welcome

selamat datang selamat membaca dan semoga bermanfaat

Rabu, 29 Mei 2013

Rancangan Pembelajaran Terpadu di TK dengan Model Jaring Laba-laba (Webbed)



BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Sebagai guru Taman Kanak-kanak (TK), Anda pasti selalu atau sering menggunakan suatu tema sebagai focus dari kegiatan pembelajaran Anda di kelas. Penggunaan tema tersebut menandakan bahwa Anda sebenarnaya telah melaksanakan model atau pendekatan pembelajaran terpadu. Terkadang, pembelajaran terpadu juga sering disebut sebagai pembelajaran tematik karena pembelajaran ini disajikan berdasarkan tema-tema belajar yang diambil dari lingkungan kehidupan di sekitar anak. Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat dilaksanakan di TK adalah model jarring laba-laba (webbed). Istilah model jarring laba-laba digunakan untuk nama model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jarring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya. Berdasarkan tema tersebut, ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan menggunakan beberapa aspek kemampuan dasar yang ingin dikembangkan. Model ini merupakan model yang cukup sederhana. Meskipun demikian, untuk dapat melaksanakannya secara optimal dalam proses bermain sambil belajar di TK, para guru TK perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang model ini secara menyeluruh.  
B. Masalah
Melihat semua hal yang melatar belakangi rancangan pembelajaran terpadu dengan model jarring laba-laba (webbed) maka, saya menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada.
  1. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menentukan tema?
  2. Bagaimana menyusun satuan kegiatan mingguan dan harian dengan model jarring laba-laba?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan agar para guru TK dapat menggunakan model pembelajaran jarring laba-laba (webbed) dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam makalah ini.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah Ini adalah sebagai bahan bacaan untuk para guru TK agar lebih memahami dan mengerti bagaimana bentuk model jarring laba-laba.















BAB II
PEMBAHASAN
Rancangan Pembelajaran Terpady di TK dengan Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jarring laba-laba di TK. Anda perlu memperhatikan tahapan langkah sebagai berikut.
1.      Mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia, baik kelompok A maupun kelompok B.
2.      Mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring dalam tema.
3.      Mengidentifikasi indicator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema.
4.      Menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indicator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih.
5.      Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan.
6.      Menyusun Rancangan Kegiatan Harian.

A.    MEMPELAJARI KOMPETENSI DASAR, HASIL BELAJAR, DAN INDIKATOR SETIAP BIDANG PENGEMBANGAN UNTUK MASING-MASING KELOMPOK USIA.
Langkah awal dalam membuat rancangan pembelajaran model apa pun terlebih dulu harus mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator pada setiap kelompok usia di TK.
B.     MENGIDENTIFIKASI TEMA DAN SUB TEMA DAN MEMETAKANNYA.
Tema memegang peran penting dalam kegiatan pemeblajaran di TK yaitu untuk:
1.      Memudahkan anak memuaskan perhatian pada satu tema atau topic tertentu.
2.      Memudahkan anak mempelajari pengetahuan dan mangembangkan berbagai bidang pengembangan dalam tema yang sama.
3.      Meningkatkan pemahaman terhadap materi sehingga lebih mendalam dan berkesan.
4.      Mengembangkan berbagai kompetensi bahasa dengan lebih baik, dengan mengaitkan aspek pengembangan lain dan pengalaman pribadi anak.
5.      Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
6.      Menigkatkan gairah belajar anak karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa sekaligus bidang pengembangan lain.
7.      Efesiensi waktu karena bidang pengembangan yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan.
Agar tema dapat berperan dengan optimal, guru perlu memperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran berdasarkan tema atau pembelajaran tematis, yaitu sebagai berikut.
1.      Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadikan lebih bermakna dan utuh.
2.      Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan alokasi waktu setiap tema dan banyak sedikitnya bahan yang ada di lingkungan sekitar.
3.      Tema dipilih mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak.
4.      Lebih mengutamakan pengembangan kompetensi dari pada tema.
Tema yang dipilih untuk pembelajaran dapat ditemukan dan dikembangkan dari hal-hal berikut.
1.      Tema yang bersifat dasar dan selalu dapat dikembangkan, misalnya aku, sekolahku, rumahku, keluargaku, dan negeriku.
2.      Tema yang dihubungkan dengan suatu peristiwa/kejadian, misalnya gejala alam, cuaca, banjir.
3.      Tema yang dihubungkan dengan minat anak, misalnya dinosaurus, angkasa luar, binatang, atau tanaman.
4.      Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau istimewa, misalnya hari kemerdekaan, hari ibi, hari anak.
Selain itu, pemilihan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di TK dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai kriteria, yaitu tema tersebut disesuaikan dengan.
1.      Minat anak. Biasanya jika segala sesuatu yang diminati anak dijadikan tema, akan sangat menarik bagi anak untuk mempelajarinya.
2.      Minat guru. Selain minat anak, minat guru tentang sekolah, anak atau proses pembelajaran yang diinginkan juga bisa dijadikan tema, tentunya disesuaikan dengan perkembangan anak usia TK.
3.      Kebutuhan anak. Misalnya, untuk mendamaikan antara anak yang sedang beselisih, guru dapat mengangkat tema kerukunan.
4.      Hari besar nasional atau hari istimewa. Peristiwa bersejarah, seperti hari proklamasi, hari pahlawan, hari kartini dat diangkat sebagau tema yang menarik.
5.      Kurikulum sekolah. Pada dasarnya model jaring laba-laba ini tetap mengacu pada kurikulum yang ada, yaitu kurikulum 2004 sehingga perlu mengakomodasi tema-tema yang berhubungan dengan kompetensi yang diinginkan pada kurikulum tersebut.   
Berikut contoh menentukan tema dalam pembelajaran di TK.











Gambar 4.1
Pemetaan tema
 




















 






                                     












Gambar 4.2
Bagan Contoh Jaring Tema Kecil (Subtema)

C. MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR PADA SETIAP BIDANG PENGEMBANGAN MELAUI TEMA DAN SUBTEMA
Setelah menentukan jarring tema maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi indicator pada berbagai bidang pengembangan yang disesuaikan dengan jarring tema yang telah dibuat. Untuk itu kita perlu melihat kembali indicator setiap bidang pengembangan pada kurikulum 2004, dengan mengusahakan agar seluruh bidang pengembangan dapat terakomodasi dalam tema tersebut. Namun, apabila ada indicator yang cukup sulit disesuaikan dengan jarring tema yang ada, kita tidak perlu memaksakan diri. Sebaiknya yang lebih diutamakan adalah tercapainya kemampuan tersebut, bukan terlaksananya jarring tema.
Sebagai contoh, gambaran tentang pengembangan beberapa indicator pada berbagai bidang pengembangan yang dapat dikembangkan sesuai dengan jarring tema tukang pos untuk anak TK kelompok B seperti berikut.














 



















Gambar 4.3          Bagan contoh jarring          kompetensi dengan tema tukang pos untuk kelompok B
D. MENENTUKIAN KEGIATAN PADA SETIAP BIDANG PENGEMBANGAN DENGAN MENGACU PADA INDIKATOR YANG AKAN DICAPAI DAN SUBTEMA YANG DIPILIH
Pada langkah ke 4 ini , dari setiap indicator yang telah dirtentukan perlu dipikirkan kegiatan yang sesuai dengan tema dan subtema. Berikut contoh jarring kegiatan dari bagan yang ada di langkah 3.
Rounded Rectangle: Kognitif
1.mengelompokkan warna perangko
2. mensortir surat berdasar kode pos
3. maze:pak pos mencari alamat surat 
4. menghitung jumlah surat5. menimbang berbagai paket pos dan menuliskan beratnya
6. menyebutkan hasil + dan – surat yang dikirim 
7. mencari berbagai benda pos berdasarkan cirinya



Rounded Rectangle: Perilaku
1.Bersikap ramah saat membeli perangko dan mengirim surat
2.  Mengucapkan terima kasih pada pak pos yang telah mengantar surat  
3. mentaati peraturan antri menabung dikantor pos
4. meminta tolong pada pak pos dengan sopan
5. Menyapa teman dan orang lain
6. pak pos bertanya alamat rumah sesuai alamat surat
7. melaksanakan tugas pak pos dari mengepak sampai mengantar surat
Gambar 4.4
Bagan Contoh Jaringa Kegiatan Dengan Tema Tukang Pos Untuk Kelompok B




 














E. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
Setelah kegiatan tersusun,  selanjutnya kita perlu membuat rencana kegiatan pembelajaran untuk satu minggu yang biasa disebut Satuan Kegiatan Mingguan (SKM).
            Model SKM yang biasa digunakan di TK ada dua macam, yaitu dilihat dari sisi bentuk bagannya, dapat digunakan bentuk webbed atau bentuk matriks. Sedang dari sisi pengorganisasian kelasnya, terdapat model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat.
            Untuk SKM bentuk webbed dengan model pembelajaran kelompok, bagannya bisa berupa jaring yang akan dilaksanakan dalam 1 minggu. SKM model pembelajran kelompok ini dapat juga langsung ditampilkan dalam bentuk jaring per hari. Pada SKM brntuk ini, setiap bidang pengembangan yaitu perilaku, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni diusahakan dibagi secara merata dalam jumlah hari belajar ini bertujuan agar anak tidak merasa bosan.Jika hari belajara sampai dengan Jumat, berarti kegiatandibagidalam 5 hari. Namun tidak menutup kemungkinan hanya 1-2 bidang pengembangan saja dalam satu hari, tergantung pada kebutuhan atau kondisi TK Anda.Standar acuannya adalah bagaimana kegiatan satu minggu yang sudah direncanakan sesuai dengan indikator tersebut dapat dicapai dalam satu minggu saja.
            Pada modul ini akan diberikan contoh dua SKM yaitu SKM bentuk webbed dengan model pembelajrankelompok(dalamkegiatanharian) dan SKM bentuk Webbed dengan model pembelajaran berdasarkan minat. Contoh SKM ini merupakan kelanjutan dari langkah ke-4 diatas, dengan asumsi jaring pada langkah ke-3 tersebut akan dilaksanakan dalam satu minggu (6 hari belajar).





Contoh SKM Model Pembelajaran Berdasarkan Minat Kelompok B Pekan 1/Desember 2005
 


























F. Menyusun Rencana Kegiatan Harian
            Setelah SKM disusun, selanjutnya kita perlu menjabarkannya dalam rencana kegiatan harian, yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan Harian (SKH).
            Seperti halnya SKM, SKH juga dapat dibuat dalam berbagai model, yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing TK. Apabila ditinjau dari bentuk bagannya, maka SKH terdiri dari dua model yang dapat digunakan, yaitu bentuk wbbed dan bentuk matriks. Kelebihan SKH bentuk webbed adalah kita dengan mudah dapat melihat jenis kegiatan dalam satu hari secara keseluruhan, sedangkan kekurangannya adalah tahap demi tahap kegiatan sejak pembukaan sampai dengan penutup, juga alat dan sumber belajar yang diperlukan, tetapi membutuhkan waktu cukup lama untuk membuatnya. Dari sisi pengorganisasian kelasnya, SKH juga ada dua model, yaitu model pembelajaran kelompok  dan model pembelajaran berdasarkan minat.
Contoh Satuan Kegiatan Harian Model Pembelajaran Kelompok
 
















Hari tanggal
Indikator
Kegiatan
Alat/sumber
Penilaian
kegiatan
Perkembangan anak
Senin, 25 januari 2006
Berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan (pl1)
Membedakan kata dengan suku kata awal yang sama (bhs 3)
1.      Pembukaan (30 menit)
Berdoa sala:
Tanyajawab membedakan kata amplop,ampas,ambil,ampun dan lain-lain
Amplop, spidol



Menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya benda dengan ciri tertentu (kog @)
Mengelompokan benda dengan berbagai cara (kog 1)
2.      Inti (60 menit)
Area sains
Mengelompokkan dan menempelkan perangko berdasarkan warna
Berbagai benda pos perangko berbagai warna, lem, karton



Berbicara dengan suara ramah dan teratur (pl 11)
Mengucapkan terima kasih jika memperoleh sesuatu (pl12)
Area main peran
Bermain peran  membeli perangko dan mengirim surat
Bermain peran menerima surat dari pak pos
Perangko, surat, trempel, uang, surat



Mengambar bebas dari bentuk dasar (seni 2)
Mencocok dengan pola buatan guru atau buatan sendiri (seni 17)
Area seni
Penugasan pengambar alat transportasi pos dari lingkaran dan segi empat
Penugasan mencocok topi pak pos
Krayon, buku gambar peralatan mencocok, kertas



Mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan (fis 1)
Penugasan membuat amplop surat
Area monorik
Lomba memakai seragam pak pos
Meniru melipat kertas sederhana
5 set seragam pak pos mini kertas hvs warna



Memberikan peralatan makan yang digunakan (pl 35)
3.      Istirahat (30 menit)
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Bermain bebas
Peralatan makan
Alat permainan luar/dalam kelas



Membaca buku cerita dengan kalimat sederhana (bhs 15)
Berdo’a sebelum dan sesudah melalukan kegiatan (pl 1)
4.      Penutup
Story reading “ayahku seorang tukang pos”
Berdoa pulang dan salam




Contoh : Satuan kegiatan harian model pembelajaran berdasarkan minat kelompok B
Tema : Pekerjaan-Tukang Pos

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan : model jarring laba-laba merupakan model pembelajaran terpadu yag menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam beberpa kegiatan dan atau bidang pengembangan. Kita harus memperhatikan tahapan atau langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jarring laba-laba agar hasilnya baik. Dan penentuan tema haruslah yang menarik agar menjadi pusat perhatian anak dan memudahkan anak mempelajari hal-hal terkait dengan tema tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Siti, Aisyah , dkk. 2009.Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar