BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai guru Taman Kanak-kanak (TK), Anda pasti selalu
atau sering menggunakan suatu tema sebagai focus dari kegiatan pembelajaran
Anda di kelas. Penggunaan tema tersebut menandakan bahwa Anda sebenarnaya telah
melaksanakan model atau pendekatan pembelajaran terpadu. Terkadang,
pembelajaran terpadu juga sering disebut sebagai pembelajaran tematik karena
pembelajaran ini disajikan berdasarkan tema-tema belajar yang diambil dari
lingkungan kehidupan di sekitar anak. Salah satu model pembelajaran terpadu
yang dapat dilaksanakan di TK adalah model jarring laba-laba (webbed). Istilah
model jarring laba-laba digunakan untuk nama model ini karena bentuk
rancangannya memang seperti jala atau jarring yang dibuat oleh laba-laba, dengan
tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya. Berdasarkan tema
tersebut, ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan
menggunakan beberapa aspek kemampuan dasar yang ingin dikembangkan. Model ini
merupakan model yang cukup sederhana. Meskipun demikian, untuk dapat
melaksanakannya secara optimal dalam proses bermain sambil belajar di TK, para
guru TK perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang model ini secara
menyeluruh.
B. Masalah
Melihat
semua hal yang melatar belakangi rancangan pembelajaran terpadu dengan model jarring laba-laba (webbed) maka, saya
menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada.
- Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menentukan tema?
- Bagaimana menyusun satuan kegiatan mingguan dan harian dengan model jarring laba-laba?
C. Tujuan
Penulisan makalah
ini bertujuan agar para guru TK dapat menggunakan model
pembelajaran jarring laba-laba (webbed) dengan baik dan benar sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam makalah ini.
D. Manfaat
Manfaat dari
penulisan makalah Ini adalah sebagai bahan bacaan untuk para guru TK agar lebih memahami dan mengerti bagaimana bentuk model
jarring laba-laba.
BAB II
PEMBAHASAN
Rancangan Pembelajaran Terpady di TK dengan Model
Jaring Laba-laba (Webbed)
Untuk
membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jarring laba-laba di TK.
Anda perlu memperhatikan tahapan langkah sebagai berikut.
1. Mempelajari
kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator setiap bidang pengembangan untuk
masing-masing kelompok usia, baik kelompok A maupun kelompok B.
2. Mengidentifikasi
tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring dalam tema.
3. Mengidentifikasi
indicator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema.
4. Menentukan
kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indicator yang
akan dicapai dan subtema yang dipilih.
5. Menyusun
Rencana Kegiatan Mingguan.
6. Menyusun
Rancangan Kegiatan Harian.
A.
MEMPELAJARI
KOMPETENSI DASAR, HASIL BELAJAR, DAN INDIKATOR SETIAP BIDANG PENGEMBANGAN UNTUK
MASING-MASING KELOMPOK USIA.
Langkah
awal dalam membuat rancangan pembelajaran model apa pun terlebih dulu harus
mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator pada setiap kelompok
usia di TK.
B.
MENGIDENTIFIKASI
TEMA DAN SUB TEMA DAN MEMETAKANNYA.
Tema
memegang peran penting dalam kegiatan pemeblajaran di TK yaitu untuk:
1. Memudahkan
anak memuaskan perhatian pada satu tema atau topic tertentu.
2. Memudahkan
anak mempelajari pengetahuan dan mangembangkan berbagai bidang pengembangan
dalam tema yang sama.
3. Meningkatkan
pemahaman terhadap materi sehingga lebih mendalam dan berkesan.
4. Mengembangkan
berbagai kompetensi bahasa dengan lebih baik, dengan mengaitkan aspek
pengembangan lain dan pengalaman pribadi anak.
5. Anak
lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks
tema yang jelas.
6. Menigkatkan
gairah belajar anak karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata,
misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa sekaligus bidang pengembangan lain.
7. Efesiensi
waktu karena bidang pengembangan yang disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan. Waktu
selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan.
Agar
tema dapat berperan dengan optimal, guru perlu memperhatikan rambu-rambu dalam
pembelajaran berdasarkan tema atau pembelajaran tematis, yaitu sebagai berikut.
1. Pembelajaran
tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadikan lebih
bermakna dan utuh.
2. Dalam
pelaksanaannya perlu mempertimbangkan alokasi waktu setiap tema dan banyak
sedikitnya bahan yang ada di lingkungan sekitar.
3. Tema
dipilih mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak.
4. Lebih
mengutamakan pengembangan kompetensi dari pada tema.
Tema
yang dipilih untuk pembelajaran dapat ditemukan dan dikembangkan dari hal-hal
berikut.
1. Tema
yang bersifat dasar dan selalu dapat dikembangkan, misalnya aku, sekolahku,
rumahku, keluargaku, dan negeriku.
2. Tema
yang dihubungkan dengan suatu peristiwa/kejadian, misalnya gejala alam, cuaca,
banjir.
3. Tema
yang dihubungkan dengan minat anak, misalnya dinosaurus, angkasa luar,
binatang, atau tanaman.
4. Tema
yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau istimewa, misalnya hari kemerdekaan,
hari ibi, hari anak.
Selain
itu, pemilihan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di TK dapat
dikembangkan dengan memperhatikan berbagai kriteria, yaitu tema tersebut
disesuaikan dengan.
1. Minat
anak. Biasanya jika segala sesuatu yang diminati anak dijadikan tema, akan
sangat menarik bagi anak untuk mempelajarinya.
2. Minat
guru. Selain minat anak, minat guru tentang sekolah, anak atau proses
pembelajaran yang diinginkan juga bisa dijadikan tema, tentunya disesuaikan
dengan perkembangan anak usia TK.
3. Kebutuhan
anak. Misalnya, untuk mendamaikan antara anak yang sedang beselisih, guru dapat
mengangkat tema kerukunan.
4. Hari
besar nasional atau hari istimewa. Peristiwa bersejarah, seperti hari
proklamasi, hari pahlawan, hari kartini dat diangkat sebagau tema yang menarik.
5. Kurikulum
sekolah. Pada dasarnya model jaring laba-laba ini tetap mengacu pada kurikulum
yang ada, yaitu kurikulum 2004 sehingga perlu mengakomodasi tema-tema yang
berhubungan dengan kompetensi yang diinginkan pada kurikulum tersebut.
Berikut
contoh menentukan tema dalam pembelajaran di TK.
Gambar
4.1
Pemetaan
tema
Gambar
4.2
Bagan
Contoh Jaring Tema Kecil (Subtema)
C. MENGIDENTIFIKASI
INDIKATOR PADA SETIAP BIDANG PENGEMBANGAN MELAUI TEMA DAN SUBTEMA
Setelah menentukan jarring tema maka langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi indicator pada berbagai bidang pengembangan
yang disesuaikan dengan jarring tema yang telah dibuat. Untuk itu kita perlu
melihat kembali indicator setiap bidang pengembangan pada kurikulum 2004,
dengan mengusahakan agar seluruh bidang pengembangan dapat terakomodasi dalam
tema tersebut. Namun, apabila ada indicator yang cukup sulit disesuaikan dengan
jarring tema yang ada, kita tidak perlu memaksakan diri. Sebaiknya yang lebih
diutamakan adalah tercapainya kemampuan tersebut, bukan terlaksananya jarring
tema.
Sebagai contoh, gambaran tentang
pengembangan beberapa indicator pada berbagai bidang pengembangan yang dapat
dikembangkan sesuai dengan jarring tema tukang pos untuk anak TK kelompok B
seperti berikut.
Gambar
4.3 Bagan contoh jarring kompetensi dengan tema tukang pos untuk kelompok B
D.
MENENTUKIAN KEGIATAN PADA SETIAP BIDANG PENGEMBANGAN DENGAN MENGACU PADA
INDIKATOR YANG AKAN DICAPAI DAN SUBTEMA YANG DIPILIH
Pada langkah ke 4 ini , dari setiap
indicator yang telah dirtentukan perlu dipikirkan kegiatan yang sesuai dengan
tema dan subtema. Berikut contoh jarring kegiatan dari bagan yang ada di
langkah 3.
Gambar 4.4
Bagan Contoh Jaringa Kegiatan Dengan Tema Tukang Pos Untuk Kelompok B
Bagan Contoh Jaringa Kegiatan Dengan Tema Tukang Pos Untuk Kelompok B
E. MENYUSUN RENCANA
KEGIATAN MINGGUAN
Setelah kegiatan tersusun, selanjutnya kita perlu membuat rencana kegiatan pembelajaran untuk satu minggu yang biasa disebut Satuan Kegiatan Mingguan (SKM).
Model
SKM yang biasa digunakan di TK ada dua macam, yaitu dilihat dari sisi bentuk bagannya, dapat digunakan bentuk webbed atau bentuk matriks. Sedang dari sisi pengorganisasian kelasnya, terdapat model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat.
Untuk
SKM bentuk webbed dengan model pembelajaran kelompok, bagannya bisa berupa
jaring yang akan dilaksanakan dalam 1 minggu. SKM model pembelajran kelompok ini dapat juga langsung ditampilkan dalam bentuk jaring per hari. Pada SKM brntuk ini, setiap bidang pengembangan yaitu perilaku,
bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni diusahakan dibagi secara merata dalam jumlah hari belajar ini bertujuan agar anak tidak merasa bosan.Jika hari belajara sampai dengan Jumat,
berarti
kegiatandibagidalam 5
hari.
Namun tidak menutup kemungkinan hanya 1-2 bidang pengembangan saja dalam satu hari,
tergantung
pada kebutuhan atau kondisi
TK Anda.Standar acuannya adalah bagaimana kegiatan satu minggu yang sudah direncanakan sesuai dengan indikator tersebut dapat dicapai dalam satu minggu saja.
Pada
modul ini akan diberikan contoh dua SKM yaitu SKM bentuk webbed dengan model
pembelajrankelompok(dalamkegiatanharian) dan SKM bentuk Webbed dengan model
pembelajaran berdasarkan minat.
Contoh SKM ini merupakan kelanjutan dari langkah
ke-4 diatas, dengan asumsi jaring pada langkah
ke-3 tersebut akan dilaksanakan dalam satu minggu (6 hari belajar).
Contoh
SKM Model Pembelajaran Berdasarkan Minat Kelompok B Pekan 1/Desember 2005
F. Menyusun
Rencana Kegiatan Harian
Setelah SKM disusun, selanjutnya kita perlu menjabarkannya
dalam rencana kegiatan harian, yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan
Harian (SKH).
Seperti halnya SKM, SKH juga dapat
dibuat dalam berbagai model, yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
masing-masing TK. Apabila ditinjau dari bentuk bagannya, maka SKH terdiri dari
dua model yang dapat digunakan, yaitu bentuk wbbed dan bentuk matriks.
Kelebihan SKH bentuk webbed adalah kita dengan mudah dapat melihat jenis
kegiatan dalam satu hari secara keseluruhan, sedangkan kekurangannya adalah
tahap demi tahap kegiatan sejak pembukaan sampai dengan penutup, juga alat dan
sumber belajar yang diperlukan, tetapi membutuhkan waktu cukup lama untuk
membuatnya. Dari sisi pengorganisasian kelasnya, SKH juga ada dua model, yaitu
model pembelajaran kelompok dan model
pembelajaran berdasarkan minat.
Contoh
Satuan Kegiatan Harian Model Pembelajaran Kelompok
Hari tanggal
|
Indikator
|
Kegiatan
|
Alat/sumber
|
Penilaian
|
|
kegiatan
|
Perkembangan
anak
|
||||
Senin, 25 januari 2006
|
Berdo’a sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan (pl1)
Membedakan kata dengan
suku kata awal yang sama (bhs 3)
|
1.
Pembukaan
(30 menit)
Berdoa sala:
Tanyajawab membedakan
kata amplop,ampas,ambil,ampun dan lain-lain
|
Amplop, spidol
|
|
|
|
Menunjuk dan mencari
sebanyak-banyaknya benda dengan ciri tertentu (kog @)
Mengelompokan benda dengan
berbagai cara (kog 1)
|
2.
Inti
(60 menit)
Area sains
Mengelompokkan dan menempelkan
perangko berdasarkan warna
|
Berbagai benda pos
perangko berbagai warna, lem, karton
|
|
|
|
Berbicara dengan suara
ramah dan teratur (pl 11)
Mengucapkan terima
kasih jika memperoleh sesuatu (pl12)
|
Area main peran
Bermain peran membeli perangko dan mengirim surat
Bermain peran menerima
surat dari pak pos
|
Perangko, surat,
trempel, uang, surat
|
|
|
|
Mengambar bebas dari
bentuk dasar (seni 2)
Mencocok dengan pola
buatan guru atau buatan sendiri (seni 17)
|
Area seni
Penugasan pengambar
alat transportasi pos dari lingkaran dan segi empat
Penugasan mencocok topi
pak pos
|
Krayon, buku gambar
peralatan mencocok, kertas
|
|
|
|
Mengurus dirinya
sendiri tanpa bantuan (fis 1)
Penugasan membuat amplop
surat
|
Area monorik
Lomba memakai seragam
pak pos
Meniru melipat kertas
sederhana
|
5 set seragam pak pos
mini kertas hvs warna
|
|
|
|
Memberikan peralatan
makan yang digunakan (pl 35)
|
3.
Istirahat
(30 menit)
Mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan
Bermain bebas
|
Peralatan makan
Alat permainan
luar/dalam kelas
|
|
|
|
Membaca buku cerita
dengan kalimat sederhana (bhs 15)
Berdo’a sebelum dan
sesudah melalukan kegiatan (pl 1)
|
4.
Penutup
Story reading “ayahku
seorang tukang pos”
Berdoa pulang dan salam
|
|
|
|
Contoh : Satuan kegiatan harian model pembelajaran
berdasarkan minat kelompok B
Tema : Pekerjaan-Tukang Pos
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan : model jarring
laba-laba merupakan model pembelajaran terpadu yag menggunakan pendekatan
tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam beberpa kegiatan dan
atau bidang pengembangan. Kita harus memperhatikan tahapan atau langkah untuk
membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jarring laba-laba agar
hasilnya baik. Dan penentuan tema haruslah yang menarik agar menjadi pusat
perhatian anak dan memudahkan anak mempelajari hal-hal terkait dengan tema
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Siti, Aisyah ,
dkk. 2009.Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar