BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa
jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal
32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, sosial,
dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan
jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik
yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau
berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.
Untuk itu kita harus mengidentifikasi layanan yang cocok
diberikan kepada anak berkebutuhan khusus.
B. Masalah
Penulisan
1.
Bagaimana cara mengidentifikasi ?
2.
Apa saja langkah-langkah dalam identifikasi ?
3.
Teknik apa yang digunakann dalam identifikasi ?
4.
Bagaimana cara mengasesmen ?
5.
Apa saja langkah-langkah dalam asesmen ?
6.
Teknik apa yang digunakann dalam assessmen ?
C. Tujuan
1. Membantu
orang tua dan guru mengidentifikasi
layanan yang akan diberikan pada anak berkebutuhan khusus.
2. Membantu
orang tua dan guru mengerti
langkah dan teknik dalam identifikasi gangguan pada anak.
3. Membantu
orang tua dan guru mengerti
langkah dan teknik dalam assessmen gangguan pada anak.
BAB
II
ISI
LAYANAN PENDIDIKAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
DI
TK DAN PAUD
Anak
berkebutuhan khusus (Heward) adalah
anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa
selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lainm adalah
tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan
belajar, gangguan
prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan
yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi
menggunakanbahasa isyarat.
Pendidikan
anak berkebutuhan khusus pada taman kanak – kanak atau pada anak usia dini
memerlukan perhatian dan layanan pendidikan yang sesuai dengan kondisi
kekhususannya. Masing – masing anak memiliki karakteristik dan keunikan
sendiri, khususnya mengenai kebutuhan dan kemampuannya dalam belajar di
sekolah.
Sebagai
pendidik / guru seharusnya dapat memberikan layanan pendidikan pada setiap anak
berkebutuhan khusus, namun kenyataannya masih banyak ditemui guru – guru yang
belum memahami tentang anak berkebutuhan khusus. Hal ini akan berpengaruh dalam
memberikan layanan terhadap anak berkebutuhan khusus. Agar pendidik / guru
dapat memberikan layanan terhadap anak berkebutuhan khusus sesuai dengan
kekhususannya maka diperlukan langkah – langkah berikut :
1. Langkah
Indentifikasi
Identifikasi adalah usaha untuk mengenali atau
menemukan anak berkebutuhan khusus sesuai dengan ciri – ciri yang ada dengan
mengenali kondisi dan perkembangan anak melalui kegiatan sehari – hari. Selain
mengamati perlu juga mewawancarai orang tuanya ataupun keluarganya yang dapat
memberikan informasi yang bermanfaat untuk kepentingan anak berkebutuhan khusus
tersebut.
a. Pada
langkah identifikasi ini akan mencari / mengungkap ciri – ciri atau
karakteristik pada anak berkebutuhan khusus diantaranya :
-
Kondisi fisik.
Yang mencakup keadaan
fisik secara umum dan kondisi fisik indra seorang anak, baik secara organik
maupun fungsional, maksudnya adalah apakah kondisi yang ada mempengaruhi
fungsinya atau tidak.
-
Kemampuan intelektual
Maksudnya adalah
kemampuan anak dalam menerima pelajaran / mengerjakan tugas – tugas akademik di
sekolah.
-
Kemampuan komunikasi
Adalah kesanggupan
seorang anak dalam memahami dan mengekspresikan gagasannya dalam berinteraksi
terhadap lingkungan sekitarnya, baik secara lisan maupun tulisan.
-
Sosial emosional
Adalah kegiatan /
aktivitas yang dilakukan seorang anak dalam kegiatan interaksinya dengan teman
atau gurunya yang dapat dilihat melalui pergaulannya baik di lingkungan sekolah
maupun lingkungan lainnya.
b. Teknik
yang digunakan dalam mengidentifikasi yaitu teknik observasi, wawancara, tes
buatan sendiri dan tes psikologi.
-
Teknik observasi
Merupakan salah satu
tehnik yang digunakan untuk melakukan identifikasi anak – anak berkebutuhan
khusus, dengan cara mengamati kondisi atau keberadaan anak – anak berkebutuhan
khusus pada saat di dalam kelas ataupun diluar kelas.
-
Teknik wawancara
Merupakan salah satu
teknik untuk memperoleh informasi mengenai keberadaan anak – anak berkebutuhan
khusus dalam upaya melakukan identifikasi.
-
Teknik testing
Adalah suatu cara untuk
melakukan penilaian yang berupa suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan oleh anak dan akan menghasilkan suatu nilai tentang kemampuan atau
perilaku anak yang kita tes. Melalui tes ini akan diperoleh gambaran tentang
apakah seseorang anak berkebutuhan khusus atau tidak.
-
Tes psikologi
Merupakan teknik yang
sering digunakan dalam mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus, karena
tingkat akurasinya lebih baik jika dibandingkan dengan Tes buatan guru. Melalui
tes psikologi dapat diprediksikan apa – apa yang akan terjadi dalam belajar
anak pada tahapan berikutnya. Selain dapat memprediksi tingkat kecerdasan anak,
dapat juga untuk melihat bakat, minat serta kepribadian anak.
2. Langkah
Asesmen
Pengertian asesmen dalam kerrangka pendidikan anak
berkebutuhan khusus adalah sebagai usaha untuk memperoleh informasi yang
relevan guna membantu seseorang dalam membuat suatu keputusan. Penilaian yang
dimaksudkan pada anak berkebutuhan khusus adalah menilai suatu keadaan atau
kondisi pada anak berkebutuhan khusus, jadi bukan merupakan penilaian terhadap
hasil atau aktivitas pembelajaran di sekolah. Hasil dari penilaian ini sangat
bermanfaat bagi guru sebagai panduan untuk membuat perencanaan program dan
implementasi program pengajaran.
a. Tujuan
asesmen
-
Melihat kemampuan anak pada setiap
aspek.
-
Untuk mengelompokkan anak sesuai dengan
karakteristiknya dan penentuan programnnya.
-
Untuk menentukan arah dan tujuan
pendidikan yang disesuaikan dengan berat / ringannya kelainan yang disandang
anak berkebutuhan khusus.
-
Untuk pengembangan program pendidikan
yang dirancang khusus secara individu untuk anak – anak berkebutuhan khusus.
-
Untuk penentuan strategi, lingkungan
belajar, dan penilaian pembelajaran.
-
Untuk memantau perkembangan belajar
siswa.
b. Langkah
Pelaksanaan
-
Menentukan cakupan dan tahapan
keterampilan yang akan diajarkan. Guru sebelum mengadakan evaluasi sebaiknya
memahami dulu tahapan kompetensi pembelajaran siswa dalam bidang pembelajaran
tertentu. Untuk mengetahui keterampilan apa yang sudah dikuasai oleh anak.
-
Menentuka perilaku yang akan diakses.
Guru dalam mengevaluasi harus diawali dari tahapan yang paling umum menuju
tahapan yang khusus.
-
Memilih aktivitas penilaian. Guru harus
mempertimbangkan kegiatan yang akan dilakukan yang berhubungan dengan
kompetensi umum dan khusus. Evaluasi secara umum dilakukan secara periodik,
sedangkan kompetensi secara khusus dilakukan secara formatif dan
berkesinambungan.
-
Pengorganisasian alat evaluasi.
Berkenaan dengan evaluasi pendahuluan yang mencakup identifikasi masalah,
pencatatan bentuk – bentuk kesalahan yang terjadi, dan evaluasi keterampilan –
keterampilan tertentu. Setelah evaluasi awal dilakukan selanjutnya penentuan
tujuan dan strategi pembelajaran beserta implementasinya dan pemantauan
terhadap kemajuan belajar siswa.
-
Pencatatan kinerja siswa. Sangat
membantu guru dalam mengadakan evaluasi kepada siswa. Adapun yang dicatat yaitu
kinerja siswa pada pelaksanaan tugas sehari – hari, dan penguasaan keterampilan
secara keseluruhan, yang umumnya dicatat pada laporan kemajuan belajar siswa.
-
Penentuan pembelajaran untuk jangka pendek
dan jangka panjang. Guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran khusus jangka
pendek secara spesifik, tetapi harus tetap berkontribusi dalam tujuan jangka
panjang.
c. Teknik
Pelaksanaan Asesmen
-
Observasi, yaitu teknik pengumpulan data
yang dapat digunakan oleh guru untuk mengamati aktivitas belajar siswa,
seperti; cara belajar siswa, perilaku siswa, kompetensi yang dicapai oleh
siswa.
-
Tes Formal, yaitu merupakan suatu bentuk
tes yang sudah terstandarkan, memiliki acuan norma atau acuan tolak ukur yang
telah ditetapkan.
-
Tes Informal, yaitu merupakan suatu tes
yang sangat bermanfaat untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang
berkenaan dengan kompetensi dan kemajuan belajar anak berkebutuhan khusus. Tes
ini yang membuat adalah guru pada sekolah yang bersangkutan digunakan secara
intensif untuk mengetahui kompetensi – kompetensi khusus pada anak.
-
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data
yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber data,
diantaranya; orang tua siswa, keluarga, guru, teman sepermainan, dsb.
d. Pemberian
Layanan Pendidikan
Langkah awal untuk
memberikan layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di PAUD adalah melakukan
klasifikasi dan dilanjutkan mengasesmen terhadap kebutuhan pendidikan kepada
siswa yang bersangkutan. Dalam melakukan asesmen dapat menggunakan teknik
observasi dan tes formal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi tentang
kondisi umum, perkembangan belajar seorang siswa dan keterampilan –
keterampilan yang belum mampu ataupun sudah mampu dilakukan oleh seorang siswa.
Setelah guru mendapatkan berbagai
informasi tentang kondisi siswa, maka langkah selanjutnya adalah merencanakan
program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Program pembelajaran
dirancang untuk anak – anak berkebutuhan khusus adalah program pembelajaran
individual (PPI). Program ini disusun sesuai dengan anak berkebutuhan khusus yang
dibuat untuk pendidikan jangka panjang dan jangka pendek. Dalam pelaksanaan
layananannya terlebih dahulu disusun rencana kegiatan, aktivitas kegiatan dan
melakukan evaluasi. Semua program yang akan dilakukan untuk anak berkebutuhan
khusus harus mendapatkan persetujuan dari orang tua siswa, karena program PPI
pada dasarnya tidak dapat dilaksanakan oleh guru sendiri melainkan melibatkan
berbagai pihak yang terkait.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki
perbedaan-perbedaan baik perbedaan interindividual maupun intraindividual yang
signifikan dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan
sehingga untuk mengembangkan potensinya dibutuhkan pendidikan dan pengajaran.
Berkebutuhan khusus merupakan istilah
yang digunakan untuk menyebutkan anak-anak luar biasa atau mengalami kelainan
dalam konteks pendidikan. Ada perbedaan yang signifikan pada penggunaan istilah
berkebutuhan khusus dengan luar biasa atau berkelainan. Berkebutuhan khusus
lebih memandang pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi dan mengembangkan
kemampuannya secara optimal, sedang pada luar biasa atau berkelainan adalah
kondisi atau keadaan anak yang memerlukan perlakuan khusus.
Memahami anak berkebutuhan khusus
berarti melihat perbedaan individu, baik perbedaan antar individu
(interindividual) yaitu membandingkan individu dengan individu lain baik
perbedaan fisik, emosi maupun intelektual, dan perbedaan antar potensi yang ada
pada individu itu sendiri
(intraindividual).
B. Saran
Orang
tua atau guru sebaiknya mengidentifikasi
dan mengasesmen anak terlebih dahulu sebelum memberikan pelayanan.
DAFTAR ISI
Drs.
Uyoh Sadulloh. 2010. Pengantar Filsafat
Pendidikan. Bandung: Alfabet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar