Rabu, 09 April 2014

karakteristik anak berkelainan fisik


Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
Setiap anak yang berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Adapun karakteristik yang akan dibahas dalam tulisan ini mencakup anak-anak yang mengalami kelainan fisik, mental-intelektual, maupun sosial emosiaonal, yang dilihat dari berbagai segi.
A.    Anak Berkelainan Fisik
a.       Karakteristik Anak Tunanetra
Anak tunanetra adalah anak-anak yang mengalami kelainan atau gangguan fungsi penglihatan yang dinyatakan dengan tingkay ketajaman penglihatan atau visus sentralitas di atas 20/200 dan secara paedagosis membutuhkan layanan khusus dalam belajarnya di sekolah.      
Beberapa karakteristik anak-anak tunanetra adalah:
Secara fisik anak-anak tunanetra nampak sekali adanya kelainan pada organ matanya yang secara nyata dapat dibedakan dengan anak-anak normal pada umumnya, hal ini terlihat dalam aktivitas mobilitas dan respon motorik yang merupakan umpan balik dari stimuli visual.
-          Dilihat dari segi motorik anak tunanetra kurang mampu melakukan orientasi lingkungan sehingga mereka harus belajar bagaimana berjalan dengan anak dan efisien dalam suatu lingkungan dengan berbagai keterampilan orientasi dan mobilitas.
-          Anak tunanetra sering menunjukkan perilaku stereotip, sehingga menunjukkan perilaku yang tidak semestinya, misalnya sering menekan matanya, membuat suara dengan jarinya, menggoyang-goyangkan kepala dan badan atau berputar-putar.
-          Pada dasarnya anak-anak tunanetra kemampuan akademiknya seperti anak normal pada umumnya hanya saja pengaruhnya pada perkembangan keterampilan akademis, khususnya dalam bidang membaca dan menulis. Dengan kondisi yang demikian maka tunanetra mempergunakan berbagai alternatif media atau alat untuk membaca dan menulis sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Misalnya menggunakan huruf braille atau huruf cetak dengan berbagai alternatif ukuran. Dengan penilaian dan pembelajaran yang sesuai, tunanetra dapat mengembangkan kemampuan membaca dan menulisnya seperti anak-anak lain yang dapat melihat.
-          Anak tunanetra sering mempunyai kesulitan dalam melakukan perilaku sosial yang benar. Hal ini akibatnya dari ketunanetraannya yang berpengaruh terhadap keterampilan sosial, oleh sebab itu perlu mendapatkan latihan langsung dalam bidang pengembangan persahabatan, menjaga kontak mata atau orientasi wajah, penampilan postur tubuh yang bai, mempergunakan gerakan tubuh dan ekspresi wajah, mempergunakan inotasi suara atau wicara dalam mengekspresikan perasaan, menyampaikan pesan yang tepat pada waktu melakukan komunikasi. Dengan adanya keterbatasan pada anak tunanetra maka mengakibatkan dalam memperoleh pengalaman sangat sedikit. Hal ini berpengaruh pada sikapnya, dimana ia selalu curiga, mudah tersinggung dan terfantung pada orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

b.      Katakteristik Anak Tunarungu
Tunarungu adalah anak yang memiliki kondisi ketidakfungsian organ pendengarannya atau telinganya. Kondisi ini menyebabkan mereka memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak normal lainnya. Adapun karakteristiknya diantaranya adalah;
-          Anak tunarungu dari segi fisik berjalannya kaku, agak membungkuk, bernafasnya pendek, tidak teratur dan cara melihatnya agak beringas.
-          Anak tunarungubahasanya miskin akan kosa kata, sulit mengartikan kata-kata yang mengandung ungkapan dan tata bahasanya kurang teratur.
-          Anak tunarungu intelektualnya normal, namun akibatnya dari keterbatasannya dalam berkomunikasi dan berbahasa makan perkembangannya menjadi lamban. Hal ini mengakibatkan perkembangan akademiknya mengalami keterlambatan.
-          Anak tunarungu dalam hubungan sosialnya denga orang lain sering merasa curiga, bersikap agresif. Hal ini terjadi karena mereka tidak dapat memahami apa yang dibicarakan orang lain akibat dari kelainan pada fungsi pendengarannya.


c.       Karakteristik Anak Tunadaksa
Anak tunadaksa adalah anak-anak yang mengalami kelainan fisik atau cacat tubuh, yang mencakup kelainan anggota tubuh maupun yang mengalami kelainan anggota gerak dan kelumpuhan yang disebabkan karena kelaianan yang ada di syaraf pusat atau otak. Kelaianan seperti ini disebut dengan cerebral palacsy (CP), dengan karakteristik sebagai berikut:
-          Gangguan motorik meliputi motorik halus dan kasar yang meliputi kekakuan, kelumpuhan, gerakan-gerakan yang tidak dapat dikendalikan, gerakan ritmis dan gangguan keseimbangan.
-          Gangguan sensoriknya berupa gangguan pada penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa. Hal ini terjadi karena katidak seimbangan otat-otat mata sebagai akibat kerusakan otak.
-          Tingkat kecerdsan pada anak cerebral palcsy bervariasi mulai dari tingkat yang paling rendah sampai giffed. Sekitar 45% mengalami keterbelakangan mental, dan 35% lagi mempunyai tingkat kecerdasan normal dan di atas rata-rata sedangkan sisanya cenderung dibawah rata-rata.
-          Anak cerebral palcsy mengalami gangguan wicara yanf disebabkan oleh kelainan motorik otot-otot wicara terutama pada organ artikulasi seperti lidah, bibir, dan rahang bawah, ada pula yang disebabkan karena kurang terjadi proses interaksi dengan lingkungan. Dengan kondisi seperti itu maka anak-anak cerebral palcsy berbicara kurang jelas dan sulit diterima oleh orang lain.
-          Emosi anak cerebral palcsy secara umum tidak jauh berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya, hal saja jika ada kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat menyebabkanemosinya tidak terkendali. Selain itu dipengaruhi juga oleh sikap masyarakat terhadap anak-anak yang kurang beruntung tersebut dapat menimbulkan anak rendah diri, mudah tersinggung, menyendiri, kepercayaan dirinya kurang, kurang dapat menyesuaikan diri dan kurang dapat bergaul dengan lingkungannya.


B.     Anak Berkelainan Emosional
a.       Karakteristik Anak Tunagrahita
Untuk memahami karakteristik anak tunagrahita maka perlu disesuaikan dengan klasifikasinya, karena setiap kelompok memiliki ciri yang berbeda-beda sesuai dengan aspek-aspeknya yaitu antara lain; kecerdasan, sosial, fingsi mental, dorongan dan emosi, kepribadian serta organisme. Dibawah ini masing-masing aspek akan menejlaskan karakteristiknya, sebagai berikut:
-          Anak tunagrahita memiliki tingkat kecerdasan hanya mampu mencapai setingkat usia mental anak sedolah dasar kelas 2 s/d 4. Dalam hal belajar sukar memahami masalah yang bersifat abstrak, dan cara belajarnya banyak membeo bukan dalam pengertian.
-          Dalam hal bersosialisasi anak tunagrahita mengalami keterlambatan jika dibanding dengan anak normal pada umumnya. Selain itu anak tunagrahita kurang dapat mengurus atau memelihara dirinya sendiri, sehingga selalu tergantung pada orang lain.
-          Anak tunagrahita mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian. Jangkauan perhatiannya sangat sempit dan cepat beralih, mudah lupa, sulit mengungkapkan kambali suatu ingatannya sehingga kurang sangguo untuk mengerjakan suatu tugas.
-          Anak tunagrahita keadaan emosinya lemah, dorongan biologisnya dapat berkembang tetapi penghayatannya terbatas pada perasaan senang, takut, marah, dan benci. Bagi anak tunagrahita ringan mempunyai kehidupan emosi hampir sama dengan anak normal hanya saja kurang mampu menghayati perasaan bangga serta kurang bertanggung jawab.
-          Anak tungrahita kemampuan bahasanya sangat terbatas, terutama yang berkaitan dengan perbendaharaan kata yang abstrak. Pada anak tunagrahita berat banyak yang mengalami gangguan bicara yang disebabkan cacat artikulasi serra masalah pada pembentukan bunyi.
-          Anak tunagrahita mengalami kesulitan membaca dan menghitung, namun demikian masih bisa dilatih untuk menghitung.
-          Anak tunagrahita mempunyai kepribadian tidak percaya diri, tidak mampu mengontrol dan mengarahkan dirinya sehingga lebih banyak tergantung pada orang lain.
-          Anak tunagrahita yang kategorinya berat kurang mampu mengorganisasikan dirinya sendiri, hal ini dapat dilihat dari; sikap gerak langkahnya kurang serasi, pendengaran dan penglihatannya tidak dapat difungsikan, kurang rentan terhadap perasaan sakit, dan terhadap bau yang kurang enak, serta makanan yang kurang enak.
Selain karakteristik seperti apa yang dijelaskan di atas, dapat dispesifikasikan berdasarkan berat ringannya kelainan pada anak tunagrahita yaitu;
-          Mampudidik, yaitu anak tunagrahita yang mempunyai kecerdasan anatar 50-70 pada skala Binet maupun Weschler. Anak seperti ini masih mempunyai kemampuan untuk didik dalam bidang akademis secara sederhana yaitu membaca, menulis, dan berhitung.
-          Mampulatih, yaitu anak tunagrahita yang mempunyai IQ berkisar antara 30-50, kemampuan berfikirnya setara dengan anak normal umur 8 tahun. Anak seperti ini kurang mampu mengikuti pelajaran yang bersifat akademik walaupaun sederhana, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
-          Perlurawat, yaitu anak tunagrahita yang paling berat, mempunyai IQ dibawah 25, anak seperti ini tidak mampu lagi dilatih keterampilan dan selama hidupnya akan tergantung pada orang lain.

b.      Karakterisktik Anak Tunalaras
Anak tunalaras adalah anak-anak yang mengalami gangguan perilaku yang ditunjukkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, baik disekolah maupun dalam lingkungan sosialnya. Anak seperti ini mempunyai kecerdasan seperti anak normal pada umumnya, hanya mereka mengalami masalah pada perilaku sosialnya.
Beberapa karakteristik yang menonjol dari anak-anak tunalaras adalah :
-karakteristik Umum
·         Mengalami gangguan perilaku, suka berkelahi, memukul, menyerang, merusak milik sendiri atau orang lain, melawan, berbohong, mencuri, tidak bisa diam, tidak dipercaya dan sebagainya.
·         Mengalami kecemasan, khawatir, cemas, ketakutan, merasa tertekan, tidak mau bergaul, menarik diri, bimbang, sering menangis, mali, dsb.nya.
·         Kurang dewasa, suka berfantasi, berangan-angan, mudah dipengaruhi, kaku, pasif, suka mengantuk, mudah bosan dan sebagainya.
·         Agresif, memiliki geng jahat, suka mencuri dengan kelompoknya, royal terhadap teman jahatnya, sering bolos sekolah, sering pulang larut malam, suka minggat dari rumah, dan sebagainya.
-          Karakteristik Sosial atau Emosi
·         Sering melanggar norma masyarakat
·         Sering mengganggu dan bersifat agresif
·         Secara emosional sering merasa rendah dan mengalami kecemasan.
-          Karakteristik Akademik
·         Prestasi belajarnya sering kali jauh dibawah rata-rata
·         Seringkali tidak naik kelas
·         Seringkali membolos sekolah
·         Seringkali melanggar peraturan sekolah dan lalu-lintas

C.    Anak Berkelainan Akademik
a.       Karakteristik Anak Berbakat
Anak berbakat adalah anak-anak mengalami intelektual di atas rata-rata, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
-          Karakteristik intelektualnya menunjukkan
·         Proses belajarnya sangat cepat
·         Tekun dan rasa ingun tahunya besar
·         Rajin membaca
·         Memiliki perhatian yang lama dalam suatu bidang khusus
·         Memiliki pemahaman yang sangat maju terhadap suatu konsep
·         Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik
-          Karakteristik Sosial-Emosional
·         Mudah diterima teman-teman dan orang dewasa.
·         Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial dan memberikan sumbangan pemikiran yang konstruktif.
·         Kecenderungan sebagai pemisah dalam suatu pertengkaran
·         Memiliki kepercayaan tentang persamaan semua orang dan jujur
·         Memiliki rasa tenggang rasa pada orang lain
·         Bebas dari tekanan emosi, dan mampu mengontrol emosinya sesuai situasi, dan merangsang perilaku produktif bagi orang lain.
·         Memiliki kapasitas yang luar biasa dalam menanggulangi masalah sosial.
-          Karakteristik Fisik-Kesehatan
·         Penampilan rapi dan menarik
·         Kesehatannya berada lebih baik di atas rata-rata.
b.      Karakterisik Anak Berkesulitan Belajar
Berkesulitan belajar merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus yang di tandai dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi yang sudah di tentukan dengan mengikuti pembelajaran konvensional. Adapun ciri-cirinya ditunjukan dengan;
-          Adanya kesenjangan antara potensi dengan prestasi yang dicapainya.
-          Memiliki kesulitan pada satu bidang akademik atau lebih.
-          Usaha belajarnya maksiamal tetapi hasilnya tidak maksimal.












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
           Dari makalah yang kami buat dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak tunanetra Nampak sekali adanya kelaianan pada organ matanya yang secara nyata dapat dibedakan dengan anak-anak normal pada umumnya, hal ini terlihat dalam aktivitas mobilitas dan respon motorik yang merupakan umpan balik dari stimuli visual. Sedangkan tunarungu adalah anak yang memiliki kondisi ketidakfungsian organ pendengarannya atau telinganya. Dan anak tuna daksa adalah anak-anak yang mengalami kelainan fisik atau cacat tubuh, yang mencakup kelainan fisik atau cacat tubuh.

B.     Saran

           Dalam mengajarkan anak yang berkebutuhan khusus kita tidak bisa memaksa kemampuan anak seperti yang kita mau. Namun sesuai dengan kemampuan anak tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar