PENERAPAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
YANG
BERPUSAT PADA ANAK
A. Rasional
Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Seperti yang telah dikemukakan oleh
Piaget, bahwa anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Anak
membangun pemahaman mereka sendiri
tentang dunianya. Anak memahami apa yang ada di sekeliling mereka dengan
menggabungkan pengalaman- pengalaman baru dengan apa yang telah mereka pahami
sebelumnya. Sering pula mereka menginterpretasikan sendiri apa yang mereka
lihat.
Melalui interaksi dengan objek dan
interaksi sosial dengan orang tuanya, anak dapat membangun pengetahuannya
sendiri. Orang tua, guru dan orang dewasa lainnya harus berperan sebagai
fasilitator. Pembelajaran yang berpusat pada anak lah yang merupakan satu
alternatif yang dapat dipilih dalam memfasilitasi anak belajar aktif.
Para pakar pendidik seperti, Rouseau,
Pestalozzi, Froebel, Mereka mengatakan bahwa, anak pada hakikatnya memiliki
potensi untuk aktif dan berkembang. Froebel menegaskan tentang pendidikan yang
berpusat pada anak (child centre).
Froebel sangat menegaskan bahwa dalam belajar harus dimulai dari kemampuan anak
dan dari apa yang diminati anak dalam belajar. Sebenarnya anak memiliki
potensi, jika orang dewasa mampu menyediakan lingkungan yang baik bagi anak,
maka anak akan berkembang secara wajar.
Pandangan lain ytang banyak memberikan
kontribusi terhadap pembelajran yang berpusat pada anak adalah paham
konstuktivis yang dimotori oleh Jean Piaget dan Lev Vigotsky. Paham ini
menekankan bahwa anak itu bersifat aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun
pengetahuannya sendiri.
1. Pendekatan
yang Melandasi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
a. Pendekatan
Perkembangan
Pendekatan perkembangan
didasarkan pada teori Jean Piaget, Eric Ericson dan Vigotsky yang memendang
anak sebagai organisme biologis. Piaget membagi tahapan anak melalui
serangkaian tahapan, yaitu tahapan sensorimotor ( 0-2 tahun ), tahapan pra-
operasional ( 2-6 tahun ), tahapan operasional konkret ( 6-7 tahun sampai 10-11
tahun ) dan tahapan operasional formal ( rentang usia 10-11 tahun ).
b. Pendekatan
Belajar Aktif
Belajar
aktif bagi anak merupakan proses yang kompleks melibatkan aktifitas mental dan
fisik. Anak pada dasarnya memiliki kemampuan dalam membangun dan mengkreasi
pengetahuannya sendiri. Proses belajar yang bermakana dapat terjadi jika anak
berbuat sesuatu dengan lingkungannya. Kesempatan anak untuk mencipta,
mengkreasi dan memanipulasiu objek dan ide merupakan hal yang utama dalam
proses belajar.
Belajar
aktif dapat artikan sebagai belajar dimana anak berbuat dengan objek-objek dan
berinteraksi dengan orang, ide serta peristiwa-peristiwa untuk membangun
pemahaman baru. Belajar aktif juga dapat diartikan bahwa dimana anak usia dini
bereksplorasi dengan lingkungan seprti mengamati, meneliti, menyimak, menggerakan
tubuhnya, menyentuh, mencium, meraba dan membuat sesuatu dengan objek
dilingkungannya.
2. Karakteristik
Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Pembelajaran
terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada
dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa
dapat aktif mencari , menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari
suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
Mashitoh,dkk.(2005).
Pembelajaran
yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut:
1)
prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak,
2)
Anak-anak memilh bahan dan memutuskan apa yang ingin ia kerjakan,
3)
Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya,
4)
Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung,
5)
Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan,
6)
Anak menggunakan otot kasarnya,
7)
Anak menceritakan pengalamannya.
B. Prosedur
Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Pembelajaran yang berpusat pada anak
harus direncanakan dan diupayakan dengan matang. Upaya yang dilakukan adalah
dengan merencanakan dan menyediakan bahan/peralatan yang dapat mendukung
perkembangan dan belajar anak secara komprehensif. Untuk itu perlu disediakan
area-area yang memungkinkan berbagai kegiatan sesuai pilihannya.
1. Menyiapkan
Lingkungan Belajar
Tahapan awal yang perlu
dilakukan adalah menyiapkan/ merencanakan dan menyediakan bahan- bahan/
peralatan yang dapat mendukung perkembangan dan belajar anak secara
komprehensif yang meliputi perkembangan fisik motorik, sosial emosional,
kognitif, kreativitas dan bahasa.
Area- area
tersebut meliputi:
1. Area Pasir
dan Air.
Air dan pasir merupakan dua jenis benda yang disukai
oleh anak- anak. Melalui pasir dan air anak dapat bermain dengan dirinya,
dengan benda- benda yang ada disekitarnya, dengan teman, atau bermain dalam
kelompok. Pasir dan air merupakan wahana yang beik untuk belajar anak.
2. Area Balok.
Pada area ini anak dapat menemukan sesuatu untuk
dikerjakan dengan balok. Dengan balok, anak dapat berbuat sesuatu, misalnya
membuat menara, mobil- mobilan, jembatan, rumah- rumahan dan sebagainya. Mereka
juga dapat mengangkat, menumpuk, mengelompokkan, menggabungkan balok- balok
tersebut untuk bermain dan lain- lain.
3. Area Rumah
dan Bermain Drama.
Disini anak dapat bereksplorasi, meniru dan berpura-
pura melakukan kegiatan- kegiatan seperti di rumah. Misalnya bermain sendiri
atau dengan temannya berperan sebagai ibu, ayah, bibi dan lain- lain. Atau
menirukan pekerjaan orang tuanya seperti guru, pilot, supir, dokter dan
sebagainya.
4. Area Seni.
Tujuan utama area ini adalah untuk menumbukembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, daya khayal dan inisiatif anak ( Pamela A.
Croughlin, 1997). Di area ini anak dapat mengeksplorasi bahan- bahan,
mencampur warna, menggunting, menggambar
dan sebagainya.
5. Area
Manipulatif.
Area ini merupakan tempat anak bermain dengan
permainan sederhana, puzzle, atau
perangkat mainan manipulatif yang dapat digunakan dengan berbagai cara.
Contohnya : menggabungkan, memisahkan, mengambil, sebagai benda, membuat pola.
6. Area Membaca
dan menulis.
Area ini memberi kesempatan kepada anak untuk
mempersiapkan membaca dan menulis. Bahan- bahan yang disiapkan meliputi buku-
buku yang dibuat anak, majalah, buku- buku cerita, alat- alat menulis, dan
lain- lain yang memungkinkan anak dapat , memilih sendiri kegiatnnya.
7. Area
pertukangan atau kerja Kayu.
Area ini anak dapat menggunakan perkakas yang biasa
digunakan oleh orang dewasa. Mereka dapat memukul paku dengan palu pada kayu,
menggunakan peralatan kerja kayu yang sederhana, untuk mengetahui bagaimana
mereka bekerja serta memuaskan kebutuhannya.
Misalnya memuat mobil- mobilan, kapl- kapalan, atau bentuk- bentuk lain
sesuai dengan yang mereka inginkan.
8. Area musik
dan gerak.
Pada area ini anak dapat melakukan berbagai kegiatan
bernyanyi, memainkan alat musik, menari, mendengarkan musik, membuat nyanyian,
atau mengeksplorasi alat- alat musik.
9. Area komputer.
Area komputer sebaiknya dilengkapi dengan program yang
dirancang khusus untuk anak- anak. Melalui komputer anak dapat menggambar,
menghitung, belajar membaca, membuat permainan, membuat cerita sendiri dan
sebagainya.
10. Area bermain
di luar ruangan.
Area bermaian diluar ruangan merupakan tempat yang
menyenangkan bagi anak. Disini anak dapat bergerak dengan bebas melompat,
memanjat, menangkat bola, bermain ayunan dan sebagainya. Dalam area ini yang
perlu diperhatikan adalah faktor keselamatan.
Pada setiap area tersebut perlu dilegkapi dengan
bahan- bahan, benda- benda atau berbagai objek yang dibutuhkan anak untuk
belajar dan berkembang secara optimal.
2. Pelaksanaan
Pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran yang berpusat pada anak meliputi: tahap perencanaan, tahap bekerja
dan tahap melaporkan kembali.
Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Plan Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak. Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai dengan minat dan keinginannya, mulai dari membuat perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan kembali (Review).
Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Plan Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak. Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai dengan minat dan keinginannya, mulai dari membuat perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan kembali (Review).
Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
1.
Tahap Merencanakan (Planning Time).
Pada tahap
ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka
lakukan selanjutnya.
2.
Tahap Bekerja (Work Time).
Tahap ini
adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak
mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.
3.
Tahap Review atau Melaporkan Kembali
(Recall).
Tahap ini
merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak pada tahap
bekerja.
C. Contoh
Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
A. Langkah
– Langkah Krgiatan
1.
Tahap Merencanakan (Planning Time)
Tahap ini
merupakan tahap awal dari seluruh kegiatan. Tahap ini merupakan tahap yang
cukup penting karena tahap pada ini anak dapat mencoba mengemukakan gagasan,
pilihan dan keputusan yang akan mereka buat. Pada tahap ini anak diberi
kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan
selanjutnya. Dengan membuat perencananaan anak akan terdorong rasa percaya
diri, serta terlibat dan berkonsentrasi pada permainan.
Ketika anak merencanakan sesuatu mereka akan mengalami
berbagai tugas perkembangan diantaranya:
a.
Menetapkan masalah yang akan
dipecahkan atau menetapkan tujuan yang akan dicapainya. Contoh: “Saya ingin
tahu apa isi kotak itu ?”.
b.
Membayangkan serta mengantisipasi
kegiatan yang akan dilakukan. Contoh: “Jika saya menarik bangku ke dekat kotak,
Saya akan tahu isi kotak itu”.
c.
Mengekspresikan minat mereka
terhadap sesuatu. Hal ini dianggap penting karena ketika anak berminat akan
sesuatu mereka akan tampak lebih bersemangat dan memungkinkan terciptanya
pembelajaran yang bersifat efektif.
Perencanaan yang efektif berawal dari minat anak,
untuk itu pengamatan yang sangat teliti dari seorang guru sangat diperlukan.
Guru harus mendorong dan membantu anak memformulasikan perencaaan saat itu.
Coba anda cermati penjelasan tentang beberapa cara
yang dapat digunakan dalam membuat perencanaan.
a.
Anak-anak mengelilingi area-area
yang terdapat di dalam kelas dengan berpasangan. Apabila mereka menemukan area
yang cocok dengan minatnya maka mereka dapat bermain.
b.
Meja perencanaan di penuhi dengan
alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan. Anak dapat menyentuh alat-alat
tersebut, serta memilih untuk memainkannya.
c.
Guru dan anak berpura-pura menjadi
kereta api yang berkeliling dari area ke area untuk melihat bahan dan permainan
yang mungkin dapat dipilih. Guru dan anak dapat bergantian jadi lokomotifnya.
2.
Tahap Bekerja (Work Time)
Tahap bekerja adalah waktu dimana anak bermain dan
memecahkan masalah. Pada tahap ini anak mentranformasikan rencana mereka dalam
bentuk tindakan.
Pada tahap ini anak melakukan hal-hal sebagai berikut.
b.
Anak terlibat dalam proses
inisiatif, melaksanakan, memodivikasi, melengkapi dan merubah rencana mereka.
c.
Anak bermain dalam konteks sosial
yang berpariasi.
d.
Anak terlibat dalam jenis mainan
yang berbeda.
e.
Anak melakukan percakapan.
Selama kegiatan tersebut bagaimana guru memberi
dukungan kepada anak. Beberapa cara dapat dilakukan sebagai berikut.
a.
Guru memeriksa tentang keyakinan
anak terhadap perencanaannya.
b.
Guru menyediakan ruang bekerja bagi
anak.
c.
Guru menemukan apa yang dilakukan
anak.
d.
Guru memilih anak untuk mengamati,
mengumpulkan pandangan mereka, dan membuat perancanaan.
e.
Guru berperan serta dalam permainan
anak.
f.
Guru bercakap-cakap dengan anak.
g.
Guru mendorong anak memecahkan
masalah.
h.
Guru mengamati dan mencatat kegiatan
anak
i.
Melaksanakan tahap bekerja sampai
selesai.
3.
Tahapan
Review/ Recall
Tahap
ini merupakan tahap kegiatan merefleksikan, mengemukakan, memperlihatkan, apa
yang telah mereka lakukan pada tahap bekerja. Pada tahap ini anak dilibatkan
dalam beberapa proses penting seperti: menggambar, menghubungkan perencanaan
dengan hasil, dan berbicara dengan teman-temannya tentang penemuan dan kegiatan
mereka.
Hal-hal yang dilakukan anak pada saat review ini
adalah:
a.
Anak mengembangkan berbicara tentang
kegiatan yang telah dilakukannya.
b.
Anak memilih pengalaman yang akan
diungkapkannya.
Anak membangun
pemahamannya sendiri tentang apa yang telah merekalakukan. Anak mengungkapkan
pengalamannya dengan cara yang beragam.
Pada tahap ini guru dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut.
a.
Guru memeriksa kembali tentang
keyakinan anak bagaimana mereka belajar pada tahap ini.
b.
Guru mengulas bersama anak dalam
suasana yang nyaman.
c.
Guru bercakap-cakap tentang tahap
tersebut.
d.
Guru mengantisipasi perubahan yang
dilakukan oleh seorang anak.
B. Contoh
Penerapan
1.
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini
guru memberi kesempatan pada anak untuk merencanakan kegiatan yang akan
dilakukannya. Guru dapat menyiapkan alat-alat bermain yang terdiri dari:
a.
Balok-balok kayu
b.
Model buah-buahan
c.
Alat-alat transportasi
d.
Buku-buku cerita
e.
Peralatan menggambar
f.
Macam-macam boneka
Anak dipersilakan memilih kegiatan yang ingin
dilakukannya. Guru membawa anak
berkeliling memilih area-area yang terdapat didalam kelas sehingga mereka dapat
memilih kegiatan atau alat permainan sesuai dengan keinginan dan minatnya.
Dalam
pelaksaannya memberikan formulir pada anak untuk memilih kegiatan yang akan
mereka lakukan.
2.
Tahap Bekerja
Setelah memilih kegiatan yang akan dilakukannya,
kemudian anak dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang telah di pilih. Pada
tahap ini anak mulai bekerja, bermain atau memecahkan masalah sesuai dengan apa
yang telah direncanankan sebelumnya. Guru mengawasi secara intensif, memberikan
dukungan, serta memberikan bantuan pada saat anak melakukan kegiatan
3.
Review
Setelah selesai merupakan kegiatan sesuai dengan
perencanaan, anak kemudian diberi kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya
secara langsung. Pada tahap ini guru dapat melakukan diskusi untuk memancing
anak mengungkapkan perasaannya dengan tepat.
KEGIATAN DILUAR KELAS
Anak-anak yang sedang
bermain : kegiatan diluar kelas
Lingkungan
diluar kelas tidak hanya tempat bermain melainkan juga taman-taman,tetangga,
danau, dan taman kecil. Ini merupakan tempat yang menarik bagi anak, dimana
anaka-anak bisa belajar dan tumbuh. Anak-anak menunjukan ketertarikan alami
serta rasa ingin tahu yang kuat ketika
mereka bermain diluar kelas.
Daerah
diluar ruangan manapun bisa menjadi tempat yang menyenanggkan bagi anak-anak.
Berputar-putar dirumput, mencium udara sehabis hujan, melihat bayi-bayi burung
meninggalkan sarangnya, dan lainnya.
Lingkungan
diluar ruangan juga menambah keseimbangan hari. Sangat sehat bagi anak-anak dan
gurunya untuk menghirup udara segar, merasakan udara, menikmati kebebasan
ruangan terbuka dan mengunakan otot-otot dengan cara yang baru. Pergerakkan dan
perubahan pergerakkan jugamengurangi stress.
Dampak pada daerah
perkembanganan.
1.
Perkembangan
fisik
Bagi kebangyakan anak-anak, peran
pentingnya adalah untuk merangsang perkembangan serta pertumbuhan fisik.
Kegiatan ini juga memberi kesempatan pada anak untuk menjadi lebih sosial,
menpelajari peraturan-peraturan, belajar kemandirian, mengembangkan rasa percaya
diri, tumbuh secara intelektual, dan menyelesaikan masalah-masalah.
Sebuah program yang terencana untuk
latihan fisik adalah bagian penting dari
program masa awal anak-anak.
Lingkungan diluar ruangan mengundang
banyak perkembangan oto. Kebebasan ruangan menawarkan banyak kesempatan alami
untuk berlari, berlompat dan menggerakkan seluruh tubuhnya dengan cara-cara
tidak terbatas. Peralatan bermain dasar mendorong untuk memanjat, keseimbangan,
koordinasi dengan perkembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian
bawah.
Kemampuan motorik juga dikembangkan sejalan dengan anak-anak
menggali pasir dan tanah, menuangkan air,mengambil dan mengumpulkan batu-batu,
dan lainnya.
Sangat penting untuk mempelajari
keterampilan ini dengan senang dan dengan suasana yang menyenangkan , tujuan
pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk
mengembangkanketerampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang.
2.
Perkembangan
keterampilan sosial dan pengetahuan budaya
Anak-anak menbangun keterampilan sosialnya
ketika mereka bernegosiasi dengan yang lain untuk bergantian menggunakan
permainan diluar ruangan. Anak-anak belajar mengenai masyarakat dilingkungannya
dengan cara berbicara, berkunjung kekantor polisi, berjalan ke pembawa surat
dan lainnya.
3.
Perkembangan
emosional
Anak-anak mendapatkan rasa percaya diri
ketika mereka menyadari apayang bisa dilakukan oleh tubuhnya dan bagaimana
mereka mengendalikan gerakkan-gerakannya. Rasa percaya terhadap diri sendiri
dan orang lain didapat dengan melalui pengalaman hidup yang nyata.
Drama peran dilakukan dilluar ruangan
membantu anak-anak menerima pengalaman hidupnya seperti bila dilakukan didalam
ruangan.
Lingkungan
diluar ruangan bisa mendewasakan penghargaan atas keindahan.
Anak-anak belajar melalui semua sensornya,
mereka menikmati wewangian bunga, rasa kotoran, suara jangkrik dan kenyamanan
cahaya matahari yang dirasakan dengan mukanya, penghargaan ini ditujukan kepada
kedewasaan lingkungan alam.
4.
Perkembangan
intelektual.
Lingkungan diluar ruangan menawarkan kepada
guru kesempatan unutk menguatkan kembali konsep warna, angka, bentuk dan
ukuran. Konsep yang diajarkan secara alami diluar ruangan dari pada didalam
ruangan. Anak-anak bisa belajar mengamati serta menanalisis situasi-situasi
luar ruangan. Interaksi-interaksi alam dipertanyakan dan keterampilan dasar
ditantangg.
Perkembangan
bahasa dikembangkan di lingkungan luar ruangan.banyak hal yang bisa dilihat,
disentuh dan membuat anak-anak secara alami menjadi ingin membicarakan dan
mendengarkan.
Lingkungan luar ruangan
membuat anak-anak mengembangkan daya khayal dan fantasinya.
Kesempatan-kesempatan menggerakkan badan, menyentuh, mencium, dan mengalami
lingkungan luar ruangan membuat anak-anak berkembang. Dengan beranggapan bahwa
lingkungan luaar ruangan adalah ruangan lain, guru-guru bisa menyediakan
kesempatan bagi anak-anak untuk tumbuh diberbagai daerah perkembangan.
Menyiapkan Lingkungan
Luar Ruangan
1.
Tempat
Bermain
Tempat
bermain luar ruangan yang ideal adalah yang memiliki berbagai jenis tempat
bermain yang merangsang anak – anak untuk belajar dalam berbagai cara. Pastikan
bahwa pola – pola lalu lintas yang berada di antara luar ruangan mudah diikuti
dan aman, agar anak – anak tidak slaing bertabrakan. Apabila daerah – daerah
ini tidak bebas, maka letakkan benda, berilah tali yang mengelilingi atau
mintalah orang dewasa memberi petunjuk. Dengan memiliki daerah – daerah yang
dirancang jelas, maka ini akan membantu menghindari kecelakaan, kebingungan dan
perasaan sakit hati.
a.
Daerah
Memanjat
Kebanyakan tempat
bermain memiliki sejenis peralatan memanjat. Anak – anak dari berbagai usia
sangat menyukai daerah ini. Anak – anak akan lebih muda mungkin hanya akan
memanjat sedikit, sementara yang lainnya dan berayun “seperti monyet”.
Sangat penting untuk
membiarkan anak – anak belajar sesuai dengan kemampuannya sendiri dan tidak
memaksa melebihi kemampuan mereka. Kebanyakan kecelakaan terjadi di daerah ini,
jadi sebaiknya memiliki tanah yang lembut. Daerah memanjat bisa termasuk : besi
gantungan, gym hutan (jungle gyms), balok – balok, rangkaian rintangan,
jembatan atas / bawah, ramp, perosotan, ayunan, seesaws, bangunan dari ban,
pepohonan, terowongan dan bangunan
panjat dari kayu.
b.
Menggali,
Permainan Air daerah Lumpur
Bagian
bermain ini sebaiknya cukup besar dan cukup bagi beberapa orang anak agar bisa
bermain bersama dengan nyaman. Idealnya, daerah ini sebaiknya dekat dengan
persediaan air. Apabila tidak memiliki pancuran air, maka masukkan air dengan
menggunakan teko plastik. Dengan meletakkan teko – teko di dalam sebuah kereta
dan membiarkan anak – anak membantu memasukannya akan sangat menyenangkan dan
merupakan cara mendidik untuk memindahkan air.
Kebersihan
adalah pertimbangan yang penting untuk kotak air. Apabila memungkinkan maka
buatlah kunci diatas kotak tersebut. Ini akan menghentikan kucing dan binatang
– binatang lain untuk membuang kotorannya disana. Apabila kotak pasir tidak
memiliki penutup, maka periksalah setiap hari sebelum digunakan anak – anak dan
buanglah semua sampah.
Pasir
biasa, air, dan mainan lumpur termasuk sebagai berikut :
-
Ember plastik dan besi,
mangkuk yang memiliki gagang.
-
Sekop, sendok dalam
berbagai ukuran.
-
Truk mainan yang sudah
usang, mobil – mobilan, pemadam kebakaran, kereta.
-
Alat berbentuk kerucut.
-
Panci – panci.
-
Kereta sorong.
-
Karton kecil.
-
Kotak plastik / kayu
yang usang.
-
Benda – benda alam
seperti kerang, kayu, batu atau dedaunan.
c.
Daerah Transportasi
Satu
– satunya daerah lingkungan luar ruangan yang memiliki permukaan yang
keras. Akan lebih mudah dan lebih aman
untuk menjaga keseimbangan, pedal, menegosiasikan belokan, bermulai dan
berhenti di permukaan yang keras.
Ketika
mereka menarik dan menunggang, anak – anak membangun kekuatan motorik yang
sangat besar dan melatih keseimbangan. Pastikan untuk menyertakan mainan menunggang
untuk anak – anak dari segala usia. Kereta – kereta, sepeda dan mainan yang
ditarik sangat cocok bagi anak – anak yang lebih kecil, sementara sepeda,
skuter dan skate untuk anak – anak yang lebih besar.
Daerah
transportasi juga merupakan tempat yang digunakan untuk drama peran. Anak –
anak juga mungkin menggunakan daerah ini untuk aktifitas – aktifitas lain:
berlompat, bermain hoscotch, atau
menelusuri musik dan karya seni. Kegiatan – kegiatan ini sebaiknya tidak
dilakukan selagi mainan digunakan.
Kecelakaan
utama di daerah ini adalah terjatuh. Beberapa kecelakaan bisa dihindari bila
daerah – daerah ini dengan jelas ditandai. Gunakanlah kapur tulis, tanda yang
bisa dipindah – pindahkan, panah “satu arah”, dan orang dewasa mengawasi untuk
membantu anak – anak menghindari tubrukan.
d.
Daerah
yang tenang
Setiap
daerah luar ruangan memrlukan sebuah daerah yang tenang, lebih cocok bila
teduh, agar anak – anak bisa beristirahat. Gunakan selimut atau penutup lantai
sebagai tempat duduk anak – anak dan berbaring.
Daerah
ini bisa digunakan untuk berbagai kegiatan yang tidak menimbulkan banyak suara.
Kegiatan lainnya mungkin akan membutuhkan persiapan serta perencanaan guru
seperti mewarnai, membaca buku, mengumpulkan barang – barang, dan mendengarkan
musik. Permainan kelompok yang tidak menimbulkan banyak suara juga bisa
dilakukan disini. Bahan – bahan yang direkomendasikan untuk daerah ini adalah
sebuha selimut untuk diduduki, kapur tulis, kayu untuk mengukur, kertas,
peralatan ilmiah, buku, krayon, cat dan papan gantung, serta makanan piknik.
e.
Daerah
bekerja dengan kayu (Woodworking Area)
Sebuah
kegiatan bekerja dengan kayu bisa disiapkan bsik di dalam ruangan maupun diluar
ruangan. Sebaiknya tidak berada di jalan agar anak – anak dan bahan – bahan
tersebut tidak terganggu.
Anak
– anak cenderung menghabiskan waktu diluar ruangan di daerah ini. Daerah ini
memerlukan pengawasan khusus, karena anak – anak akan menggunakan berbgaia
peralatan. Petunjuk yang seksama, aturan penggunaan dan pengawasan dari orang
dewasa akan membantu menghindari kecelakaan.
Daerah
ini menantang kreatifitas anak – anak. Ini juga memberikan mereka kesempatan
untuk menggunakan otot – otot baik yang besar maupun yang kecil dan juga untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa. Bahan – bahan yang disarankan untuk
daerah ini adalah, balok – balok, gergaji, kotak pembungkus, gergaji kecil,
tangga pendek, kawat, papan, palu dan paku dengan kepala yang besar, kotak,
kayu, stir, serta gergaji kayu.
f.
Daerah
Kebun
Menanam
biji – bijian dan melihat bagaimana berbagai benda tumbuh adalah pengalaman
belajar yang menarik. Lihat sekitar luar ruangan ketersediaan ruangan dimana
anak – anak bisa menanam biji – bijian di daerah yang penuh cahaya matahari
atau menanam bunga. Bahan – bahan di kebun yang disarankan adalah, beberapa set
peralatan kebun, sebuah kereta sorong (lori), biji – bijian atau tanaman, akses
ke air, selang air, serta benang dan kayu untuk memberi tanda.
g.
Tempat
Penyimpanan
Situasi
idealnya adalah memiliki sebuah tempat penyimpanan. Mendirikan sebuah tempat
penyimpanan bisa menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan bagi anak – anak.
sukarelawan, para orang tua dan kakek – kakek juga bisa membangun tempat ini.
Apabila terbuat dari kayu, maka anak – anak bisa mengecatnya dengan kuas yang
lebih besar dan air beberapa ember.
2.
Peran
Tim Pengajar
Bermain di luar ruangan sebaiknya
menjadi kegiatan sehari – hari. Guru harus merencanakan kegiatan di luar
ruangan seperti kegiatan – kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan. Buat
jadwal untuk bermain di luar ruangan yang sama setiap hari agar bisa menjadi
sebuah rutinitas sehari – hari.
Juga bisa ditempuh dengan cara
merencanakan secara seksama pergantian waktu dan sekaligus juga kegiatan –
kegiatan di luar ruangan. Rencanakanlah sekitar 45 menit untuk keseluruhan
proses. Ini memberi anak waktu yang cukup untu bersiap – siap, berjalan, di
tempat bermain diluar ruangan, ikut serta dalam beberapa kegiatan dan kembali
ke ruangannya masing – masing.
Sewaktu menyiapkan acara – acara diluar
ruangan beberapa faktor harus dipertimbangkan. Apabila ruangan – ruangan kelas
dibagi menurut usia, maka anak – anak usia 3 tahun sebaiknya terlebih dahulu
keluar di waktu pagi hari; akan lebih hangat di luar ruangan dan mereka akan
merasa lebih nyaman. Pertimbangan juga harus diberikan terhadap jumlah kelas
yang akan menggunakan tempat bermain di luar ruangan. Jadwal harus ditetapkan;
pilihan lain adalah menggabungkan dua ruangan apabila terdapat tempat yang
cukup.
Penting bagi guru untu membahas jadwal
dengan guru – guru yang lain terlebih dahulu untuk memastikan keamanan anak –
anak sekaligus optimasi penggunaan luar ruangan. Tim pengajar juga bisa
membicarakan dengan guru – guru yang lain bagaimana cara memindahkan bahan –
bahan yang diperlukan.
3.
Pertimbangan
Khusus untuk Kegiatan Luar Ruangan
a.
Cuaca
Anak
– anak perlu mengalami dan merasakan segala jenis cuaca. Beberapa program dapat
membatalkan semua kegiatan di luar ruangan bila cuacanya tidak “bagus”. Namun
berjalan – jalan di luar pada saat hujan gerimis yang hangat merupakan waktu
yang tepat untuk mendengarkan suara rintik air hujan yang jatuh diatas payung,
menghirup udara segar dan mempelajari beragam bunga.
b.
Pakaian
Apabila
anak – anak dan orang dewasa akan menikmati suasana luar ruangan di setiap
musim, maka sebaiknya mereka menggunakan pakaian yang sesuai. Sewaktu anda
menjelaskan program ini kepada anggota keluarga, beritahu mereka bahwa anak –
anak akan pergi keluar setiap hari kecuali bila cuaca sedang tidak baik. Sebuah
buletin atau pertemuan dengan para orang tua bisa dipakai untuk menekankan
pentingnya peranan jalan – jalan diluar ruangan. Penting bagi orang tua untuk
mengetahui kegiatan bermain di luar ruangan sebelumnya, agar mereka tidak
terkejut letika seorang anak pulang ke rumah dan membicarakan tentang berjalan
– jalan pada saat turun hujan.
Bila
anak – anak membawa pulang pakaian musim yang sudah berlalu dan membawa ke
sekolah pakaian musim yang baru bisa menjadi sebuah alat mengajar yang baik.
Ketika terjadi perubahan cuaca, bicarakan mengenai cuaca musim berikutnya dan
minta anak – anak membuat daftar keperluan di musim tersebut dan mengapa mereka
diperbolehkan membawa pulang beberapa potong pakaian. Setiap program sebaiknya
memiliki beberapa potong pakaian lebih untuk menjaga anak – anak yang tidak
membawa pakaian yang cukup.
c.
Pertimbangan
lain
Beberapa
anak mungkin akan takut keluar ruangan, sementara yang lain tidak bisa aktif
berpartisipasi dalam beberapa kegiatan luar ruangan karena penyakit yang
dideritanya.
Anak
– anak yang takut ke luar ruangan sebaiknya didorong untuk ikut bergabung
dengan yang lainnya sambil menerima dukungan khusus dari orang dewasa. Jangan
pernah memaksa mereka keluar ruangan. Biarkan mereka tetap berada di dalam
kelas dan bermain bila mereka menginginkannya. Akhirnya anak – anak yang takut
ke luar ruangan akan merasa nyaman untuk bergabung dengan anak – anak lainnya.
Terkadang
anak – anak dengan masalah kesehatan dapat keluar ruangan, tapi tidak akan bisa
melakukan semua kegiatan diluar ruangan. Guru harus memastikan bahwa mereka
telah merencanakan berbagai variasi kegiatan. Juga penting untuk membicarakan
dengan orang tua mengenai apa yang akan mereka perbolehkan untuk dilakukan anak
itu. Perencanaan yang seksama memastikan anak – anak dengan berbagai kemampuan
akan bisa menikmati kegiatan – kegiatan luar ruangan. Anak – anak yang memiliki
pertimbangan kesehatan yang sama sekali tidak memperbolehkan mereka pergi
keluar ruangan sebaiknya diberi kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan – kegiatan
dalam ruangan yang mereka senangi. Mungkin akan lebih baik bila beberapa anak
yang lain juga berada di dalam kelas bersamanya agar ia tidak merasa aneh.
4.
Mengembangkan
Pembelajaran Anak di Luar Ruangan
Guru
bisa melakukan beberapa hal untuk mengembangkan pembelajaran anak – anak diluar
ruangan, antara lain :
a. Amati
apa yang menarik bagi anak – anak.
b. Perhatikan
dan gunakan momentum untu mengajar.
c. Tanyalah
pertanyaan – pertanyaan terbuka.
d. Gunakan
kosa kata yang bervariasi untuk menjelaskan hal – hal baru.
e. Coba
bersikap lebih ingin tahu.
Suasana luar ruangan bisa
menawarkan berbagai kesempatan adanya “momentum mngajar” yang tepat. Pertanyaan
seperti “kenapa”, “bagaimana”, dan “dimana”, bisa mendorong anak – anak untuk
membicarakan apa yang mereka lihat, menjawab pertanyaan – pertanyaan anda dan
juga untuk bertanya. Anak – anak terkadang kekurangan kosa kata untuk
menjelaskan apa yang mereka lihat. Guru mungkin bisa menyediakan kata tersebut.
Guru – guru tidak selamanya
mengetahui jawaban – jawaban atas pertanyaan murid. Menemukan jawaban – jawaban
atas pertanyaan – pertanyaan tersebut bisa menjadi tantangan mengajar
tersendiri. Ketika seorang guru mengatakan bahwa ia tidak mengetahui jawabannya
dan akan mencarinya, maka anak – anak akan belajar dua hal. Mereka belajar
bahwa tidak ada seorang pun, termasuk gurunya, yang mengetahui segalanya dan
yang lebih penting lagi, mereka belajar mencari jawaban atas pertanyaan.
a.
Campur
Tangan dalam Permainan Anak – anak di Luar Ruangan
Daerah
di luar ruangan adalah tempat yang sangat ramai. Anak – anak biasanya ikut
serta dalam membuat membuat sebuah pesawat luar angkasa di daerah pengerjaan
kayu, membuat sebuah stasiun luar angkasa di daerah menunggang, dan memetik di
kebun.
Bersikap
melindungi anak – anak adalah insting, ketika mereka mencoba keterampilan –
keterampilan baru dan mengambil resiko. Biasanya terjadi di luar ruangan,
dimana sangat banyak kegiatan dan anak – anak berpindah – pindah dari satu
tempat ke tempat yang lain. Guru harus mempercayai anak – anak dan
memperbolehkan mereka untuk menelusuri. Anak – anak akan tahu bila mereka
membutuhkan bantuan dan akan memintanya.
Aturan
dasar dalam campur tangan di permainan anak – anak adalah tidak ikut campur kecuali menyangkut alasan – alasan keselamatan.
Anak – anak harus berkonsentrasi, berpikir dan memecahkan masalah, khususnya
bila sedang bermain dengan peralatan diluar ruangan, dan segala gangguan akan
mengganggu konsentrasi mereka.
Ketika
anda campur tangan dengan alasan – alasan keselamatan, pastikan untuk memberi
arahan – arahan yang jelas dan spesifik. Banyak orang dewasa bersikap terlalu
melindungi karena ketakutannya yang berasal dari masa kanak – kanaknya sendiri.
b.
Membantu
Anak – anak untuk Berbagi dan Bergiliran
Anak
– anak biasanya berdebat mengenai giliran menggunakan sepeda, palu ataupun
perosotan. Bahkan ketika terdapat jumlah mainan yang cukup bagi semua orang
mungkin akan ada yang sakit hati. Coba membiarkan anak – anak menyelesaikan
masalahnya sendiri. Apabila tidak berhasil, mungkin sebuah stopwatch bisa digunakan. Aturlah periode waktu tertentu.
c.
Bersenang
– senang dengan Anak – anak di Luar Ruangan
Kesenangan
dan kegiatan luar ruangan biasanya berjalan sejalan. Suasana luar ruangan biasanya sedikit lebih santai daripada dalam
ruangan. Adalah sesuatu yang menyenangkan untuk mengajari mereka hal – hal baru
dan menjawab pertanyaan – pertanyaan mengenai alam. Anak – anak senang bermain
dengan guru.
Karena
suasana yang tidak formal dengan anak – anak, mereka merasa nyaman membicarakan
dirinya sendiri atau menanyakan pertanyaan – pertanyaan sambil duduk – duduk
dibawah pohon yang rindang.
Tugas dan
Kegiatan kegiatan-kegiatan
dimana anak-anak bisa ikut serta dan belajar di luar ruangan tidak terbatas
jumlahnya. Banyak yang bisa dikembangkan dan di ubah sesuai dengan jenis musim dan minat anak-anak.
Drama peran Daerah
panjat-memanjat mendorang perkembangan bahasa, interaksi sosial dan drama peran
beberapa anak akan berpura-pura sebagai pendaki gunung atau penjelajah. Yang
lain akan berpura-pura menjadi kera. mereka akan memakai make up dan akan
memerankan peran dari cerita-cerita dan akan menjelaskan apa yang sedang mereka
lakukan.
Khayalan menjadi hidup diluar ruangan. Terdapat
banyak tempat untuk menjadi aktif dan
tempat-tempat duduk santai melihat anak-anak lainnya. Biasanya hanya diperlukan
sedikit bahan-bahan untuk bisa mendorong drama peran : sebuah selimut, topi
atau karton biasa mengubah peralatan memanjat menjadi hutan atau pesawat luar
angkasa.
Pasir, Air
dan permainan lumpur Daerah
permaina kotak pasir merupakan tempat yang meyenangkan bagi anak-anak untuk
dijelajahi. Kota-kota istana-istana, sungai-sungai dan bahkan sebuah hidangan
makan biasa dibuat (dan dihancurkan ) di dalam satu periode bermain. Anak-anak
kecil bisa duduk dan melihat pasir berjatuhan dari jemarinya. Berjalan di
pasir, dengan atau tanpa sepatu adalah sebuah tantangan untuk mengatur keseimbangan
dan langkah. Anak-anak kecil sangat meyukai menggali pasir dan memasukannya ke
dalam ember.(pastikan bahwa ember-ember tersebut memiliki gagang agar bisa
diangkat dengan mudah).
Menambah
mobil mainan, truk sampah, kereta-kereta; kapal-kapal dan kendaraan lainya ke
dalam kotak pasir bisa mendorong anak-anak untuk merancang jalan layang,
bangunan , vila pemancingan dan daerah-daerah bangunan. Mereka bisa menggunakan
mangkuk, kayu-kayu dan piring-piring untuk rumah es, kayu pancingan dan pesawat
luar angkasa. Benda apapun yang cukup besar dan aman bagi anak-anak yang bisa
di temukan di dalam kotak pasir bisa dibawa ke daerah-daerah bermain.
Bila
pasirnya kering, maka tambahkan sedikit air. Air membuat pasir menjadi lebih
bisa merekat dan anak-anak bisa membangun jalan dan bangunan yang lebih kokoh.
Bila hujan baru, turun maka anda tidak perlu menambah air. Selama atau sesudah
hujan turun, anak-anak bisa mengamati pola air hujan di pasir, seberapa jauh
air di serap, membuat sungai-sungai dan melihat air mengalir. Di
musim dingin , salju akan menambah kesenangan. Terowongan, jembatan dan rumah
es bisa di buat dengan salju dan pasir.
Bangunan dan pasir bisa disiram dan akan membeku. Di musim gugur daerah pasir
ini akan tetutupi dedaunan dan benda- benda lain yang tertiup angin setiap
hari. Ini bisa dikumpulkan dan digunakan untuk membangun, dibiarkan disatu
tempat untuk esok atau dibawa ke meja penelitian. Semua benda- benda ini adalah
titik awal bagi guru dalam mendorong anak- anak untuk mengamati dan melihat
lingkungan alamnya.
Sedikit
masukan mengenai lumpur. Teksturnya sangat lain dari pasir dan sebaiknya anak-
anak mendapat kesempatan merasakan dan bermain dengannya. Lumpur bisa
didapatkan setelah hujan turun.
Kesenian
Tugas- tugas seni yang kreatif bisa dilakukan diluar
ruangan. Contohnya mengecat dengan kaki dan jempol kaki bisa menyenangkan.anda
bisa menggunakan kertas yang panjang di mana anak- anak berjalan, lari,
melompat, atau lukis menggunakan jempol kakinya, atau membiarkan mereka
menggunakan kaki jalan atau aspal. Campurlah cat dengan air sabun agar mudah
dibersihkan.
Benda- benda lain yang bisa di bawa keluar termasuk
:
1.
Lem
dan kertas sebagai koleksi alami
2.
Adonan
3.
Kapur
tulis dengan warna yang beragam
4.
Papan
cat dan cat
5.
Krayon
dan kertas
6.
Bahan-
bahan untuk membuat layangan
7.
Busa
untuk di gunakan bersama cat dan air
8.
Benang
dan kawat untuk membuat lonceng angin
9.
Air
untuk mengubah ukiran salju menjadi ukiran es
Ilmu
pengetahuan
Semua yang berada di luar ruangan adalah ilmu pengetahuan.
Pergunakan waktu untuk memperhatikan air yamng mengalir di penampungan air
setelah hujan. Lemparlah sebuah batu dan daun ke dalam air, dan perhatikan apa
yang terjadi. Tunjukan kepada anak- anak dahan- dahan yang baru tumbuh atau
efek dari air dan cahaya matahari dan dinding sebuah rumah.
Sewaktu merencanakan lingkungan luar ruangan, ikut
sertakan benda- benda yang mendorong penelusuran ilmiah, contohnya : isolasi
pengukur, kayu pengukur, kaca pembesar, gelang koleksi, teropong, dan buku-
buku ilmiah.
Kegiatan-
kegiatan fisik
Kegiatan- kegiatan fisik yang dapat membantu
perkembangan kemampuan motorik dasarnya adalah sebagai berikut :
1.
Bergerak
Doronglah anak- anak untuk
menggerakan tubuhnya dalam berbagai cara, mereka bisa bergerak seperti hewan, bergerak
cepat, bergerak dengan satu kaki, dsb
2.
Berlari
Anak- anak bisa dengan mudah
berlari seperti anak- anak berlari seperti hewan, lari mengejar target atau
lari berpasangan.
3.
Melompat
Melompat adalah kegiatan di luar
lapangan yang menyenangkan. Guru sebaiknya mengikuti anak- anak
4.
Melempar
bolaecil sebaiknya berlatih melempar bola dan menangkap bola lembut.
Anak- anak
5.
Permainan
rintangan
Anak- anak bisa menikmati
bernagai rintangan yang ditawarkan dalam
permainan rintangan.
6.
Permainan
Anak- anak kecil menyukai
permainan dan permainan yang terbaik adalah yang semua anak bisa ikut serta.
Kegiatan- kegiatan yang tenang
Siapkan
sejumlah tempat yang tenang bagi anak- anak untuk berristirahat atau untuk
menyendiri.
Makan
di luar ruangan
Baik
anak- anak dan orang dewasa akan menikmati sebuah piknik di taman atau sebuah
kejutan makan di luar ruangan.
Prakarya dengan kayu
Anak-
anak berfikir, merancang, bereksperimen, dan bekerja dengan anak- anak yang lin
untuk membuat bentuk- bentuk seni, bangunan, permainan rintangan, dan roket
bulan di daerah bangunan.
Berkebun
Anak-
anak menggali, menanam, memelihara, menyiram, memetik, memakan, dan menikmati
semua keajaiban kebunnya, mereka menyaksikan langsung dan mengajukan
pertanyaan- pertanyaan “mengapa” mengenai bumi.
Perjalanan ke luar lingkungan
sekitar
Perjalanan
yang di lakukan disekitar lingkungan sekitar lingkungan bisa mengembangkan
dunia anak- anak dan memberikan kesempatan belajar yang menyenangkan.
Jalan
kaki
Jalan
kaki adalah cara yang baik untuk menelusuri lingkungan luar bersama anak-
anak. Mudah direncanakan dan tidak
memerlukan banyak persiapan seperti halnya perjalanan ke sekitar lingkungan.
Mengikut sertakan anggota
keluarga dalam permainan luar ruangan
Walaupun
kebanyakan orang tua menghargai nilai memperbolehkan anak- anak mereka bermain
di luar ruangan, beberapa mungkin tidak menyadari makna bermain di luar
ruangan.
Ini
adalah bagian dari tanggung jawab tim pengajar untuk menjelaskan kesempatan
pembellajaran di luar ruangan kepada orang tua murid.
DAFTAR
PUSTAKA
http://disdik.kepriprov.go.id/tkra/646-hakikat-pendidikan-a-pembelajaran-di-paud,
sumber : KB - TK ANAK CERIA BANJARBARU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar