FASE, TAHAPAN, PRINSIP
DAN ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI
I.
PENDAHULUAN
Teori
yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic
System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut
mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motoriknya, anak harus
mempersepsikan sesuatu dilingkungannya sehingga memotivasi mereka untuk
melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak.
Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak.
Teori
tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu,
merka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut
merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan
fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya
untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik.
Perkembangan
fisik berlangsung secara teratur, tidak
secara avak. Perkembangan bayi ditandai dengan adanya perubahan dari aktivitas
yang tidak terkendali menjadi suatu aktifitas yang terkendali. Perkembangan
fisik pada masa bayi berjalan dengan cepat. Bayi belajar untuk mengendalikan
kepala menggapai sebuah objek, dan barangkali berdiri dan berjalan ditahun
pertama tersebut.. ketika anak- anak tumbuh, perkembangan dari keterampilan
motor mereka tidaklah sama secepatnya dengan seperti pada masa kanak- kanak,
tetapi hal tersebut berlangsung terus sepanjang masa kanak- kanak.
II.
FASE
PERKEMBANGAN MOTORIK
Perkembangan motorik sangat penting
dalam perkembangan keterampilan anak secara keseluruhan. Perkembangan motorik
anak dibagi jadi dua komponen, yaitu :
1. Motorik
halus
Motorik
adalah keseluruhan proses yang terjadi pada tubuh manusia, yang meliputi proses
pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik)
yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan
suatu gerakan yang baik. Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang
terdapat didalam tubuh manusia. Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi
berhubungan. Definisi lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan motorik
ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh.
Dalam perkembangan motorik,
unsur-unsur yang menentukan ialah
1. Otot,
2. Saraf, dan
3. Otak.
1. Otot,
2. Saraf, dan
3. Otak.
Ketiga
unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi positif”,
artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling
melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih
sempurna keadaannya. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan
otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami
gangguan tampak kurang terampil.
2. Motorik kasar
Melalui keterampilan motorik,
seorang bayi menunjukkan kemandiriannya bergerak dari satu tempat ke tempat
lainnya. Ini akan memupuk rasa percaya dirinya dikemudian hari. Keterampilan
motorik yang baik juga membuat anak mudah beradaptasi dengan lingkungan
belajarnya. Anak bisa menulis, menggambar, mewarnai, berolahraga, dan lain –
lain. Lewat motorik juga anak bisa menemukan kesenangan, dia bisa bermain petak
umpet, menari, bernyanyi, atau melempar dan menangkap bola. Keterampilan ini
jugalah yang memudahkan anak untuk bergaul dengan teman – teman sebayanya. Oleh
sebab perkembangan motorik sangat penting untuk kepribadian anak. Orangtua
perlu mengetahui tahap – tahap perkembangan motorik anak, dari bayi mulai bisa
mengangkat kepalanya hingga anak yang
sudah bisa naik sepeda roda tiga.
sudah bisa naik sepeda roda tiga.
Dengan begitu, kita jadi tahu
bagaimana stimulasi yang tepat dan benar yang harus diberikan agar perkembangan
keterampilan dan kecerdasan anak optimal. Selain itu, kita bisa mengetahui
apabila satu fase belum dilalui dengan baik,tentunya fase perkembangan
berikutnya
belum bisa diajarkan. Misalnya, saat anak belum bisa berjalan, kita belum bis mengajarkannya berlari atau melompat. Kemampuan motorik kasar dan halus anak perlu
dilatih dan diasah. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih motorik kasar. Motorik kasar merupakan area terbesar dalam perkemrbangan di usia batita (bawah tiga tahun). Diawali dengan kemampuan berjalan,berlari, melompat dan melempar. Dalam hal ini, kegiatan diluar ruangan adalah pilihan terbaik karena anak dapat menggerakkan seluruh tubuhnya sesuka hati. Di sarnping itu, sediakan juga peralatan bermain, seperti tali atau bola, perosotan, dan lain – lain. Kegiatan bermain aktif akan mengasah kemampuan motorik kasar, sekaligus motorik halusnya. Untuk melatih keterampilan motorik halus, diantaranya adalah dengan latihan menuang air dari teko plastik ke gelas, mengambil dan mengumpulkan dedaunan, menyisir rambut, menyusun balok atau puzzle, dan lainnya.
belum bisa diajarkan. Misalnya, saat anak belum bisa berjalan, kita belum bis mengajarkannya berlari atau melompat. Kemampuan motorik kasar dan halus anak perlu
dilatih dan diasah. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih motorik kasar. Motorik kasar merupakan area terbesar dalam perkemrbangan di usia batita (bawah tiga tahun). Diawali dengan kemampuan berjalan,berlari, melompat dan melempar. Dalam hal ini, kegiatan diluar ruangan adalah pilihan terbaik karena anak dapat menggerakkan seluruh tubuhnya sesuka hati. Di sarnping itu, sediakan juga peralatan bermain, seperti tali atau bola, perosotan, dan lain – lain. Kegiatan bermain aktif akan mengasah kemampuan motorik kasar, sekaligus motorik halusnya. Untuk melatih keterampilan motorik halus, diantaranya adalah dengan latihan menuang air dari teko plastik ke gelas, mengambil dan mengumpulkan dedaunan, menyisir rambut, menyusun balok atau puzzle, dan lainnya.
Berikut tabel Fase – fase
perkembangan Keterampilan Anak.
III.
TAHAPAN
PERKEMBANGAN MOTORIK
Dalam
buku Balita dan Masalah Perkembangannya (2001) secara umum ada tiga tahap
perkembangan keterampilan motorik anak usia dini, yaitu :
1. TAHAP
KOGNITIF
Pada
tahap kognitif, anak berusaha memahami keterampilan motorik serta apa saja yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada tahap ini,dengan
kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan strategi tertentu untuk
mengingat gerakan serupa yang pernah dilakukan pada masa yang lalu.
2. TAHAP
ASOSIATIF
Pada
tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba- coba kemudian meralat (
trial and error ) olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak
melakukan kesalahan kembali di masa mendatang. Tahap ini adalah perubahan
strategi dari tahapan sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi
bagaimana melakukannya.
3. TAHAP
AUTONOMOUS
Pada
tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan respons yang lebih
efesien dengan sedikit kesalahan. Anak sudah menampilkan gerakan secara
otomatis.
Pada
anak- anak tertentu latihan tidak selalu dapat membantu memperbaiki kemampuan
motoriknya. Sebab ada anak yang memiliki masalah pada susunan syarafnya
sehingga menghambatnya melakukan
keterampilan
motorik tertentu.
IV.
PRINSIP
PERKEMBANGAN MOTORIK
Prinsip
utama perkembangan motorik anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik
baik motorik kasar maupun motorik halus.
Ada beberapa prinsip utama perkembangan motorik menurut Malina &
Bouchard (1991), yaitu :
1. Kematangan
Syaraf
Kemampuan
anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang
mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada
dipusat susunan belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu
mengontrol gerakan-gerakan motorik. Pada usia kurang lebih 5 tahun,
syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan dan menstimulasi berbagai kegiatan
motorik. Otot-otot besar mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan,
berari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan
otot-otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan
jari- jari tangan untuk menyusun puzzle, memegang pensil atau gunting membentuk
dengan plastisin atau tanah liat.
2. Urutan
Pada
usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks,
yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang,
seperti berlari sambil melompat, mengendarai sepeda, dan lain-lain.
1) Ururtan
pertama, disebut pembedaan yang mencangkup perkembangan secara perlahandari
gerakan motorik kasar yang belum terarah ke gerakan yang lebih terarah sesuai
dengan fungsi gerakan motorik.
2) Ururtan
kedua, adalah keterpaduan, yaitu kemampuan dalam menggabungkan gerakan motorik
yang saling berlawanan dalam koordinasi gerakan yang baik, seperti berlari dan
berhenti, melempar dan menangkap, maju dan mundur.
3. Motivasi
Teori
hedonisme yaitu motivasi yang berhubungan dengan senang atau gembira. Selain
itu ada juga teori naluri yaitu motivasi didalam diri manusia. Motivasi itu
bersifat alami,dan motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk berprilaku
beraktifitas untuk mencapai tujuannya. Semakin kuat motivasi sseorang, maka
semakin cepat dalam memperoleh tujuan dan kepuasan.
Begitu
juga dengan anak, kematangan motorik memotifasi
anak untuk melakukan aktivutas motorik dalam lingkup yang luas. Hal ini
dapat dilihat dari :
1) Aktivitas
fisik yang meningkat dengan tajam.
2) Anak-anak
seakan - akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik menggunakan otot-
otot kasar atau halus.
Motivasi
yang datang dari dalam diri anak
perlu didukung dengan morivasi yang datang
dari luar. Misalnya dengan memberi
kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerak motorik serta
menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak.
4. Pengalaman
Perkembangan
gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan dan pendidikan
gerak pada anak usia dini lebih ditujukan
bagi pengayaan gerak, pemberian pengalaman yang membangkitkan rasa senang dalam
suasana riang gembira anak.
5. Praktik
Beberapa
kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya perlu
dipraktikkan anak dengan bimbingan guru. Kebutuhan anak- anak tersebut menurut
Bucher dan Reade (1959) adalah sebagai berikut :
1) Ekspresi
melalui gerakan.
2) Bermain,
sebagai bagian dari perkembangan anak.
3) Kegiatan
yang berbentuk drama.
4) Kegiatan
yang berbentuk irama.
5) Banyak
latihan motorik kasar maupun motorik halus.
V.
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MOTORIK
Usia 0-1 Tahun
Motorik Kasar :
1. Refleks Menggenggam benda yang menyentuh telapak tangan.
2. Menegakkankepala saat ditelungkupkan.
3. Tengkurap.
4. Berguling ke kanan dan kekiri. Meraih benda di depannya.
5. Tengkurap dengan dadadiangkat dankedua tanganmenopang.
6. Duduk dengan bantuan.
7. Melempar benda yang dipegang
8. Merangkak ke segala arah.
9. Duduk tanpa bantuan.
10. Berdiri dengan bantuan.
11. Bertepuk tangan.
12. Menarik benda yang
terjangkau.
13. Berjalan dengan berpegangan.
14. Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan.
15. Melakukan gerak menendang bola.
Motorik Halus
1.
Memainkan
jari tangan dan kaki.
2.
Memegang
benda dengan lima jari.
3.
Meraih
benda di depannya.
4.
Tengkurap
dengan dada diangkat dan kedua tangan menopang.
5.
Duduk
dengan bantuan.
6.
Memasukkan
benda ke dalam mulut.
7.
Memindahkan
mainan dari satu tangan ke tangan yang lain.
8.
Memegang
benda dengan ibu jari dan jari telunjuk (menjumput)
9.
Meremas.
10. Menggaruk kepala.
11. Memegang benda kecil atau tipis (misal:potongan buah atau biskuit).
12. Memukul-mukul atau mengetukngetuk mainan.
Usia 1-2 Tahun
Motorik Kasar :
1.
Berjalan
sendiri.
2.
Naik tangga
atau tempat yang lebih tinggi dengan merangkak.
3.
Menendang
bola ke arah depan.
4.
Berdiri
dengan satu kaki selama satu detik.
5.
Melompat di
tempat.
6. Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan berpegangan.
7. Berjalan mundur beberapa langkah.
8. Menarik benda yang tidak terlalu berat (kursi kecil).
1.
Memegang
alat tulis.
2.
Membuat
coretan bebas.
3.
Menyusun
menara dengan tiga balok.
4.
Memegang
gelas dengan dua tangan.
5.
Menumpahkan
benda-benda dari wadah dan memasukkannya kembali.
6.
Meniru
garis vertikal atauhorisontal.
7.
Memasukkan
benda ke dalamwadah yang sesuai.
8.
Membalik
halaman buku walaupunbelum sempurna.
9.
Menyobek
kertas.
Usia 2-3 Tahun
Motorik Kasar:
1.
Berjalan
sambil berjinjit.
2.
Melompat ke
depan dan ke belakang dengan dua kaki.
3.
Melempar
dan menangkap bola.
4.
Menari
mengikuti irama.
5.
Naik-turun
tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendahdengan berpegangan.
Motorik Halus:
1.
Meremas kertas
atau kain dengan menggerakkan lima jari.
2.
Melipat
kertas meskipun belumrapi/lurus.
3.
Menggunting
kertas tanpa pola.
4.
Koordinasi
jari tangan cukup baik untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi, sendok.
Usia 3-4 Tahun
Motorik Kasar:
1.
Berlari
sambil membawa sesuatu yang ringan (bola).
2.
Naik-turun
tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan kaki bergantian.
3.
Meniti di
atas papan yang cukup lebar.
4.
Melompat
turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm (di bawah tinggi lutut anak).
5.
Meniru
gerakan senam sederhana seperti menirukan gerakan pohon, kelinci melompat).
Motorik Halus:
1.
Menuang
air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat penampung(mangkuk, ember).
2.
Memasukkan
benda kecil kedalam botol (potongan lidi, kerikil,biji-bijian).
3.
Meronce
manik-manik yang tidak terlalu kecil dengan benang yang agak kaku.
4.
Menggunting
kertas mengikuti pola garis lurus.
Usia 4-5 Tahun
Motorik Kasar:
1.
Menirukan
gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb.
2. Melakukan gerakan menggantung (bergelayut).
3. Melakukan gerakan melompat,meloncat, dan berlari
secaraterkoordinasi.
4. Melempar sesuatu secara terarah
5. Menangkap
sesuatu secara tepat
6. Melakukan
gerakan antisipasi.
7. Menendang
sesuatu secara terarah
8. Memanfaatkan
alat permainan di luar kelas.
Motorik Halus:
1. Membuat garis
vertikal,horizontal, lengkung kiri/kanan,miring kiri/kanan, dan lingkaran.
2. Menjiplak
bentuk.
3. Mengkoordinasikan
mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit.
4. Melakukan gerakan
manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai
media.
5. Mengekspresikan
diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.
Usia 5-6 Tahun
Motorik Kasar:
1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih
kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan.
2. Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan
tarian atau senam.
3. Melakukan permainan fisik dengan aturan.
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri.
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri.
Motorik Halus:
1.
Menggambar
sesuai gagasannya.
2.
Meniru
bentuk.
3. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.
4. Menggunakan alat tulis dengan benar.
5.
Menggunting
sesuai dengan pola.
6.
Menempel
gambar dengan tepat.
7. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara
detail.
DAFTAR
PUSTAKA
Widayatun,
Tri Rusmi. 1999. Ilmu Prilaku.
Yogyakarta: PT. Fajar Interpratama Sujiono, Yuliani Nurani,
2009, Konsep Dasar Paud, Jakarta: PT Index.
Desni,
M.Psi. 2010. Metode Pengembangan Motorik
Halus Anak Usia Dini. Pontianak: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura.
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. 2009. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar