PEMBAHASAN
A.
Macam-Macam Gerak
Dalam
bahasa Indonesia kata motor dan movement diterjemahkan sebagai gerak atau
gerakan tanpa mengandung perbedaan di dalamnya. Movement adalah gerak yang
bersifat eksternal atau dari luar dan mudah diamati, sedangkan motor adalah
gerakan yang bersifat internal atau dari dalam, konstan, dan sukar diamati.
Gerakan
dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi ruang atau jarak (space) dan dari
sistem otot. Dilihat dari segi ruang atau jarak (space) gerakan ini dapat di
bagi menjadi :
1.
Gerak lokomotor
2.
Gerak nonlokomotor
(stabilisasi)
Ditinjau dari sistem
otot, gerakan dapat dibagi tiga sebagai berikut.
1.
Fleksi
2.
Eksistensi
3.
Rotasi
Fleksi
adalah gerakan refleksi otot yang menyebabkan gerakan membengkok, eksistensi
adalah gerakan meluruskan atau membentangkan yang berlawanan dengan fleksi,
sedangkan rotasi adalah gerakan berputar yang berporos pada satu sumbu.
Menurut
teori taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow (1971) gerakan manusia dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
1.
Gerakan refleks (reflex
movement)
Gerakan refleks adalah
gerakan atau tindakan manusia yang timbul sebagai reaksi terhadap suatu
stimulus tanpa keterlibatan kesadaran. Gerak refleks umumnya telah dimiliki
sejak manusia dilahirkan dan berkembang hingga dewasa.
2.
Gerakan dasar (basic
fundamental movement)
Gerak dasar fundamental
merupakan pola gerakan yang menjadi dasar untuk ketangkasan gerak yang lebih
kompleks. Gerakan-gerakan ini terjadi atas dasar gerakan refleks yang
berhubungan dengan badannya, merupakan bawaan sejak lahir dan terjadi tanpa
melalui latihan.
3.
Kemampuan mengamati
(perceptual abilities)
Kemampuan perseptual
dan fungsi gerak tidak dapat dipisahkan. Kemampuan perseptual membantu
seseorang menafsirkan stimuli secara tepat sehingga ia mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan dapat menghasilkan perilaku yang efektif dan efisien.
4.
Kemampuan fisik
(physical ability)
Kemampuan fisik
diperlukan dalam mempelajari gerak agar hasil yang dicapai cukup efisien.
Kemampuan fisik adalah karakteristik fungsional dari semua organ kekuatan. Oleh
karena itu, tingkat kemampuan fisik harus dikembangkan hingga mampu mengatasi
kebutuhan atau perbuatan yang efisien.
5.
Gerakan keterampilan
(skill movement)
6.
Kemampuan komunikasi
(communication abilities)
Perkembangan
psikomotorik merupakan pokok dari program pendidikan gerak dan harus dipandang
sebagai sarana untuk memacu kedua kompetensi lainnya, yaitu kognitif dan
afektif. Istilah kemampuan fisik mengacu kepada penongkatan kemampuan anak-anak
dalam fungsionalisasi serta tindakan dalam lingkungan sekelilingnya sesuai
dengan tingkat kesadaran jasmani dan kemampuan motorik mereka. Perilaku gerak
dapat dibagi menjadi 3 kategori yang luas dan kadang-kadang saling melingkupi.
Pertama dan paling dasar dari kategori gerak ini mengacu kepada stabilisasi.
Kemampuan stabilisasi adalah pengembangan pola gerak yang memungkinkan
anak-anak memperoleh dan mempertahankan titik pangkal eksplorasi yang mereka
buat dalam ruang gerak. Kemampuan stabilisasi kadang-kadang disebut gerakan
nonlokomotor karena menyangkut aktivitas stationer, seperti membungkuk,
meregang, menarik , memutar, mangayun, mengangkat, merentang, merendahkan tubuh
dan membalik. Pada waktu stabilisasi berkembang lokomotor juga dipacu.
Lokomotor mencakup proyeksi tubuh terhadap ruang eksternal dengan pengubahan
lokasi baik vertikal maupun horizontal. Dengan lokomotor anak-anak mampu secara
efektif melakukan eksplorasi terhadap dunianya. Aspek ketiga dari pengembangan
kemampuan gerak anak-anak menyangkut perkembangan kemampuan dasar manipulasi.
Gerak manipulasi adalah usaha untuk mengalihkan kekuatan terhadap objek-objek,
seperti melempar, memukul, mendorong dan menarik benda, dan menerima kekuatan
dari objek-objek seperti menangkap, menangkap dan memegang benda.
Pendidikan
gerak di TK mencakup pengembangan kemampuan gerakan lokomosi, manipulasi dan
stabilisasi dasar. Lokomotor, manipulasi dan stabilisasi dialami pada semua
tingkatan dalam pengalaman hidup dalam keseluruhan yang dapat diklasifikasikan
dalam tingkat-tingkat perkembangan motorik.
Menurut
Sayuti Sahara (2003) gerak lokomotor merupakan gerak dasar yang menjadi fondasi
untuk dipelajari diperkenalkan pada anak usia TK. Gerak dasar tersebut, antara
lain berikut ini.
1.
Berjalan
2.
Berlari
a.
Meloncat dan mendarat
b.
Meloncat rintangan
c.
Leaping
d.
Hoping
e.
Galloing
f.
Sliding
g.
Skipping
h.
Rolling atau mengguling
i.
Memanjat
1.
Berjalan
Berjalan
dapat diartikan sebagai perpindahan berat badan dari satu kaki ke kaki yang
lain dengan salah satu kaki tetap kontak dengan tempat bertumpunya sepanjang
kegiatan itu berlangsung. Masing-masing tungkai akan bergerak baegantian antara
fase bertumpu dan fase mengayun. Tumit akan menyentuh lantai terlebih dahulu
pada saat tungkai belakang mendorong, perpindahan berat badan ke tungkai depan.
Badan dicondongkan setelah tungkai depan menyentuh lantai.
a.
Pengamatan gerak
Gerak berjalan dapat
diamati pada anak usia 9 sampai 15 bulan dan pada umumnya sudah dapat dikuasai
setelah 12 bulan. Sekitar 4 tahun, gaya berjalannya sudah seperti orang dewasa
dengan beberapa ciri sebagai berikut.
1)
Terlihat mudah
2)
Langkah sudah berirama
3)
Pemindahan berat badan
sudah lancar dan halus
Masalah-masalah
yang timbul pada saat berjalan adalah sebagai berikut.
1)
Mengayun bagian sisi
yang sama (kaki kiri dengan tangan kiri dan sebaliknya)
2)
Gagal melakukan tekukan
pergelangan kaki, lutut maupun persendian pinggul yang dapat mengakibatkan
erakan menjadi memantul atau seperti robot.
3)
Postur tubuh yang tidak
benar ditandai dengan mengangkat kepala dan tubuh bagian atas kedepan, bahu
membungkuk (bungkuk udang) serta pinggul yang diangkat (kepala dan tubuh bagian
atas harus tegak)
4)
Gerakan tumit tersendat
(terdorong ke atas dan ke bawah dari bagian ujung jari )
b.
Variasi gerakan
Berjalan merupakan
kegiatan yang paling banyak digunakan maupun sebagai keterampilan dasar setiap
individu. Digunakan secara terpisah atau hanya berjalan saja atau dengan
mengombinasikan dengan gerakan lain dan membentuk beberapa keterampilan yang
lebih kompleks.
c.
Ruang
Variasi gerakan dalam
berjalan dapat mengacu berdasarkan ruang, arah, waktu, dan gerakan tambahan.
Pola
variasi gerak
1)
Tubuh bagian atas
dibungkukkan ke depan, ke belakang atau kesamping
2)
Mengubah daerah tumpuan
(lebar atau sempit)
3)
Mengubah jarak
melangkah (pendek atau panjang)
4)
Berjalan dengan tumit,
ujung telapak kaki, bagian telapak kaki digeser berjalan denga kaki bagian luar)
5)
Lutut dikakukan
6)
Mengubah posisi lengan
(diluruskan ke luar, ke samping, di atas kepala, kedua lengan diluruskan
kedepan atau bergantian), ayun kedua lengan (bersama-sama dari satu sisi ke
sisi lain)
7)
Kedua tangan di lutut,
menepuk ke belakang leher atau di belakang badan
8)
Menempatkan salah satu
kaki di belakang atau di depan dalam satu garis.
9)
Ke samping (kaki yang
satu disilangkan pada kaki yang laiinya)
10)
Mengubah arah posisi
kaki ke luar atau ke dalam.
11)
Berjalan dengan kedua
kaki dan kedua tangan
12)
Tungkai detendangkan
tinggi-tinggi ke depan, ke belakang dan ke samping
d.
Arah/jalur/ketinggian
Di
tempat perubahan
arah
Ke
depan rendah
(lutut dibengkokkan)
Ke
belakang tinggi
(jinjit)
Di
atas di
bawah
Zig
zag rendah dengan tubuh diangkat
e.
Berdasarkan waktu
1)
Dari lambat ke cepat
2)
Dengan langkah kedut
3)
Digabung dengan irama
musik atau ketukan berirama
4)
Bergerak dengan lembut
f.
Gaya yang dikembangkan
1)
Keras
2)
Lembut
3)
Menaik
4)
Menurun
5)
Langkah ringan
6)
Lutut di angkat tinggi-tinggi
g.
Variasi gerak tambahan
1)
Berjalan dengan kreasi
anak
2)
Berjalan seperti
binatang
3)
Berjalan dalam barisan
berdua, bertiga, berempat.
4)
Berjalan dengan gembira
atau sedih
5)
Berjalan melalui
rintangan kedepan atau ke belakang
6)
Berjalan sambil
berputar, memutar anggota tubuh, membungkuk dan sebagainya.
h.
Petunjuk pembelajaran
1)
Siapkan contoh yang
baik secara visual/gambar
2)
Beri penekanan kegiatan
yang memprioritaskan sikap tubuh bagian atas atau selalu ditegakkan.
3)
Berikan penekanan
pendorong ujung telapak kaki.
4)
Penekanan pada ayunan
lengan yang bergerak bebas serta kepala yang ditegakkan saat berjalan.
Konsep
keterampilan dalam memberi petunjuk pada anak.
a.
Pertahankan kepala dan
badan tetap tegak
b.
Luruskan/runcingkan
ujung jari kaki lurus kedepan
c.
Berjalan hampir sama
dengan berlari, kecuali salah satu kaki selalu menyentuh/kontak dengan lantai
d.
Tumit merupakan bagian
tubuh yang pertama kali menyentuh lantai, ujung jari kaki yang terakhir kali
meninggalkan lantai.
e.
Ayunan lengan
berlawanan dengan gerakan kedua tungkai dengan gerakan yang dilakukan tanpa
ketegangan/relaks dan berirama.
f.
Ayunan tungkai
bersumber dari pinggul
g.
Ayunan kedua lengan
dilakukan dengan mudah dan ringan
2.
Berlari
Berlari
merupakan kelanjutan gerak dari berjalan dan memiliki ciri khusus pada fase
melayang di udara dari salah satu kaki.
Pada
usia 5 tahun, umumnya mereka sudah mampu menunjukkan gaya berlari yang sudah
baik. Mereka juga mampu menampilkan kemampuan berlarinya dengan mengubah arah
dari garis yang lurus atau dengan cara jogging.
Anak
usia 4 sampai 8 tahun menurut Sayuti Sahara (2003) telah mampu menunjukkan gaya
berlari yang dapat dikelompokkan ke dalam tahap dasar dan tahap matang 2 tahap
dalam penguasaan gaya berlari adalah sebagai berikut ini.
a.
Tahap dasar atau
elementer
Pada tahap ini gaya
sudah dapat diamati, tetapi fase layangan yang msih terbatas. Walaupun
demikian, gerak lengan sudah dapat mencapai jarak vertikal yang mencukupi
tetapi gerakan horizontalnya msih terbatas.
b.
Tahap matang
Pada tahap ini, kedua
lengan sudah di bengkokkan pada sikunya pada sudut yang agak tepat, dan di ayun
secara vertikal pada garis membusur yang cukup lebar berlawanan dengan gerakan
kaki.
3.
Pengamatan
gerak
Pemilihan
gerak yang alami ini merupakan atribut yang diperoleh berdasarkan sejumlah
pengalaman melalui kegiatan yang terstruktur maupun pada saat mereka
bermain-main.
Masalah
yang ditemukan dalam berlari adalah sebagai berikut.
a.
Berlari dengan tubuh
yang ditegakkan
b.
Berlari dengan tumit
c.
Berlari dengan kaki
berputar ke dalam atau ke luar
d.
Ayunan tangan dari satu
sisi ke sisi lainnya
e.
Kepala jauh dibawa
kebelakang
a.
Variasi gerakan
Bagaimanapun juga
banyak jenis lari maupun kegiatan dalam bentuk bermain yang menuntut sianak
untuk berlari. Sedangkan melatih berbagi jenis berlari, merupakan kesempatan
yang baik bagi anak untuk memakai dan memperhalus pola dasarnya, seperti yang
ia peroleh dari situasi pengalamannya yang berbeda.
b.
Ruang
1)
Pola variasi gerak
2)
Berlari dengan
a)
Mengubah daerah tumpuan
b)
Lakukan dengan langkah
pendek, menengah dan panjang
c)
Ujung telapak kaki
d)
Tumit
e)
Seluruh telapak kaki
f)
Tungkai yang dilakukan
g)
Tubuh bagian atas
dicondongkan ke depan, ke kiri, ke kanan dan kebelakang
h)
Ujung jari kaki dan
lutut diputar ke dalam dan ke luar
i)
Seluruh badan
ditegakkan
j)
Kedua tangan diluruskan
kesamping, ke depan dan ke atas kepala
k)
Kedua tangan di atas
kepala, pinggang atau bahu
l)
Lutut diangkat
tinggi-tinggi
m)
Kaki disilangkan
c.
Arah/jalur/ketinggian
1)
Di temapat
2)
Ke depan dan ke
belakang
3)
Ke samping kiri atau
kanan
4)
Menaik atau menurun
5)
Lewat di atas, di bawah
mengitari suatu objek
6)
Rendah
7)
Tinggi
8)
Mengubah arah gerak
9)
Dalam lingkaran
d.
Berdasarkan waktu
1)
Lambat ke cepat
2)
Jogging
3)
Mengubah kecepatan saat
bergerak
4)
Diserasikan dengan
irama atau ketukan berirama
5)
Berlari dengan tepuk
tangan
6)
Gerakan merenggut
7)
Tempo yang tidak sama
8)
Tempo yang tepat
e.
Gaya yang dikembangkan
1)
Keras
2)
Lunak
3)
Ringan
4)
Lemah
5)
Berat
6)
Kuat
7)
Pindahkan berat badan
dengan tekanan
f.
Variasi gerakan
tambahan
1)
Berlari dengan
menirukan gerak binatang
2)
Berlari dengan sifat
yang diketahui
3)
Berpura-pura lari di
atas pasir atau rawa
4)
Berlari membentuk
angka, huruf atau gambar tertentu
5)
Berlari dengan teman
berdampingan
6)
Berlari dengan
tanda-tanda stop, maju dan lain-lain
7)
Berpura-pura berlari
melawan angun badai
8)
Berlari dan menyentuh
lantai
9)
Kombinasikan berlari
dengan bentuk gerakan lokomosi lainyya
10)
Lari baranting
11)
Berlari sambil melempar
dan menangkap objek
4.
Konsep
keterampilan berkomunikasi memberi petunjuk pada anak
a.
Berlari dengan ujung
telapak kaki
b.
Kepala diangkat, kedua
mata kedepan
c.
Bengkokkan kedua lutut
d.
Biarkan tubuh bagian
atas relaks
e.
Bernapaslah denga n
normal
f.
Condongkan sedikit
kedepan
g.
Angkat lutut ke atas
h.
Tekuk siku dan ayunkan
lengan denga bebas
5.
Meloncat
dan Mendarat
a.
Gerakan gerak
Meloncat terdiri dari
gerakan-gerakan yang mengarahkan dan mempertahankan seluruh tubuhnya untuk
berada sesaat di udara. Ciri melompat, yaitu berikut ini.
1)
Melompat dengan satu
atau dua kaki dan mendarat dengan dua kaki.
2)
Dua kaki meloncat dan
mendarat dengan satu kaki.
Wickstoum (1983)
menyebutkan loncat berikut tugas geraknya semakin berat.
1)
Meloncat turun dari
satu kaki ke kaki yang lain (leap).
2)
Meloncat naik dengan
dua kaki kedua kaki.
3)
Meloncat turun dengan
dua kaki kedua kaki.
Terlepas
dari variasi gerakan yang ada, meloncat memiliki satu atau dua tujuan, yaitu meloncat
untuk ketinggian atau meloncat untuk mencapai jarak tertentu.
Meloncat
untuk mencapai ketinggian tertentu, kedua lutut harus dibengkokkan dan kedua
lengan diturunkan mendekati ke lantai dan siku sedikit dibengkokkan.
Pada
saat kedua lutut diluruskan, kedua lengan diayunkan ke atas seluruh tubuh
diluruskan sewaktu berada di udara.
Pada
saat mendarat, harus dilakukan pada ujung telapak kaki dengan kedua lutut
dibengkokkan dengan tujuan meredam benturan gaya.
Perkembangan
meloncat dan menjangkau (jump and reach) dilihat dari 2 tahap.
1)
Tahap 1
Lutut dibengkokkan
sampai sikap jongkok untuk mengambil tenaga (awalan). Gerakan naik diawali
dengan mengayunkan kedua lengan, sedangkan kepala diarahkan ke sasaran. Setelah
take off, seluruh badan diluruskan, namun pada saat anak menjangkau, lengan
yang tidak menjangkau berada pada posisi yang tidak efektif, yaitu dibawa ke
bawah pada saat lengan yang menjangkau diluruskan ke atas.
Gambar
2)
Tahap 2
Tahap ini sudah matang.
Fase persiapan akan ditandai dengan membengkokkan (fleksi) pada bagian pinggul,
lutut dan ankle. Melalui gerakan yang sangat kuat ke depan dan ke atas oleh
kedua lengan, merupakan awal dari loncatan, dorongan badan selanjutnya dengan
meluruskan pinggul, lutut dan ankle melalui tenaga yang sangat kuat. Pada saat
mendarat, ankle, lutut, dan pinggul dibengkokkan atau fleksi untuk meredam gaya
benturan.
Gambar
a)
Perkembangan Loncat
Jauh tanpa Awalan
·
Tahap 1
Gerakan loncat dari
sikap berdiri tidak akan efektif bila dilakukan melalui gerakan ayunan lengan karena
keterbatasan daerah ayunannya. Kedua lengan yang bergerak ke samping ke bawah
atau ke belakang ke atas diarahkan untuk mempertahankan keseimbangan sewaktu
berada di udara (melayang).
Pada saat take off,
badan bagian atas diarahkan kearah vertikal dengan sedikit memberikan penekanan
kepada jarak loncatan. Pelurusan pinggul, tungkai, dan ankle tidak bisa
sempurna pada take off saat meloncat karena si anak akan mengalami kesulitan
untuk menggunakan kedua kakinya secara simultan. Bahkan tidak jarang terlihat,
bila salah satu kaki lebih dahulu bergerak pada saat take off maupun mendarat.
Gambar
·
Tahap 2
Pada tahap ini, kedua
lengan sudah dapat digunakan lebih efektif untuk mengawali gerakan meloncat.
Ayunan kedua lengan merupakan awal dimulainya gerakan meloncat dengan cara
diayun ke samping dengan tujuan mempertahankan keseimbangan saat meloncat.
Hanya ada sedikit perubahan dibandingkan dengan tahap 1 khususnya pada posisi
badan bagian atas saat take off, bisa dikatakan kecondongan badan yang kurang.
Gambar
· Tahap
3 atau sudah matang
Pada fase persiapan,
posisi jongkok sudah rendah dan kedua lengan diayun ke belakang dan ke atas.
Pada saat take off, kedua lengan diayun ke depan, dan ke atas bersama-sama
mendorongkan badannya kearah horizontal. Pada saat melayang di udara, pinggul
dibengkokkan dengan membawa paha mendekati horizontal di depan. Kemudian,
tungkai bawah mulai diluruskan dan diarahkan untuk persiapan mendarat.
Pada saat mendarat,
kedua lutut dibengkokkan dan berat badan selanjutnya dibawa ke depan dan ke
bawah. Kedua lengan menjangkau ke depan dengan tujuan mempertahankan titik
berat badan bergerak searah gerakan yang dilakukan.
Gambar
b)
Pengamatan Gerak
Secara alamiah
anak-anak kecil akan mulai meloncat, bila kemampuan yang diperlukan untuk
mengarahkan badan ke ruangan sudah berkembang. Untuk dapat melihat kemungkinan
adanya kelemahan serta untuk menentukan kemampuan dasar loncatan, tugas gerakan
berikut ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam menilai gerakan meloncat.
1)
Meloncat turun dari
ketinggian sekitar 30 cm dengan take off satu kaki dan mendarat dengan dua
kaki; dua kaki meloncat maupun mendarat.
2)
Meloncat ke depan dan
mendarat dengan dua kaki.
3)
Meloncat naik ke atas
boks setinggi 30 cm dengan take off satu kaki dan mendarat dua kaki.
4)
Meloncat naik dengan
satu kaki dan mendarat dengan dua kaki
5)
Meloncat dengan satu
kaki ke depan dan mendarat dengan dua kaki.
c)
Masalah yang umumnya
ditemukan dalam meloncat
1)
Gagal untuk
membengkokkan sendi pinggul, lutut, dan kaki/ankle pada saat take off (take off
harus dari posisi jongkok).
2)
Gagal mengayunkan kedua
lengan ke depan atau ke atas pada saat yang sama dengan take off (apabila
meloncat untuk ketinggian, kedua lengan harus diayun ke atas dan lutut
diluruskan dan seluruh badan lurus, apabila meloncat untuk mencapai jarak
tertentu, kedua lengan diayun ke depan dan ke atas secara eksplosif).
3)
Gagal meluruskan kedua
tungkai saat take off.
4)
Tubuh bagian atas
dicondongkan ke depan pada saat meloncat untuk ketinggian (harus diluruskan dan
menjangkau secara vertical).
5)
Berdiri/mendarat badan
terlalu tegak pada saat mendarat pada standing long jump (harus dicondongkan ke
depan dan sudut take off kira-kira sebesar 45 derajat).
d)
Pendaratan
1)
Mendarat dengan seluruh
telapak kaki.
2)
Kedua kaki terlalu
rapat saat mendarat (lebarnya harus sama dengan pinggul atau kedua bahu).
3)
Lutut dikakukan (lutut
dan ankle harus dibengkokkan untuk meredam gaya benturan).
4)
Kepala ditundukkan
(dada dan kepala diangkat, dengan kedua mata tetap diarahkan sesuai dengan arah
gerakan.
5)
Membungkuk ke depan dari
pinggang (meloncat kecil untuk mencapai posisi berdiri).
e)
Variasi Gerakan
Selain berdiri,
meloncat, dan mendarat merupakan salah satu keterampilan dasar yang paling
banyak digunakan. Pengunaan skema yang tepat, akan banyak membantu
mengembangkan berbagai macam loncatan dan sekaligus merupakan tantangan yang
menarik untuk setiap anak. Selain untuk keterampilan ini, skema juga dapat anda
gunakan untuk kegiatan lainnya, seperti skema tarian sederhana, permainan,
senam, berbagai macam loncatan. Semua ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan bagi gerakan-gerakan lanjutan.
1)
Variasi gerakan
meloncat
a)
Satu kaki take off dua
kaki mendarat.
b)
Dua kaki take off satu
kaki mendarat (kiri, kanan).
c)
Dua kaki take off dua
kaki mendarat.
d)
Meloncat jongkok.
e)
Meloncat sudut.
2)
Variasi gerakan
mendarat
a)
Kaki kanan
b)
Kaki kiri
c)
Kaki kanan di depan
d)
Kaki kiri di depan
e)
Lengan pada posisi
berbeda
3)
Variasi gerak
berdasarkan arah/jalur/ketinggian
a)
Di tempat
b)
Naik
c)
Ke depan, belakang,
samping
d)
Merubah arah sewaktu
meloncat
e)
Turun dari alat (bangku,
boks)
4)
Variasi gerak
berdasarkan waktu
a)
Perubahan kecepatan
sewaktu meloncat
b)
Dari lambat ke cepat
c)
Ketukan berirama
d)
Kesesuaian dengan music
5)
Variasi gerak
berdasarkan gaya yang dikembangkan
f)
Meloncat
1)
Untuk jarak
2)
Untuk ketinggian dan
jarak
3)
Keras
4)
Lembut
5)
Ringan
g)
Mendarat
1)
Ringan
2)
Keras
h)
Variasi gerak tambahan
1)
Meloncat, seperti
pantulan bola.
2)
Meloncat ke luar dan
masuk lingkaran di lantai.
3)
Meloncat dengan benda
di kepala.
4)
Meloncat dengan teman
di samping (bergandengan, berhadapan, saling membelakangi, dengan pegangan
tangan bervariasi).
6. Meniti/Memanjat
Memanjat
merupakan gerakan yang dilakukan ke atas maupun ke bawah dengan menggunakan
tangan dan kaki, dengan badan bagian atas dan lengan sebagai pusat control yang
paling utama.
Espanchade
dan Eckert (1980), seperti dikutip Zahara (2003) menyimpulkan hasil
penelitiannya tentang kemampuan meniti ini sebagai berikut.
·
Gerakan naik dicapai
sebelum gerakan turun pada tingkat pencapaian yang sama.
·
Kegiatan dapat
diselesaikan dengan bantuan sebelum dilakukan sendiri.
·
Si anak akan selalu
memilih langkah yang lebih pendek dibandingkan dengan yang lebih panjang.
·
Tangga yang tidak
terlalu tinggi akan dapat dikuasai sebelum penguasaan yang seukuran dewasa.
a.
Panjang Tali
Pada kegiatan ini,
variasi yang dapat dilakukan tergantung dari bagaimana teknik pegangan yang
dipakai dan sulit untuk dikenali pada anak-anak yang baru pertama kali
melakukan, ini disebabkan karena keterbatasan kekuatan dan daya tahan otot
badan bagian atas.
Langkah-langkah
pembelajaran:
1)
Dari posisi tidur ke
duduk
Pada posisi berbaring
telentang, si anak menarik badan bagian atasnya ke posisi duduk.
2)
Dari posisi berbaring
ke berdiri
Kedua lututnya harus
dapat dipertahankan selama mungkin, kemudian tangannya menarik tali dengan
teknik yang sama dengan sebelumnya sampai posisi berdiri.
3)
Menggantung
Berdiri mendekati tali,
tali dipegang setinggi mungkin dengan kedua tangan ditarik dan berusaha untuk
mengangkat kedua kakinya dari lantai.
4)
Meniti atau memanjat
Dengan posisi sangat
dekat dengan tali, pegang tali sekuat-kuatnya dengan kedua tangan setinggi
mungkin, kedua siku lurus dengan kedua tangan yang rapat. Pada saat si anak
mencoba untuk terus naik ke atas, kedua lututnya harus diluruskan dan siku
dibengkokkan.
Gambar
5)
Mengayun
Kedua tangannya harus
menggenggam tali seerat mungkin, kemudian melangkah mundur sebelum berlari ke
depan.
Pada saat bergerak ke
depan, tangannya digerakkan ke atas dan meloncat ke tali. Kemudian, kedua kaki
disilangkan mengikat tali dengan kuat. Meniti atau memanjat merupakan gerakan
lokomotor yang sangat baik untuk melatih badan bagian atas pada usia-usia muda.
Gambar
6)
Pengamatan Gerak
Masalah penting dalam
mengamati kegiatan bahwa guru harus selalu memperhatikan faktor keamanan si
anak, khususnya pada saat si anak baru belajar bagaimana melakukan control
terhadap badannya. Saat mengamati kegiatan si anak, pengamatan secara periodik
harus diarahkan kepada penempatan kaki, pegangan tangan, pandangan mata serta
koordinasi tubuh secara keseluruhan.
Harus anda ingat bahwa
anak adalah anak. Jadi, hendaknya membuang jauh-jauh pemikiran bahwa mereka
merupakan miniatur orang dewasa. Kadangkala batas kepercayaan dirinya sudah
berada pada titik yang mengkhawatirkan dan harus selalu diwaspadai terhadap
kemungkinan munculnya masalah yang tidak diharapkan.
Masalah-masalah umum
yang ditemukan adalah berikut ini.
a)
Tidak mampu melakukan
pergantian tangan atau kaki.
b)
Gagal memegang tali
secara efisien.
c)
Merasakan sakit pada
telapak tangan.
d)
Variasi gerak.
Dengan mempertimbangkan
jenis kegiatan yang dapat memberikan tantangan pada si anak serta
penemuan-penemuan baru berdasarkan pengalaman yang telah dialaminya. Kesempatan
dan variasi bentuk latihan juga harus dipertimbangkan sebagai factor utama
untuk meningkatkan kemampuannya.
Perilaku meniti atau
memanjat di antara anak-anak, banyak tergantung dari sampai seberapa jauh
variasi tantangan spesifik yang ditawarkan kepada mereka.
b.
Variasi berdasarkan
ruang
Variasi Pola gerak
(alat meniti/melangkah)
1)
Pola silang-gerakan
dengan sebelah tungkai, kemudian diikuti dengan lengan yang bersebelahan, ganti
tungkai dan lengan.
2)
Menggunakan berbagai
macam pegangan.
3)
Mengubah posisi lengan
bawah.
4)
Membelakangi objek.
5)
Kedua lutut rapat.
c.
Variasi berdasarkan
arah/jalur/ketinggian
1)
Ke bawah.
2)
Ke samping (gerakan
silang; menurun atau naik).
3)
Ketinggian bervariasi
(derajat atau kemiringan).
4)
Terbalik (kepala lebih
dahulu dan kebalikannya).
d.
Variasi berdasarkan
waktu
1)
Lambat ke cepat.
2)
Mengikuti ketukan
berirama.
3)
Diiringi aransemen
musik.
e.
Berdasarkan gaya yang
dikembangkan
Gaya yang diperlukan
berkaitan dengan (1) derajat kemiringan naik dan turun, dan (2) berat beban
yang dibawa selama gerakan.
f.
Variasi gerak tambahan
Meniti atau memanjat
1)
Naik dengan tangan atau
kaki.
2)
Sambil membawa beban di
punggung.
g.
Petunjuk pembelajaran
1)
Bantu dengan hati-hati.
2)
Perintahkan si anak
untuk melipatkan atau mengikutkan ibu jarinya ke tali atau tiang pada saat
memanjat dengan tangan.
3)
Letakkan matras di
bawah alat memanjat/meniti.
4)
Tekankan pada perubahan
pergerakan tangan dan kaki.
h.
Konsep keterampilan member
petunjuk pada anak
1)
Letakkan ibu jari
melilit palang.
2)
Gunakan lengan untuk
menarik dan tungkai untuk mendorong.
3)
Gerakan satu tangan dan
tungkai yang bersebelahan pada waktu yang sama.
4)
Gunakan langkah
mengikuti atau pegangan mengikuti (satu-satu bergerak mengikuti yang depan).
B.
Gerakan Nonlokomotor (Stabilisasi)
Kemampuan
untuk melakukan semua keterampilan akan bersamaan dengan penguasaan
keterampilan yang bersifat lokomotor. Gerakan stabilisasi ( nonlokomotor)
termasuk di dalamnya, seperti berikut ini :
a.
Dodging
b.
Stretching dan bending
c.
Twisting and turning
d.
Swinging and swaying
e.
Pushing dan pulling
Dari beberapa gerakan nonlokomotor tersebut, yang akan
diuraikan dalam kegiatan belajar 2 ini, antara lain berikut ini.
1.
Stretching
dan bending
a.
Gambaran Gerak
Dapat diartikan sebagai
penguluran otot atau sekelompok otot, pelurusan sendi atau persendian tubuh
dengan tujuan membuat badan memanjang.
Bending
atau dapat dikatakan membengkokkan bagian tubuh pada setiap persendiannya, di
mana struktur sendi akan menentukan keleluasaan gerak setiap sendi yang
dihasilkannya.
1)
Pengamatan gerak
Daerah
tumpuan yang stabil diperlukan untuk gerakan membengkokkan dan penguluran. Oleh
sebab itu, setiap kegiatan yang dilakukan harus diawali dengan memperhitungkan
daerah tumpuan si anak terlebih dahulu.
2)
Masalah umum
yang muncul
a)
Gerakan
penguluran maupun saat membungkukkan badan ke bawah dilakukan dengan cara
renggutan (tekankan kepada gerakan yang lembut dan tidak terputus-putus,
lakukan sesuai dengan irama musik).
b)
Tidak mampu
mengulurkan atau membungkukkan badan sesuai dengan keleluasaan gerak sendi.
c)
Kehilangan
keseimbangan pada saat membungkukkan badan maupun penguluran.
3)
Variasi gerak
Gerakan
dengan bungkuk atau bengkok badan dapat meningkatkan keindahan dalam kegiatan menari
maupun senam.
Gerakan
bengkok-bungkuk badan serta penguluran sangat efektif dilakukan dalam
maneuver-manuver gerakan menghindar, seperti dalam bermain kucing dan tikus.
4)
Variasi menurut
ruang
Variasi
Pola gerak
Bengkok-bungkuk
badan dengan berbagai tumpuan yang berbeda, seperti berikut ini.
a)
Dengan kedua
tungkai yang rapat.
b)
Dengan kedua
tungkai yang terbuka.
c)
Dengan kedua
tungkai silang.
Bengkok-bungkuk
serta penguluran pada bagian tubuh yang berbeda, seperti berikut ini.
a)
Dengan leher.
b)
Kedua bahu.
c)
Kedua siku.
5)
Variasi menurut
arah/jalur/level
Bengkok-bungkuk
dan penguluran
a)
Pada level yang
tinggi, menengah dan rendah.
b)
Ke depan, ke
belakang, dan dari satu sisi ke sisi yang lain.
c)
Dengan
membulatkan badan, lurus, dan zig-zag.
6)
Variasi menurut
waktu
Bengkok
atau penguluran
a)
Dengan lambat
mengikuti irama ketukan drum.
b)
Terus-menerus
tanpa terhenti.
c)
Cepat dengan
tempo bertingkat.
7)
Variasi menurut
gaya yang dikembangkan
Bengkok-bungkuk
atau penguluran
a)
Lebih jauh dari
sebelumnya dan merapat ke lantai.
b)
Kuat dan juga lunak.
c)
Lembut ataupun
kasar.
8)
Variasi gerakan
tambahan
a)
Bergantung pada
palang tunggal, tekuk dan luruskan kedua lutut, pinggul, kedua siku, leher.
b)
Meniru gerakan
binatang atau tumbuhan.
b.
Petunjuk Pembelajaran
1)
Berikan
penekanan terhadap gerakan yang dilakukan terus-menerus secara lembut; gunakan
jenis musik yang menyerupai aliran air.
2)
Tingkatkan
kelentukan dengan cara bertahap dan perlahan-lahan, gerakan bengkok-bungkuk dan
penguluran dilakukan dengan tidak terputus-putus.
3)
Perkuat kelompok
otot tumpukan untuk membantu keseimbangan.
4)
Latihan
bengkok-bungkuk dan penguluran pada posisi yang bermacam-macam dan gunakan
seluruh tubuh.
c.
Konsep
Keterampilan Berkomunikasi dengan Anak
1)
Jangkau dan
ulurkan terus sampai terasa ada sedikit sakit.
2)
Ulurkan dengan
lambat dan tidak terputus putus, jangan lakukan hentakan atau pantulan.
3)
Lakukan
pergantian antara bengkok-bungkuk dan penguluran untuk mencapai upaya yang
maksimum.
2.
Gerakan
manipulatif
Keterampilan
manipulatif melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya dengan tangan
atau kaki. Ada dua klasifikasi dari keterampilan manipulatif, yaitu reseptif
dan propulsif.
Keterampilan reseptif
adalah menerima suatu objek seperti menangkap, dan keterampilan profulsif
memiliki ciri pengarahan gaya atau kekuatan terhadap suatu objek, seperti
memukul, melempar, memantul, atau menendang.
Beberapa gerakan yang
termasuk di dalam gerakan manipulatif adalah menggelindingkan bola atau
sejenisnya, melempar dan menangkap, menahan atau trapping, memantul atau
men-dribbling, memukul.
a.
Menggelindingkan
Bola
1)
Gambaran gerak
Menggelindingkan
atau rolling, meliputi pengerahan gaya atau tenaga terhadap suatu objek yang
mempertahankan kontaknya dengan permukaan tempat benda tersebut bergerak.
a)
Keterampilan
tingkat dasar
Pada
tingkat dasar anak biasanya duduk dengan kaki terbuka, kemudian dia akan
mendorong atau memukul bola dengan satu atau dua tangannya.
Apabila
keterampilannya dicoba dari sikap berdiri, kedua tungkainya akan dibuka dan
sedikit ditekuk pada lutut, bola akan didorong dari kedua kaki dengan sedikit
atau bahkan tanpa memperhatikan gerak kelanjutannya.
b)
Keterampilan
tingkat matang
Pada usia 5
tahun umumnya anak-anak sudah dapat menunjukkan tingkat yang sudah cukup
matang, yaitu menggelindingkan bola yang dari posisi setengah jongkok dengan
menempatkan salah satu kaki sedikit di depan. Bola akan dipegang dengan satu
atau dua tangan pada sisi yang dominan, kedua lengan sedikit bengkok pada saat
bola digerakkan ke arah lantai.
2)
Pengamatan gerak
Menggelindingkan
bola merupakan satu keterampilan bermain pertama yang mereka kuasai.
Menggelindingkan bola hanya memiliki 2 dimensi ruang (ke depan-belakang dan ke
samping) maka akan lebih mudah melakukan control maupun menangkap bola
dibandingkan dengan melempar yang mengenakan dimensi tiga, yaitu dimensi ruang
(ke atas dan ke bawah).
Masalah
yang muncul pada menggelindingkan bola
a)
Penempatan
tangan yang jelek (kedua tangan harus di belakang bola; jari mengarah ke
bawah).
b)
Gagal
memindahkan berat badan ke depan.
c)
Gagal melepaskan
bola pada saat yang tepat (geserkan bola dengan lembut di lantai).
d)
Gagal melangkah
ke depan dengan kaki yang tepat (kaki berlawanan sisi dengan bola).
e)
Kurang dalam
melakukan gerak lanjutan (follow through) dan/atau mengerahkan ke target
(menjangkau ke arah target).
3)
Variasi gerak
Banyak
permainan dasar memerlukan keterampilan menggelindingkan bola. Si anak
memerlukan bagaimana melakukan control arah gerakan, gaya, dan kecepatan objek
yang dimanipulasi.
Variabilitas
latihan juga harus memasukkan menggelindingkan bola dari sikap tubuh yang
bergerak. Variasi gerak ini bisa berdasarkan ruang, seperti pola gerakan, arah
gerakan, jalur maupun level lemparan bola, berdasarkan waktu serta gaya yang
dikembangkan.
4)
Petunjuk
pembelajaran
a)
Gunakan bola
dengan ukuran dan berat yang berbeda bagaimanapun juga jangan gunakan bola yang
berat, seperti bola medisin pada awal belajarnya.
b)
Beri penekanan
untuk tetap mengarahkan pandangan pada sasaran.
c)
Mulai dengan
jarak terlebih dahulu dengan kecepatan menengah, kemudian ketepatannya.
5)
Konsep
keterampilan memberi petunjuk pada anak
a)
Cobalah dengan
satu kaki di depan.
b)
Koordinasikan
pemindahan berat badan ke kaki belakang dengan mengayun balik lengan.
c)
Lengan pengerah
tenaga harus benar-benar lurus saat ayunan ke belakang diselesaikan.
d)
Gerakan lanjutan
(follow through) sesuai dengan arah bola yang diinginkan.
e)
Pandangan mata
pindahkan dari sasaran ke bola.
b.
Melempar
Melempar
merupakan keterampilan manipulative yang rumit yang menggunakan satu atau dua
tangan untuk melontarkan objek menjauhi badan ke udara. Selain tergantung dari
beberapa faktor (ukuran anak, ukuran objek, dan lain sebagainya), lemparan
dapat dilakukan di bawah tangan, di atas kepala, di atas lengan atau di
samping. Selain itu juga dapat dilakukan dengan dua tangan dari atas kepala
yang digunakan untuk melemparkan bola yang besar. Selama masa perkembangannya,
anak-anak telah menunjukkan berbagai macam pola melempar. Sesuai dengan
perkembangan normal anak, pada usia 4 sampai 8 tahun mereka sudah dapat
melemparkan bola dalam dua tingkat keterampilan, yaitu dasar dan matang.
1)
Tingkat dasar
Percobaan
pertama yang dilakukan, biasanya ditunjukkan dengan lemparan dua tangan di
bawah maupun di atas lengan. Semakin bertambah usianya, bola yang lebih kecil
dapat dipakai untuk melatih belajar melempar dengan satu tangan.
Pada usia
TK umumnya sudah dapat menunjukkan pola melempar dengan paling tidak tubuhnya
sudah biasa menghadap ke sasaran. Terlihat adanya putaran pada bagan bagian
atas apabila lengan diayun ke belakang.
2)
Tingkat matang
Pada
tingkat ini sudah terlihat koordinasi sekuensi gerakan, dimana tubuh dipakai
untuk mengerahkan gaya atau tenaga dengan efisien dan efektif.
Berikut
karakteristik umum yang berkaitan dengan tingkatan melempar yang sudah matang.
a)
Kedua kaki sedikit
terbuka dengan kaki kiri dilangkahkan ke depan (bila tangan kanan yang
melempar).
b)
Badan akan
berputar ke sisi lempar dan berat badan dipindahkan ke kaki belakang.
c)
Sudah ada
putaran badan yang lebih nyata melalui pinggul, punggung dan bahu.
d)
Perpindahan
berat badan dengan melangkahkan kaki depan sebelum bola dilepaskan.
e)
Ada pelurusan
siku sebelum bola diepaskan dan gerakan badan terus berlanjut ke depan (follow
through).
3)
Pengamatan gerak
Ketermapilan
dalam melempar memerlukan koordinasi berbagai gerakan tubuh, sedangkan
penguasaan melempar sudah dapat dilihat pada usia 5 samapai 6 tahun, bagi
mereka yang terlibat dalam pengalaman bermain.
Beberapa
masalah yang umum muncul dalam melempar adalah sebagai berikut ini.
a)
Penempatan kaki
kanan (bila ia melempar dengan tangan kanan) sedikit lebih di depan.
b)
Gagal
memindahkan berat badan ke kaki belakang (berikan latihan gerak menggoyang
badan ke depan-belakang, dengan atau tanpa bola).
4)
Variasi gerak
Pada semua
tingkat permainan selalu menawarkan berbagai macam kesempatan kepada si anak
untuk belajar melempar dari bawah tangan, samping atau dari atas kepala.
Variasi
gerakan dapat anda ciptakan berdasarkan dimensi ruang, waktu, gaya yang
dikembangkan dan lain sebagainya.
5)
Petunjuk
pembelajaran
a)
Siapkan bentuk
pengajaran yang baik.
b)
Lebih
menyarankan jarak lemparan dengan bola yang dapat dipegang dengan mudah.
c)
Gunakan bola
lunak (busa) sebelumnya dan lanjutkan dengan menggunakan bola yang agak keras.
d)
Pikirkan
upaya-upaya mengajarkan bagaimana si anak dapat melakukan putaran badan dengan
benar.
e)
Biarkan
penekanan untuk gerakan siku yang lebih bebas.
f)
Tekankan pada
kecepatan gerak, putaran pinggul, dan follow through.
g)
Penekanan kepada
jarak lemparan.
6)
Konsep
keterampilan memberi petunjuk pada anak
a)
Pandangan
arahkan ke sasaran.
b)
Putar bahu/ke
sasaran.
c)
Siku jauhkan
dari badan.
d)
Bola dipegang
oleh jari dan tempatkan ibu jari dekat dengan telinga.
c.
Menangkap
Menangkap
merupakan gerakan dasar manipulasi yang melibatkan penghentian suatu objek yang
terkontrol oleh satu atau kedua tangan.
1)
Tingkat dasar
Pada usia
TK mereka sudah mulai dapat melakukan gerakan dasar dengan baik. Sikap berdiri,
si anak akan mengikuti objek yang datang, pandangannya hampir mendekati objek
yang baru ditangkap. Kedua lengan sedikit dibengkokkan di depan badan dan si
anak akan mencoba terlebih dahulu mengambilnya dengan kedua tangan.
2)
Tingkat matang
Pada usia 5
tahun sudah dapat menangkap bola besar dengan baik. Dari posisi diam, ia akan
mengikuti gerakan bola yang datang, siku sedikit dibengkokkan dengan kedua
lengan relaks di samping badan.
Beberapa
karakteristik gerak yang ada pada tangkapan yang sudah matang, yaitu berikut
ini.
a)
Badan segaris
dengan datangnya objek.
b)
Kedua lengan
relaks di samping badan, siku bengkok.
c)
Kedua tangan dan
lengannya relaks dan sedikit menutup pada saat menyonsong bola.
3)
Pengamatan gerak
Seperti
halnya dalam melempar, kegagalan yang dialami dalam melempar diakibatkan oleh
kurangnya pengalaman atau kesalahan dalam pengajaran. Sudah seharusnya, setiap
akhir pembelajaran harus diisi dengan umpan balik maupun penguatan dari unjuk
kerja.
4)
Masalah yang
muncul dalam menangkap
a)
Gagal
memperhatikan objek, kecuali bila sudah sampai di tangan (perhatian bola yang
datang ke tangan).
b)
Gagal menerima
bola (saat bola kontak dengan tangan, siku harus bengkok).
c)
Merapatkan
telapak tangan bagian belakang, menyebabkan bola kembali memantul (kedua
telapak tangan harus saling berhadapan, direnggangkan untuk memudahkan bola
masuk di antara ke dua tangan, kedua ibu jari mengarah ke atas).
5)
Variasi gerak
Dengan
variasi gerak, akan memberikan pengalaman dan kekayaan keterampilan bagi si
anak. Situasi dan kondisi belajar memberikan sumbangan yang berarti bagi
pengembangan motorik lebih lanjut seperti pada senam ritmik. Variasi gerak
dapat dikembangkan melalui beberapa dimensi, seperti ruang, waktu, arah, jalur,
level maupun gaya yang dikembangkan.
6)
Petunjuk
pembelajaran
a)
Gunakan objek yang
lunak.
b)
Gunakan objek
yang berwarna-warni.
c)
Mulai dengan
objek yang lebih besar, kemudian objek yang lebih kecil.
d)
Biarkan mereka
memilih ukuran objeknya sendiri.
e)
Mainkan
permainan yang banyak menekankan lempar dan tangkap.
7)
Konsep
keterampilan berkomunikasi dengan anak
a)
Ikuti gerakan
bola.
b)
Berdiri dengan
satu kaki di depan.
c)
Jari tangan
sedikit membulat.
d)
Pandangan
arahkan ke bola.
e)
Raihlah bola.
f)
Dorong bola
menjauhi badan.
g)
Terima impak
bola.
d.
Pushing dan
Pulling
Pushing
atau mendorong adalah usaha pengerahan gaya atau kekuatan dalam melawan suatu
objek atau orang, apakah mendorong untuk menyingkirkan objek dari badan atau
mendorong badan menjauhi objek.
Pulling di
lain pihak diartikan sebagai tarikan, ini merupakan pengerahan tenaga yang
mengakibatkan objek atau orang bergerak mendekati badan. Apabila badan bergerak
maka akan mengakibatkan badan mengikuti objek otot akan berkontraksi secara
isotonik
1)
Pengamatan gerak
Pelaksanaan
gerakan mendorong dan menarik yang tidak baik dapat dan bahkan sering
mengakibatkan cedera pada pinggang.
Masalah
yang umumnya muncul dalam gerakan mendorong dan menarik.
a)
Tidak mampu
mempertahankan keseimbangan selama kegiatan berlangsung (perbesar daerah
tumpuan).
b)
Tidak memiliki
kemampuan untuk mengerahkan gaya atau kekuatan secara maksimum (turunkan posisi
badan dan ambil posisi segaris dengan gaya).
2)
Variasi gerak
Gerakan mendorong
dan menarik banyak dibutuhkan dalam sejumlah besar olahraga permainan, menarik
dan khususnya dalam olahraga senam maupun dalam kegiatan sehari-hari dan tidak selalu
dikaitkan dengan pendidikan jasmani. Oleh karena itu, latihan-latihan yang
bervariasi sangat diperlukan untuk memberikan kemampuan setiap orang dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
3)
Variasi menurut
ruang
Variasi pola
gerak
Variasi
daerah tumpuan (sempit dan lebar)
a)
Jinjit
b)
Pada tumit
c)
Seluruh telapak
kaki
d)
Dengan tungkai
yang dikakukan
e)
Lutut ditekuk
4)
Menggunakan
bagian tubuh yang berbeda
a)
Kaki, tungkai,
pinggul
b)
Bahu, punggung,
lengan, tangan dan pergelangan tangan
c)
Salah satu
tungkai di depan
5)
Variasi menurut
arah, jalur, dan level
a)
Ke depan
b)
Ke belakang
c)
Samping kanan,
kiri
d)
Ke atas
e)
Ke bawah
6)
Variasi menurut
waktu
a)
Lambat ke cepat
b)
Tanpa terputus
c)
Tetap atau
bertingkat
d)
Mengikuti irama
gendang
e)
Mengikuti irama
musik
f)
Bertepuk tangan
7)
Variasi menurut
gaya yang dikembangkan
a)
Keras
b)
Lembut
c)
Ringan
d)
Lancar
e)
Kasar
f)
Tetap
8)
Variasi gerak
tambahan
a)
Mendorong
·
Berteman
·
Dorong jari
dengan jari
·
Dua tangan di
kepala
·
Bahu saling
bertemu
·
Berdampingan
b)
Menarik
·
Menjangkau di
antar dua tungkai
·
Mengunci pergelangan
tangan
·
Tangan dengan
tangan dari posisi berdiri
·
Dari posisi
duduk dan tengkurap
9)
Petunjuk
pembelajaran
a)
Gunakan benda
yang ringan lebih dahulu, kemudian tingkatkan
b)
Tekankan gerakan
yang terkontrol; tidak dihentak
c)
Tekankan
kelurusan garis tubuh dan hubungkan dengan kegiatan sehari-hari
d)
Tekankan daerah
tumpuan tetap lebar dan turunkan titik berat badan
e)
Tekankan untuk
menggunakan semua gaya atau kekuatan badan dan tidak hanya lengan dan tangan
saja.
10)
Konsep
keterampilan memberi petunjuk pada anak
a)
Biarkan punggung
lurus
b)
Lutut ditekuk
c)
Buka tungkai ke
depan dan ke belakang
d)
Dorong atau
tarik dengan kokoh
e)
Manfaatkan badan
keseluruhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar