaman yang
nyata bagi anak-anak.
Drama
Peran
Pusat drama peran memiliki baju-baju
bagus dan benda-benda lain yang mendorong anak memperagakan apa yang mereka
lihat dikehidupan mereka, membantu mereka untuk memahami dunia mereka dan
memainkan berbagai macam peran. Pemilihan benda-benda tergantung dari
minat-minat anak pada saat itu.
Tempat
Pengenalan Bacaan dan Tulisan
Pusat membaca dan menulis meliputi
buku-buku dan bahan untuk kegiatan menyimak dan menulis. Wilayah ini adalah
tempat yang tenang sehingga anak-anak dapat melihat-lihat buku, membacakan
temannya atau meminta guru atau orang tuanya yang bersedia membacakan untuk
mereka.
Matematika/Berhitung
Tempat untuk matematika atau berhitung
memilik bahan-bahan yang dapat dipisah-pisahkan dan disatukan anak seperti
puzzle dan balok-balok kecil. Permainan ini dapat membantu anak mencocokkan,
berhitung dan mengelompokan serta menciptakan sendiri permainan yang mereka
sukai dan berlatih kemampuan berbahasa mereka. Mereka pun belajar keterampilan
sosial seperti berbagi, bernegoisasi dan memecahkan masalah.
Musik
Musik dapat dipergunakan sepanjang hari
untuk menyatukan kegiatan pembelajaran. Bernyanyi, menggerakkan badan, bertepuk
tangan, menari, dan memainkan alat-alat musik, atau menyimak dengan tenang,
kesemuanya dapat diberikan sebagai kegiatan pembelajaraan sepanjang hari. Musik
dan pola kalimat, memperkuat otot halus dan kasar, dan mendorong kreatifitas.
Kegiatan
di Luar Kelas
Kegiatan di luar kelas merupakan bagian
yang penting dalam jadwal sehari-hari. Semuanya dapat dipelajari dan diajarkan
dalam atau di luar kelas. Anak-anak dapat belajar ilmu pengetahuan alam,
matematika, keterampilan sosial, dan mengembangkan kecintaan terhadap
lingkungan. mereka juga dapat meningkatkan penggunaan otot-otot halus dan
kasar. Kreatifitas dipacu di luar kelas melalui drama peran dan kegiatan
kelompok. Kegiatan-kegiatan yang lain seperti berkebun dan bermain salju, lumpur dan kolam sangatlah
istimewa karena hanya dapat dilakukan diluar kelas.
Pasir
dan Air
Anak-anak sibuk bermain di Pusat
Pembelajaran Paasir dan Air, baik di dalam kelas - di meja pasir dan air –
maupun diluar kelas – di wilayah kotak pasir dan air. Dengan cara
mengeksplorasi bahan-bahan alami, anak-anak menciptakan, berpikir, dan
berkomunikasi. Mereka melatih otot halus dan kasar. Bahan-bahan yang
dipergunakan di pusat pembeeajran ini adalah sekop, saringan, kerucut, dan
ember. Konsep-konsep matematika, gagasan-gagasan ilmiah, kreativitas
dikembnagkan disini.
Ilmu
Pengetahuan Alam
Pusat pembelajaran IPA mencerminkan
langsung minat anak-anak terhadap kejadian-kejadian alamiah dan benda-benda
yang mereka temukan. Guru mempersiapkan tempat dikelas untuk pameran dan
eksplorasi “penemuan” yang menarik. Alat-alat peraga IPA seperti magnet, air,
dan hukum grativitas dapat diperkenalkan melalui bahan-bahan ini. Pembelajaran
juga berlangsung melalui ilmu lingkungan hidup dan alamiah saat anak-anak mengeksplorasi
alam sekitar diluar kelas, tumbuh-tumbuhan, pepohonan, dan binatang-binatang.
Peran guru disini adalah menekankan proses ilmiah.
Para guru bertanggung jawab untuk
menciptakan lingkungan, memancing pembicaraan, menimbulkan keingintahuan dan
memperhatikan anak-anak sehingga kegiatan-kegiatan pembelajaran dapat
disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang berubah-ubah. Kegiatan
pembelajaran dalam kelompok kecil atau perorangan direncanakan per minggu untuk
memfokuskan tugas pembelajaran yang terperinci yang dilakuakn oleh para para
pengajar dan keluarga anak-anak.
Peran
Serta Keluarga
Penekanan pada peran serta keluarga
adalah faktor utama program tahap demi tahap, yang meyakini bahwa keluarga
merupakan pengaruh terbesar bagi anak-anak. Keluarga menginginkan yang terbaik
bagi anak-anak dan menginginkan anaknya sukses dan menjadi warga masyrakat yang
produktif. Program tahap demi tahap mendukung peran serta keluarga dalam
berbagai cara. Meskipun metodenya berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lainnya
dari satu keluarga ke keluarga lain, tergantung dari keadaan orang dan
masyarakat, peran guru dan administrator harus tetap mendukung semua keluarga
untuk tetap terlibat dalam semua aspek program.
Ruang
Keluarga
Setiap sekolah didorong untuk membuat ruang
bagi keluarga untuk berkumpul semua anggota dengan peran guru, mengunjungi
orang tua lain, dan membaca perkembangan anak, masalah-masalah kesehatan,
disiplin dan topik yang diminati lainnya. Para keluarga didorong untuk
bergabung dengan anak-anak mereka dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan
pembelajaran dikelas dan menunjukkan bakat-bakat mereka untuk membantu
anak-anak.
Komunikasi
Staf Pengajar dan Keluarga
Komunikasi seperti itu dapat dalam
berbagai macam bentuk seperti catatan, jurnal rumah atau sekolah, pembicaraan
pada saat mengantar ataau menjemput anak-anak, pertemuan keluarga, workshop,
dan perkumpulan para orang tua dan wali. Para pengajar disarankan untuk
mengunjungi para keluarga ke rumah-rumah dan pertemuan orang tua dijadwalkan
secara teratur dengan anggota keluarga. Pada saat-saat ini para orang tua dan
guru mendiskusikan perkembangan anak-anak dan mengembangkan strategi-strategi
pembelajaran yang dapat diterapakan dirumah.
Komite Penasehat Keluarga
Bagian
lain dari program tahap demi tahap ini adalah Komite Penasehat Keluarga, yang
mengadakan dengan stap pengajar untuk mendiskusikan jalannya pusat pembelajaran
atau sekolah. Komite ini terdiri dari orang tua seiswa atau anggota masyarakat
lainya. Singkatnya, tujuan program tahap demi tahap ini adalah membangun
masyarakat yang mendukung termasuk para keluarga dipusat pembelajaran dan juga
tim pengajar anggota masyarakat. Ksemuanya ini menjalin jaringan yang
berencana, berkomunikasi, dan mendiskusikan masalah-masalah dan memberikan
perhatian-perhatian untuk membangun program yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak dan keluarganya.
Kegiatan yang sesuai
dengan perkembangan
Kesesuain
usia pengetahuan program ini mengenai perkembangan khas dalam rentang usia
memberikan kerangka yang dapat digunakan guru untuk mempersiapkan lingkungan
belajar dan merencanakan pengalaman yang sesuai ( Bredecamp, 1987). Jika
pembelajaran dikelas tidak kaitkan dengan factor-faktor perkembangan, anak-anak
akan mengalami kegagalan dan prustasi. Kelas yang berpusat pada anak menawarkan
kesempatan bagi keberhasilan, bukan prustasian.
Kesesuain Individu
Setiap
anak memiliki pola dan waktu perkembangan yang unik, seperti kepribadian, tipe
pembelajaran, dan latar belakang keluarga. Proses belajar terjadi karena adanya
interaksi antara pemikiran anak dan pengalamannya dengan bahan-bahan ajar,
gagasan-gagasan dan orang-orang. Pengalaman-pengalaman ini haruslah cocok
dengan kemampuan anak yang sedang berkembang dan juga memberikan tantangan bagi
minat dan pemahaman anak ( Bredekamp, 1987, hal 2).
Mengindivisualisasi melalui Bermain
Bermain
merupakan jantung program yang baik bagi anak-anak usia dini. Penelitian
mengenai bermain membuktiksn bahwa bermain merupakan bagian penting bagi
kehidupan anak-anak usia dini (Chonson, Christie, Yawkey, 1987). Bermain dan
perkembangan saling terkait, sehingga lingkungan anak-anak memungkinkan adanya
kesempatan untuk bermain bebas. Bermain bisa dalam berbagai bentuk, misalnya:
bermain individu dengan benda, bermain yang tidak terstruktur dan asosiatif
demgan anak lain, bermain peran yang lengkap dan interaktif dengan bantuan
alat-alat dan bermain anak-anak lain, dan bermain yang lebih terstruktur dalam
permainan kelompok jika anak-anak sudah mulai besar.
Para ahli
sertuju bahwa :
Anak-anak harus
bermain untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan motoriknya dan belajar
mengenai dunia social dan tempat mereka didalamnya. Anak-anak mengembangkan
kemampuan sosialnya melalui interaksi dengan teman sebayanya. Mereka belajar
mengenai peraturan-peraturan, bagaimana aturan dibuat dan artinya keadilan.
Mereka belajar bekerjasama dan berbagi.mereka membangun percaya diri dengan
menantang diri mereka sendiri, dengan berinteraksi dengan anak-anak lain dan
dengan menguasi tantangan-tangan pribadi, fisik, intelektual, dan social (Frost
dan Jacobs, 1985, hal 47).
Menjadikan Filosofi kenyataan.
Kelas yang
berpusat pada anak yang dibangu atas da prinsif dasar :
a.
Anak-anak menciptakan
pengetahuan mereka sendiri berkat pengalaman-pengalaman dan interaksi dengan
dunia sekitar mereka.
b.
Para guru membantu
pewrtumbuhan dan perkembangan anak dengan cara terbaik dengan membangun minat,
kebutuhan dan kelebihan anak-anak.
Anak-anak usia
dini tidak perlu dipaksa untuk mengejar topic atau proyek tertentu yang tidak
mereka minati. Kelas selalu dipersiapkan untuk memberikan pilihan terhadap
pusat kegiatan dan menganeka ragamkan haban-bahan ajar yang dapat mereka pilih.
Dikelas yang berpusat pada anak, anak-anak:
a.
Membuat pilih-pilihan
b.
Bermain dengan aktif
c.
Menggunakan bahan ajar
ysng terbuka
d.
Kerjasama dan saling
menyayangi
e.
Bertanggung jawab
Jadwal harian
memberikan keamanan dan kemampuan untuk memperkirakan.
Bahan-bahan ajar
sesuai dengan perkembangan dan terbuka. Para guru mengamati anak-anak saat
mereka berinteraksi dengan teman sebaya dan bahan ajar dikelas untuk dapat
mengidentifikasikan kelebihan-kelebihan dan kebutuhan-kebutuhan, sementara itu
peraturan-peraturan membantu anak-anak belajar bahwa menyayangi sesamanya
merupakan bagian terpadu dari kegiatan sekolah.
BAB. 2
TUJUAN DAN PETUNJUK PERKEMBANGAN
2. Tujuan dan
Petujuk Perkembangan
Anak-anak
abadkedua puluh satu akan menghapi tantangan yang tidak pernah dibayangkan
sebelumnya. Perubahan pesat terjadi pada setiap aspek kehidupan.
Keterampilan-keterampilan dan berbagai fakta yang berasal dari zaman
prateknologi tidak akan mampu mempersiapkan anak-anak didunia masa datang.
Untuk mempersiapkan anak-anak dimasa depan, kita harus mempersiapkan mereka
menjadi pembelajaran seumur hidup. Program tahap demi tahap sangat lah penting
bagi anak-anak sekarang. Program ini telah dirancang untuk memungkinkan anak
menjadi warga yang aktif didunia baru.
Tujuan
Tujuan program
tahap demi tahap bahwa setip anak akan mengembangkan kemampuan:
a.
Menghadapi dan membuat
perubahan
b.
Menjadi pemikir kritis
dan dapat membuat pilihan-pilihan
c.
Menjadi penyelusur dan
pemecah masalah
d.
Menjadi kreatif,
imajinatif, dan berwawasan luas
e.
Peduli dengan
masyarakat, Negara dan lingkungan.
Program tahap
demi tahap membantu anak membentuk pemahaman mengenai:
a.
Dunia fisik
b.
Informasi social budaya
c.
Logika dan matematika
d.
Bahasa lisan dan
tulisan.
Karena program
ini didasarkan pada teori perkembangan, focus metodelogi adalah anak segala
pribadi yang utuh. Metodelogi meningkatkan:
a.
Perkembangan fisik
b.
Perkembangan social
emosional
c.
Perkembangan kognitif
Program tahap
demi tahap ini berdasarkan mengenai teori perkembangan, pandangan konstruktivis
terhadap pembelajaran, dan konsep progresif mengenai pendidikan. Program ini
memastikan anak-anak:
a.
Memiliki waktu yang cukup
untuk menjelajahi lingkungannya.
b.
Memiliki kesempatan
untuk belajar melalui barbagai cara : memasak, menulis, membuat bangunan,
bermain peran, kegiatan diluar kelas, membaca, barkarya dengan kayu, pasir dan
air, kesenian, matematika dan ipa.
c.
Memiliki kesempatan
untuk memilih kegiatan apa yang mereka ingin lakukan.
d.
Memiliki tempat untuk
memamerkan pekerjaan mereka.
Pendekatan
dengen berpusat pada anak menjamin bahwa para pengajar:
a.
Memehami perkembangan
anak
b.
Menyempatkan untuk
mengamati anak-anak bekerja dan bermain
c.
Merencanakan tujuan
kelompok dan perorangan berdasarkan minat dan kebutuhan
d.
Memberikan dukungan
yang menantang dan lues
e.
Menunjeukkan
penghargaan terhadap anak-anak dan menghargai gagasan-gagasan mereka
f.
Mendorong anak-anak
untuk memecahkan masalah mereka sendiri dan menghargai sesamanya.
g.
Memberikan pertanyaan yang merangsang anak utuk
berpikir.
Ciri-ciri yang
Berhubungan dengan Usia
Terdapat
ciri-ciri umum yang ditemukan pada anak-anak yang seusia dalam masa tumbuh
kembangnya.
Ciri-ciri Umum
Anak Usia 3 tahun.
Mereka terus
mangalami kesulitan untuk membedakan antara hayalan dan kenyataan mereka mulai
memahami bahwa tindakan mereka berdampak dan mereka membuat batasan-batasan.
Dengan melakukan hal tersebut, kelomok usia ini sangat menawan dan dapat
bekerja sama sesaat tapi kemudian menjadi pengatur dan penuntut. Anak-anak usia
3 tahun mengembangkan kemampuan berbahasa dengan cepat dan mereka mudah
berganti-ganti dari menggunakan bahasa bayi keparagram deskriftif. Anak usia
ini memiliki tenaga yang besar, tapi rentang konsentrasinya pendek.
Ciri-ciri anak
usia 4 tahun.
Anak-anak usia
4-5 thun sering merasa tidak dapat dikalahkan siap menerima tantangan baru apa
saja. Anak-anak ini menguji batasan-batasan dan merasionalisasikan prilaku
mereka. Mereka merasa nyaman berbohong tapi marah jika orang dewasa ingkar.
Meskipun rentang konsentrasi mereka relative pendek mereka menjadi ahli pemecah
maslah dan dapat memusatkan perhatian untuk suatu priode yang cukup lama jika
topic yang diajarkan menarik bagi mereka. Tambahan lagi mereka dapat menyamakan
dari satu kegiatan kekegiatan yang lain atau dari situasi yang satu ke yang
lainnya. Kelompok usia ini tertarik dengan tubuh mereka sendiri dan orang lain,
dan dapat menjadi hanyut dengan luka. Mereka memiliki banyak ketakutan dan
mungkin mengalami mimpi-mimpi buruk. Anak-anak ini mengembangkan keterampilan
motorik kasar, melakukan senam fisik tiada hentinya, mengembangkan kosa kata
dan menggunakan susunan kalimat yang sempurna dan tata bahasa yang lebih rumit.
Ciri-ciri Umum
Anak Usia 5 tahun.
Anak-anak usia
5-6 tahun pada umumnya sangat manis dan ingin menyenangkan orang dewasa. Mereka
sangat social dan bermain bersama tiga atau empat teman pada saat yang
bersamaan. Pada usia ini, anak-anak memilih teman bermain dengan jenis kelamin yang sama. Mereka
memiliki rasa humor dan seringkali
membuat lelucon konyol yang akan mereka ceritakan berulang-ulang.
Pada usia ini,
anak-anak memiliki rentang konsentrasi yang lebih lama. Kemempuan mereka untuk
berpikir dan memecahkan masalah juga semakin berkembang. Anak usia 5-6 tahun
senang berbicara dan dapat mengungkapkan pendapat dengan jelas, dan senang
bermain-main dengan kata perkembangan berbahasa mereka mencapai kamahiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar