Rabu, 29 Mei 2013

SAMPLING WAKTU



SAMPLING WAKTU

Evaluasi  Perkembangan anak merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan program pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Evaluasi perkembangan  tidak saja bermanfaat sebagai dasar membuat perencanaan pembelajaran namun juga dapat membantu pendidik untuk melihat perkembangan anak, dan membantu pendidik untuk melaporkan perkembangan anak.
Evaluasi  pada anak usia dini meliputi kegiatan pengamatan, pencatatan, pendokumentasian kegiatan yang dilakukan anak sejak datang di lembaga PAUD sampai pulang. Dengan melakukan penilaian, pendidik dapat memahami perkembangan anak dan kemajuan-kemajuan yang dicapai selama mengikuti program PAUD.
Kegiatan evaluasi  yang dilakukan secara teratur dan terus menerus akan membantu pendidik dalam menilai antara kesesuaian tujuan dengan materi pembelajaran , sumber belajar , pendekatan pembelajaran dan metode yang digunakan.
Prinsip evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, alami dan wajar, mendidik dan mengedepankan kebermaknaan sehingga pendidik dapat memperoleh bukti-bukti kemajuan perkembangan anak.
Hasil evaluasi dilaporkan kepada orang tua sedikitnya enam bulan sekali, sehingga orang tua dapat memberikan dukungan dan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak yang telah dicapai.
Evaluasi dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran/deskripsi pertumbuhan dan perkembangan anak didik yang diperoleh dengan menggunakan teknik evaluasi serta serangkaian prosedur.  Dalam melaksanakan evaluasi, cara yang dapat digunakan yaitu dengan observasi dan portopolio.
A.    Observasi
Observasi merupakan pengamatan objektif tentang apa yang dilakukan dan diucapkan oleh anak. Meskipun sebagai pendidik, kita merasa telah mengenal mereka, namun selalu ada hal-hal baru yang ditunjukkan oleh anak sehingga observasi harus dilakukan pendidik secara berkala. Saat melakukan observasi, pendidik dapat mengetahui keunikan dan kekhasan setiap anak sebagai dasar membangun hubungan dengan anak dan merencanakan pengalaman pembelajaran yang memungkinkan setiap anak untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, kemampuan observasi bagi seorang pendidik anak usia dini merupakan suatu kompetensi yang mesti dimiliki.
Keuntungan dari observasi yang dilakukan untuk mengevaluasi perkembangan anak, adalah:
1)      Memberikan pengamatan yang mendalam kepada seorang anak.
2)      Dengan memusatkan ungkapan bahasa anak di dalam ruang kelas, ini merupakan kunci untuk mengevaluasi perkembangan anak.
3)      Dengan memusatkan kepada apa yang bisa dilakukan dan dikatakan seorang anak, bukan pada apa yang tidak bisa dilakukan seorang anak,ini merupakan dasar perencanaan untuk masa depan.
4)      Membantu pendidik untuk melihat tahap perkembangan anak, serta membantu meningkatkan perkembangannya.
5)      Membantu pendidik untuk dapat merencanakan rencana belajar yang baik bagi anak berdasarkan tahap perkembangan anak.
6)      Membantu pendidik untuk dapat menjalankan rencana belajar dengan baik guna mendukung tahap perkembangan anak.
7)      Membantu pendidik dalam pengumpulan data yang sesuai dengan kurikulum guna pengambilan keputusan mengenai tahap perkembangan anak.
8)      Membantu merencanakan  pemberian pijakan/dukungan kepada anak.
9)      Memberikan informasi kepada orangtua sehingga mereka memahami perkembangan dan pembelajaran anak lebih baik lagi.
10)  Memberikan informasi yang dapat dilihat kembali, didiskusikan, dan diinterpretasikan dengan tim pendidik dan pengelola.
11)  Menunjukkan karya anak ke khalayak umum dengan mengikutsertakan pada pameran tentang ragam bahasa yang diungkapkan anak.

Data yang berkaitan dengan perilaku dan ucapan anak selama diamati dapat didokumentasikan dalam berbagai bentuk dokumen seperti anecdotal record, running record, specimen records, time sampling record, event sampling record, rating scale dan check list.  
Dalam melakukan suatu penelitian, teknik sampling sangat memegang peranan penting. Secara umum tujuan dari sampling adalah untuk mendapatkan sampel yang dapat mewakili sifat-sifat populasi yang akan diteliti. Hal ini lebih dikenal dengan istilah sampel yang “representatif (mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi)”. Mengapa harus representatif? Jawaban dari pertanyaan ini sangat sederhana, yaitu agar dalam generalisasi nantinya menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan populasi yang ada. Hal ini berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, dan waktu. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan meneliti sebagian dari populasi (sampel) dapat diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan memberikan gambaran yang sesuai dengan sifat populasi yang bersangkutan. Jadi, penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tetapi kesimpulan yang diperoleh akan digeneralisasikan terhadap populasi.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam teknik sampling. Misalnya jumlah populasi, maka kita harus menentukan teknik sampling yang digunakan, seperti random sampling acak atau yang lainnya. Hal yang paling penting adalah waktu, agar saat sampling waktu yang diperlukan sangat lama, itu akan menghabiskan dana yang banyak.
Sampling waktu bertujuan untuk mencatat frekuensi perilaku yang dirancang secara periodik. Pengamat sebelumnya menentukan perilaku-perilaku apa yang akan diamati, dalam interval waktu kapan akan diamati, dan bagaimana perilaku-perilaku tersebut dicatat. Pengamat mengamati perilaku-perilaku tersebut dan mencatat berapa kali perilaku tersebut terjadi selama periode yang belum ditentukan. Perilaku-perilaku yang lain yang terjadi selama pengamatan diabaikan. Setelah sejumlah sampling telah terkumpul, data dipelajari guna menentukan kapan dan mengapa perilaku tersebut muncul. Pengamat dapat menggunakan informasi tersebut untuk membantu apakah mengubah perilaku diperlukan. Guru pada anak usia dini bisa melakukan pengamatan terhadap perilaku tertentu yang terjadi di kalangan anak-anak. Misalnya pengamatan terhadap perilaku yang mengganggu, perilaku suka cari perhatian, dan seterusnya.

1.      Sampling waktu (Time Sampling)
Metode time sampling memerlukan observasi yang menunjukkan kekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus terjadi sering (paling sedikit sekali setiap 15 menit). Misalnya: perilaku berbicara, memukul atau menangis  dapat diamati dan dihitung dengan mudah. Perilaku  memecahkan masalah tidak dapat diamati menggunakan metode ini, karena perilaku  seperti itu tidak jelas bagi pengamat dan tidak dapat dihitung dengan mudah.
Time sampling dilakukan untuk mengamati perilaku khusus dari seorang anak atau kelompok dan mencatat  ada atau tidaknya perilaku tersebut  dalam interval waktu yang sudah ditentukan untuk diamati. Pengamat harus mempersiapkan diri untuk memanfaatkan waktu yang telah terjadual, dan menentukan jenis perilaku  yang akan diamati, jarak waktu kemunculan perilaku yang akan diamati, dan catatan ada atau tidak adanya perilaku tersebut. 
Berikut ini adalah contoh time sampling record:




TIME  SAMPLING
Nama Anak : Sabila                      Hari/Tanggal : 23 Maret 2013
  Usia           : 5 Tahun                   Pengamat      : Ibu Kiki



PERILAKU
kemunculan
(setiap 5 menit)

Jumlah Kemunculan

CATATAN PERISTIWA
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Memukul (p)
1
1
1
0
0
|||||
||||
|||
0
0
Memukul pada 5 menit pertama, kedua, dan ketiga, lalu berhenti. Pada 5 menit pertama, memukul sebanyak 5 kali, kemudian 4 kali dan 3 kali.
Mendorong (d)











Merebut (r)











Mencubit (c)











Terjadi = 1
Tidak Terjadi = 0




Time sampling merupakan metode yang sangat berguna jika digunakan untuk mengamati anak dengan alasan-alasan berikut :
1)      Membutuhkan  waktu dan usaha yang tidak terlalu banyak dibandingkan  catatan narasi.
2)      Lebih obyektif dan terkontrol karena perilaku yang diamati spesifik dan  dibatasi.
3)      Memungkinkan pengamat mengumpulkan data dari sejumlah anak ataupun sejumlah perilaku dalam satu kali waktu observasi.
4)      Memberikan informasi yang berguna  dalam interval waktu  dan frekuensi dari perilaku tertentu.
5)      Memberikan hasil kuantitatif yang berguna untuk analisa statistik.
Di samping itu, ada kerugian menggunakan time sampling yaitu:
1)      Metode bukan metode terbuka, sehingga memungkinkan kehilangan banyak perilaku yang penting.
2)      Tidak menjelaskan perilaku, sebab dan hasil, karena lebih berfokus pada waktu (kapan dan berapa lama suatu perilaku terjadi)
3)      Tidak menyimpan  data tentang masukan-masukan perilaku, karena prinsip metode ini hanya pada interval waktu, bukan perilaku.
4)      Perilaku di luar konteks karena itu mungkin bisa bias.
5)      Terbatas untuk  perilaku yang diamati yang sering terjadi.
6)      Biasanya berfokus pada satu jenis perilaku (dalam kasus ini perilaku negatif) dan  bisa mengakibatkan pandangan yang bias.


















DAFTAR PUSTAKA
Drs. Abas Yusuf, M.Si. 2010. Asesmen Anak Usia Dini. Pontianak:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.
Soera.wordpress.com. 2011. Teknik Sampling, (Online),
Dewi Srimanah. 2012. Modul Pembelajaran Perkembangan Anak, (Online),
Drs. Subana, M.Pd, Drs. Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat, S.Pd. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar