SAMPLING WAKTU
Evaluasi
Perkembangan anak merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan
program pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Evaluasi perkembangan
tidak saja bermanfaat sebagai dasar membuat perencanaan pembelajaran namun juga
dapat membantu pendidik untuk melihat perkembangan anak, dan membantu pendidik
untuk melaporkan perkembangan anak.
Evaluasi
pada anak usia dini meliputi kegiatan pengamatan, pencatatan, pendokumentasian
kegiatan yang dilakukan anak sejak datang di lembaga PAUD sampai pulang. Dengan
melakukan penilaian, pendidik dapat memahami perkembangan anak dan
kemajuan-kemajuan yang dicapai selama mengikuti program PAUD.
Kegiatan
evaluasi yang dilakukan secara teratur dan terus menerus akan membantu
pendidik dalam menilai antara kesesuaian tujuan dengan materi pembelajaran ,
sumber belajar , pendekatan pembelajaran dan metode yang digunakan.
Prinsip
evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, alami
dan wajar, mendidik dan mengedepankan kebermaknaan sehingga pendidik dapat
memperoleh bukti-bukti kemajuan perkembangan anak.
Hasil
evaluasi dilaporkan kepada orang tua sedikitnya enam bulan sekali, sehingga
orang tua dapat memberikan dukungan dan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak yang telah dicapai.
Evaluasi dilaksanakan untuk mendapatkan
gambaran/deskripsi pertumbuhan dan perkembangan anak didik yang diperoleh dengan
menggunakan teknik evaluasi serta serangkaian prosedur. Dalam melaksanakan evaluasi, cara yang dapat
digunakan yaitu dengan observasi dan portopolio.
A. Observasi
Observasi
merupakan pengamatan objektif tentang apa yang dilakukan dan diucapkan oleh
anak. Meskipun sebagai pendidik, kita merasa telah mengenal mereka, namun
selalu ada hal-hal baru yang ditunjukkan oleh anak sehingga observasi harus
dilakukan pendidik secara berkala. Saat melakukan observasi, pendidik dapat
mengetahui keunikan dan kekhasan setiap anak sebagai dasar membangun hubungan
dengan anak dan merencanakan pengalaman pembelajaran yang memungkinkan setiap
anak untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, kemampuan observasi bagi
seorang pendidik anak usia dini merupakan suatu kompetensi yang mesti dimiliki.
Keuntungan dari
observasi yang dilakukan untuk mengevaluasi perkembangan anak, adalah:
1) Memberikan
pengamatan yang mendalam kepada seorang anak.
2)
Dengan memusatkan ungkapan bahasa anak
di dalam ruang kelas, ini merupakan kunci untuk mengevaluasi perkembangan anak.
3)
Dengan memusatkan kepada apa yang bisa
dilakukan dan dikatakan seorang anak, bukan pada apa yang tidak bisa dilakukan
seorang anak,ini merupakan dasar perencanaan untuk masa depan.
4)
Membantu pendidik untuk melihat tahap
perkembangan anak, serta membantu meningkatkan perkembangannya.
5)
Membantu pendidik untuk dapat
merencanakan rencana belajar yang baik bagi anak berdasarkan tahap perkembangan
anak.
6)
Membantu pendidik untuk dapat
menjalankan rencana belajar dengan baik guna mendukung tahap perkembangan anak.
7)
Membantu pendidik dalam pengumpulan
data yang sesuai dengan kurikulum guna pengambilan keputusan mengenai tahap
perkembangan anak.
8)
Membantu merencanakan pemberian
pijakan/dukungan kepada anak.
9)
Memberikan informasi kepada orangtua
sehingga mereka memahami perkembangan dan pembelajaran anak lebih baik lagi.
10)
Memberikan informasi yang dapat dilihat
kembali, didiskusikan, dan diinterpretasikan dengan tim pendidik dan pengelola.
11)
Menunjukkan karya anak ke khalayak umum
dengan mengikutsertakan pada pameran tentang ragam bahasa yang diungkapkan
anak.
Data yang
berkaitan dengan perilaku dan ucapan anak selama diamati dapat didokumentasikan
dalam berbagai bentuk dokumen seperti anecdotal
record, running record, specimen
records, time sampling record, event sampling
record, rating scale dan check list.
Dalam
melakukan suatu penelitian, teknik sampling sangat memegang peranan penting.
Secara umum tujuan dari sampling adalah untuk mendapatkan sampel yang dapat
mewakili sifat-sifat populasi yang akan diteliti. Hal ini lebih dikenal dengan
istilah sampel yang “representatif (mengambil sebagian dari populasi yang
dianggap mewakili populasi)”. Mengapa harus representatif? Jawaban dari
pertanyaan ini sangat sederhana, yaitu agar dalam generalisasi nantinya
menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan populasi yang ada. Hal ini
berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya,
dan waktu. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan meneliti sebagian dari
populasi (sampel) dapat diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan memberikan
gambaran yang sesuai dengan sifat populasi yang bersangkutan. Jadi, penelitian
hanya dilakukan terhadap sampel, tetapi kesimpulan yang diperoleh akan
digeneralisasikan terhadap populasi.
Banyak
hal yang harus diperhatikan dalam teknik sampling. Misalnya jumlah populasi,
maka kita harus menentukan teknik sampling yang digunakan, seperti random
sampling acak atau yang lainnya. Hal yang paling penting adalah waktu, agar
saat sampling waktu yang diperlukan sangat lama, itu akan menghabiskan dana
yang banyak.
Sampling
waktu bertujuan untuk mencatat frekuensi perilaku yang dirancang secara
periodik. Pengamat sebelumnya menentukan perilaku-perilaku apa yang akan
diamati, dalam interval waktu kapan akan diamati, dan bagaimana
perilaku-perilaku tersebut dicatat. Pengamat mengamati perilaku-perilaku
tersebut dan mencatat berapa kali perilaku tersebut terjadi selama periode yang
belum ditentukan. Perilaku-perilaku yang lain yang terjadi selama pengamatan
diabaikan. Setelah sejumlah sampling telah terkumpul, data dipelajari guna
menentukan kapan dan mengapa perilaku tersebut muncul. Pengamat dapat
menggunakan informasi tersebut untuk membantu apakah mengubah perilaku
diperlukan. Guru pada anak usia dini bisa melakukan pengamatan terhadap
perilaku tertentu yang terjadi di kalangan anak-anak. Misalnya pengamatan
terhadap perilaku yang mengganggu, perilaku suka cari perhatian, dan
seterusnya.
1. Sampling
waktu (Time Sampling)
Metode time sampling memerlukan observasi yang
menunjukkan kekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus terjadi sering
(paling sedikit sekali setiap 15 menit). Misalnya: perilaku berbicara, memukul
atau menangis dapat diamati dan dihitung dengan mudah. Perilaku
memecahkan masalah tidak dapat diamati menggunakan metode ini, karena
perilaku seperti itu tidak jelas bagi pengamat dan tidak dapat dihitung
dengan mudah.
Time sampling dilakukan
untuk mengamati perilaku khusus dari seorang anak atau kelompok dan
mencatat ada atau tidaknya perilaku tersebut dalam interval waktu
yang sudah ditentukan untuk diamati. Pengamat harus mempersiapkan diri untuk
memanfaatkan waktu yang telah terjadual, dan menentukan jenis perilaku
yang akan diamati, jarak waktu kemunculan perilaku yang akan diamati, dan
catatan ada atau tidak adanya perilaku tersebut.
Berikut ini adalah contoh time sampling record:
|
Time sampling merupakan
metode yang sangat berguna jika digunakan untuk mengamati anak dengan
alasan-alasan berikut :
1) Membutuhkan
waktu dan usaha yang tidak terlalu banyak dibandingkan catatan narasi.
2) Lebih obyektif
dan terkontrol karena perilaku yang diamati spesifik dan dibatasi.
3) Memungkinkan
pengamat mengumpulkan data dari sejumlah anak ataupun sejumlah perilaku dalam
satu kali waktu observasi.
4) Memberikan
informasi yang berguna dalam interval waktu dan frekuensi dari
perilaku tertentu.
5) Memberikan
hasil kuantitatif yang berguna untuk analisa statistik.
Di samping itu, ada kerugian
menggunakan time sampling yaitu:
1) Metode
bukan metode terbuka, sehingga memungkinkan kehilangan banyak perilaku yang
penting.
2) Tidak
menjelaskan perilaku, sebab dan hasil, karena lebih berfokus pada waktu (kapan
dan berapa lama suatu perilaku terjadi)
3) Tidak
menyimpan data tentang masukan-masukan perilaku, karena prinsip metode
ini hanya pada interval waktu, bukan perilaku.
4) Perilaku di
luar konteks karena itu mungkin bisa bias.
5) Terbatas
untuk perilaku yang diamati yang sering terjadi.
6) Biasanya
berfokus pada satu jenis perilaku (dalam kasus ini perilaku negatif) dan
bisa mengakibatkan pandangan yang bias.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Abas Yusuf, M.Si. 2010. Asesmen Anak Usia Dini. Pontianak:
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.
Soera.wordpress.com. 2011. Teknik Sampling, (Online),
Dewi Srimanah. 2012. Modul Pembelajaran Perkembangan Anak, (Online),
(http://istana128.blogspot.com/2012/04/modul-pembelajaran-perkembangan-anak.html),
diakses 15 Maret 2013.
Drs. Subana, M.Pd, Drs. Moersetyo Rahadi, dan Sudrajat,
S.Pd. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung:
Pustaka Setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar