welcome

selamat datang selamat membaca dan semoga bermanfaat

Minggu, 03 November 2013

konsep filsafat pendidikan



PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mothers of sciences) yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala problematia dan kehidupannya. Diantara permasalahan yang tidak dijawab oleh filsafat adalah permasalahan yang ada dilingkungan pendidikan. Padahal menurut John Dewey, seorang filosof Amerika, filsafat merupakan teori umum dan landasan pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang terdapat dalam pengalaman pendidikan. Apakah yang dikatakan John Dewey memang benar. Dan karena itu filsafat dan pendidikan memiliki hubungan hakiki dan timbal balik, berdirilah filsafat pendidikan yang berusaha menjawab dan memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban secara filosofis.
Filsafat, selain memiliki lapanangan tersendiri, ia memikirkan asumsi fundamental cabang0cabang pengetahuan lainnya. Apabila filsafat berpaling perhatiannya pada sains, maka akan lahir filsafat sains, maka lahirlah filsafat sains. Apabila filsafat menguji konsep dasar hukum, maka akan lahir filsafat hukum. Dan, apabila filsafat berhadapan dan memikirkan pendidikan, maka akan lahirlah filsafat pendidikan.

B.     MasalahPenulisan
Adapun masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.    Filsafat pendidikan harus dapat menjawab pertanyaan pendidikan secara menyeluruh:
a.       Apakah pendidikan itu?
b.      Mengapa manusia harus melaksanakan pendidikan?
c.       Apakah yang seharusnya dicapai oleh pendidikan?
2.    Apakah pengertian filsafat pendidikan?
3.    Apakah peranan filsafat pendidikan?
4.    Sebutkan dan jelaskan fungsi filsafat pendidikan?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah memberi pengetahuan kepada pembaca khususnya mahasiswa FKIP tentang filsafat pendidikan.
D.    Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ini, penulis memberi pembatasan agar tidak terlalu luas yaitu hanya membahas tentang konsep filsafat pendidikan, yaitu: pengertian filsafat pendidikan, peranan filsafat pendidikan dan fungsi filsafat pendidikan.



BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A.    PengertianFilsafatPendidikan
IstilahfilsafatberasaldaribahasaYunani “philosophia” yang dalamperkembanganberikutnyadikenaldidalambahasa lain yaituphilosophie (Jerman, Belanda, danPerancis); philosophy (inggris); philosophia (latin); danfalsafah (arab).
Berbagaipengertianfilsafatpendidikantelah di kemukakanolehparaahli.Menurut al-Syaibani (1979:36), filsafatpendidikanadalahaktivitaspikiran yang teratur, yang menjadikanfilsafatsebagaijalanuntukmengatur, menyelaraskandanmemadukan proses pendidikan. Artinya, filsafatpendidikandapatmenjelaskannilai-nilaidanmaklumat-maklumat yang diupayakanuntukpengalamankemanusiaan factor-faktor yang integral.
Filsafatpendidikanjugabisadidefinisikansebagaikaidahfilosofisdalambidangpendidikan yang menggambarkanaspek-aspekpelaksanaanfalsafahumumdanmenitikberatkanpadapelaksanaanprinsip-prinsipdankepercayaan yang menjadidasardarifilsafatumumdalammemecahkanpersoalan-persoalanpendidikansecarapraktis.
Menurut John Dewey (1957), filsafatpendidikanmerupakansuatupembentukankemampuandasar yang fundamental, baik yang menyangkutdayapikir (intelektual) maupundayaperasaan (emosional), maupuntabiatmanusia. Menurut Imam Barnadit (1993: 3) filsafatpendidikanmerupakanilmu yang padahakikatnyamerupakanjawabandaripertanyaan-pertanyaandalambidangpendidikan.Baginyafilsafatpendidikanmerupakanaplikasisesuatuanalisisfilosofisterhadapbidangpendidikan.SedangkanmenurutahlifilsafatAmerika, Brubachen (MuzayyinArifin, 1993: 3) filsafatpendidikanadalahsepertimenaruhsebuahkereta di depanseekorkuda, danfilsafatdipandangsebagaibunga, bukansebagaiakartunggalpendidikan. Filsafatpendidikanituberdirisecarabebasdenganmemperolehkeuntungankarenapunyakaitandenganfilsafatumum.Kendatikaitaninitidakpenting, tetapi yang terjadiialahsuatuketerpaduanantarapandanganfilosofisdenganfilsafatpendidikan, karenafilsafatseringdiartikansebagaiteoripendidikandalamsegalatahap.
Dalamhubunganantarafilsafat (umum) danfilsafatpendidikan, filsafatpendidikanmemilikibeberapabatasan. (1) filsafatpendidikanmerupakanpelaksanaanpandanganfilsafatdankaidahfilsafatdalambidangpengalamankemanusiaan yang disebutpendidikan. Maka, filsafatpendidikanberusahauntukmenjelaskandanmenerangkansupayapengalamanbermanusiainisesuaikehidupanbaru.Filsafatpendidikanmengandungupayauntukmencarikonsep-konsep yang menempatkanmanusiaditengah-tengahgejala yang bervariasidalam proses pendidikan. Kemudiandapat pula upayamenjelaskanberbagaimakna yang menjadidasardarikonsep-konseppendidikandenganaspek-aspektumpuanperhatianmanusia. (2) mempelajarifilsafatpendidikankarenaadanyakepercayaanbahwakajianitusangatpentingdalamupayamemperbaikikeadaanpendidikan. Persoalanpendidikan yang berhubungandenganbimbingan, penilaian, metodedan lain-lain merupakantanggungjawabfilsafatpendidikan yang sangatbergantungpadausahabimbingantingkahlakuanakdidikdansikapmerekaterhadapmasyarakat. (3) filsafatpendidikanmemilikiprinsip-prinsip, kepercayaan, konsep, andaian yang terpaduantarasatusamalainnya. Prinsip-prinsip yang di maksudkanialahkepercayaan-kepercayaan, andaian-andaianterhadapmasalahpendidikan.Hal itudiungkapkan agar menjadidasarpernyataan, rancangan, program, kurikulumdankaidah-kaidahpengajaran, yang tentunyadiharapkandapatmenemukansolusiataspersoalan-persoalanpendidikan.
Dengandemikian, dapatdipahamibahwafilsafatpendidikandapatdilakukangejalamacamdanbentukpendidikan, termasukpendidikanislam, denganmenentukanprinsip-prinsipdankepercayaan-kepercayaanyang bersumberdariajaranislamatausesuaidengannilai-nilaiajaranislam yang mengandungkepentinganpelaksanaandanbimbingandalampendidikan. Mengingatantarafilsafatdanpendidikanmempunyaiketerkaitaneratdankokoh, makatugasnya pun seiring, yakniberupayabersamadalammemajukanhidupumatmanusia (MuzayyinArifin, 1993; 2)
B.     PerananfilsafatPendidikan
Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu den seni mengajar materi sunyek terkait, agar tidak terjadi salah kinsep atau meskonsepsi pada diri peserta didik.
            Scope dan peranan pendidikan dalam arti luas seperti dimaksud diatas, dilukiskan oleh Prof.Richey dalam buku “Planning for Teaching. An Intriduction to Education”, antara lain sebagai berikut: Istilah “pendidikan” berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam masyarakattetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks/modern, fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi informal di luar sekolah. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja didalamnya. Hal tersebut akan mewarnai perbuatan mereka secara arif dan bijaksana, menghubungkan usaha-usaha pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan.
            Apabila kita mencoba mengerti persoalan-persoalan pendidikan saperti akan nyata dibawah ini, mengertilah kita bahwa analisa alamiah. Sebab masalahnya memang masalah filosofis, misalnya meliputi:
a.       Apakah pendidikan itu bermanfaat, atau mungkin berguna membina kepribadian manusia atau tidak. Apakah potensi hereditas yang menentukan kepribadian ataukah faktor-faktor luar (alam sekitar dan kepribadian)
b.      Mengapa anak yang potensinya hereditas relatif baik, tanpa pendidikan dan lingkungan yang baik mencapai perkembangan kepribadian sebagaimana yang diharapkan. Sebaliknya, mengapa seorang abnormal, potensi-hereditas rendah, meskipun di didik dengan positif dan lingkungan yang baik, tak akan berkembang normal.
c.       Apakah tujuan pendidikan itu sesungguhnya. Apakah pendidikan itu berguna untuk individu sendiri, atau untuk kepentingan sosial, apakah pendidikan itu dipusatkan untuk pembinaan manusia pribadi, apakah itu masyarakat.
d.      Apakah hakikat masyarakat itu, dan bagaimana kedudukan individu di dalam masyarakat apakah pribadi itu independent atauah dependent di dalam masyarakat.
e.       Apakah hakikat pribadi itu, manakah yang utama untuk dididik, apakah ilku, intelek atau akalnya, ataukah kemauannya.
f.       Bagaimana asas penyelenggaraan pendidikan yang baik, sentralisasi atau desentralisasu dan otonomi, oleh negara ataukah oleh swasta. Apakah dengan kepemimpinan yang insruktif ataukah secara demokratis.
g.      Bagaimana metode pendidikan yang efektif untuk membina kepribadian.
Tiap-tiap pendidik seyogyanya mengerti bahwa jawaban-jawaban yang tepat atas problema di atas, sehingga dalam melaksanakan fungsinya akan lebih mantap. Mereka yang memilih profesi-keguruan sepantasnya mengert latar belakang kebijaksanaan strategi dan politik pendidikan pada umumnya, khususnya pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang menjadi tanggungjawabnya. Asas kesadaran kebenaran-kebenaran dari jawaban tersebut merupakan prisip-prisip yang fundamental untuk keberhasilan tugas pendidikan. Dengan mengerti asas-asa dan nilai filosofis itu mendasarkan segenap pelaksanaan pendidikan menjadi norma-norma pendidikan. Filsafat pendidikan dengan demikian asas normatid di dalam pendidikan, yaitu norma-norma yang berlaku di dalam dunia pendidikan.
PerananFilsafatPendidikandalamPengembanganIlmuPendidikan, Tujuanfilsafatpendidikanmemberikaninspirasibagaimanamengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teoripendidikanbertujuanmenghasilkanpemikirantentangkebijakandanprinsip-rinsippendidikan yang didasariolehfilsafatpendidikan.Praktikpendidikanatau proses pendidikanmenerapkanserangkaiankegiatanberupaimplementasikurikulumdaninteraksiantara guru denganpesertadidikgunamencapaitujuanpendidikandenganmenggunakanrambu-rambudariteori-teoripendidikan. Perananfilsafatpendidikanmemberikaninspirasi, yaknimenyatakantujuanpendidikannegarabagimasyarakat, memberikanarah yang jelasdantepatdenganmengajukanpertanyaantentangkebijakanpendidikandanpraktik di lapangandenganmenggunakanrambu-rambudariteoripendidik.Seorang guru perlumenguasaikonsep-konsep yang akandikajisertapedagogiatauilmudansenimengajarmaterisubyekterkait, agar tidakterjadisalahkonsepataumiskonsepsipadadiripesertadidik.
Filsafat termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejala kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu.
Analisa fillsafat berusaha untuk menganalisis dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendiikan yang realiisits dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik). Filsafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata, artinya mengarah agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kkependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidu dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan  hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.
            Peranan pendidikan di dalam kehidupan manusia, lebih-lebih zaman modern ini, di akui sebagai sesuatu kekuatan yang menentukan pprestasi dan produktivitas seseorang. Tidak ada suatu fungsi di dalam masyarakat tanpa melalui proses pendidikan. Seluruh aspek kehidupan memerlukan proses pendidikan dalam arti demikian, terutama berlangsung di dalam berlangsung di dalam dan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal (sekolah, unversitas). Akan tetapi scope pendidikan lebih daripadanya hanya pendidikan formal itu. Di dalam masyarakat keseluruhan terjadi pula proses pendidikan kembangan kepribadian manusia. Proses pendidikan yang berlangsung di dalam kehidupan sosial yang disebut pendidikan informal ini, bahkan berlangsung sepanjang kehidupan manusia
            Meskipun pengaruh pendidkan informasi ini tak terukur dalam perkembangan pribadi, tapi tetap diakui adanya. Secara sederhana misalnya, orang yang tak pernah mengalami pendidikan formal, namun mereka tetap dapat hidup dan melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang sederhana. Alam dan lingkungan sosial serta kondisi dan kebutuhan hidup telah mendidik mereka. Akan tetapi, yang paling diharapkan ialah pendidikan formal yang relatif baik, dilengkapi dengan suasana pendidikan informal yang relatif baik pula. Ini ternyata dari usaha pemerintah, pendidik dan para orang tua untuk membina masyarakat sebagai satu kehidupan yang sehat lahir dan batin. Sebab, krisis apapun yang terjadi di dalam masyarakat akan berpengaruh negatif bagi manusia, terutama anak-anak, generasi muda.

C.    Fungsi Filsafat Pendidikan
Fungsifilsafatpendidikanadalahmenyelidikiperbandinganpengaruh-pengaruh (1) darifilsafat-filsafat yang kompetitifdalam proses kehidupandan (2) darikemungkinan proses-proses pendidikandanpembinaanwatakgunamenemukanpengelolaanpendidikan yang dikehendakiuntukmembinawatak yang paling konstruktifbagikaummudadantua. Di sampingitu, fungsifilsafatpendidikanjugauntukmembantutujuan-tujuanpedagogis yang meliputiempataspek yang salingberhubungan, yaitufungsianalisis, evaluasi, spekulatif, danintegratif.Hal senadajugaseperti yang diungkapkanBrameldbahwafungsifilsafatpendidikansebagaialatanalisis, kritik, sintesis, danpenilaian.
Brubachersecaraterperincimenyatakanbahwafungsifilsafatpendidikansebagaiberikut.
1.      FungsiSpekulatif
Fungsipendidikanberusahamengertiseluruhpersoalanpendidikandanmencobamerumuskannyadalamsatugambaranpokoksebagaipelengkap data-data ilmiah.Filsafatpendidikanjugaberusahamengertiseluruhpersoalanpendidikandanhubungannyadenganfaktor-faktor lain yang memengaruhipendidikan.
2.      FungsiNormatif
Fungsifilsafatpendidikanialahsebagaipenentuarah, pedomanuntukmerealisasikanpendidikan.Asasinitersimpuldalamtujuanpendidikan, yaknimembinamasyarakat ideal danmembentuknorma-norma yang dicita-citakan.Filsafatpendidikanmemberikannorma-normadanpertimbanganbagikenyataan-kenyataannormatifdankenyataan-kenyataanilmiahuntukmembentukkebudayaan.
3.      FungsiKritik
Fungsifilsafatpendidikanuntukmemberidasarpengertiankritisrasionaldalammempertimbangkandanmenafsirkan data-data ilmiah.Misalnya, data pengukurananalisisevaluasi, baikkepribadianmaupunachievement (prestasi).Fungsikritikberarti pula analisisdankomparatifatassesuatuuntukmendapatkesimpulan.Dalamhalini, filsafatpendidikandapatmenetapkanklasifikasiprestasisecaratepatdengan data-data objektif (angka-angka, statistik).Di sampingitu, filsafatpendidikanmampumenetapkanasumsiatauhipotesis yang lebihbaikreasonable.Filsafatharuskompetenmengatasikelemahan-kelemahan yang ditemukanolehbidangilmiahdanmelengkapinyadengan data danargumentasi yang takdidapatkandari data ilmiah.
4.      FungsiTeoribagiPraktik
Semua ide, konsepsi, analisis, dankesimpulan-kesimpulanfilsafatpendidikanberfungsisebagaiteori.Teoriiniadalahdasarbagipelaksanaan/praktikpendidikan.Filsafatmemberikanprinsip-prinsipumumbagisuatupraktik.
5.      FungsiIntegratif
Filsafatpendidikanmemilikifungsiintegratif yang didasarkanataspemahamanbahwafilsafatpendidikansebagaiasaskerohanianataurohnyapendidikan.Denganartilain, filsafatpendidikansebagaipemadufungsionalsemuanilaidanasasnormatifdalamilmukependidikan.

           



















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Dalamhubunganantarafilsafat (umum) danfilsafatpendidikan, filsafatpendidikanmemilikibeberapabatasan. (1) filsafatpendidikanmerupakanpelaksanaanpandanganfilsafatdankaidahfilsafatdalambidangpengalamankemanusiaan yang disebutpendidikan. (2) mempelajarifilsafatpendidikankarenaadanyakepercayaanbahwakajianitusangatpentingdalamupayamemperbaikikeadaanpendidikan. (3) filsafatpendidikanmemilikiprinsip-prinsip, kepercayaan, konsep, andaian yang terpaduantarasatusamalainnya.
2.      Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.
3.      Tujuanfilsafatpendidikanmemberikaninspirasibagaimanamengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal.
4.      Brubachersecaraterperincimenyatakanbahwafungsifilsafatpendidikan yaitu: fungsi spekulatif, normatif, kriik, teori bagi praktik, integratif
B.     Saran
Pada filsafat pendidikan ini guru/pendidik seharusnya menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi sunyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau mekonsepsi pada diri peserta didik sehingga dapat meningkatkan pendidikan nasional.





DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin. 2011. Filsafat pendidikan. Palembang: Rajawali Pers
Sudarsono. 2001. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta
Sadulloh, Uyoh. 2009. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta













Tidak ada komentar:

Posting Komentar