Selasa, 11 Juni 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN



BAB II
PEMBAHASAN

A.    RASIONAL STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN

1.      Konsep Bermain
Bermain adalah kodrat anak. Solehuddin (1996) menyatakan bahwa: “Pada intinya, bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunter, spontan, terfokus pada proses, memberikan ganjaran secara intrinsik, menyenagkan dan fleksibel.
Kegiatan bermain dikatakan spontan karena kegiatan bermain dapat terjadi tanpa ada perencana sebelumnya. Bermain juga mengarah pada proses. Hal ini mengandung arti bahwa yang menjadi penekanan adalah kegiatan bermain itu sendiri dan bukan apa yang dihasilkan dari kegiatan bermain tersebut.
Ciri selanjutnya adalah barmain dapat memberikan ganjaran yang bersifat intrinsik, artinya bahwa kegiatan bermain secara tidak disadari merupakan penguatan yang bersifat posotif. Sejalan dengan pendapat di atas, Dworetzky, dalam Moeslichatoen R. (1996) mengemukakan sedikit terdapat lima kriteria dalam kegiatan bermain,yaitu :
1.      Memotivasi intrinsik. Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak, karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena adanya tuntutan masyarakat atau fungsi-fungsi tubuh.
2.      Pengaruh positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau mengembirakan untuk dilakukan.
3.      Bukan dikerjakan sambil lalu. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu, karena itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya, melainkan lebih bersifat pura-pura.
4.      Cara/tujuan. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. Anak lebih tertarik pada tingkah perilaku itu sendiri daripada keluaran yang dihasilkan.
5.      Kelenturan. Bermain itu perilaku yang lentur. Kelenturan ditunjukkan baik dalam bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.
Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai dan sikap hidup.

2.      Fungsi Bermain bagi Anak TK
Terdapat 8 fungsi bermain bagi anak menurut Hartley, Frank dan Goldenson dalam Moeslichatoen R. (1996), yaitu :
1.      Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa.
2.      Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti guru mengajar di kelas, sopir mengendarai bus, petani mengarap sawah, dan sebagainya.
3.      Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata.
4.      Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng, menepuk-nepuk air, dan sebagainya.
5.      Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak diterima seperti berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal, pelanggaran lalu lintas, dan lain-lain.
6.      Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilaukan seperti gosok gigi, sarapan pagi, naik angkutan kota, dan sebagainya.
7.      Mencerminkan pertumbuhan, misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya, semakin gemuk badannya, semakin dapat berlari cepat.
8.      Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah seperti menghias ruangan, menyiapkan jamuan makanan, pesta ulang tahun.

Selain fungsi diatas, bermain juga memiliki fungsi yang lain, yaitu:
1.         Mempertahankan keseimbangan.
2.         Bermain membantu anak dalam menyalurkan kelebihan kelebihan tenaga.
3.         Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
4.         Kegiatan bermain seringkali didasarkan pada penghayatan terhadap peristiwa-peristiwa yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari.
5.         Mengantisipasi peran yang aka dijalani di masa yang akan datang.
6.         Mempersiapkan anak melakukan peran tersebut kelak.
7.         Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari.
8.         Sejalan dengan pertumbuhan geraknya, mereka selalu berusaha untuk menggunakan kekuatan tubuhnya.
9.         Bermain juga ikut memantapkan interaksi sosial.
10.     Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah.
11.     Masalah yang dihadapi oleh anak sehari-hari dapat bersifat masalh emosional, sisoal, maupun intelektual.
12.     Anak dapat menyalurkan rasa ingin tahunya.
13.     Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak.
14.     Melalui kegiatan bermain anak memperoleh kesempatan untuk  meningkatkan keterampilan bergaul

3.      Klasifikasi Kegiatan Bermain Anak TK
Ada beberapa golongan kegiatan bermain sesuai dengan anak usia TK, yaitu, kegiatan bermain sesuai dengan dimensi perkambangan sosial anak dan kegiatan bermain berdasarkan pada kegemaran anak.
1.      Penggolongan kegiatan bermain sesuai dengan dimensi perkembangan sosial anak:
a.       Bermain secara soliter, yaitu anak bermain sendiri atau juga dapat dibantu oleh guru.
b.      Bermain secara paralel, yaitu anak bermain sendiri-sendiri secara berdampingan.
c.       Bermain asosiatif, bermain ini terjadi apabila anak bermain bersama dengan kelompoknya.
d.      Bermain secara kooperaatif terjadi apabila anak secara aktif menggalang hubungsn dengan anak-anak lain untuk membicarakan, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan bermain.
2.      Kegiatan bermain berdasarkan pada kegemaran anak, yaitu:
a.       Bermain bebas dan spontan
Merupakan kegiatan bermain yang tidak memiliki peraturan dan aturan main. Sebagian besar merupakan kegiatan mandiri. Anak akan terus bermain sampai ia tidak berminat lagi. Kegiatan bermain bebas ini lebih bersifat eksploratif.
b.      Bermain berpura-pura
Bermain berpura-pura adalah bermain yang menggunakan daya khayal, yaitu dengan memakai bahasa berpura-pura, bertingkah laku seperti benda tertetu, situasi tertentu, atau orang  tertentu, dan binatang tertentu, yang dalam dunia nyata tidak dilakukan.
Bermain berpura-pura sendiri dapat dibedakan dalam bentuk :
1)      Minat pada personafikasi,
2)      Bermain pura-pura dengan menggunakan peralatan,
3)      Barmain pura-pura dalam situasi tertentu.
B.     PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN ANAK
            Dalam menetapkan bermain sebagai bagain dari pembelajaran di TK, guru perlu mengetahui prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh. Berkaitan dengan hal itu, berikut ini akan disajikan materi tentang prosedur penerapan pembalajaran malalui bermain, yaitu:
1.      Rancangan Kegiatan Bermain
a.      Menentukan tujuan dan tema kegiatan bermain
Tujuan kegiatan bagi anak usia TK adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkambangan anak usia TK, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi atau sosial. Setelah guru menetapkan tujuan kegiatan bercerita, maka tujuan tersebut dapat disesuaikan dengan tema dan dapat dijadikan acuan saat itu. Tujuan bermain: setelah anak-anak melakukan kegiatan bermain anak dapat menguasai cara:
1)      Mengkreasi sesuatu,
2)      Membangun,
3)      Bekerja sama.
Tema bermain: sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan tersebut, ditentukan tema membangun menara pasir.
b.      Menemtukan jenis kegiatan bermain
Jenis kegiatan bermain yang dipilih adalah bermain kreatif dengan menggunakan media pasir. Kegiatan bermain kreatif ini dilaksanakan secara bergiliran.setiap sesi hanya melibatkan maksinal 5 orang anak. Sisanya melakukan kegiatan lain di bawah pengawasan guru yang lain.

c.       Menentukan tempat dan ruangan bermain
Tempat dan ruangan bermain dapat dilakukan di dalam dan di luar ruangan.

d.      Menentukan bahan dan peralatan bermain
Bermacam bahan dan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Contohnya, membangun istana pasir, bahan dab peralatan yang perlu disiapkan, bak pasir dengan ukuran cukup besar, air, ember, skop, dan bendera kecil.

e.       Menentukan urutan langkah bermain
Langah-langkah kegiatan yang dilaksanakan:
1)      Kegiatan menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membangun.
2)      Kegiatan membagi tugas, siapa yang membangun istana, menara, benteng dan jembatan.
3)      Kegiatan mencampur pasir dengan air.
4)      Kegiatan bekerja sama membantuk pasir sesuai dengan bangunan yang diinginkan, seperi bantuk istana, benteng, manara dan jembatan oleh masing-masing anak.
5)      Kegiatan mendekorasi istana yang sudah jadi.
Hasil pelaksanaan kegiatan bermain merupakan masukan bagi guru untuk mengadakan perbaikan dan pengembangan rancangan bermain yang telah disusun.






C.    CONTOH PENERAPAN PEMBALAJARAN MELALUI BERMAIN

1.      Kegiatan Pra-bermain
Pada tahapan ini, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
1.      Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain, yang meliputi:
a.       Guru mengkomunikasikan tujuan kegiatan bermain kepada siswa.
b.      Guru mengkomunikasikan batasan-batasan yang harus dipatuhi siswa.
c.       Guru menawarkan tugas kepada masing-masing anak; membuat istana, membuat benteng, membuat jembatan dan membuat menara.
d.      Guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melaksanakan tuganya.
2.      Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan, seperi:
a.       Menyiapkan bak pasir.
b.      Kegiatan menyiapkan peralatan seperti skop, ember, dan bendera kecil.

2.      Kegiatan Bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaiankegiatan sebagai berikut.
1.      Semua anak menuju ke bak pasir yang terletak diluar ruangan kelas.
2.      Dengan bimbingan guru, setiap peserta permainan mulai melaksanakan tugasnya masing-masing.
3.      Bangunan yang sudah terbentuk diberi dekorasi tambahan.
4.      Semua anak mencuci peralatan yang sudah dipergunakan.
5.      Apabila sudah selesai anak mencuci tangan.



3.      Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain, yang meliputi:
1.      Menerima perhatian dan membangkitkan minat anak tentang aspek-aspek penting dalam kegiatan membangun istana pasir, seperti mengulas bentuk-bentuk geometris yang dibentuk oleh anak.
2.      Menghubungkan pengalaman anak dalan membangun istana pasir di sekolah dengan pengalaman bersama orang tua mereka.
3.      Menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara berkelompok.
4.      Menekankan pentingnya kerja sama.

4.      Evaluasi Kegiatan Bermain
Kriteria yang dapat berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan evaluasi adalah sebgai berikut.
1.      Menentukan apa yang akan dievaluasi, siapa yang aka dievaluasi serta dalam situasi apa yang akan dievaluasi.
2.      Menentukan tujuan evaluasi secara jelas.
3.      Menentukan cara memperoleh data evaluasi yang diperoleh.
4.      Mengetahui kegunaan evaluasi yang diperoleh.
5.      Menyatakan hasil evaluasi kegiatan untuk diamnfaatkan bagi peningkatan lebih lanjut.







D.    PASIR DAN AIR

1.      Anak-Anak Yang Sedang Bermain : Pusat Kegitan Pasir Dan Air
            Sejak balita, kebanyakan anak-anak menikati kegairahan bermain pasir dan air. Enggan air, mereka senang memercikkannya, mengisi kotak, dan menuangkannya serta mengapungkan benda-benda. Dengan pasir mereka senang menggali, memisahkan dan menguburkan. Dengan mencampur pasir dan air, akan memberikan anak-anak kesempatan untuk membangun, membuat terowongan dan membentuk.
            Dalam kelas, anak-anak kecil sebaiknya bisa menelusuri kegairahan menyentuh pasir dan air. Awalnya mereka mungkin bisa melakukan ini tanpa peralatan yang banyak. Perlahan-lahan, mereka bisa bermain dengan perminan yang lebih rumit menggunakan lebih banyak peralatan seperti gelas pengukr, pengkocok telur atau dua boneka. Anak-anak yang lebih besar yang lebih terbiasa dengan sensasi nyata dari pasir dan air mungkin akan menggunakan peralatan yang lebih rumit, seperti gabus, kapal dan batu untuk menelusuri ide-ide.
2.      Dampak pada Daerah-Daerah Perkembangan :
1.      Perkembangan Matematik
a)      Menuangkan jumlah air dan pasir yang sama kedalam berbagai tempat dan membandingkan antara kotak yang mana yang lebih banyak (konservasi masalah).
b)      Memperkirakan berapa mangkuk salju yang dibutuhkan untuk mengisi penuh sebuah meja air.
c)      Membandingkan berat pasir basah dengan yang kering.

2.      Perkembanagn Keilmuan
a)      Menggunakan percobaan memerlukan beberapa pertanyaan dan pegamatan : “Apa yang akan terjadi bila saya memasukkan busa kedalam air ini?”
b)      Membuat sesuatu berubah dengan menambahkan air kepada pair kering, warna ke air atau batu es ke air yang lebih hangat.
c)      Mengklasifikasikan benda-benda yang tenggelam dan yang mengapung.

3.      Perkembanagan Fisik
a)      Dengan menggunakan koordinasi mata-tangan ketika mengikuti rancangan, menulis nama atau melukis gambar-gambar simbolis dipasir yang basah.
b)      Menguasai koordinasi jari dan tangan sambil menuangkan dari suatu tempat ke tempat lain atau mengambil sabun yang licin.
c)      Membangun kekuatan otot yang kecil dengan menggunakan penetes mata untuk mengisi toples dengan berbagai warna dan menambahkan air dari sebuah teko.

4.      Perkembanagn Keterampilan Budaya dan Sosial
a)      Bekerjasama dalam sebuah kelompok kecil untuk merencanakan kegiatan bersama dan untuk bermain bersama.
b)      Merundingkan siapa yang mengguakan teko kesukaan mereka.
c)      Membagi bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam meja pasir dan air.
d)     Memainkan peran sosial, seperti memerankan seorang kapten kapal atau mencuci piring di pusat kegiatan keluarga.
e)      Membangun apa yang mereka lihat di dunianya sendiri atau didalam buku, seperti jembatan, terowongan, istana, dan jalan.

5.      Pekembangan Emosional
a)      Membantu anak yang sedang sedih
b)      Menyediakan kesempatan untuk sukses, seperti mengisi tempat es batu atau mencuci baju boneka dan menggantungnya untuk dikeringkan.


3.      Menyiapkan Pusat Kegiatan Pasir dan Air
            Setiap kelas sebaiknya memiliki meja dengan kotak besar yang bisa dipakai untuk mengisi air ataupun pasir. Walaupun meja ini bisa digunakan diluar, ini akan digunakan didalam ruangan ini sebaiknya dibagian ruangan yang kotor dan mungkin bising dan dimana lantainya bisa dibersihkan dengan mudah. Karena lantanya memiliki kencendrungan licin karena air dan pasir, piihlah tempat yang bukan ditengah pola jalur jalan agar anak-anak tidak terpeleset ketika berjalan. Juga ketika anak-anak memerankan peran sosialnya seperti konstruksi, mereka cendrung berbicara dengan keras jadi akan lebih baik membuatnya jauh dari pusat literatur.
            Tabung sebaiknya diisi dengan air yang cukup untuk mendorong berbagai kegiatan permainan. Untuk anak-anak kecil, airnya harus cukup rendah untuk dipercikkan dan dituangkan. Untuk anak-anak yang lebih besar, meja air dapat diisi dengan kedalaman tiga atau empat inci untuk mendorong anak-anak ntuk memainkan permainan yang lebih rumit. Pasirnya sebaiknya cukup dalam untuk bisa digali dan membuat terowongan, tetapi tidak terlalu dalam hingga bisa tumpah.
            Meja air dan pasir sebaiknya setinggi pinggang – jarak yang membuat anak-anak bisa bekerja dengan nyaman. Beberapa anak yang masih kecil mungkin akan perlu berdiri diatas kursi untuk bisa mencapai meja. Papabila ini diperlukan, maka letakkanlah diatas permukaan yang tidak licin dan bimbinglah engan hati-hati.
            Air sebaiknya diganti dua-tiga kali sehari untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Meja tersebut sebaiknya tidak ditutupi pada malam hari. Pasi sebaiknya dibersihkan dan disaring. Lantainya harus dipel setiap hari dan selalu kering agar anak-anak tidak terpeleset. Handuk dan lap kain harus tersedia didekatnya untuk membersihkan tumpahan yang tidak tersengaja.
            Meja air dan pasir bisa menyimpan bahan-bahan lain yang mendorong terjadinya sentuhan dan eksplorasi. Ini termasuk salju, daun, biji-bijian, serbuk gergaji, dan es batu. Anak-anak bisa mengumpulkan bahan-bahan ini dari luar atau guru bisa emperolehnya dari tempat-tempat bangunan.
            Kebanyakkan bahan-bahan bermain yang disarankan bisa diperoleh dirumah atau dibuat oleh guru atau anggota keluarga si anak. Semua bahan-bahan sebaiknya dipajang dan mudah diambil, agar anak-anak bisa memilih bantuan yang ingin dipakainya. Tabung plastik bisa menyimpan beberapa bahan yang lainnya bisa dipajang dilemari atau dirak yang dekat. Ketika anak-anak sudah selesai bermain, mereka sebaiknya meletakkan bahan-bahan yang basah diatas handuk agar kering. Bahan-bahan yang berpasir bisa diletakkan diatas kertas agar anak yang berikutnya bisa memainkannya. Setelah kegiatan itu berakhir guru harus membersihkan, mengeringkan, dan menyimpan semua bahan-bahan ini.

4.      Peran Tim Pengajar
            Secara perlahan-lahan guru memperkenalkan bahan-bahan dan alat-alat bantu ke meja air dan pasir. Guru membuat bahan-bahan ini bervariasi dan mengamati mana yang dipakaianak-anak dan memindahkan yang sudah tidak lagi dipakai.
            Tim pengajar  memperkenalkan bahan-bahan sesuai dngan tema yang harmonis atau tugas yang sedang ditelusuri kelas. Contohnya, apabila anak-anak tertarik dengan jembatan, guru membantu anak-anak mengumpulkan batu-batu untuk membangun jembatan diatas air. Dia kemudian membawa kapal yang mengapung dibawah jembatan.
            Ketika guru mengamati permainan anak, mereka mendorong anak-anak untuk berpikir tentang apa yang sedang mereka lakukan dan menelusuri bahan-bahan yang sedang mereka pakai. Guru-guru membantu mengembangkan drama peran dengan bertanya kepada seorang anak untuk menjelaskan apa yang sedang ia rencanakan untuk makan malam dengan pasir yang lezat yang di sediakan. Pertanyaan-pertanyaan guru untuk memicu anak-anak untuk memecahkan masalah-masalah da menghasilkan hipotesa. Guru sebaiknya memiliki celemek plastik untuk anak-anak untuk memerhatikan air yang tumpah.

5.      Tugas Dan Kegiatan
1.      Kegiatan Luar ruangan
a)      Gelembung-gelembung besar sisihkan kegiatan ini untuk hari yang cerah dimana anda bisa membawa meja air keluar. Gunakan 1 gelas detergen pencuci ke 3,8 liter air. Biarkan anak-anak mencelupkan gantungan baju yang bulat atau benang  yang diikatkan menjadi sebuah lingkaran kedalam cairan gelembung dan perlahan-lahan angkat keluar, sebuah gelembung besar akan melekat dan ke bentuk tersebut, lingkaran gantungan baju itu bisa ditiup atau digoyangkan.
b)      Lukisan tak terlihat, anak-anak suka menggunakan air dan kuas yang besar untuk mengecat batu bata, kayu dan bangunan. Ketika air sudah kering, maka lukisan itu menjadi tidak terlihat.
c)      Pai lumpur, mengisi ember dan kotak lainnya dengan pasir basah dan mengeluarkannya kembali diatas koran atau plastik, memang kotor tetapi menyenangkan untuk dilakukan diluar ruangan. Anak senang berpura-pura memasak makanan lumpur yang bisa disajikannya dengan mudah.
d)     Bendungan, terowongan, dan jembatan, anak-anak bisa menggunakan bagian-bagian selang atau tabung plastik sebagai saluran utntuk mengeluarkan air dari meja ke lantai. Air yang semakin dekat dengan jembatan yang mereka bangun, anak mungkin bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi. Mereka akan melihat air yang dihentikan oleh bendungan dan melihatnya mengalir dibawah jembatan.
e)      Hujan bangunlah sebuah terrarrium dan minta anak-anak mengamati siklus air. Bahaslah proses seperti penguapan dan pengembunan.


2.      Kegiatan-Kegiatan dalam Ruangan
a)      Mencuci bahan-bahan kesenian anak-anak akan melihat bahwa mencuci bahan-bahan seni bisa menyenangkan
b)      Belajar geografi pasir dan air bisa digunakan membuat bentuk-bentuk tanah.anak-anak lebih besar mengaguminya ketika gunung pasir menghilang ketika air dituangkan.
c)      Mengecat pasir dengan menggunakan lem anak-anak bisa melukis sebuah huruf atau nama disebuah papan karton. Ketika lemnya masih basah, biasa menaburinya dengan pasir, ketika mulai kering pasir melekat dilem menjadikan sebuah lukisan yang bentuk atau teksturnya kasar.
d)     Regatta anak-anak bisa membangun kapal dengan ranting dan layar dari benang dan kertas. Mereka bisa bergiliran meniup kapal-kapal menyebrangi meja air.
e)      Tenggelam dan mengapung sedikan sebuah kotak bahan-bahan seperti : kertas, batu, kelereng, gabus atau spon, biarkan anak menebak benda mana yang akan tenggelam atau mengapung. Biartkan mereka mencoba semua benda, mereka akan menemukan benda-benda yang berat akan tenggelam dan yang ringan akan mengapung.
f)       Substansi larut dalam air bandingkan garam, gula, tepung, batu, kayu, skrup dan soda. Minta anak-anak membuat sebuah grafik yang mencerminkan benda-benda mana yang larut dan mana yag tidak.

Membuat Kertas : Sebuah Tugas untuk Meja Air
Membuat kertas bisa menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan bagi anak kecil. Sebuah meja air bisa berguna untuk kegiatan ini. Anda mungkin juga akan memerlukan sebuah uiran yang terbuat dari tangan dari saringan jendela.



1.      Pentunjuk Membuat Kertas
a)      Sobekkan kertas yang usang menjadi bagian-bagian yang kecil. Kertas koran dan kertas perca dari kertas putih yang bisa dipakai. Jangan gunakan kertas khusus seperti kertas lilin.
b)      Letakkan bagian-bagian kertas didalam ember berisi air. Tutupi ember dan rendam bagian-bagian tersebut selama tiga hari.
c)      Rendam kertas basah tersebut di air yang jernih. Kertas basah ini disebut ‘puph’ atau ‘bubur kertas’ (apabila kelas memiliki blender, masukkan kertas basah kedalam blender untuk lebih menghaluskannya)
d)     Masukkan bubur kertas kedalam meja air. Celupkan sebuah saringan ukiran atau kerangka ke dalam bubur tersebut. Ketika anak-anak mengangkat rangka, mereka akan menemukan permukaan kerangka dipenuhi bubur kertas.
e)      Biarkan kertas disaring melalui saringan ke dalam meja air.
f)       Ketika air sudah disaring, minta anak-anak membawa kerangka ini keatas meja keluarkan bubur kedalam handuk. Biarkan bubur mengering selama satu hari. Anak –anak kini memiliki kertas yang bisa didekorasinya sendiri.
g)      Untuk membuat kertas bertekstur, anak-anak bisa menambahkan benang, biji-biji kecil dan daun yang patah kedalam bubur kertas di meja air.
Petunjuk Membuat Kerangka untuk Saringan
1.      Beilah sebuah ukiran kayu; 2cm
2.      Potong kayu menjadi kerangka seukuran 18cm. Pakukan kayu tersebut.
3.      Lekatkan saringan diatas kerangka kayu. Untuk ujung yang lebih halus dan aman, ditutupi ujung-ujungnya dengan isolasi.
4.      Sebagai alternatif, gunakan triplek untuk membuat kerangka yang sederhana. Ikuti petunjuk nomor dua dan tiga.
Ide-ide untuk Membuat Kertas Seni
Tekan benang, glitter, atau senar kedalam kertas basah
Tekan daun dan kayu kecil kedalam kertas basah
Tekan guntingan yang terbuat dari kertas ke kertas basah tersebut
Lekatkan sebuah kertas lain diatas kertas yang basah. Ini disebut “Couching”. Hal ini juga bisa dilakukan bila anda ingin meletakkan sebuah benda diantaranya.
Untuk warna, tambahkan pewarna makanan ke dalam campuran bubur (1/2 sendok teh pewarna untuk 1 gelas air) atau tambahkan cat air (1/4 sendok teh ke 1 gelas air).
Aduklah cat dan air dan masukkan kedalam botol yang bisa ditekan. Dekorasikan kertas basah seperti membuat kue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar