Pendahuluan
Ciri-ciri
utama anak usia pra sekolah adalah bergerak. Setiap anak menggunakan seluruh
waktunya untuk bergerak, yaitu gerakan kasar yang menggunakan sebagian besar
tubuhnya, seperti, berlari, melompat dan melempar. Ia juga melakukan gerakan
tubuh yang bersifat keterampilan terbatas, seperti menggunting, menempel dan
mendorong mobil-mobilan.
Seiring
dengan pertambahan usia dan banyak latihan, gerakan-gerakan tersebut akan
menjadi semakin sempurna. Hal tersebut juga diiringi dengan jumlah makanan yang
dkonsumsi sesuai dengan ukuran tubuh masing-masing anak. Kebiasaan memakan
berbagai macam makanan yang bergizi akan mempengaruhi pertumbuhan tulang dan
bentuk tubuh.
Keterampilan
motorik kasar yang lebih maju dari sekadar refleks merupakan prasyarat untuk
berolahraga, menari dan berbagai aktivitas-aktivitas lain yang nantinya sebagai
dasar pada masa usia sekolah dan tahap pekembangan selanjutnya.
Kegiatan
Belajar 1
Ragam Gerakan Dasar 1
Perkembangan
gerak dasar dan penyempurnaannya merupakan hal penting dimasa kanak-kanak.
Semua anak normal mampu mengembangkan dan mempelajari bernagai macam gerak yang
mudah dan yang lebih rumit. Gerakan-gerakan dasar merupakan gerak pengalangan
yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan serta menjadikannya sebagai dasar
dari pengalaman dan lingkungan mereka.
Pengembangan
gerak dasar adalah proses dimana anak anak memperoleh gerak dasar yang
senantiasa berkembang berdasarkan :
1. Proses
pengembangan saraf dan otot yang juga dioengaruhi oleh keturunan
2. Akibat
dari pengalaman gerak sebelumnya
3. Pengalaman
gerak saat ini
4. Gerak
yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu
Pola
gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi ke dalam 3
bentuk sebagai berikut.
1. Gerak
lokomotor
2. Gerak
non-lokomotor
3. Manipulatif
Gerakan
lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif bisa tampak dengan berbagai kombinasi,
misalnya lari sambil melepar dan menangkap bola. Dengan demikian, pola gerak
adalah gerak dasar yang berhubungan dengan pelaksanaan suatu tugas tertentu.
Oleh karena itu, banyak anak yang bisa melaksanakan pola gerak dasar dengan
kecakapan yang bermacam-macam.
Motorik
dapat diuraikan dengan kata, seperti otomatis, cepat, dan akurat atau dengan
kata lain titik beratnya adalah pada ketelitian dan ketepatan.
Berdasarkan
pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pola gerak merupakan
pengertian umum dan motorik merupakan pengertian gerak yang lebih khusus.
Seringkali
gerak dibedakan antara gerak yang halu dan gerak yang kasar. Gerak yang halus
adalah gerak yang memerlukan ketelitian dan kecerdikan, sedangkan gerakan yang
kasar adalah gerakan seluruh tubuh dan bagian-bagian tubuh yang besar, seperti
dalam kegiatan yang berpindah tempat. Banyak gerakan mengandung gerakan halus
maupun gerakan kasar, misalnya untuk melempar memerlukan ketelitian dan
penguasaan jari dan tangan, sedangkan kecepatan lebih memerlukan gerakan tangan
dan tubuh yang kasar supaya pelemparannya cukup kuat.
Disaat
usia sekitar 4-5 tahun, anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar. Gerakan
tersebut melibatkan bagian badan yang dapat digunakan untuk berjalan, berlari,
dan melompat. Namun setelah berumur 5 tahun, terjadi perkembangan signifikan
dalam pengendalian koordinasi yang lebih menggenggam, melempar, menangkap, menulis
dan menggunakan alat.
Seandainya
tidak ada gangguan lingkungan, gangguan fisik atau hambatan mental yang
mengganggu perkembangan motorik secara normal, anak yang berumur 6 tahun akan
siap menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan sekolah berperan serta dalam
kegiatan bermain anak dengan teman sebaya.
1. Kesiapan
Belajar
Jika pembelajaran itu dikaitkan dengan
kesiapan belajar maka hal yang dipelajari dalam waktu dan usaha tertentu yang
sama maka anak yang sudah siap akan lebih unggul dari pada anak yang belum siap
untuk belajar.
2. Kesempatan
Belajar
Banyak anak yang tidak memiliki
kesempatan mempelajari motorik karena hidup dalam lingkungan yang tidak
menyediakan kesempatan belajar atau karena orang tua takut anaknya mengalami
kecelakaan ketika belajar atau bermain.
3. Kesempatan
Berpraktik/Latihan
Anak harus diberi waktu melakukan
praktik atau latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu gerakan.
Meskipun demikian, kualitas praktik atau latihan jauh lebih penting ketimbang
kuantitasnya.
4. Model
yang Baik
Pada saat mempelajari motorik, meniru
suatu model memainkan peran yang penting. Oleh karena itu, untuk mempelajari
suatu gerakan dengan baik maka anak harus memperoleh contoh yang baik pula.
5. Bimbingan
Untuk dapat meniru suati model dengan
benar, anak membutuhkan bimbingan yang mengarah pada perbaikan suatu kesalahan.
Gerakan yang salah, namun sudah terlanjur dipelajari dengan baik mengakibatkan
perbaikan ke arah yang lebih baik akan sulit dilakukan.
6. Motivasi
Sumber motivasi anak adalah kepuasan pribadi
yang diperoleh dari kegiatan belajar, kemandirian, gengsi yang diperoleh dari
kelompok sebayanya, dan kompensasi terhadap perasaan kurang mampu dalam bidang
lain khususnya dalam tugas sekolah. Oleh karena itu, motivasi belajar penting
untuk mempertahankan dan meningkatkan minat dari ketertinggalan anak selama
anak belajar.
A. SIKAP
DAN POSISI TUBUH
Sikap dan posisi tubuh
disini adalah mengenai kedudukan tubuh yang harus dilakukan oleh anak-anak
dengan benar agar anak tidak melakukan kesalahan-kesalahan atau gangguan
terhadap kedudukan tubuh yang sebenarnya. Misalnya, ketika melakukan sikap
berdiri, berbaring atau duduk.
Sekalipun kebanyakkan guru TK belum
mengetahui latihan-latihan khusus untuk melakukan perbaikan sikap kurang
normal, tetapi mereka bisa membantu memperbaki penyimpangan tersebut. Dalam hal
ini, mereka sendiri tentunya harus sadar berusaha memiliki sikap tubuh yang
baik maupun kebiasaan-kebiasaan yang baik pula.
Agar berhasil dalam tugas ini anda harus
:
1. Mengetahui
sikap tubuh yang baik, dan kelainan-kelainan
2. Mampu
mengajarkan ketangkasan-ketangkasan dan gerakan-gerakan dalam bentuk bermain
3. Mampu
memperbaiki kelainan-kelainan sikap tubuh yang salah sehingga dapat dimengerti
oleh anak-anak
4. Memberi
petunjuk agar anak-anak senang melakukan dan membiasakan bersikap dan melakukan
gerakan-gerakan yang baik
Guru
harus berusaha keras agar anak-anak berkeinginan memiliki sikap tubuh yang baik.
Untuk menimbulkan keinginan tersebut, berikut adalah kegitan-kegiatan yang
dapat diberikan untuk mendorong anak-anak memiliki sikap tubuh yang baik.
1. Pastikan
setiap anak yang diajarkan mengerti tentang gerakkan yang benar dalam semua
gerakan dan sikap tubuhnya
2. Jelaskan
kepada anak bahwa tingkat kecepatan pertumbuhan setiap anak berbeda-beda
3. Sediakan
gambar anak-anak, gambar orang dewasa baik pria maupun wanita dalam sikap
dudukmaupun sikap berdiri yang betul
4. Sediakan
sebuah cermin besar pada seluruh ruangan yang mudah dicapai anak-anak. Dengan
cermin tersebut anak-anak dapat melihat dirinya sendiri, dapat melihat sikap
tubuh, dapat pula membandingkan dengan teman-temannya yang lain.
B. RAGAM
GERAK DASAR
Gerakan berjalan dan memegang suatu
benda yang telah bisa dilakukan pada akhir masa bayi akan makin dikuasi anak
pada masa selanjutnya. Selain itu anak makin menguasai gerakan-gerakan dan
memegang. Beberapa macam gerakan dasar dan variasinya yang makin dikuasai atau
mulai bisa dilakukan anak, yaitu berbaring, duduk berdiri, berjalan, berlari,
mendaki, meloncat dan berjingkat, mencongklang dan lompat tali, menyepak,
melempar, dan menangkap, memantul bola, memukul, dan berenang.
Berikut ini akan diuraikan beberapa
gerak dasar.
1. Berbaring
a. Berbaring
telentang
b. Berbaring
telungkup
c. Berbaring
miring ke kanan
d. Berbaring
miring ke kiri
2. Berjalan
Jalan
adalah suatu gerakan melangkah ke segala arah yang dilakukan oleh siapa saja.
Namun demikian, gerakan jalan yang tidak diperhatikan pada masa usia dini
dikhawatirkan akan terjadi kelainan dalam berjalan dikemudian hari. Untuk itu,
gerak berjalan maupun bentuk-bentuk latihan dalam berjalan harus
disosialisasikan sejak kecil dengan cara berman, baik itu dalam kelompok kecil,
maupun besar.
Ada
juga kita kenal dengan istilah jalan cepat yang erat kaitannya dengan suatu
perlombaan. Disamping kita kenal jalan cepat ada juga kita mengenal jalan
santai, jalan keluarga, gerak jalan beregu dan tentu saja untuk anak usia TK.
Anak belum saat nya diikutsertakan dalam berbagai kegiatan jalan dan aktivitas
perlombaan yang bersifat prestasi kompetitif.
Pada
pertumbuhannya gerak selanjutnya terjadi perubahan proporsi bagian-bagian tubuh
dimana kaki dan tangan semakin berimbang dengan togok (trunk). Pertumbuhan ini
akan lebih memungkinkan anak melakukan gerakan-gerakan yang lebih terampil dan
gesit, antara lain gerakan berjalan dan memegang. Setelah melewati masa lambat
laun anak mampu bergerak lebih cepat.
Pola
perkembangan penguasaan gerakan berjalan adalah sebagai berikut.
a. Gerakan
berjalan yang mulai tertatih-tatih dan kurang terkontrol menjadi semakin lancar
b. Irama
gerakan yang cepat, dengan kata lain anak bisa melakukan dengan irama yang
cepat dan lambat
c. Bentuk
gerakan kaki mula-mula dengan cara menapak
d. Ayunan
langkah semakin otomatis
Perkembangan kemampuan gerak berjalan
berhubungan dengan peningkatan kekuatan kaki, keseimbangan, dan koordinasi
bagian-bagian tubuh yang mendukung mekanisme keseimbangan. Perkembangan positif
dalam hal kekuatan kaki, keseimbangan, dan koordinasi antara kaki dengan tubuh
bagian atas sangat menunjang anak melakukan berbagai variasi gerakan berjalan.
a. Macam-macam
jalan
Dari
uraian diatas kita dapat memahami upaya yang dapat kita lakukan pada anak agar
mereka memiliki tingkat kebugaran yang tinggi. Salah satu caara terpenting
adalah dengan jalan atau gerakan-gerakan jalan, seperti berikut :
1) Jalan
Cepat
Jalan
cepat adalah gerak melangkah ke depan sedemikian rupa tanpa terputus hubungan,
artinya setiap kali melankah kedepan harus menyentuh tanah sebelum kaki
belakang meninggalkan tanah. Secara teknis beberapa hal yang dapat kita
perhatikan berikut ini :
a) Togok
Pada
waktu bergerak maju ada kencendrungan untuk lebih condong badannya kedepan atau
ke belakangan.
b) Kepala
Pada
saat berjalan posisi kepala menatap ke depan namun, sesekali boleh saja
menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sebab gerakan demikian tidak
menganggu dari lajunya gerak jalan tersebut.
c)
Kaki waktu melangkah
Kaki
melangkah lurus kedepan satu garis dengan garis khayal dari badan
sipejalan/garis khayal diantara kedua ujung kaki dipertahankan (jari-jari)
segaris. Tidak keluar atau kedalam. Pada saat menumpu, tumit harus menyentuh
tanah lebih dahulu terus bergerak kearah depan secara teratur.
d)
Lengan dan bahu
Gerakan
lengan mengayun dari muka kebelakang dan sikut ditekuk tidak kurang dari 90
derajat. Kondisi ini harus dipertahankan dan ditambah denga mengayunkannya
dengan rileks tanpa mengganggu keseimbangan.
1.
Jalan Serempak
Jalan
serempak adalah suatu gerakan jalan berbaris yang dilakukan secara berkelompok.
Supaya gerakan jalan lebih dinamis dan menarik maka jalan yag dilakukan oleh
sekelompok anak tersebut dilakukan dengan variasi – variasi gerakan jalan.
2.
Jalan di Tempat
Gerakan
jalan ditempat memberikan rangsangan kepada anak untuk mau melakukan gerak
mengangkat lutut. Tujuan gerakan ini adalah memberikan rasa atau irama langkah
satu sama lain. Jalan ditempat ini juga dapat dilakukan sambil bermain.
3.
Jalan Mundur
Gerakan
jalan mundur memberikan rangsangan untuk keseimbangan, melatih feeling terhadap
suatu kondisi, memberikan dan merangsang rasa kewaspadaan diri terhadap lingkungan
sekitar, serta menambah rasa percaya diri bagi pertumbuhan mental anak. Gerakan
– gerakan ini dapat diberikan kepada anak-anak dalm bentuk permainan perorangan
maupun berkelompok.
4.
Jalan Menyamping
Jalan
menyamping dpaat dilakukan oleh semua anak dengan berbagai variasi untuk
memupuk rasa percaya diri serta meningkatkan kematangan bergerak dalam berbgai
bentuk aktivitas anak. Kegiatan ini juga dapat dilakukan menggunakan alat.
5.
Jalan Silang
Jalan
silang dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu jalan silang maju kedepan
dan jalan silang menyamping. Jalan silang ini memberi kualits atau tekanan pada
kaki khususnya pada persendian pinggul
dan persendian lutut serta prsendian pada pergelangan kaki. Jalan silang ini
merupakan upaya meningkatkan bobot jalan pada setiap anak serta memberikan
motivasi lain pada gerakan tersebut.
6.
Jalan Jinjit
Jalan
jinjit merupakan kontraksi dari otot kaki dengan bertumpu pada ujung
kaki/telapak kaki depan didukung dengan keluasan dari persendian pergelangan
kaki. Gerakan – gerakan ini memberikan rangsangan kekuatan pada tungkai kaki
sehingga cepat sekali melelahkan otot kaki.
Disamping bentuk – bemtuk jalan yang
dimaksud di atas, perlu juga Anda memberikan bentuk jalan yang salah, yaitu
gerakan yang menyimpang dilihat dari sudut anatomis normal. Gerakan yang
menyimpang tersebut adalah gerakan abnormal yang perlu anak-anak rasakan. Hal
tersebut menambah wawasan anak mana yang baik dan mana yang buruk gerakan
jalannya.
Gerakan yang dimaksud adalah :
1.
Jalan kedepan dengan kedua
tumit ke arah luar.
2.
Jalan ke depan dengan
kedua tumit kea rah dalam
3.
Jalan lurus kedepan
salah satunya dalam posisi jinjit
4.
Jalan lurus kedepan
dengan salah satu kaki tumitnya kedalam
5.
Jalan lurus ke depan
dengan salah satu kaki tumitnya ke luar.
Berikut ini adalah beberapa variasi
pembelajaran gerak dasar jalan yang sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak.
a.
Berjalan berkelompok
sambil memegang bahu diiringi dengan bernyanyi
b.
Berjalan diatas satu
kaki berpasangan berdua, bertiga dan seterusnya
c.
Berjalan sambil
berpegangan tangan, dengan tempo bervariasi dari arah kanan kearah kiri secara
bergantian
d.
Berjalan sambil
berpegangan dalam formasi bersyaf, satu persatu melintasi diantara teman hingga
semua melakukannya
e.
Berjalan dan meloncat
dilakukan berpasangan berdua tatau bertiga, bahkan dapat dilakukan dengan
kelompok yang lebih banyak yang jumlahnya ganjil, satu orang berada diantara
kelompok sebagai pusat pegangan
f.
Berjalan diantara
rambu-rambu yang dibuat dari balok atau botol plastic yang berwarna – warni
dengan bentuk dua buah lapangan segitiga sama besar
g.
Berjalan berpasangan
melalui lorong diantara kedua segitiga, kegiata ini dapat dilakukan dengan cara
jala menyamping, mundur, silang, jinjit dan sebagainya
h.
Berjalan sambil
berpegangan, bergandengan ke samping sambil memegang pundak atau sikut dengan
gerak langkah yang seirama
i.
Berjalan dengan formasi
lingkaran dan melintasi garis tengah dari lingkaran tersebut. Kegiatan ini
dapat divariasikan dengan gerak lainnya seperti jalan di tempat, jalan X atau O
j.
Berjalan dengan formasi
mata angin yang dibentuk oleh 7 rambu-rambu yang terbuat dari balok, botol
plastic atau bendera-bendera kecil yang berwarna. Kegiatannya dapat dikombinasi
kan dengan permainan jalan beranting
k.
Berjalan dengan formasi
bintang bermata empat yang dibatasi oleh 8 buah rambu.
l.
Berjalan
berpasang-pasangan dan yang dibelakang menirukan gerakan temannya yang
didepan,dan kemudian bergantian
m.
Berjalan dengan
mengitari lapangan yang berbentuk persegi empat
n.
Berjalan dan berlari
sambil mengitari lingkaran yang dibentuk oleh tali.
o.
Berjalan dan berlomba
dalam kelompok-kelompok. Setiap anak harus masuk kedalam lingkaran rotan
/simpai (hula hoop)
p.
Berjalan dan berlomba
dalam kelompoknya memasuki simpai seperti orang memasuki lorong satu persatu
hingga semua melakukannya.
q.
Melangkah sambil
mengangkat lutut melewati simpai-simpai yang telah disusun lurus kemudian
melengkung atau membentuk huruf Z dan lain sebagainya
r.
Berjalan melewati
kotak-kotak yang telah di susun
sedemikian rupa untuk memberikan motivasi anak
s.
Kegiatan berjalan
dengan menyusun kotak –kotak berderet- deret dengan melewati beberapa baris kotak kegiatan tersebut dapat
di kombinasikan dengan suatu permainan menyerupai kereta api dan sebagainya
t.
Berjalan dan berlari
dengan menggunakan alat-alat kotak dan
simpai. Kegiatan tersebut melangkah
selebar simpai –simpai tersebut dan setelah itu kembali jalan normal
u.
Berjalan membentuk
iringan kereta api dengan melewati bangku swedia.
Kesimpulan dari penjelasan di atas bawah untuk
meningkatkan suatu kondisi fisik yang
baik bagi anak usia TK, diperlukan perbaikan sikap jalan, peningkatan daya
tahan , peningkatan keterampilan jalan dan peningkatan kekuatan . setelah
terpenuhinya aspek-aspeknya fisik tersebut, maka diharapkan anak memiliki
tingkat kesegaran jasmani yang baik dan
mampu menangkal berbagai penyakit. Disamping kemampuan fisik meningkat, maka
secara mental pun diharapkan lebih baik
seperti meningkatkan rasa percaya diri keberanian kebersamaan dan disiplin
diri.
1.
Berlari
Pencapaian gerakan berlari pada anak
kecil adalah sebagai berikut :
a.
Pada umur 2-3 tahun
anak-anak mulai mapu berlari agak lancar, tetapi kemampuan kontrol untuk
berhemti dan berputar dengan cepat masih belum baik
b.
Pada umur antara 4-5
tahun kemampuan kontrol untuk mengawali gerakan, berhenti, berputar dengan
cepat semakin meningkat lebih baik
c.
Pada umur antara 5-6
tahun keterampilan motorik berlari pada umumnya sudah dikuasai oleh anak
sehingga ia mampu manggunakan keterampilan berlari secara efektif didalam
aktivitas bermain.
Karakteristik gerakan berlari yang
mula-mula bisa dilakukan oleh anak-anak adalah sebagai berikut :
a.
Gerakan langkah masih
terbatas rentangnnya
b.
Ayunan lengan tangan
sebatas siku dan arahnya tidak sepenuhnya ke depan dan kebelakang melainkan
cenderung kearah samping.
a.
Variasi pengembangan
pembelajaran gerak lari
1. Lari
dengan rintangan
Coba lakukan permainan ini pada anak
ddik dengan cara meletakkan rintangan dilantai, kemudian berlari dengan tidak
menyentuh rintangan yang telah diletakkan dilantai tadi atau melangkahinya.
2. Latihan
reaksi dengan berlari dari sikap awal yang berbeda
Disamping kecepatan bergerak, gerakan
lari yang terarah juga dapat melatih kecepatan bereaksi, kelincahan,
kelenturan, keseimbangan, daya tahan dan sebagainya. Latihan ini dapat
dilakukan di halaman sekolah. Hanya saja Anda harus merumuskan tujuan latihan
yang akn dicapai selain gerakan berlaritersebut. Umpamanya untuk melatihkan
reaksi dapat dimulai dari sikap awal, yaitu sebagai berikut :
a.
Duduk selonjor
b.
Duduk jongkok
c.
Tidur telentang
d.
Tidur telungkup
e.
Duduk, jongkok atau
berdiri membelakangi arah lari
f.
Ide lain yang mungkin
ada dalam pikiran anda sebagai guru
Setelah sikap awal
diatas tuntas dilatihkan kepada anak, kemudian anak diperintahkan melakukan
lari 25 meter atau sesuai dengan lapangan dan kemampuan yang ada. Hal penting
dari latihan ini adalah disamping nmemberikan latihan kecepatan juga memberikan
latihan reaksi dan kelincahan. Oleh sebab itu, latihan ini harus diberikan
pengulangan sebanyak beberapa kali. Agar gerakan lari ini tidak membosankan
maka diperlukan variasi sebanyak mungkin.
3. Dikejar
Dikejar termasuk
kegiatan lari yang dibutuhkan untuk meningkatkan kelincahan dan keberanian
mengambil resiko. Lari yang dimaksud bukan karena lari ketakutan tetapi bagaimana
ia lari untuk memperdayaka temannya agar ia tidak tertangkap oleh kejaran
temannya. Ketika ia berusaha memperdayakan temannya, maka ia akan berusaha
menguasai keseimbangan tubuhnya untuk dapat melaksanakan gerak tipu sehingga
sulit ditebak oleh temannya. Keterampilan mengelak atau menipu lawan dengan
berbagai cara gerakan menandakan ia sudah melakukan latihan-latihan ke arah
kelincahan dan keseimbangan. Apalagi bila ini dilakukan dengan waktu yang lebih
lama berarti kita sudah memasukkan unsur daya tahan /stamina. Anak yang lincah
dan memikirkan bagaimana cara memperdayakan temannya berarti ia sudah melatih
mengembangkan aspek kognitifnya. Namun perlu diwaspadai bahwa ruangan yang
kecil lebih berbahaya bagi anak untuk berlari dan berkejaran.
4. Mengejar
Walaupun gerakannya
sepele, hanya mengejar saja namun latihan mengejar ini merupakan bentuk latihan
berbagai kemampuan dalam bergerak, termasuk unsur kelincahan, keseimbangan,
daya tahan tubuh, sosial emosional. Gerakan ini juga berguna untuk
menghilangkan kebosanan anak-anak melakukan kegiatan ndividual. Latihan ini
sangat menarik perhatian anak karena menggembirakan apalagi bila guru dapat
menyusun permainan mengejar tersebut secara berurutan sehingga dalam
menjalankan permainannya anak tidsk
merasa terlalu lelah karena pelajarannya ikut diselingi dengan permainan lain
yang menarik. Biasanya permainan ini dilakukan dengan model perlombaan sehingga
akan menjadi semakin menarik bagi anak.
5. Mendaki
Perkembangan
bentuk gerakan mendaki pada anak adalah sebagai berikut :
a.
Pada umur antara 40-50
minggu anak bisa mendaki ke kursi yang lebih pendek, dengan gerakan merangkak
b. Kurang
lebih usia 3 tahun anak bisa mendaki sendiri dengan tataran tangga dengan
posisi berdiri tegak. Cara melangkah mula-mula selalu menggunakan satu kaki
yang sama untuk setiap langkah mendaki. Perkembangan selanjutnya semakin
meningkatnya kekuatan kaki, keseimbangan badan dan koordinasi gerakan maka
kemampuan anak akan meningkat pula dan menjadi semakin baik. Anak bisa mendaki
tataran tangga rumah dengan biasa, setiap kali melangkah mendaki bisa
menggunakan satu kaki secara bergantian. Kemampuan ini bisa dilakukan menjelang
usia 6 tahun.
Perkembangan kemampuan
gerak mendaki tidak diimbangi dengan kemampuan gerak turun dari tempat yang
didaki sering kali dijumpai pada anak-anak yang mula-mula berhasil memanjati
kursi dengan cara merangkak, dan setelah berada diatas kursi ia menangis karena
tidak bisa turun sendiri. Selanjutnya ia turun sendiri dengan cara mundur
dimana bentuk gerakannya seperti pada saat memanjat tetapi dengan arah mundur.
Ragam Gerakan Dasar 2
A. Meloncat
Loncat adalah suatu
gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih
jauh/tinggi dengan ancang-ancang dari capat/lambat dengan menumpu dua kaki dan
mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik.
Gerakan meloncat mula-mula tampak atau bisa
terbentuk dari gerakan berjalan atau melangkah dari tempat yang agak tinggi ke
tempat yang agak rendah. Apabila anak berdiri di atas bangku pendek dan ingin
turun dengan cara melangkah turun maka akan
terjadi lompatan kecil karena kaki tumpu belum mampu menahan berat badan
dengan menekuk lutut sampai kaki yang melangkah menapak di lantai. Gerakan
seperti itu, bisa membentuk gerakan meloncat.
Penguasaan
gerak meloncat berkembang sejalan dengan peningkatan kekuatan kaki serta
keseimbangan dan koordasi tubuh. Gerakan meloncat yang mula-mula dikuasai
adalah dengan cara menumpu dengan satu kaki dan mendarat dengan satu kaki dan
mendarat dengan satu kaki yang lain. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kemampuan fisik atau potensi jasmani anak seperti melatih kekuatan, daya tahan,
kelincahan, kecepatan, ketangkasan anak, meningkatkan kesiapan mental secara
umum, seperti memiliki rasa percaya diri, meningkatkan rasa keberanian, dan
kebersamaan anak.
Beberapa
variasi kegiatan meloncat yang dapat dilaksanakan untuk anak usia TK, antara
lain:
1.
Kegiatan anak melakukan
loncatan dengan menggunakan alat tali yang diletakkan di tanah atau lantai
menyerupai huruf “S”.
2.
Sama dengan kegiatan di
atas hanya tali diletakkan lurus bentuk secara sejajar.
3.
Loncat menggunakan
simpai yang disusun secara berjajar sebanyak 5 buah.
4.
Loncat melewati
balok-balok dengan jumlah yang cukup banyak (10 buah).
5.
Loncat menggunakan
bangku swedia.
B. Berjingkat
Gerakan berjingkat lebih sukar
dibandingkan dengangerakan meloncat. Berjingkat adalah gerakan meloncat di mana
loncatan dilakukan dengan tumpuan satu kaki dan mendarat dengan menggunakan
satu kaki meloncat. Gerakan berjingkat pada umumnya mulai bisa dilakukan pada usia kurang lebih 4
tahun. Namun, gerakannya masih belum baik. Kekuatan kaki dan koordinasi tubu
masih belum memadai untuk bisa melakukannya dengan baik.
Mencongklang
dan Lompat Tali
Gerakan mencongklang
atau lari saperti langkah kuda dan lompat tali merupakan variasi dari gerakan
berjalan atau berlari dengan meloncat;
sedangkan lompa tali terbentuk dari kombinasi gerakan melangkah dengan
berjingkat.
Karena gerakan
mencongklang dan lompat tali merupakan variasi dari gerakan berjalan, berlari,
eloncat, dan berjingkit maka kedua gerakan tersebut baru dikuasai sesuadah
dikuasainya gerakan-gerakan yang divariasikan.
C. Lompat
Lompat
adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih
jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu
satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangn
yang bak.
Sebelum anak diajarkan
gerakan melompat maka anak perlu dibekali pemahaman tentang arti lompat,
seorang anak bisa mulai melompat di mana saja, tetapi bidang pendaratan atau
tujuannya harus diberi tanda agar anak mengetahui tanda tersebut sebagai tingkat keberhasilan dalam
lompatannya.
Alat yang digunakan
dalam pembelajaran lompat dapat berupa tali yang direntangkan melintang untuk
dilompati. Tujuannya adalah untuk melatih kecermatan dalam mengatur tempo atau
kecepatan sehingga ke dua kaki mampu mendarat di lingkaran tersebut. Cara lain
yang menarik diikuti anak adalah menggunakan lingkaran plastik yang disebar
dengan jarak yang beragam. Tujuannya adalah untuk memberikan kemampuan tingkat
keteramplian yang dimilikinya anak
D. Menyepak
Gerakan menyepak mulai
bisa dilakuakan anak-anak setelah mereka mampu mempertahankan keseimbangan
tubuhnya dalam posisi berdiri pada satu kaki sementara satu kaki sementara satu
kaki lainnya diangkat dan diayun ke depan. Pada usia kurang lebih 2 tahun
mekanisme keseimbangan tubuh dalam sikap berdiri sudah semakin baik. Pada usia
ini, anak sudah mampu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan bertumpu pada
satu kaki, dan satu kaki yang lain
melakukan gerakan mengayun menyerupai gerakan menyepak. Pada usia inilah anak
mulai siap belajar menyepak
E. Melempar
Pada umur kurang lebih
6 bulan bayi sudah bisa memegang benda kecil, kemudian dilepaskannya
seolah-olah melempar. Gerakan seperti itu, bisa kita lakukan sebagia gerakan
melempar dalam arti sebenarnya. Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda
yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan ke arah tertentu. Gerakan ini
dilakukan dengan menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan
koordinasi beberapa unsur gerakan.
Penempatan posisi kaki
dan togok masih belum benar dan cenderung seperti berdiri biasa. Gerakan hanya
terbatas pada ayunan lengan dan sedikit gerakan badan. Kemampuan melakukan
gerakan melempar terus berkembang, dan bentuk gerakannya pada usia 6 atau 6,5
tahun akan semakin baik. Koordinasi gerak antara ayunan lengan, jari tangan,
togok, dan kaki sudah bisa membentuk gerakan yang efisien.
F. Menangkap
Awal dari usaha untuk
menangkap yang dilakukan oleh anak kecil adalah berupa gerakan tangan untuk
menghentikan suatu benda yang mengulir di lantai dan benda yang ada di dekatnya.
Menangkap bola menggulir lebih mudah dilakuakn dibandingkan dengan menangkap
benda yang melambung. Oleh karena itu kemampuan menangkap bola dilambungkan
akan berkembang dengan baik sesudah anak mampu menangkap benda yang digulirkan.
Apabila usaha menangkap yang dilakukan gagal, maka terjadi pada anak-anak
berusia kurang lebih 3 tahun.
G. Memantul-mantulkan
Bola
Gerakan
memantul-mantulkan bola bisa dilakukan anak apabila ia memperolej kesempatan
bermain-ain dengan bola. Gerakan ini terbentuk mula-mula dari gerakan
menjatuhkan bola yang dipegang. Apabila ternyata bola itu memantul ke atas maka
ia akan berusaha menangkapnya. Kemampuan memantul-mantulkan bola berulang kali
tanpa menangkap berkembang sejalan dengan kemampuan mengontrol kekuatan tangan
dan arah tegaknya bola. Pada mulanya anak berusaha memantul-mantulkan bola
menggunakan satu tangan.
Penguasaan gerakan
memantul-mantulkan bola menggunakan dua tangan. Penggunaan dua tangan lebih
sukar dibanding menggunakan satu tangan karena cara tersebut membutuhkan koordinasi
dan sinkronisasi antara tangan kanan dan tangan kiri serta masih sulitnya anak
mengukur posisi badan.
H. Memukul
Gerakan memukul
mula-mula muncul pada bayi dalam bentuk yang masih menyerupai gerakan mendorong
yang biasanya dilakukan apabila dilakukan bayi menunjukkan kemarahannya.
Gerakan memukul pada anak kecil, misalnya memukul bola, dilakukan dengan cara
anak berusaha mengayunkan tangannya dengan lengan lurus ke arah depan atas.
I. Berenang
Berenang merupakan kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak kecil
apabila merka memperoleh kesempatan untuk membiasakan diri bermain-main air.
Walaupun mereka tidak diajar berenang
secara formal, namun kebiasaan sehari-hari bermain di air mereka bisa
berenang. Pada umumnya anak-anak kecil yangbtidak biasa bermain-main di air
tidak bisa berenang. Jika mereka di ajak ke kolam renang, misalnya mereka lebih
senang sekedar bermain-main daripada untuk belajar berenang. Sifat perkembangan
fisik pada awal masa anak kecil memungkinkan untuk bisa berenang.
J. Koordiasi
Gerakan
Koordinasi
gerakan yang dimaksud disini bukanlah bagian-bagian aksi motorik yang
pengkoordinasiannya dalam suatu gerakan. Bila kita berbicara teknik gerakan
maka dengan sendirinya kita sekurang-kurangnya harus membahas tentang
koordinasi dasar gerakan yang terdiri dari beberapa komponen di antaranya
adalah berikut ini:
1.
Struktur dasar gerakan
2.
Irama gerakan
3.
Hubungan gerakan
4.
Luas gerakan
5.
Kelancaran gerakan
6.
Kecepatan gerakan
7.
Ketepatan gerakan
8.
Kekonstanan gerakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar