BAB II
PEMBAHASAN
A. RASIONAL STRATEGI
PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN
1.
Konsep
Bermain
Bermain
adalah kodrat anak. Solehuddin (1996) menyatakan bahwa: “Pada intinya, bermain
dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunter, spontan,
terfokus pada proses, memberikan ganjaran secara intrinsik, menyenagkan dan
fleksibel.
Kegiatan
bermain dikatakan spontan karena kegiatan bermain dapat terjadi tanpa ada
perencana sebelumnya. Bermain juga mengarah pada proses. Hal ini mengandung
arti bahwa yang menjadi penekanan adalah kegiatan bermain itu sendiri dan bukan
apa yang dihasilkan dari kegiatan bermain tersebut.
Ciri
selanjutnya adalah barmain dapat memberikan ganjaran yang bersifat intrinsik,
artinya bahwa kegiatan bermain secara tidak disadari merupakan penguatan yang
bersifat posotif. Sejalan dengan pendapat di atas, Dworetzky, dalam
Moeslichatoen R. (1996) mengemukakan sedikit terdapat lima kriteria dalam
kegiatan bermain,yaitu :
1. Memotivasi
intrinsik. Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak, karena itu
dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena adanya tuntutan masyarakat
atau fungsi-fungsi tubuh.
2. Pengaruh
positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau mengembirakan untuk dilakukan.
3. Bukan
dikerjakan sambil lalu. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu, karena
itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya, melainkan lebih bersifat
pura-pura.
4. Cara/tujuan.
Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. Anak lebih tertarik pada
tingkah perilaku itu sendiri daripada keluaran yang dihasilkan.
5. Kelenturan.
Bermain itu perilaku yang lentur. Kelenturan ditunjukkan baik dalam bentuk
maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.
Bermain
juga merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui
bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi
motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai dan sikap hidup.
2.
Fungsi
Bermain bagi Anak TK
Terdapat
8 fungsi bermain bagi anak menurut Hartley, Frank dan Goldenson dalam Moeslichatoen
R. (1996), yaitu :
1. Menirukan
apa yang dilakukan oleh orang dewasa.
2. Untuk
melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti guru
mengajar di kelas, sopir mengendarai bus, petani mengarap sawah, dan
sebagainya.
3. Untuk
mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata.
4. Untuk
menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng, menepuk-nepuk air,
dan sebagainya.
5. Untuk
melepaskan dorongan-dorongan yang tidak diterima seperti berperan sebagai
pencuri, menjadi anak nakal, pelanggaran lalu lintas, dan lain-lain.
6. Untuk
kilas balik peran-peran yang biasa dilaukan seperti gosok gigi, sarapan pagi,
naik angkutan kota, dan sebagainya.
7. Mencerminkan
pertumbuhan, misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya, semakin gemuk
badannya, semakin dapat berlari cepat.
8. Untuk
memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah seperti menghias
ruangan, menyiapkan jamuan makanan, pesta ulang tahun.
Selain fungsi diatas,
bermain juga memiliki fungsi yang lain, yaitu:
1.
Mempertahankan
keseimbangan.
2.
Bermain membantu anak
dalam menyalurkan kelebihan kelebihan tenaga.
3.
Menghayati berbagai
pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
4.
Kegiatan bermain
seringkali didasarkan pada penghayatan terhadap peristiwa-peristiwa yang dialaminya
dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Mengantisipasi peran
yang aka dijalani di masa yang akan datang.
6.
Mempersiapkan anak
melakukan peran tersebut kelak.
7.
Menyempurnakan
keterampilan-keterampilan yang dipelajari.
8.
Sejalan dengan
pertumbuhan geraknya, mereka selalu berusaha untuk menggunakan kekuatan
tubuhnya.
9.
Bermain juga ikut
memantapkan interaksi sosial.
10. Menyempurnakan
keterampilan memecahkan masalah.
11. Masalah
yang dihadapi oleh anak sehari-hari dapat bersifat masalh emosional, sisoal,
maupun intelektual.
12. Anak
dapat menyalurkan rasa ingin tahunya.
13. Meningkatkan
keterampilan berhubungan dengan anak.
14. Melalui
kegiatan bermain anak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan keterampilan bergaul
3.
Klasifikasi
Kegiatan Bermain Anak TK
Ada
beberapa golongan kegiatan bermain sesuai dengan anak usia TK, yaitu, kegiatan
bermain sesuai dengan dimensi perkambangan sosial anak dan kegiatan bermain
berdasarkan pada kegemaran anak.
1. Penggolongan
kegiatan bermain sesuai dengan dimensi perkembangan sosial anak:
a. Bermain
secara soliter, yaitu anak bermain sendiri atau juga dapat dibantu oleh guru.
b. Bermain
secara paralel, yaitu anak bermain sendiri-sendiri secara berdampingan.
c. Bermain
asosiatif, bermain ini terjadi apabila anak bermain bersama dengan kelompoknya.
d. Bermain
secara kooperaatif terjadi apabila anak secara aktif menggalang hubungsn dengan
anak-anak lain untuk membicarakan, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan
bermain.
2. Kegiatan
bermain berdasarkan pada kegemaran anak, yaitu:
a. Bermain
bebas dan spontan
Merupakan kegiatan bermain
yang tidak memiliki peraturan dan aturan main. Sebagian besar merupakan
kegiatan mandiri. Anak akan terus bermain sampai ia tidak berminat lagi.
Kegiatan bermain bebas ini lebih bersifat eksploratif.
b. Bermain
berpura-pura
Bermain berpura-pura
adalah bermain yang menggunakan daya khayal, yaitu dengan memakai bahasa
berpura-pura, bertingkah laku seperti benda tertetu, situasi tertentu, atau
orang tertentu, dan binatang tertentu,
yang dalam dunia nyata tidak dilakukan.
Bermain berpura-pura
sendiri dapat dibedakan dalam bentuk :
1) Minat
pada personafikasi,
2) Bermain
pura-pura dengan menggunakan peralatan,
3) Barmain
pura-pura dalam situasi tertentu.
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN ANAK
Dalam menetapkan bermain sebagai
bagain dari pembelajaran di TK, guru perlu mengetahui prosedur atau
langkah-langkah yang harus ditempuh. Berkaitan dengan hal itu, berikut ini akan
disajikan materi tentang prosedur penerapan pembalajaran malalui bermain,
yaitu:
1.
Rancangan
Kegiatan Bermain
a.
Menentukan
tujuan dan tema kegiatan bermain
Tujuan kegiatan bagi
anak usia TK adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkambangan
anak usia TK, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi
atau sosial. Setelah guru menetapkan tujuan kegiatan bercerita, maka tujuan
tersebut dapat disesuaikan dengan tema dan dapat dijadikan acuan saat itu.
Tujuan bermain: setelah anak-anak melakukan kegiatan bermain anak dapat
menguasai cara:
1) Mengkreasi
sesuatu,
2) Membangun,
3) Bekerja
sama.
Tema
bermain: sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan tersebut, ditentukan tema
membangun menara pasir.
b.
Menemtukan
jenis kegiatan bermain
Jenis kegiatan bermain
yang dipilih adalah bermain kreatif dengan menggunakan media pasir. Kegiatan
bermain kreatif ini dilaksanakan secara bergiliran.setiap sesi hanya melibatkan
maksinal 5 orang anak. Sisanya melakukan kegiatan lain di bawah pengawasan guru
yang lain.
c.
Menentukan
tempat dan ruangan bermain
Tempat dan ruangan
bermain dapat dilakukan di dalam dan di luar ruangan.
d.
Menentukan
bahan dan peralatan bermain
Bermacam bahan dan
peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan
terlebih dahulu secara lengkap. Contohnya, membangun istana pasir, bahan dab
peralatan yang perlu disiapkan, bak pasir dengan ukuran cukup besar, air,
ember, skop, dan bendera kecil.
e.
Menentukan
urutan langkah bermain
Langah-langkah kegiatan
yang dilaksanakan:
1) Kegiatan
menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membangun.
2) Kegiatan
membagi tugas, siapa yang membangun istana, menara, benteng dan jembatan.
3) Kegiatan
mencampur pasir dengan air.
4) Kegiatan
bekerja sama membantuk pasir sesuai dengan bangunan yang diinginkan, seperi
bantuk istana, benteng, manara dan jembatan oleh masing-masing anak.
5) Kegiatan
mendekorasi istana yang sudah jadi.
Hasil
pelaksanaan kegiatan bermain merupakan masukan bagi guru untuk mengadakan
perbaikan dan pengembangan rancangan bermain yang telah disusun.
C. CONTOH PENERAPAN
PEMBALAJARAN MELALUI BERMAIN
1.
Kegiatan
Pra-bermain
Pada
tahapan ini, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
1. Kegiatan
penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain, yang meliputi:
a. Guru
mengkomunikasikan tujuan kegiatan bermain kepada siswa.
b. Guru
mengkomunikasikan batasan-batasan yang harus dipatuhi siswa.
c. Guru
menawarkan tugas kepada masing-masing anak; membuat istana, membuat benteng,
membuat jembatan dan membuat menara.
d. Guru
memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melaksanakan
tuganya.
2. Kegiatan
penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan, seperi:
a. Menyiapkan
bak pasir.
b. Kegiatan
menyiapkan peralatan seperti skop, ember, dan bendera kecil.
2.
Kegiatan
Bermain
Tahap
bermain terdiri dari rangkaiankegiatan sebagai berikut.
1. Semua
anak menuju ke bak pasir
yang terletak diluar ruangan kelas.
2. Dengan
bimbingan guru, setiap peserta permainan mulai melaksanakan tugasnya
masing-masing.
3. Bangunan
yang sudah terbentuk diberi dekorasi tambahan.
4. Semua
anak mencuci peralatan yang sudah dipergunakan.
5. Apabila
sudah selesai anak mencuci tangan.
3.
Kegiatan
Penutup
Kegiatan
penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain, yang
meliputi:
1. Menerima perhatian dan
membangkitkan minat anak tentang aspek-aspek penting dalam kegiatan membangun
istana pasir, seperti mengulas bentuk-bentuk geometris yang dibentuk oleh anak.
2. Menghubungkan
pengalaman anak dalan membangun istana pasir di sekolah dengan pengalaman
bersama orang tua mereka.
3. Menunjukkan
aspek-aspek penting dalam bekerja secara berkelompok.
4. Menekankan
pentingnya kerja sama.
4.
Evaluasi
Kegiatan Bermain
Kriteria
yang dapat berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan evaluasi adalah sebgai
berikut.
1. Menentukan
apa yang akan dievaluasi, siapa yang aka dievaluasi serta dalam situasi apa
yang akan dievaluasi.
2. Menentukan
tujuan evaluasi secara jelas.
3. Menentukan
cara memperoleh data evaluasi yang diperoleh.
4. Mengetahui
kegunaan evaluasi yang diperoleh.
5. Menyatakan
hasil evaluasi kegiatan untuk diamnfaatkan bagi peningkatan lebih lanjut.
D. PASIR DAN AIR
1.
Anak-Anak
Yang Sedang Bermain : Pusat Kegitan Pasir Dan Air
Sejak
balita, kebanyakan anak-anak menikati kegairahan bermain pasir dan air. Enggan
air, mereka senang memercikkannya, mengisi kotak, dan menuangkannya serta
mengapungkan benda-benda. Dengan pasir mereka senang menggali, memisahkan dan
menguburkan. Dengan mencampur pasir dan air, akan memberikan anak-anak
kesempatan untuk membangun, membuat terowongan dan membentuk.
Dalam
kelas, anak-anak kecil sebaiknya bisa menelusuri kegairahan menyentuh pasir dan
air. Awalnya mereka mungkin bisa melakukan ini tanpa peralatan yang banyak.
Perlahan-lahan, mereka bisa bermain dengan perminan yang lebih rumit
menggunakan lebih banyak peralatan seperti gelas pengukr, pengkocok telur atau
dua boneka. Anak-anak yang lebih besar yang lebih terbiasa dengan sensasi nyata
dari pasir dan air mungkin akan menggunakan peralatan yang lebih rumit, seperti
gabus, kapal dan batu untuk menelusuri ide-ide.
2.
Dampak
pada Daerah-Daerah Perkembangan :
1.
Perkembangan
Matematik
a) Menuangkan
jumlah air dan pasir yang sama kedalam berbagai tempat dan membandingkan antara
kotak yang mana yang lebih banyak (konservasi masalah).
b) Memperkirakan
berapa mangkuk salju yang dibutuhkan untuk mengisi penuh sebuah meja air.
c) Membandingkan
berat pasir basah dengan yang kering.
2.
Perkembanagn
Keilmuan
a) Menggunakan
percobaan memerlukan beberapa pertanyaan dan pegamatan : “Apa yang akan terjadi
bila saya memasukkan busa kedalam air ini?”
b) Membuat
sesuatu berubah dengan menambahkan air kepada pair kering, warna ke air atau
batu es ke air yang lebih hangat.
c) Mengklasifikasikan
benda-benda yang tenggelam dan yang mengapung.
3.
Perkembanagan
Fisik
a) Dengan
menggunakan koordinasi mata-tangan ketika mengikuti rancangan, menulis nama
atau melukis gambar-gambar simbolis dipasir yang basah.
b) Menguasai
koordinasi jari dan tangan sambil menuangkan dari suatu tempat ke tempat lain
atau mengambil sabun yang licin.
c) Membangun
kekuatan otot yang kecil dengan menggunakan penetes mata untuk mengisi toples
dengan berbagai warna dan menambahkan air dari sebuah teko.
4.
Perkembanagn
Keterampilan Budaya dan Sosial
a) Bekerjasama
dalam sebuah kelompok kecil untuk merencanakan kegiatan bersama dan untuk
bermain bersama.
b) Merundingkan
siapa yang mengguakan teko kesukaan mereka.
c) Membagi
bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam meja pasir dan air.
d) Memainkan
peran sosial, seperti memerankan seorang kapten kapal atau mencuci piring di
pusat kegiatan keluarga.
e) Membangun
apa yang mereka lihat di dunianya sendiri atau didalam buku, seperti jembatan,
terowongan, istana, dan jalan.
5.
Pekembangan
Emosional
a) Membantu
anak yang sedang sedih
b) Menyediakan
kesempatan untuk sukses, seperti mengisi tempat es batu atau mencuci baju
boneka dan menggantungnya untuk dikeringkan.
3.
Menyiapkan
Pusat Kegiatan Pasir dan Air
Setiap
kelas sebaiknya memiliki meja dengan kotak besar yang bisa dipakai untuk
mengisi air ataupun pasir. Walaupun meja ini bisa digunakan diluar, ini akan
digunakan didalam ruangan ini sebaiknya dibagian ruangan yang kotor dan mungkin
bising dan dimana lantainya bisa dibersihkan dengan mudah. Karena lantanya
memiliki kencendrungan licin karena air dan pasir, piihlah tempat yang bukan
ditengah pola jalur jalan agar anak-anak tidak terpeleset ketika berjalan. Juga
ketika anak-anak memerankan peran sosialnya seperti konstruksi, mereka cendrung
berbicara dengan keras jadi akan lebih baik membuatnya jauh dari pusat
literatur.
Tabung
sebaiknya diisi dengan air yang cukup untuk mendorong berbagai kegiatan
permainan. Untuk anak-anak kecil, airnya harus cukup rendah untuk dipercikkan
dan dituangkan. Untuk anak-anak yang lebih besar, meja air dapat diisi dengan
kedalaman tiga atau empat inci untuk mendorong anak-anak ntuk memainkan
permainan yang lebih rumit. Pasirnya sebaiknya cukup dalam untuk bisa digali
dan membuat terowongan, tetapi tidak terlalu dalam hingga bisa tumpah.
Meja
air dan pasir sebaiknya setinggi pinggang – jarak yang membuat anak-anak bisa
bekerja dengan nyaman. Beberapa anak yang masih kecil mungkin akan perlu
berdiri diatas kursi untuk bisa mencapai meja. Papabila ini diperlukan, maka letakkanlah
diatas permukaan yang tidak licin dan bimbinglah engan hati-hati.
Air
sebaiknya diganti dua-tiga kali sehari untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Meja
tersebut sebaiknya tidak ditutupi pada malam hari. Pasi sebaiknya dibersihkan
dan disaring. Lantainya harus dipel setiap hari dan selalu kering agar
anak-anak tidak terpeleset. Handuk dan lap kain harus tersedia didekatnya untuk
membersihkan tumpahan yang tidak tersengaja.
Meja
air dan pasir bisa menyimpan bahan-bahan lain yang mendorong terjadinya
sentuhan dan eksplorasi. Ini termasuk salju, daun, biji-bijian, serbuk gergaji,
dan es batu. Anak-anak bisa mengumpulkan bahan-bahan ini dari luar atau guru
bisa emperolehnya dari tempat-tempat bangunan.
Kebanyakkan
bahan-bahan bermain yang disarankan bisa diperoleh dirumah atau dibuat oleh
guru atau anggota keluarga si anak. Semua bahan-bahan sebaiknya dipajang dan
mudah diambil, agar anak-anak bisa memilih bantuan yang ingin dipakainya.
Tabung plastik bisa menyimpan beberapa bahan yang lainnya bisa dipajang
dilemari atau dirak yang dekat. Ketika anak-anak sudah selesai bermain, mereka
sebaiknya meletakkan bahan-bahan yang basah diatas handuk agar kering.
Bahan-bahan yang berpasir bisa diletakkan diatas kertas agar anak yang
berikutnya bisa memainkannya. Setelah kegiatan itu berakhir guru harus
membersihkan, mengeringkan, dan menyimpan semua bahan-bahan ini.
4.
Peran
Tim Pengajar
Secara
perlahan-lahan guru memperkenalkan bahan-bahan dan alat-alat bantu ke meja air
dan pasir. Guru membuat bahan-bahan ini bervariasi dan mengamati mana yang
dipakaianak-anak dan memindahkan yang sudah tidak lagi dipakai.
Tim
pengajar memperkenalkan bahan-bahan
sesuai dngan tema yang harmonis atau tugas yang sedang ditelusuri kelas.
Contohnya, apabila anak-anak tertarik dengan jembatan, guru membantu anak-anak
mengumpulkan batu-batu untuk membangun jembatan diatas air. Dia kemudian
membawa kapal yang mengapung dibawah jembatan.
Ketika
guru mengamati permainan anak, mereka mendorong anak-anak untuk berpikir
tentang apa yang sedang mereka lakukan dan menelusuri bahan-bahan yang sedang
mereka pakai. Guru-guru membantu
mengembangkan drama peran dengan bertanya kepada seorang anak untuk menjelaskan
apa yang sedang ia rencanakan untuk makan malam dengan pasir yang lezat yang di sediakan.
Pertanyaan-pertanyaan guru untuk memicu anak-anak untuk memecahkan
masalah-masalah da menghasilkan hipotesa. Guru sebaiknya memiliki celemek
plastik untuk anak-anak untuk memerhatikan air yang tumpah.
5.
Tugas
Dan Kegiatan
1. Kegiatan
Luar ruangan
a) Gelembung-gelembung
besar sisihkan kegiatan ini untuk hari yang cerah dimana anda bisa membawa meja
air keluar. Gunakan 1 gelas detergen pencuci ke 3,8 liter air. Biarkan
anak-anak mencelupkan gantungan baju yang bulat atau benang yang diikatkan menjadi sebuah lingkaran
kedalam cairan gelembung dan perlahan-lahan angkat keluar, sebuah gelembung
besar akan melekat dan ke bentuk tersebut, lingkaran gantungan baju itu bisa
ditiup atau digoyangkan.
b) Lukisan
tak terlihat, anak-anak suka menggunakan air dan kuas yang besar untuk mengecat
batu bata, kayu dan bangunan. Ketika air sudah kering, maka lukisan itu menjadi
tidak terlihat.
c) Pai
lumpur, mengisi ember dan kotak lainnya dengan pasir basah dan mengeluarkannya
kembali diatas koran atau plastik, memang kotor tetapi menyenangkan untuk
dilakukan diluar ruangan. Anak senang berpura-pura memasak makanan lumpur yang
bisa disajikannya dengan mudah.
d) Bendungan,
terowongan, dan jembatan, anak-anak
bisa menggunakan bagian-bagian selang atau tabung plastik sebagai saluran utntuk
mengeluarkan air dari meja ke lantai. Air yang semakin dekat dengan jembatan
yang mereka bangun, anak mungkin bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi.
Mereka akan melihat air yang dihentikan oleh bendungan dan melihatnya mengalir
dibawah jembatan.
e) Hujan
bangunlah sebuah terrarrium dan minta anak-anak mengamati siklus air. Bahaslah
proses seperti penguapan dan pengembunan.
2. Kegiatan-Kegiatan
dalam Ruangan
a) Mencuci
bahan-bahan kesenian anak-anak akan melihat bahwa mencuci bahan-bahan seni bisa
menyenangkan
b) Belajar
geografi pasir dan air bisa digunakan membuat bentuk-bentuk tanah.anak-anak
lebih besar mengaguminya ketika gunung pasir menghilang ketika air dituangkan.
c) Mengecat
pasir dengan menggunakan lem anak-anak bisa melukis sebuah huruf atau nama
disebuah papan karton. Ketika lemnya masih basah, biasa menaburinya dengan
pasir, ketika mulai kering pasir melekat dilem menjadikan sebuah lukisan yang
bentuk atau teksturnya kasar.
d) Regatta
anak-anak bisa membangun kapal dengan ranting dan layar dari benang dan kertas.
Mereka bisa bergiliran meniup kapal-kapal menyebrangi meja air.
e) Tenggelam
dan mengapung sedikan sebuah kotak bahan-bahan seperti : kertas, batu,
kelereng, gabus atau spon, biarkan anak menebak benda mana yang akan tenggelam
atau mengapung. Biartkan mereka mencoba semua benda, mereka akan menemukan
benda-benda yang berat akan tenggelam dan yang ringan akan mengapung.
f) Substansi
larut dalam air bandingkan garam, gula,
tepung, batu, kayu, skrup dan soda. Minta anak-anak membuat sebuah grafik yang
mencerminkan benda-benda mana yang larut dan mana yag tidak.
Membuat Kertas : Sebuah
Tugas untuk Meja Air
Membuat
kertas bisa menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan bagi anak kecil. Sebuah
meja air bisa berguna untuk kegiatan ini. Anda mungkin juga akan memerlukan
sebuah uiran yang terbuat dari tangan dari saringan jendela.
1.
Pentunjuk Membuat
Kertas
a) Sobekkan
kertas yang usang menjadi bagian-bagian yang kecil. Kertas koran dan kertas
perca dari kertas putih yang bisa dipakai. Jangan gunakan kertas khusus seperti
kertas lilin.
b) Letakkan
bagian-bagian kertas didalam ember berisi air. Tutupi ember dan rendam
bagian-bagian tersebut selama tiga hari.
c) Rendam
kertas basah tersebut di air yang jernih. Kertas basah ini disebut ‘puph’ atau
‘bubur kertas’ (apabila kelas memiliki blender, masukkan kertas basah kedalam
blender untuk lebih menghaluskannya)
d) Masukkan
bubur kertas kedalam meja air. Celupkan sebuah saringan ukiran atau kerangka ke
dalam bubur tersebut. Ketika anak-anak mengangkat rangka, mereka akan menemukan
permukaan kerangka dipenuhi bubur kertas.
e) Biarkan
kertas disaring melalui saringan ke dalam meja air.
f) Ketika
air sudah disaring, minta anak-anak membawa kerangka ini keatas meja keluarkan
bubur kedalam handuk. Biarkan bubur mengering selama satu hari. Anak –anak kini
memiliki kertas yang bisa didekorasinya sendiri.
g) Untuk
membuat kertas bertekstur, anak-anak bisa menambahkan benang, biji-biji kecil
dan daun yang patah kedalam bubur kertas di meja air.
Petunjuk Membuat
Kerangka untuk Saringan
1. Beilah
sebuah ukiran kayu; 2cm
2. Potong
kayu menjadi kerangka seukuran 18cm. Pakukan kayu tersebut.
3. Lekatkan
saringan diatas kerangka kayu. Untuk ujung yang lebih halus dan aman, ditutupi
ujung-ujungnya dengan isolasi.
4. Sebagai
alternatif, gunakan triplek untuk membuat kerangka yang sederhana. Ikuti
petunjuk nomor dua dan tiga.
Ide-ide
untuk Membuat Kertas Seni
Tekan
benang, glitter, atau senar kedalam kertas basah
Tekan
daun dan kayu kecil kedalam kertas basah
Tekan
guntingan yang terbuat dari kertas ke kertas basah tersebut
Lekatkan
sebuah kertas lain diatas kertas yang basah. Ini disebut “Couching”. Hal ini
juga bisa dilakukan bila anda ingin meletakkan sebuah benda diantaranya.
Untuk
warna, tambahkan pewarna makanan ke dalam campuran bubur (1/2 sendok teh pewarna
untuk 1 gelas air) atau tambahkan cat air (1/4 sendok teh ke 1 gelas air).
Aduklah
cat dan air dan masukkan kedalam botol yang bisa ditekan. Dekorasikan kertas
basah seperti membuat kue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar