IMBALAN, MOTIVASI, DAN
KREATIVITAS
A. KEKELIRUAN
MELABELI PEMBELAJARAN
Pelabelan
dalam pembelajaran tidak pantas dilakukan. Begitu seorang pembelajar ada
ditemat duduknya. Pern guru adalah menimbulkan motivasi ilmiah dari segala
pembelajar merasa sangant tertekan, mereka tidak mampu memproses informasi
seefisien pembelajar lainnya. Namun mereka tetap harus dimotivasi untuk
menyelesaikan masalah. Ada dua sumber motivasi yaitu muncul dari dalam
(intrinsik) dan yang didorong dari luar (ekstrinsik). Sumber motivasi
pembelajar yang ideal adalah yang intrinsik.
Berikut
ini adalah teknik-teknik yang dapat menghilangkan motivasi intrinsik pembelajar
:
1. Pemaksaan
pengendalian dan manipulasi
2. Lingkungan
yang kurang mensuport dan penuh kritik persaingan yang tidak sehat
3. Umpan
balik yang kurang atau janggal
4. Rasisme,
pembedaan jenis kelamin
5. Pendidikan
berbasis hasil ( kecuali bila pembelajar ikut membentuk mewujudkan hasil)
6. Peraturan
dan kebijakan yang tidak konsisten
7. Presentasi
dengan media tunggal yang membosankan
8. Kurangnya
sistem penghargaan dalam bentuk apapun
Kebanyakan
lingkungan pembelajaran yang baik akan mendorong pembelajaran siswa aktif dan
otak yang sehat biasanya dapat membuat pilihan yang baik. Akan tetapi otak yang
tidak sehat seringkali membuat pilihan yang buruk. Para pembelajar yang telah
memiliki kondisi “ketidakmampuan belajar” biasanya akan terjebak dalam kategori
kedua.
B. KETIDAKMAMPUAN
BELAJAR
Ketidakmampuan
dapat membuat putus asa, bahkan para pembelajar cemerlang sekalipun.
Gejala-gejala ketidakmampuan dalam belajar :
1. Tidak
peduli apa yang sedang terjadi
2. Sudah
menyerah sebelum dimulai
3. Kurang
motivasi, dan emosi, depresi dan gelisah
4. Tidak
bertindak ketika diminta atau tidak mengikuti pengarahan
5. Gangguan
kognitif
-
Fisik (capek, sakit,
insomnia, kecelakan)
-
Psikologis (stress,
emosi labil)
6. Lebih
pasif bukan aktif
Beberapa
penyebab ketidakmampuan belajar yaitu :
1. Mengalami
trauma dan stress yang lama/ berulang-ulang
2. Ketidakmampuan
dapat dipengaruhi oleh masyarakat setempat
3. Pengalaman
yang berulang-ulang kali terhadadap kegagalan sebelumnya
4. Melihat
dari kegagalan orang lain sehingga berpendapat bahwa diapun akan gagal seperti
orang lain
5. Selalu
megajak atau meyelesaikan tugas-tugas anak sehingga anak menjadi malas
menyelesaikan tugasya sendiri
C. PERUBAHAN
DALAM OTAK
Beberapa
perubahan otak yang menyebabkan ketidakmampuan belajar yaitu :
1. Penurunan
kadar neropinefrin, yaitu zat kimia yang penting dalam membantu sistem
stimulasi
2. Menurunnya
kadar serotonin dan dopamin yaitu neurotransmiter untuk membuat orang merasa
nyaman
3. Peningkatan
leaqktifan amigdala yaitu srtuktur berbentuk biji almon yang terlibat dalam
emosi yang intens
4. Peningkatan
baik dalam sistem saraf otomatis maupun simpatetis, dimana keduanya terlibat
dalam menstimulasi hormon yang berkenaan dengan stres yakni kortisol
D. BELAJAR
MENINGGALKAN KETIDAKMAMPUAN BELAJAR
Ketidakmampuan
belajar sesungguhnya adalah sebuah kondisi serius dan kronis. Ia tidak dapat
diperlakukan hanya dengan beberapa senyuman dan pujian. Para guru perlu
meningkatkan persepsi siswa tentang kemampuan mereka untuk dapat belajar.
Doronglah keterlibatan dalam jenis pengalaman berikut yaitu :
1. Peran-peran
aktivis (mengubah kebijakan komunitas atau sekolah)
2. Kegiatan-kegiatan
kelas dengan melibatkan beberapa pilihan (kunjungan lapangan , kerja kelompok
dan lain-lain)
3. Kegiatan-kegiatan
yang menuntut kemampuan fisik (kegiatan dialam, berkemah, latihan fisik).
4. Hobi
aktif (memelihara binatang, olahraga dan lain-lain)
E. BAHAYA
PUJIAN YANG BERLEBIHAN
Peniliti
Alfie Kohn (1993) mengatakan bahwa anak-anak dapat menjadi tergantung secara
negatif terhadap pujian sama halnya dengan ketergantungan mereka pada
penghargaan eksternal lainnya. Ketergantungan ini dapat membawa pada rendahnya
rasa percaya diri. Hilangnya kesenangan intrinsik dalam proses pembelajaran dan
menurunkan penghargaan diri. Ketika penghargaannya dihilangkan, siswa akan
merasa dikecewakan.
F. MOTIVASI
DAN IMBALAN
Dalam
usaha untuk mengontrol, memanipulasi, mengelola dan mempengaruhi pembelajar,
pendidik menjadi terbiasa menggunakan imbalan. Tetapi mengingat prinsip-prinsip
operasional otak, teknik ini sebetulnya tidak produktif.
Jika
ia hanya bersifat terprediksi tetapi tidak memiliki nilai jual (misalnya
senyuman, pelukan, pujian dan lain-lain), maka ia hanya sekedar penghargaan
bukan imbalan. Jika ia memiliki nilai jual tetapi tidak sama sekali terprediksi
(misalnya sebuah pesta, piagam, perjalanan, tiket dan sebagainya), maka itu
disebut peringatan bukan imbalan. Akan tetapi jika siswa tahu bahwa dengan
berprilaku tertentu mungkin ada kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan
hadiah, ini cukup terprediksi untuk disebut imbalan.
G. IMBALAN
DAN OTAK MANUSIA
Otak
memiliki sistem imbalan bawaan yang bersifat sangat dibiasakan pada
masing-masing individu. Sistem imbalan yang telah dibiasakan ini dibangun dari
waktu ke waktu berdasarkan pengalaman-pengalaman serta persepsi dari
masing-masing orang. Setiap sistem dari seseorang berespon terhadap imbalan
secara berbeda-beda. Peristiwa dan pemikiran dapat mengubah sistem tersebut
dengan mengubah penerimaan bagian reseptor terhadap pemicu indogenus otak.
Sistem imbalan ini mudah untuk menjadi terbiasa yang berarti bahwa meskipun
imbalan tersebut pada awalnya bersifat motivasional, tak lama kemudian pasti
akan meningkat supaya kesenangan tetap stabil, tidak berbeda seperti seorang
pecandu yang membutuhkan jumlah obat yang lebih besar untuk mendapatkan tingkat
ketinggian yang sama.
H. PENGARUH
MERUSAK DARI IMBALAN
Sistem
imbalan menghalangi pembentukan motivasi intrinsik karena dengan begitu hanya
akan ada sedikit intensif untuk menjadi kreatif, hanya untuk memperlihatkan
perilaku yang diminta. “Kreativitas” jarang dapat diukur bila ada kaitannya
dengan sistem imbalan, karena keduanya biasanya berada pada ujung skala yang
berbeda. Anda mampu menunjukkan perilaku-perilaku yang berulang yang dimotivasi
secara intrinsik. Imbalan berkonflik dengan sasaran pembelajar ketika :
1. Pembelajar
merasa dimanipulasi oleh imbalan tersebur
2. Imbalan
tersebut dikacaukan dengan alasan pembelajaran yang sesungguhnya
3. Imbalan
tersebut menurunkan nilai tugas dan pembelajar merasa disuap
I. BEBERAPA
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI INTRINSIK
1.
Penuhi kebutuhan dan
sasaran pembelajar
2.
Berikan rasa memiliki
kontrol dan pilihan
3.
Doronglah dan berikan
ikatan sosial yang positif
4.
Dukunglah rasa ingin
tahu
5.
Libatkan emosi yang
kuat
6.
Dukunglah asupan
nutrisi yang layak
7.
Berbagi cerita sukses
8.
Sertakan intelegensi
berganda (multiple intelegensia)
9.
Berikanlah penghargaan
10.
Tingkatkan frekuensi
umpan balik
11.
Kelola kondisi
psikologis
12.
Berikan harapan untuk
sukses
13.
Mode peran kesenangan
dalam pembelajaran
14.
Tandai kesuksesan dan
pencapaian dengan kegembiraan
15.
Peliharalah lingkungan
pembelajaran yang aman secara fisik dan emosional
16.
Sertakan gaya belajar
individu siswa
17.
Tanamkan keyakinan
positif tentang kemampuan
J. PERBUATAN
YANG DIBERI IMBALAN KEHILANGAN DAYA TARIK
Setiap
pembelajar mempunyai kebiasaan masing-masing yang mereka bawa kepada konteks
tertentu . kebiasaan tersebut membangun keyakinan pribadi, espektasi, rasa
takut, nilai dan emosi. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya sebuah perilaku
Leslie Hart (1983) mengatakan bahwa untuk mengubah perilaku, kebiasaanlah yang
harus diubah terlebih dahulu, bukan langsung mengubah perilaku. Imbalan
dirancang untuk mengubah perilaku bukan kebiasaannya. Oleh sebab itu aktivitas
apapun digerakkan oleh imbalan cenderung akan gagal dalam jangka panjang.
K. MENGGANTI
IMBALAN DALAM PEMBELAJARAN
Dr.
Kohn (1993) “Jika tujuan anda adalah agar orang-orang mematuhi sebuah perintah,
datang tepat waktunya dan melakukan apa yang dikatakan, untuk sementara imbalan
memang dapat bekerja. Akan tetapi bila mengubah perilaku yang spesifik, bukan
dengan cara memberikan imbalan. Jika tujuan anda adalah untuk membantu para
pembelajar, anda mampu membuat pencapaian secara autentik, imbalan sesungguh
tidak dapat bekerja.
Jika
anda menggantikan imbalan dengan lebih banyak pilihan, umpan balik serta
pemberdayaan bagi siswa, mereka akan mulai emilih untuk belajar dengan alasan
dan diri mereka sendiri. Transisi pembelajaran untuk kepentingan pembelajaran
seperti ini tidak akan terjadi dalam semalam. Para siswa akan perlu waktu dan
dukungan dalam mengarahkan fokus dalam diri mereka berdasarkan kebutuhan,
nilai-nilai sasaran, keyakinan, sistem, dan emosi mereka sendiri sehingga
peniadaan imbalan eksternal hanyalah langkah pertama. Sekarang para siswa perlu
didukung sementara fokus kontrol mereka berganti dari eksternal menjadi
internal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar