Metode
Genius Learning
A.Pengertian Genius
Learning
Genius learning adalah sebuah model
pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa yang menggunakan pengetahuan yang
berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja
memori, neuro-linguistik programming, motivasi, konsep diri, kepribadian,
emosi, perasaan, pikiran, metakognisi, gaya belajar, multiple intelegensi atau
kecerdasan majemuk, teknik memori, teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik
belajar lainnya. Pada intinya, tujuan berbagai model ini sama, yaitu bagaimana
membuat proses pembelajaran menjadi efisiensi, efektif, dan menyenangkan.
Dasar Genius Learning adalah
accelerated learning atau cara belajar yang dipercepat. Di luar negri, model
pembelajaran ini dikenal dengan beragam nama, seperti Accelerated Learning,
Quantum Learning, Quantum Teaching, Super Learning, Efficient and Effective
Learning. Pada intinya, tujuan berbagai model ini sama, yaitu bagaimana membuat
proses pembelajaran menjadi efisiensi, efektif, dan menyenangkan.
Menurut Adi
W. Gunawan dalam bukunya “Genius Learning Strategy” ada sembilan prinsip
dalam Genius Learning, yaitu:
1. Otak akan
berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya akan stimulus multi sensori dan tantangan berpikir.
Lingkungan demikian akan menghasilkan jumlah koneksi yang lebih besar di antara
sel-sel otak.
2. Besarnya
pengharapan / ekspektasi berbanding lurus dengan hasil yang dicapai. Otak
selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Proses
pembelajaran berlangsung pada level sadar dan pikiran bawah sadar. Motivasi
akan meningkat saat murid menetapkan tujuan pembelajaran yang positif dan
bersifat pribadi
3. Lingkungan
belajar yang “aman” adalah lingkungan belajar yang memberikan tantantang tinggi
namun dengan tingkat ancaman rendah. Dalam kondisi ini otakneo-cortex dapat
diakses dengan maksimal sehingga proses berpikir dapat dijalankan dengan
maksimal.
4. Otak
sangat membutuhkan umpan balik yang bersifat segera dan mempunyai banyak
pilihan.
5. Musik membantu proses pembelajaran dengan tiga cara. Pertama,
musik membantu untuk men-charge otak.
Kedua, musik membantu merilekskan otak sehingga otak siap untuk belajar. Dan
ketiga, musik dapat digunakan untuk membawa informasi yang ingin dimasukkan ke
dalam memori.
6. Ada berbagai
alur dan jenis memori yang berbeda yang ada pada otak kita. Dengan menggunakan
teknik dan strategi yang khusus, kemampuan untuk mengingat dapat ditingkatkan.
7. Kondisi
fisik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk bisa
mencapai hasil pembelajaran secara maksimal, kedua kondisi ini, yaitu kondisi
fisik dan kondisi emosi, harus benar-benar diperhatikan.
8. Setiap
otak adalah unik dengan kapasitas pengembangan yang berbeda berdasarkan pada pengalaman
pribadi. Ada beberapa jenis kecerdasan. Kecerdasan dapat dikembangkan dengan
proses pengajaran dan pembelajaran yang sesuai.
9. Walaupun terdapat perbedaan
fungsi antara otak kiri dan kanan, namun kedua belah hemisfer ini bisa bekerja sama dalam mengolah suatu informasi.
B. Strategi pembelajaran dengan model pembelajaran Genius Learning
Berdasarkan
prinsip-prinsip di atas dan lebih jauh berdasar pada cara kerja otak (yang
dijelaskan dalam sekian bab dalam buku Genius Learning Strategy), Adi W. Gunawan
menawarkan langkah-langkah aplikatif dalam proses pembelajaran, yakni sebagai
berikut:
1. Suasana
Kondusif
Inti Genius
Learning adalah strategi pembelajaran yang membangun dan mengembangkan
lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif. Tanpa lingkungan yang
mendukung, strategi apapun yang diterapkan di dalam kelas akan sia-sia. Guru
bertanggung jawab untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif sebagai
persiapan untuk masuk ke dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Kondisi
yang kondusif ini merupakan syarat mutlak demi tercapainya hasil yang maksimal.
Untuk menciptakan suasana kondusif ini ada beberapa hal yang harus dilakukan:
a. Memenuhi kebutuhan fisik, yang
meliputi :
1) Fisik murid:
murid harus dijauhkan dari lapar, kekenyangan, haus, lelah, terlalu panas, terlalu dingin, terlalu dibatasi
gerak-geriknya.
2) Fisik dan fasilitas pendukung
ruang belajar: Pengaturan meja variatif, ukuran kelas yang tepat, suhu ruang yang nyaman, pencahayaan yang memadai,
ketenangan kelas terjaga, berbagai hiasan
(poster-poster, pot-pot bunga).
b.
Memenuhi kebutuhan rasa aman, dicintai dan dihargai.
Pemenuhan kebutuhan fisik bukanlah
tugas yang terlalu sulit. Yang lebih sulit adalah untuk memenuhi kebutuhan yang
lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dicintai dan dihargai. Faktor ini
adalah faktor internal, yang walaupun sudah berusaha dipenuhi, sering kali
tidak mudah untuk mewujudkannya.Genius Learning menawarkan beberapa langkah
praktis untuk memenuhi kebutuhan psikhis, yaitu:
1) Ciptakan hubungan positif. Untuk menciptakannya, gunakan
metode partis , yaitu: Perasaan
diterima, Aspirasi, Rasa aman, Tantantang,Identitas, dan Sukses.
Tip praktis untuk menciptakan Perasaan diterima:
o Gunakan dan sebut
nama anak dengan positif
o Berikan perhatian
secara adil dan merata terhadap diri setiap anak
o Bagi
tugas dan tanggung jawab secara merata dan adil
o Kelompokkan anak
dengan kawan yang ia kenal baik
o Kelompokkan anak
dengan kawan yang belum ia kenal
o Rayakan
keberhasilan secara bersama-sama
o Berikan pujian
dan penghargaan pada saat-saat khusus
Tip praktis untuk menciptakan Aspirasi:
o Tunjukkan dan
berikan contoh perilaku positif
o Buat
tembok aspirasi, suatu tembok atau tempat menempel aspirasi
o Anjurkan
murid untuk menggunakan kalimat positif “aku bisa ...”
o Gunakan
poster/alat peraga untuk memperjelas apa yang dipelajari
o Tetapkan target
pribadi untuk murid
Tip praktis menciptakan rasa aman:
o Rancang proses
pembelajaran menjadi bagian-bagian kecil yang terukur yang dapat dimengerti
setiap murid.
o Perhatikan bahasa
lisan yang digunakan dalam komunikasi
o Berikan penilaian
positif, misalnya: hitunglah berapa jawaban benar
o Perkuat perilaku
positif dengan memberikan pujian atas perilaku baik
o Lakukan aktivitas
bersama
Tip praktis menciptakan Tantangan:
o Dorong murid
melakukan self test sebagai bagian dari proses pembelajaran
o Gunakan beragam
jenis pengujian yang bersifat informal
o Fokuskan
peningkatan prestasi murid dengan membandingkan prestasi murid saat ini dengan
prestasi sebelumnya, bukan dengan membandingkan prestasi murid satu dengan yang
lain
o Bagi proses
pencapaian prestasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan terukur
o Berikan tanggung
jawab dan peran bagi setiap murid secara bergantian
o Bicarakan dengan
murid metode penilaian yang akan digunakan untuk mengukur prestasi mereka.
Tip Praktis menciptakan Identitas :
o Kenali murid:
nama sampai latar belakang, kesukaan, hobi, dan kebiasaan murid.
o Berikan pujian
dan penghargaan atas prestasi murid
o Tetapkan target
secara individual dan memberikan keyakinan bahwa mereka bisa mencapai target
itu
o Temukan keunikan
murid dan gunakan dalam komunikasi.
o Dorong murid
berani mengambil tanggung jawab
Tip praktis menciptakan budaya Sukses:
o Luangkan waktu
untuk mencari tahu keberhasilan kecil maupun besar yang dicapai oleh murid dan
berikan waktu untuk mendengar cerita sukses dibalik peristiwa itu.
o Jelaskan kepada
murid bahwa diperlukan usaha dan keuletan untuk bisa mencapai keberhasilan.
o Gunakan
Goal-Setting agar tingkat pencapaian prestasi dapat diukur dengan mudah dan jelas.
2) Guru berdiri di depan pintu kelas menyambut
kedatangan murid dan menyalami murid satu persatu
3) Sapa murid dengan menggunakan nama mereka
masing-masing
4) Buat catatan mengenai perkembangan diri
setiap murid
5) Gunakan poster: penyambutan, pelepasan,
kalimat afirmatif, dll.
6) Tempatkan meja guru dekat dengan meja
murid
7) Umpan balik dari murid
8) Kelompok belajar
2. Hubungkan
Hubungkan
pelajaran yang akan diajarkan dengan apa yang telah diketahui oleh murid
sebelumnya, konteksnya, dan apa yang dapat dilakukan oleh murid dengan
pelajaran itu pada masa akan datang. Semakin personal hubungan yang bisa
diciptakan, hasilnya akan semakin baik.
Dapat
digunakan strategi sebagai berikut:
a. Mengajukan
pertanyaan.
Pertanyaan
selalu membutuhkan jawaban. Untuk bisa
menjawab, kita perlu berpikir. Saat berpikir kita mengakses memori jangka
pendek kita. Dengan demikian, memori ini terisi informasi baru dan menggeser
informasi yang tidak ada gunanya ke luar dari memori jangka pendek. Untuk
menghilangkan memori yang tidak berguna ini, murid diminta untuk menghubungkan
(memikirkan) materi yang akan mereka pelajari saat ini dengan apa yang telah
mereka ketahui sebelumnya. Selain itu, murid perlu mengerti aplikasi dari apa
yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal melakukan ini, minta murid untuk menuliskan di atas kertas, apa
yang muncul di pikirannya. Ini akan semakin memperkuat pikirannya tentang
materi yang akan dipelajari dan dengan demikian akan menghapus informasi tak
berguna yang ada di dalam memorinya yang tidak ada hubungan sama sekali dengan
materi pelajaran.
b. Gunakan
gambar atau poster sebagai pemicu
Misalnya anda menggantungkan gambar manusia perahu. Lalu tanyakan kepada
murid apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mereka melihat gambar
tersebut. Laukan brain-storming. Catat
apa saja ide yang muncul dan tuliskan di papan tulis. Setelah mendapatkan cukup
banyak ide, kategorikan ide-ide itu ke dalam kelompok-kelompok tertentu.
c. Membangun ide/idea-build-up
Cara ini
bisa dilakukan sebagai berikut: Misalnya materi yang akan diajarkan adalah
mengenai cara kerja otak manusia. Anda bisa meminta murid mengeluarkan kertas
kosong dan menuliskan dua hal yang ia ketahui dan dua hal yang tidak ia ketahui
mengenai otak. Ia boleh menulis apa saja. Setelah itu minta murid untuk saling
membandingkan apa yang mereka tuliskan dengan teman di sebelahnya. Dari sini
akan muncul empat hal yang diketahui dan empat hal yang tidak diketahui.
Setelah itu, minta pasangan ini membandingkan isi kertas mereka dengan pasangan
lain. Lakukan ini hingga semua pasangan telah saling membandingkan isi kertas mereka.
Setelah ini semua selesai dilakukan, anda sebagai guru akan mendapat satu
daftar, yang memberikan gambaran kelas secara menyeluruh, mengenai hal yang
diketahui dan yang tidak diketahui mengenai otak. Lalu tuliskan daftar itu di
papan tulis. Ajarkan materi mengenai otak berdasarkan informasi yang anda
dapatkan dari murid anda. Ajarkan apa yang tidak mereka ketahui dann jangan
membuang waktu mengulang apa yang telah mereka ketahui.
3. Gambaran
besar
Untuk lebih
membantu menyiapkan pikiran murid dalam menyerap materi yang diajarkan, sebelum
proses pembelajaran dimulai, guru harus memberikan gambaran besar (big picture) dari keseluruhan materi.
Memberi gambaran besar ini berfungsi sebagai perintah kepada pikiran untuk
menciptakan “folder” yang nantinya akan diisi dengan informasi. Folder ini akan
diisi dengan informasi yang sejalan pada saat proses pemasukan informasi. Pada
tahap pemasukan informasi, materi pelajaran disampaikan secara linear dan
bertahap.
4. Pemasukan
informasi
Pada tahap
ini, informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan gaya
belajar. Metode penyampaian harus bisa mengkombinasikan gaya belajar visual,
auditori, dan kinestetis dan bila memungkinkan juga mengakomodasi gaya
penciuman dan pengecapan. Pada tahap ini, memori jangka panjang akan dapat
diakses apabila proses pemsukan informasi bersifat unik dan menarik. Gunakan
strategi yang berbeda sesuai dengan situasinya
Lalu
bagaimana tepatnya metode pengajaran/pemasukan informasi untuk mengakomodasi
masing-masing gaya belajar?
Visual:
a. gerakan tubuh/body language
b. buku/majalah
c. grafik, diagram
d. peta pikiran/mind mapping
e. OHP/LCD/Komputer
f. poster
g. kolase
h. flowchart
i. Highlighting (memberikan warna pada bagian yang dianggap
penting)
j. kata-kata kunci yang dipajang di sekeliling
kelas
k. tulisan dengan warna yang menarik
l. model/peralatan
Auditori:
a. instruksi guru
b. suara yang jelas dengan intonasi yang terarah
dan bertenaga
c. membaca dengan keras
d. pembicara tamu
e. sesi tanya jawab
f. diskusi dengan teman
g. belajar dengan mendengarkan atau menyampaikan
informasi
h. role play / permainan peran
i. musik
j. kerja kelompok
Kinestetik:
a. merancang dan membuat aktivitas
b. keterlibatan fisik
c. field trip
d. membuat model
e. memainkan peran/skenario
f. highlighting
g. berjalan
h. membuat mind mapping
i. menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan
sesuatu
j. waktu istirahat yang teratur
Selain
memperhatikan cara penyampaian yang multi sensori, anda juga harus memutuskan,
pada level mana dari perkembangan kognitif dalam taksonomi Bloom, murid akan
diajar berpikir. Apakah hanya pada level pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis ataukah pada level evaluasi?
5. Aktivasi
Saat murid menerima informasi melalui proses pembelajaran (pemasukan
informasi), informasi ini masih bersifat pasif. Murid masih belum merasa
memiliki informasi atau pengetahuan yang ia terima. Mengapa? Karena proses penyampaian
berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke murid. Untuk bisa lebih meyakinkan
bahwa murid benar-benar telah mengerti dan untuk menimbulkan perasaan di hati
murid bahwa informasi yang barusan diajarkan adalah benar-benar milik mereka,
kita perlu melakukan proses aktivasi.
Aktivasi
bisa dilakukan dengan menggunakan aktivitas yang dilakukan seorang diri, secara
berpasangan atau secara berkelompok guna membangun kemampuan komunikasi dan
kerja sama/kelompok. Dorong murid untuk membuat keputusan sendiri dan mengukur
kemajuan yang mereka capai dibandingkan dengan kriteria sukses yang telah
ditetapkan. Pada tahap ini murid menemukan arti yang sesungguhnya dari apa yang
ia pelajari. Proses ini lebih bersifat internal. Murid mengintegrasikan apa
yang ia pelajari dan menemukan makna yang sesungguhnya dari apa yang ia
pelajari.
A. Asumsi
Dasar Tentang kecerdasan Dalam Metode Genius Learning
1. Setiap
anak dilahirkan pintar, dengan suatu kombinasi kecerdasan yang beragam. karena
perbedaan perjalanan dan pengalaman hidup, maka timbul perbedaan dalam dominasi
dan tingkat perkembangan kecerdasan yang anak miliki. kondisi social dan budaya
serta sifat dan proses pembelajaran yang anak alami akan menentukan seberapa
cepat atau lambat perkembangan kecerdasan ini terjadi.
2. Secerdasan
adalah suatu fenomena yang unik. Ada banyak cara dimana seorang anak melihat
dan mengerti dunia di sekelilingnya dan cara ia mengungkapkan pengertian yang
ia dapatkan.
3. konsep
diri seorang anak berbanding lurus dengan potensi yang ia gali dan kembangkan
semakin baik konsep diri yang berhasil ia bangun, semakin baik pula ia mampu
memaksimalkan penggunaan potensi yang ia miliki.
4. IQ
tinggi sangat membantu keberhasilan akademik namun bukan satu-satunya factor
yang keberhasilan belajar. IQ rendah bukan berarti akan menemui kgagalan akan
belajar.
5. Guru
dapat mempengaruhi dan meningkatkan pemahaman anak didiknya dalam belajar. Guru
memainkan peranan penting dalam upaya menghilangkan berbagai hambatan yang
menghambat pemahaman anak dalam pembelajaran. Guru dapat melakukan nya dengan
menggunakan strategi dan teknik yang tepat untuk membantu mengembangkan
kecerdaan anak didik.
6. Kecerdasan
berkembang secara bertahap dapat di kelompokan menjadi tahap yaitu:
a) Stimulasi
b) Penguatan
c) Belajar
dan mengerti
d) Transfer
dan pengaruh
7. kemampuan
berfikir dapat di ajarkan. Metakgnisi dikenal dengan istilah berfikir mengenai
proses berfikir, juga meliputi aspek belajar cara belajar yang benar.
B.
Prinsip Dalam Genius Learning
1. Otak
akan berkembang dengan maksimal dalam lingkungan yang kaya stimulus
multisensory dan tangtangan berpikir. lingkungan demikian akan menghasilkan
jumlah koneksi yang lebih besar di antara sel-sel otak.
2. Besarnya
pengharapan/ ekspektasi berbanding harus lurus dengan hasil yang di capai. otak
selalu berusaha mencari dan menciptakan arti dari suatu pembelajaran. Proses
pembelajaran berlangsung pada level pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
Motivasi akan akan meningkat saat murid menetapkan tujuan pembelajaran postif
dan bersifat pribadi.
3. Lingkungan
belajar yang “aman” adalah lingkungan belajar yang memberikan tantangan tinggi
namun dengan tingkat ancaman yang rendah. Dalam kondisi ini otak neo
cortex dapat di akses dengan maksimal
sehingga proses berfikir dapat dijalankan secara maksimal.
4. Otak
sangat membutuhkan umpan balik yang
bersifat segera mempunyai banyak pilihan.
5. Musik
membantu proses pembelajaran dengan 3 cara:
1. musik membantu untuk men-charge otak.
2. musik membantu merilekskan otak sehingga otak siap
untuk belajar.
3. musik
dapat di gunakan untuk membawa informasi yang ingin di masukan ke dalam memory.
6. Ada
berbagai alur dan jenis memory yang berbeda yang ada pada otak kita. Dengan
menggunakan teknik strategi khusus, kemampuan untuk mengungat dapat di
tingkatkan.
7. Kondisi
fiik dan emosi saling berkaitan dan tidak dapat di pisahkan untuk dapat
mencapai hasil pembelajaran secara maksimal. Kedua kondisi ini yaitu kondisi
fisik dan kondisi emosi harus benar-benar di perhatikan.
8. Setiap
otak adalah unik dengan kapasitas pengembangan yang berbeda berdasarkan pada
pengalaman pribadi. ada beberapa jenis kecerdasan, dapat di kembangkan dengan
proses pengajaraan dan pembelajaran yang sesuai.
9. Walaupun
dapat perbedaan fungsi antara otak kiri dan otak kanan. Namun kedua belah
hemisfer ini dapat bekerja sama dalam mengolah suatu informasi.
Perlu
dibedakan antara tantangan dan stress. Stres meliputi rasa takut dan kawatir
yang berasal dari keinginan untuk menghentikan atau melarikan diri dari suatu
pengalaman negatif yang nyata maupun
suatu pengalaman yang dianggap, dipandang atau diasumsikan negatif.
Rasa
takut dan khawatir ini bisa berasal dari suasana kelas dan keadaan sekolah yang
kondusif, rasa takut terhadap sikap dan perilaku guru, rasa takut akan hukuman,
rasa takut akan kegagalan, rasa takut mendapat malu, rasa takut dimarahi, rasa
takut mendapat hukuman fisik.
Peran
otak dalam proses pembelajaran sangat penting karena sistim limbic berkaitan
erat dengan emosi dan memori jangka panjang. Apabila anak dalam kondisi senang,
maka otak neo cortex dapat aktif dan digunakan untuk berpikir.
Jika
kita berharap siswa dapat menemukan arti/relevansi dari apa yang mereka
pelajari maka kita harus memastikan bahwa proses peembelajaran harus dapat
membuat berhubungan antara pengalaman masa lalu mereka dengan materi yang
diajarkan. Selain itu, guru harus membantu siswa dengan menghubungkan meteri
pelajaran dengan kegunaan atau aplikasi di masa depan. Bila ini dapat
dilakukan, otak siswa akan memberikan perhatian lebih terhadap materi yang
diajarkan dan apa yang disampaikan guru tidak saja masuk akal akan tetapi juga
memiliki arti bagi siswa.
Ada
banyak factor yang berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar.
Factor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah dengan
mengenal dan memahami bahwa setiap individu adalah unik dengan gaya belajar
yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak ada gaya belajar yang lebih unggul
dari gaya belajar yang lainnya. Semua sama uniknya dan semua sama berharganya.
Kesulitan yang timbul selama ini lebih disebabkan oleh gaya mengajar yang tidak
sesuai dengan gaya belajar. Dan yang lebih parah lagi adalah kalau anak sendiri
tidak mengenal gaya belajar mereka.
Dalam
setiap proses pembelajaran ada 3 komponen penting yang saling terkait satu sama
lain yaitu:
1. Kurikulum,
materi yang akan diajarkan
2. Proses,
bagaimana materi diajarkan
3. Produk,
hasil dari proses pembelajaran
6. Menciptakan lingkungan belajar Genius Learning
Tahap awal dari proses pembelajaran adalah bagaimana kita dapat
menyiapkan Susana yang kondusif. Ada banyak factor yang turut bermain dalam
menentukan suasana yang mendukung proses pembelajaran yaitu factor eksternal
dan internal.
Untuk bisa
menciptakan lingkungan belajar atau sekolah yang kondusif dan mendukung proses
pembelajaran, maka sekolah haruslah memberikan kesan sebagai satu temapat yang
menghargai murid sebagai seorang manusia, yang pemikiran dan idenya dihargai
sepenuhnya.
Lingkaran
sukses pembelajaran Genius Learning terdiri dari :
1.
Suasana kondusif
2.
Hubungkan
3.
Gambaran Besar
4.
Tetapkan Tujuan
5.
Pemasukan
informasi
6.
Aktivitas
7.
Demonstrasi
8.
Ulangi (review)
dan jangkaran
- Gaya Belajar
Dari cara kita memasukkan informasi ke
dalam otak melalui lima pancaindra, kita mengenal ada lima gaya belajar:
1. Visual
(penglihatan)
2. Auditori
(pendengaran)
3. Tactile/kinestetik
(perabaan/gerakan)
4. Olfactori
(penciuman)
5. Gustatori
(pengecapan)
Idealnya,
dalam proses belajar kita harus dapat menggunakan kelima gaya belajar tersebut.
Namun, pada kenyataannya situasi tidak memungkinkan kita untuk melakukan hal
ini. Dari kelima gaya belajar itu, ada tiga gaya belajar yang dominan dan yang
paling sering digunakan, yaitu gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik.
Pada umumnya, orang jarang menggunakan hanya satu gaya belajar. Jarang ada
orang yang hanya belajar secara visual, atau hanya secara auditori, atau hanya
secara kinestetik. Biasanya aka nada kombinasi antara visual dan auditoria tau
auditori dan kinestetik atau bahkan kombinasi antara ketiga gaya belajar ini.
Dari
hasil penelitian diketahui bahwa jumlah orang yang belajar secara visual 27%,
auditori 34%, dan kinestetik 39% . Perlu dipahami bahwa gaya belajar terdiri
dari dua bagian yaitu gaya belajar yang bersifat eksternal dan internal. Gaya
belajar yang bersifat ekternal bergantung pada materi atau media dari luar diri
kita sebagai sumber informasi. Sedangkan gaya belajar yang bersifat internal
bergantung pada kemampuan kita dalam mengolah fikiran dan imajinasi. Selain
perlu mengetahui modalitas gaya belajar anda (visual, auditori dan kinestetik),
perlu juga diketahui gaya belajar lingkungan yang anda sukai.
a. Peran
guru dalam kecerdasan anak
1. Guru
sebagai fasilitator dan katalisator
Peran
guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi proses pembelajaran yang
berlangsung dikelas guru merancang proses pembelajaran, menetapkan materi apa
yang akan dipelajari murid, bagaimana cara penyampaian, apa hasil yang ingin
dicapai, level berfikir apa yang akan digunakan, strategi apa yang ingin di
gunakan untuk memeriksa kemajuan murid dan selanjutnya membantu dan mengarahkan
murid untuk melakukan sendiri aktifitas pembelajaran itu.
Sedangkan
peran guru seabagi katalisator adalah guru mambantu anak didik dalam menemukan
kekuatan, talenta atau kelabihan meraka. Guru bertindak sebagai pembimbing,
membantu mengarahkan dan mangembangkan aspek kepribadian, karakter dan emosi
serta aspek intelektual murid.
b.
Metode
collaborative learning
Proses belajar secara collaborasi atau
collaborative learning bukan sekedar bekerjasama dalam suatu kelompok tetapi
penekanannya lebih pada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses
komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas.
Ada
lima elemen penting yang harus ada dalam suatu collaborative learning:
·
Interdependen yang
positif atau perasaan kebersamaan
·
Interaksi face to face
atau tatap muka yang saling mendukung ( saling membantu, saling menghargai,
memberika selamat dan merayakan sukses bersama)
·
Tanggung jawab individu
dan kelompok atau (demi keberhasilan pembelajaran)
·
Kemampuan komunikasi
antar pribadi dan komunikasi dalam suatu kelompok kecil ( komunikasi, ras
percaya, kepemimpinan, pembuatan keputusan dan manajemen serta resolusi konflik
·
Pemrosesan secara
kelompok ( melakukan refleksi terhadap fungsi dan kemampuan mereka bekerja sama
sebagai suatu kelompok dan bagaimana untuk mampu berprestasi lebih baik lagi.
7. Beberapa teori kecerdasan yang cukup populer
1. Kecerdasan
umum/general intelligence
Teori ini mengatakan bahwa manusia mempunyai
sebuah kemampuan mental umum yang mendasari semua kemampuannya untu menangani
kerumitan kognitif, factor ini di kaitkan dengan kemampuan untuk melakukan
pemecahan masalah, pemikiran abstrak dan keahlian dalam pembelajaran. Teori ini
di cetuskan oleh Charles spearman, seorang ahli psikolgi dari inggris pada awal
1900.
2.
Kecerdasan cair dan
kecerdasan Kristal/fluid intelligence & crystallized intelligence.
Teori
ini dicetuskan pada 1960an oleh Raymond Cattell and John Horn teori ini
merupakan pengembangan lebih lanjut dari kecerdasan umum. Ada dua macam
kecerdasan umum, kecerdasan cair adalah kecerdasan yang berbasis pada sifat biologis sedangkan
kecerdasan Kristal adalah kecerdasan yang diperoleh dari proses pembelajaran
dan pengalaman hidup.
3. Kecerdasan
yang dapat dimodifikasi/Modifiable Intelligence
Teori
ini dikembangkan oleh Reuven Feuerstein yang bekerja dengan anak-anak cacat
mental. Feuerstein mengidentifikasi tahap-tahap perkembangan kemampuan berpikir
dan merancang suatu metode untuk mengajar anak tersebut. Tujuannya adalah
mengajarkan keahlian berpikir dan memodifikasi keahlian kognitif dengan
kejadian/pengalaman yang dialami anak tersebut.
4. Kecerdasan
proksimal / Proximal Intelligence
Menurut
Leo Vigotsky, cara menguji perkembangan kognitif seorang anak dilakukan tidak
hanya dengan memperhatikan kronologis dan usia mental anak tetapi juga dengan
memperhatikan kapasitas potensi anak tersebut. Caranya adalah dengan
membandingkan kemampuan anak menyelesaikan suatu permasalahan seorang diri dan
dengan kemampuan anak memecahkan masalah serupa namun dengan mendapat bantuan
seorang guru.
5. Kecerdasan
yang dapat dipelajari/ Learnable intelligence
Teori
kecerdasan ini dicetuskan oleh David Perkins dari Harvard. Inti teori ini
adalah bahwa kecerdasan dipengaruhi dan dioperasikan oleh beberapa factor dalam
kehidupan manusia. Factor teresebut adalah sistem otak, pengalaman hidup dan
kapasitas untuk melakukan pengaturan diri.
6. Kecerdasan
perilaku/ Behaviour Intelligence
Profesor
Arthur Costa dari Institute of Intelligence di Berkeley melakukan riset
terhadap kecerdasan sebagai suatu kumpulan dari kecerdasan sebagai suatu
kumpulan dari kecenderungan perilaku. Yang termasuk kecerdasan adalah keuletan,
kemampuan mengatur perilaku implusif, empati, fleksibilitas dalam berpikir,
metakognisi, menguji akurasi dan ketepatan, kemampuan bertanya dan mengajukan
pertanyaan, menerapkan pengetahuan yang didapatkan sebelumnya.
7. Kecerdasan
tri tunggal/ Triarchic Intelligence
Menurut
Prof. Robert J. Stenberg, seorang yang berhasil pasti mempunyai keseimbangan
dalam kecerdasan kreatif, analisis dan prakts. Kecerdasan kreatif meliputi
kemampuan mengenali dan merumuskan ide yang baik dan solusi untuk masalah dalam
berbagai bidang kehidupan.
8. Kecerdasan
moral/ Moral Intelligence
Teori
ini dicetuskan oleh Robert Coles dan didasari oleh bagaiman lahir dan
terbentuknya nilai hidup dalam diri seorang anak.
9. Kecerdasan
emosional/Emotional Intelligence
Menurut
Daniel Golemen, dalam kecerdasan emosi terdapat lima komponen penting dan
kombinasi dari masing-masing komponen ini memiliki nilai yang lebih penting
daripada IQ. Elemen tersebut adalah : kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi,
empati, dan mengatur hubungan/relasi (untuk lebih jelas, anda bisa membaca buku
Emotional Intelligence oleh pengarang yang sama).
10. Kecerdasan
Majemuk/ Multiple Intelligence
Kecerdasan
ini dicetuskan oleh prof. Howard Gardner dari Harvard. Menurut Gardner manusia
mempunyai lebih dari satu kecerdasan. Teori kecerdasan Gardner mengatakan bahwa
manusia paling tidak memiliki delapan kecerdasan yaitu : linguistik,
logika-matematika, intrapersonal, interpersonal, musical, naturalis,
visual-spasial, dan kinestetik.
8. Kecerdasan
yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan
Factor
yang mempengaruhi pertumbuhan.
1. Lingkungan
2. Kemauan
dan keputusan
3. Pengalaman
hidup
4. Genetika
5. Gaya
hidup
9. Menggunakan
music dengan tujuan dan cara yang benar
Struktur music yang harmonis, kualitas interval, timbre, pola nada dan
tempo diproses di otak kanan, sedangkan perubahan yang cepat seperti pada
perubahan volume suara, penataan nada suara yang akurat dan lirik, diproses
oleh otak kiri kita. Oleh sebab itu music dapat mempengaruhi seluruh aktivitas
otak. Pengaruh musik juga dapat kita
rasakan pada detak jantung kita
Jenis
musik yang boleh digunakan:
1.
Gunakan music
instrument dengan tempo 55-70 bit permenit
2.
Music
instrumentnya sebaiknya murni dari lagu instrumental. Jangan menggunakan music
instrument yang berasal dari lagu, misalnya lagu “ My Way “ yang dijadikan
music instrument
3.
Untuk mudahnya
gunakan music klasik dari zaman Baroque
Pengaruh
music dalam diri kita
·
Music
meningkatkan energy otot
·
Music
meningkatkan energy sel tubuh
·
Music
mempengaruhi detak jantung
·
Music
menigkatkan metabolism tubuh
·
Music mengurangi
stress dan rasa sakit
·
Music
meningkatkan kecepatan penyembuhan dan pemulihan pasien oprasi
·
Music mengurangi
rasa lelah dan mengantuk
·
Music membantu
meningkatkan kondisi emosi kearah yang lebih baik
·
Music merangsang
kreatifitas, kepekaan, dan kemampuan berfikir.
Mengenalkan dan memasukkan music kedalam kurikulum
sejak usia dini tidak hanya akan menigkatkan apresiasi anak terhadap music,
tetapi juga dapat meningkatkan kecerdasan musiknya. Keuntungan lain adalah
membantu meningkatkan kemampuan anak dalam bidang matematika, membaca dan
sanis.
10. Bermain adalah cara efektif untuk belajar
Bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Lewat
permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan sukacita itulah
syaraf atau neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membetuk
satu memori baru. Itulah sebabnya anak-anak dengan mudah mempelajari sesuatu
dari permainan. Permainan akan memberi kesempatan untuk belajar, menghadapi
situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah, juga mempunyai
kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya
dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya.
11. Menggunakan Brain Gym di kelas
Brain Gym sangat baik digunakan pada awal proses pembelajaran, terlebih
lagi bila diiringi dengan lagu atau music yang bersifat riang dan genbira.
Brain Gym juga bisa dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pikiran murid setelah
menjalani preoses pembelajaran yang memebutuhkan konsntrasi tinggi yang
mengakibatkan kelelahan pada otak, meningkatkan kemampuan belajar membangun
harga diri.
Menurut Paul dan istrinya, Gail E. Dennison, mereka membagi otak dalam 3
fungsi
1.
Dimensi lateral:
koordinasi antara hemisfir kiri dan kanan dari otak untuk bisa berkomunikasi
dengan efektif
2.
Dimensi
pemusatan: koordinasi antara bagian atas dan bawah dari otak untuk pengaturan
proses berpikir dan tindakan
3.
Dimensi fokus:
koordinasi antara batang otak dan prefrontal protex untuk tujan pemahaman dan
perseptif.
Brian Gym membuat ke 3
dimensi ini dapat menyatu dan terintegrasi secara menyeluruh. Hala ini akan
mengakibatkan peningkatan prestasi yang sangat signifikan.
Daftar Pustaka
Gunawan,
Adi., W. 2003. Born to be a Genius. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Gunawan,
Adi., W. 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Windura,
Susanto. 2013. Shortcut to Genius. Jakarta : PT Elex Media Computindo.
Setiabudi,
Tessie dan Joshua Maruta. 2012. Cerdas Mengajar. Jakarta : PT Grasindo.
Yuniarni,
Desni. 2013. Neurosains dalam Pembelajaran. Pontianak.
Kurniasih,
Imas. 2012. Kumpulan Permainan Interaktif untuk Meningkatkan Kecerdasan
Anak. Yogyakarta : Cakrawala.