Metode
Piramida
A.
KONSEP
DASAR
Piramida adalah metode pendidikan
untuk semua anak yang berusia antara 2 ½ hingga 7 tahun.
Metode ini memiliki sejumlah ciri meliputi rangsangan bahasa, bercerita secara
interaktif, kegiatan bermain dan pembelajaran inisiatif tambahan, kegiatan
untuk anak yang berbakat, dan pelajaran tambahan (van Kuyk, 2003).
Pyramid didasarkan pada sebuah teori
baru: gabungan teori Piaget dan Vygotsky yang menjangkau jauh ke luar karya
mereka, Dynamic Systems Theory (Teori
Sistem Dinamis) (Fischer & Bidell, 2006;van geert, 1998). Teori Sistem
Dinamis terdiri atas serangkaian siklus jangka panjang dan jangka pendek yang
dinamis pada masa awal kehidupan. Penyanggahan berfungsi membantu anak bila diperlukan, dan
perlahan-lahan dikurangi saat kemampuan anak mulai meningkat (Pressley, Hogan,
Wharton-Mc Donald, & Mistretta, 1996). Dengan pengaturan dini, anak bias
meraih tingkat perkembangan yang normal (lebih rendah); dengan bertumpu pada
guru anak bias meraih tingkat perkembangan yang optimal (lebih tinggi) (Fischer
& Bidell, 2006). Guru harus mengembangkan energy dan waktunya untuk semua
anak. Adapun anak harus berpindah-pindah antara tekanan dan bersantai dan
memerlukan waktu untuk mengatur dirinya dan bertumpu.
Kurikulum Piramida dibuat dengan
komponen penghubung sesuai dengan cara guru memperlakukan anak-anak. Kurikulum
yang diambil dari teori kasih saying ini mencakup keamanan dan kesejahteraan,
dukungan emosional, pengasuhan dan pemahaman, rasa hormat pada kemandirian,
struktur dan peraturan, dan membuka perspektif unutk menjelajahi dunia.
Pelengkap komponen penghubung adalah komponen guruan atau cara guru merangsang
perkembangan anak-anak, menantang rassa ingin tahu mereka, dan berusaha
memahami apa yang mendorong mereka dari dalam dan dari luar.
Inisiatif Anak
Menurut Piaget (1970)
,anak-anak memiliki kekuatan kognitif yang cukup untuk mengarahkan perkembangan
mereka. Inisiatif anak adalah awal dan akhir proses pendidikan. Hal tersebut
dikarenakan umat manusia diarahkan menuju pengaturab diri (Fisher & Bidell,
2006;van Geert, 1998). Tujuan pertama Metode Piramid adalah mendukung dan
mengoptimalkan kemampuan anak untuk mengambil inisiatif.tujuan ini juga
merupakan tujuan utama, karena selanjutnya anak harus bias mengatur kehidupan
sehari-harinya.
Inisiatif Guru
Peranan guru adalah menopang
anak-anak dalam perkembangan mereka, yang tidak bias dicapai tanpa bantuan
(Bowman, 2000). Guru menciptakan kemungkinan, menawarkan bantuan, mendorong,
member contoh yang baik, member perintah, dan membimbing anak dalam
pembelajaran unutk memikirkan dan memecahkan masalah.
Kedekatan
Saat mendidik anak, harus ada kasih
saying yang kuat antara anak dan guru (Ainsworth, Blehar, & Waters,
1978:Bowlby, 1969;Ericson, Srouf, &Egeland, 1985). Anak harus merasa bahwa
guru selalu berada di dekatnya. Ini membuat anak merasa cukup aman, tenang, dan
bebas untuk bergerak maju dan menjelajahi dunia. Guru memberi kebebasan ini
kepada anak, tapi pada saat yang sama menciptakan struktur yang jelas dan
menetapkan peraturan ini tidak dibuat untuk membatasi anak tapi untuk
menunjukan di mana ada ruang untuk bermain dan belajar. Tugas guru adalah
menangkap sinyal dan membantu anak menemukan jawaban yang akan membuat anak
menjadi dirinya sendiri. Jika seorang anak menemukan jalan buntu, maka guru
bias memberikan bimbingan intensif. Kami menyebut hal ini sebagai sensitive response attitude (sikap reson
sensitif).
Jarak jauh
Pengambilan jarak berfungsi sebagai
pengajaran dalam zone of proximal
development Vygotsky (Vygotsky, 1962). Jika sedang dekat dengan nak, guru
menghilangkan jarak. Guru mengajukan pertanyaan tentang saat ini namun ju7ga
mengajukan pertanyaan dan membicarakan tentang hal-hal yang tidak ada saat ini.
Dengan cara ini, anak-anak belajar
membuat gambaran yang nantinya bias diingat kembali. Penelitian menunjukan
bahwa anak-anak yang memiliki orang tua yang mengajak mereka melakukan berbagai
kegiatan di luar situasi saat ini berkembang dengan baik, sedangkan anak yang
tidak diajak melakukan hal-hal serupa tidak berkembang dengan baik atau bahkan
menunjukkan tanda-tanda bahwa keterampilannya tidak berkembang (Single, 1993).
Prinsip dasarnya adalah sebagai berikut : mulai dengan situasi dan materi
konkret kemudian bantu anak menggambarkan hal-hal dan kejadian yang btidak ada
dalam situasi saat ini dengan menggunakan penghubung simbolis dan pertanyaan
yang membuat hal-hal yang btidak ada manjadi ada dalam pikiran anak (konsep
yang lebih abstrak yang mudah dipahami/diakses oleh anak).
B.
HUBUNGAN
ANTARA KONSEP-KONSEP DASAR
Jika seorang anak mengambil ini
isiatif, pendidik harus tetap berada dibelakang. Jika anak menunjukan sedikit
inisiatif, guru harus memberikan bantuan.
Kedekatan dan jarak jauh juga saling
terkait erat. Kedekatan member jarak yang memungkinkan: jika anak merasa aman
mereka bias melakukan penjelajahan; mereka bias menjauh dari situasi saat ini.
Hubungan antara konsep juga penting,
tapi guru juga harus mempertimbangkan kebutuhan hubungan anak kebutuhan akan
rasa aman, kebutuhan untun menjadi diri sendiri (kemandirian), kebutuhan untuk
menguasai banyak hal (kemampuan) serta kebutuhan pendidikan anak, kebutuhan
akan pengalaman pengindraan, keinginan untuk melakukan banyak hal secara aktif,
dan kebutuhan untuk bermain.
Mengoptimalkan
Penelitian menunjukan bahwa anak
tidak selalu berfungsi pada tingkat yang sama, namun mereka bias berfungsi pada
banyak tingkat tindakan dan pikiran yang berbeda. Fungsi mereka pada tingkat
tertentu tergantung pada keadaan (Fischer & Bidell, 2006). Jika komponen
penghubungnya optimal, anak bias bertindak pada tingkat yang normal. Jika
keadaannya tidak menguntungkan, misalnya jika ada kegelisahanatau ketegangan,
maka anakhanya berfungsi pada tingkat minimal.
Melalui pendidikan, kita bias
merangsang anak untuk meraih tingkat yang lebih tinggi dari tingkat normal
untuk mencapai pengaturan diri. Penelitian menunjukan bahwa pendidikan membantu
anak meraih tingkat perkembangan optimal (Fischer & Bidell, 2006; Singel,
1993). Hal ini bias dicapai, misalnya dengan membantu anak-anak dalam bermain
dan dengan merangsang pembelajaran inisiatif. Dengan merangsang anak-anak usia
dini, dan mendorong mereka untuk menangani tugas sehari-hari sendiri, maka kami
member landasan untuk keberhasilan mereka di sekolah dan mendorong mereka
melakukan tugas sehari-hari mereka sendiri.
Selama usia dini, guru harus
memastikan bahwa komponen penghubung terwujud dalam bentuk yang bias membantu
anak berfungsi dengan cara normal. Komponen pendidikan selanjtnya bias
menimbulkan pengaruh sehingga anak-anak bias mencapai tingkat optimal mereka.
C.
MUATAN
Theory
of Emotional Intelligence (Teori Kecerdasan Emosional) (Salovay &
Mayer, 1990)dan Multiple Inteligence
Theory (Teori Berbagai Kecerdasan) oleh Gardner, 1993). Muatan Metode
Piramid dalam hubungannya dengan tiga kecerdasan (van kuyk, 2003) dan
menunjukan bidang perkembangan mana yang terlibat dalam semua kecerdasan ini
D.
TIGA
KECERDASAN
Dalam metode Piramid kami memulai
dari tiga kecerdasan yaitu: kecerdasan kognitif; bakat dalam hati: kecerdasan
emosional;dan bakat ditangan: kecerdasan fisik.
Kecerdasan Kognitif
Kecerdasan kognitif adalah kemampuan
untuk mengendalikan bahasa dan pikiran dan bekerja menggunakan kedua hal ini.
Anak-anak belajar mengendalikan dunia mereka sehari-hari dengan mengembangkan
semua bidang ini.
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional merujuk pada
kemampuab untuk merasakan emosi diri sendiri, emosi orang lain dan bertindak
dengan cara social.
Kecerdasan Fisik
Kecerdasan fisik adalah kemampuan
memulai gerakan, mengendalikannya, dan mengekspresikan diri dengan kreatif.
E.
TINGKAT
TINDAKAN DAN PIKIRKAN
Tingkat dasar
Tingkat dasar adalah
tingkat pengetahuan dasr dan keterampilan dasar. Tingkat ini adalah apa yang
ditiru dan dipelajari anak dari orang lain melalui imitasi dan contoh.
Tingkat kreatif
Tingkat kreativitas merujuk pada
kemampuan untuk menciptakan atau memikirkan sesuatu yang baru dan bermanfaat.
Tingkat metakognitif
Tingkat ini dicapai saat anak-anak
menyadari pengetahuan dan keterampilan mereka dan secar sadar mengubah perilaku
mereka sendiri
F.
EMPAT
PROGRAM
Pemelajaran
inisiatif adalah istilah baru yang kami gunakan unutk mengungkapkan bahwa
anak-anak mengambil inisiatif untuk belajar. Dua program lain yang dimulai oleh
guru adalh: proyek, di mana guru menggali dunia luar bersama anak-anak, dan
kegiatan berurutan, di mana anak-anak mendapat tawaran untuk mempelajari
hierarki kegiatan.
Dalam Metode Piramid kami sangat
berfokus pada fakta bahwa anak-anak harus mengatur diri mereka sendiri.
Anak-anak di rangsang oleh permainan dan lingkungan pemelajaran kaya dan
mendorong untuk mengambil inisiatif dalam membuat pilihan bagi diri mereka
dalam bermain dan kegiatan pemelajaran.
Inisiatif guru diperlukan untuk
mengajari anak-anak hal-hal baru. Hal ini bias dilakukan secara pribadi melalui
pelajaran tambahan (Slavin, Madden, & Karweit, 1994).
TIGA
TINGKATAN INTERVENSI
·
Tingkatan rendah
anak-anak
bermain dan belajar secara mandiri intervensi dari guru mereka. Guru hanya
memberikan sedikit bantuan atau tidak sama sekali.
·
Tingkat sedang
Anak-anak
bermain, menjelajah, dan belajar bersama guru mereka. Dukungan tingkat sedang
diberikan pada kelompok besar maupun kecil.
·
Tingkatan tinggi
Guru
atau pembimbing (dukungan pribadi yang diberikan oleh guru khusus) bermain
dengan anak atau mengajar anak-anak yang memerlukan bantuan tambahan secara
pribadi.
G.
PENGURAIAN
TENTANG PROGRAM
Permaianan dan
Lingkungan Pembelajaran
“otak
mengambil apa yang diberikan oleh lingkungan” (shonkoff & Philips, 2000).
Apa yang perlu dilakukan guru adalah memberikan lingkungan yang teratur, kaya
dan tingkat tinggi kepada anak-anak, untuk memberikan kesempatan mengatur diri
mereka dan menemukan struktur baru untuk belajar.
Struktur
Tingkat Tinggi. Lingkungan menawarkan tantangan baru untuk bermain dan
menjelajah, di mana anak-anak bisa menemukan materi dan situasi yang sesuai
dengan tingkatan perkembangan mereka dan menantang mereka untuk maraih tingkat
yang lebih tinggi. Anak memiliki kasempatan untuk memiliki dan mengambil
keputusan yang fleksibel.
Ruang Fisik.
Guru harus menyediakan ruang fisik dan psikologis untuk menciptakan lingkunagn
yang merangsang anak untuk mengambil inisiatif. Guru menawarkan ruang yang
cukup bagisetiap anak untuk bermain dan kesempatan untuk mengambil inisiatif
bagi pembelajaran inisiatif.
Ruang Psikologis.
Guru membiarkan, atau bahkan merangsang anak-anak untuk mengambil inisiatif
yang bisa meningkatkan perasaan bahwa apa yang mereka lakukan diterima dengan
baik.
1. PROGRAM
PERMAINAN
·
Menciptakan Situasi
Permainan yang kaya.
Dalam
Metode Piramid kami membedakan anatara lima jenis permainan: permainan materi,
permainan gerak, permainan khayalan, dan permaianan aturan. Selain membuat
situasi permaianan dalam lingkungan materi, kami juga medorong anak-anak untuk
melakukan permainan yang bermanfaat.
·
Pengayaan Permainan.
Dalam
metode Piramid kami memulai dari gagasan bahwa orang dewasa bisa dan harus
memegang peran penting dalam dengan permainan. Proses memperkaya permainan bisa
terjadi dalam dua cara:
-
Bergabung dalam
permainana. Dengan bermain bersama anak atau sekelompok anak, guru menunjukkan
bahwa ia menghargai dan menikmati permainan yang dimainkan oleh anak-anak.
-
Permainan yang
bermanfaat. Guru bisa memperkaya peran baru dalam permainan.
·
Belajar Bermain.
Dalam
metode piramid kami mengajarkan anak-anak bermain dalam 3 tahap: dengan
menunjukkan kepada mereka cara bermain, dengan mendorong mereka untuk bermain
sendiri, dan membiarkan mereka bermain sesuka hati mereka (van Kuyk, 2003).
2. PEMBELAJARAN
INISIATIF
Dalam Metode Piramid dibuat tempa-tempat
dan materi yang sesuai dengan perkembangan diperkenalkan kepada anak untuk
mendorong pembelajaran inisiatif.
·
Menginspirasi
Pembelajaran Inisiatif
Contoh
yang baik. Cara terbaik untuk ini adalah memberikan contoh yang baik kepada
anak-anak. Pada awalnya penekanannya adalahh pada pengembangan minat, bukan
keterampilan.
Membicarakan
tentang Hal yang Penting. Berbicara pada anak-anak mengenai apa yang kita
lakukan adalah sumber inspirasi lain. Pada anak-anak yang lebih kecil, hal yang
penting adalah menghubungkannya dengan pengalaman mereka: mulailah dengan
berada dekat dengan anak, lalu perlahan memberi jarak.
·
Menawarkan Bantuan
dengan Pembelajaran Inisiatif. Sebelum guru memberikan bantuan dan menemtukan
strategi, ia mengamati tingkat perkembangan, tingkat kemandirian, dan seberapa
banyak motivasi yang dimiliki anak.
3. PROYEK
Proyek adalah kumpulan kegiatan yang
seimbang. Semua kegiatan ini terikat satu sama lain dan memiliki fokus tertentu
yang sesuai dengan pengalaman dan minat anak-anak. Dalam Metode Piramid guru
membawa dunia luar ke dalam kelas. Proyek adalah kumpulan program yang disusun
dalam Buku Proyek, yang terdiri atas 40 halaman. Proyek memiliki fungsi ganda
dalam Metode Piramid. Pertama, anak-anak belajar tentang hal-hal yang penting
di dunia saat mereka mengalaminya. Kedua, proyek memberi contoh kepada
anak-anak tentang begaimana mereka bisa mempelajari berbagai hal sendiri dengan
inisiatif mereka sendiri.
Belajar
Menjaga Jarak.
Konsep
dasar dalam Metode Piramid adalah menjaga jarak. Seperti yang dinyatakan
(sigel,1993), kita telah melihat anak-anak yang otang tua atau gurunya tidak
ada di sini (ditempat lain, dekat dan jauh) dan saat ini ( apa yang terjadi
sebelumnya dan yang akan terjadi) tampaknya berkembang dengan sangat baik.
Belajar menjaga jarak terjadi dalam dua hal: dalam siklus jangka pendek dan
jangka panjang.
Siklus Jangka Pendek.
Sejumlah langkah dilaukan dalam penjelajahan sekelompok di setiap proyek.
Proses ini terjadi dalam empat tahap: orientasi, demonstrasi, perluasan, dan
pendalaman.
1.
Orientasi. Langkah awal
bukanlah langkah pembelajaran, tapi langkah yang di buat untuk membantu
anak-anak berorientasi pada konteks fokus proyek.
2.
Demonstrasi. Langkah
pembelajaran pertama dimulai dekat denga dunia saat anak-anak mengalaminya.
Guru memberi contoh-contoh yang jelas.
3.
Perluasan.
Karakteristik yang relevan dicari dalam berbagai contoh, perbandingan dibuat
dan contoh yang lebih sulit diperkenalkan kepada anak-anak.
4.
Pendalaman. Langkah
terakhir ini bertujuan mendorong anak untuk mengunakan apa yang ia pelajari
melalui demonstrasi dan perluasan dalam situasi yang baru dan kerap lebih
sulit. Guru membiarkan anak-anak mengantisipasi situasi baru. Ia mendorong
anak-anak untuk merenungkan apa yang telah mereka pelajari dan menarik
kesimpulan dari apa yang telah mereka alami. Buku bergambar berjudul
interactive storytelling. Dari penelitian (stoep & van Elsacker, 2005),
jelaslah bahwa “membaca” buku bergambar lebih dari sekali dengan cara yang
teratur lebih afektif daripada membecanya hanya satu kali.
Siklus Jangka Panjang.
Untuk anak-anak berusia antara 2 ⅟2 hingga 6⅟2
tahun – periode pengambaran (Fischer & Rose, 1998)- ditetapkan rencana
untuk 3 tahun. Setiap thun Piramid memulai dengan program sambutan yang diikuti
oleh 12 proyek yang dilaksanakan setiap 2 atau 3 minggu. Anak-anak belajar dan
belajar kembali untuk membuat gambaran pada tingkat yang semakin tinggi dan
dengan kerumitan serta abstraksi yang semakin besar.
4. PROGRAM-PROGRAM
YANG BERURUTAN
Guru mengambil inisiatif untuk memberi
tugas kepada anak-anak dari proyek dan Program
yang Berurutan.
Kegiatan
yang Berurutan. Semua kegiatan ini terkait dengan bidang-bidang berikut ini:
·
Perkembangan gerak
halus, keterampilan menggambar, dan keterampilan menulis.
·
Perkembangan bahasa dan
persiapan untuk membaca dan menulis.
·
Perkembangan berfikir
dan matematika.
·
Orientasi ruang dan
waktu dan menemukan dunia.
Dalam
lingkaran ini, yang biasanya tidak berlangsung lama, kegiatan yang berurutan
dipelajari, dilakukan, dan diulang.
Program-program yang
Berurutan.
Dalam
proyek yang dibuat untuk anak-anak yang paling muda, tadak ada kegiatan
berurutan dalam semua bidang perkembangan dimasukkan dalam buku proyek.
5. PROGRAM
BIMBINGAN
Program bimbingan adalah cermin
eksplorasi kelompok dalam buku proyek. Slavin dkk. (1994) telah menunjukkan
bahwa pelajaran tambahan adalah hal afektif, dan pelajaran tambahan yang
terbaik adalah yang langsung terhubung dengan program harian dan bersifat
preventif. Dalam Metode Piramid kami menggunakan pelajaran tambahan untuk
belajar membaca tidak hanya di sekolah dasar, tapi juga dalam kelompok yang
paling muda (3 hingga 6 tahun) dengan dasar yang paling luas.
6. PROGRAM
ORANG TUA
Program orang tua memberi dukungan kuat
bagi Contoh Piramid dan berlangsung secara paralel dengan proyek tahunan. Orang
tua bisa dilibatkan dengan cara sebagai berikut:
·
Guru membuat rencana
orang tua tahunan yang menggarisbawahi beragam kegiatan orang tua yang saling
terkait.
·
Setiap pagi selama
“permainan open-house”, orang tua bebas bermain dengan anak-anak mereka di dalam
kelas. Kondisi ini menghubungkan pendidikan di rumah dengan pendidikan di rumah
dengan pendidikan di prasekolah, pra-taman kanak-kanak, dan taman kanak-kanak.
·
Pada setiap awal tahun
ajaran, diadakan minggu khusus orang tua di mana orang tua bekerja dengan anak
mereka dalam kelompok setelah guru mendemonstrasikan kegiatannya: misalnya
membaca interaksi denga keras (bercerita) atau menjelaskan sebuah tugas. Semua
kegiatan ini bisa dilanjutkan di rumah.
·
Dalam program selamat
datang yang ditawarkan pada awal tahun dan bagi semua proyek, orang tua membawa
kegiatan permainan dan belajar ke rumah
untuk menambah waktu permainan dan permainan anak di rumah. Semua kegiatan ini
mendorong kegiatan proyek dalam kelompok
atau dalam kelas. Jika perlu, perintah diberikan dalam bahasa rumah
orang tua sendiri. Orang tua juga didorong untuk memberi materi yang merupakan
bagian dari budaya khusus mereka, untuk dibawa kesekolah.
Keterlibatan
orang tua dalam kegiatan proyek menciptakan “sarana pengikat”.
H.
EVALUASI
Kami mempelajari anak secara pribadi dan
seluruh kelompok. Kami menyebutnya sebagai penilaian
anak. Kami mempelajari anak secara pribadi dan seluruh kelompok. Kami juga
melakukan pendekatan pada proses evaluasi dari sudut pandang guru. Bagaimana
guru berinteraksi dengan anak-anak, dan bagaimana menangani anak satu persatu?
Apakah ia mampu mengetur proses sedemikian rupa agar anak-anak mampu meraih
hasil yang baik? Kami menyebut sebagai evaluasi
guru. Kemudian kami bertanya pada diri sendiri apakah Metode Piramidnadalah
metode yang sah dan pantas digunakan?. Kami menyebutnya sebagai evaluasi program.
I.
PENILAIAN
ANAK
Penilaian anak adalah hal yang paling
penting dari ketiga proses evaluasi dan membantu kami mendukung proses
pembelajaran anak. Dalam Metode Piramid, anak-anak berkembang dalam permainan
dan pembelajaran dengan mengambil inisiatif sendiri dan dengan inisiatif yang
dilakukan oleh guru mereka. Penilaian yang seimbang dicari dengan mengungkapkan
bagaimana perkembangan berlangsung dalam setiap bidang perkembangan dan sebaik
apa sasaran atau tujuan guru bisa tercapai.
Penilaian
Autentik dan Individual
Untuk
benar-benar mangetahui apa yang dilakukan anak, kami menggunkan prosedur
terandalkan yang berfokus pada anak secara pribadi. Semua ini adalah prosedur
yang sesuai dengan lingkungan bermain-belajar alami anak. Kami memeriksa
perilaku nyata anak: bagaimana anak bersikap dan apa saja prestasi anak.
Penilaian
Sistematis dan Umum
Untuk
mengetahui dengan pasti sejauh mana anak-anak mewujudkan sasaran yang
ditetapkan bagi mereka, kami menggunakan prosedur yang sistematis dan standar
yang berhubungan semua anak pada tingkatan yang sama. Kami memerlihatikan
perilaku dan prestasi untuk mengukur bagaimana mereka menggunakan inisiatif
mereka sendiri dan seberapa banyak mereka bergantung pada inisiatif guru
mereka.
ALAT
Dalam
melakukan berbagai evaluasi, kami menggunakan beberapa instrumen yang berbeda,
karena tidak ada satu instrumen yang sesuai untuk semua tujuan.
Evaluasi Harian
Evaluasi
harian berlangsung dalam lingkungan alam sehari-hari kelompok. Dalam Metode
Piramid, perilaku dan prestasi anak dinilai.
Pengematan. Saat
guru bekerja, ia menggunakan pengetahuan yang terkait dan tentang pendidikan
untuk mengamati anak. Sepanjang bersangkutan dengan komponen penghubung,
fokusnya adalah pada keselamatan, kemandirian, dukungan emosional, struktur,
dan peraturan.
Mencatat dan
Portofolio. Guru membuat catatan mengenai apa yang
dilakukan oleh setiap anak. Untuk mempertahankan tinjauan mengenai pekerjaan
yang dilakukan anak, guru menyimpan portofolio dan mengumpulkan contoh
pekerjaan yang dihasilkan dengan inisiatif anak sendiri.
Evaluasi
Setengah Tahunan.
Dua
kali dalam setahun guru membebaskan dari dari kewajiban sehari-hari dan menilai
anak-anak menggunakan skla pengamatan dan melakukan beberapa tes digital dengan
anak-anak dalam sistem pengawasan siswa. Penilaian ini berfokus pada perilaku
setiap anak dan apa yang telah dipelajari anak dari inisiatif yang diambil
guru, misalnya dari proyek dan kegiatan yang berurutan. Tujuan evaluasi ini
adalah menemukakan apa yang telah diikuti anak selama 6 bulan terakhir harus
disesuaikan.
Skala
Pengamatan. Skala mengamati keterampilan gerak,
perkembangan sosial-emosional, dan perilaku bermain-belajar anak, guru
menggunakan dua skala pengamatan; skala prasekolah dan pra-taman
kanak-kanak/taman kanak-kanak.
Tes Digital.
Tiga tes digital untuk kecerdasan kognitif adalah perkembangan bahasa dan
perkembangan membaca, perkembangan berfikir dan berhitung, dan orientasi ruang
dan waktu.
Tes Adaptif.
Setelah penelitian ekstensif untuk mengetahui apakah mungkin anak-anak
melakukan tes digital, dikembangkanlah tes komputer untuk anak-anak. Anak-anak
menyukai bekerja dengan komputer karena mereka bisa berkonsentrasi pada tugas.
Evaluasi
Diagnostik
Meski
secara umum prosedur yang kami sebutkan tadi tampaknya memuaskan dan
memungkinkan kita mengikuti perkembangan anak dan mengambil keputusan,
instrumen diagnostik lain juga tersedia untuk kasus khusus dan masalah yang
sulit.
Wawancara
Diagnostik. Wawancara diagnostik digunakan untuk
mengembangkan gambaran mengenai perilaku anak.
Program
Observasi. Guru bisa menggunakan program
pengamatan mana pun atau seluruhnya dari tiga program yang ada untuk menentukan
sejauh mana kemajuan anak dalam bidang kognitif.
EVALUASI GURU
Evaluasi
gurur berfokus pada cara guru menghadapi setiap anak (komponen penghubung) dan
sejauh mana ia mengoptimalkan perkembangan setiap anak ( komponen pendidikan).
Selama Pelatihan
Selama
pelatihan guru dilatih di “lantai kerja”. Untuk melaksanakan pelatihan secara
afektif, pelatihan menggunakan Pyramid
Implementation Assessment (PIA). Instrumen ini meliputi semua tujuan yang
relevan dalam Metode Piramid dan diajarkan dengan cara yang mudah dipahami.
Setelah
Pelatihan
Setelah
pelatihan selesai, keterampilan yang diperoleh harus terus diperbaharui.
Piramid telah mengembangkan “cermin” kemampuan berbasis internet yang dikenal
sebagai Pyramid Competence Mirror (PCM) untuk memperbaharui keterampilan.
EVALUASI PROGRAM
Evaluasi
adala dimensi penting Metode Piramid dan dilakukan secara internal dan
eksternal.
Evaluasi
Internal
Dalam
sistem sekolah, evaluasi internal adalah prosedur yang bisa diterima. Sekolah
bisa mengevaluasi pengajaran mereka menggunakan instrumen Piramid (terpisah
dari kurikulum) yang dikembangkan oelh Cito.
Kesimpulan. Anak-anak
harus memulai pada usia 3 tahun dan terus mengikuti Metode Piramid selama 3
tahun. Dengan cara ini, anak-anak melaju pesat dalam perkembangan yang mengarah
pada kesempatan yang lebih baik bagi pendidikan sekolah dara yang sukses.
Evaluasi
pembimbing
Kami
menguji semua anak yang engikiti Metode Piramid selama setengah tahun. Bagi
semua anak ini, skor kemampuan (bahasa, berpikir, dan ruangdan waktu) sudah
diketahui.
Evaluasi
Eksternal
1.
Percobaan
nasional. Untuk menampilkan hasil penelitiab yabg
bisa diterima, lebih baik melakukan evaluasi eksternal yang dilakukan oleh
peneliti independen. Metode Piramid- seperti halnya pembelajaran dengan Metode
Kaleidoscope- memiliki dampak lemah hingga kuat dalam mengurangi risiko
pendidikan pada anak-anak.
2.
Penilaian
Amsterdam-Prasekolah dan taman Kanak-kanak. Antara
tahun 1998 dan 2000, setelah Percobaan Nasional, sebuah penelitian yang sama
diadakan di Amsterdam oleh Universitas Gronongen. Kemajuan yang dibutuhkan
telah diperkenalkan ke dalamMetode Piramid: Pendekatan bahasa baru telah
ditanamkan ke dalam proyek dengan struktur tertentu untuk perkembangan
kosakata, dan langkah menuju perluasan dan pendalaman dalam penjelajahan
kelompok di dalam buku proyek telah dibuat lebih jelas.
3.
Penelitian
Prima Cohort. Dalam sebuah penelitian untuk menemukan
praktik terbaik, pemerintah lokal Amsterdam dan Universitas Amsterdam
menggunakan hasil penelitian Prima Cohor (Veen, Roeleveld, & van Daalen,
2005) dan memilih 30 sekolah di Amsterdam yang konsepnya mendukung anak-anak
yang beresiko, sebagian besar adalah anak-anak imigran. Dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar sekolah Piramid terbukti menjalankan “praktik terbaik”.
J.
KESIMPULAN
Metode
Piramid menunjukkan dampak positif pada ukuran hasil perkembangan. Kami juga
melihat semua dampak ini ( dalam arah positif yang sama) dalam penelitian
lokal. Oleh karena itu, Metode Piramid tampaknya merupakan metode yang afektif
dan praktis yang membantu guru dalam melaksanakan pendidikan prasekolah dan
taman kanak-kanan yang sukses. Piramid adalah metode kuat yang bisa digunakan dalam suasana yang menguntungkan
dan kurang menguntungkan. Piramid adalah metode seimbang yang menawarkan
kesempatan optimal bagi anak-anak untuk mengembangkan diri mereka; keseimbangan
dalam inisiatif anak dan inisiatif guru; dalam komponen penghubun dan pendidikan;
dalam muatan dalam kemungkinan bagi anak-anak; dan yang terakhir tapi bukan
yang terburuk, keseimbangan dalam prosedur evaluasi untuk menilai karakteristik
mereka sendiri dan kreativitas anak-anak serta cukup sistematis untuk melihat
apakah tujuan guru telah tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar