SKALA PENILAIAN
Skala penilaian adalah salah satu
bentuk pedoman observasi yang dipergunakan untuk mengumpulkan data individu
dengan menggolongkan, menilai tingkah laku individu atau situasi dalam
tingkatan-tingkatan tertentu. Skala penilaian memiliki kesamaan dengan ceklis. Meskipun
terdapat perbedaan-perbedaan dengan ceklis. Karena ceklis digunakan untuk
menandai apakah sebuah perilaku hadir atau tidak, sedangkan skala penilaian
menghendaki penilaian dilakukan menurut pertimbangan kualitatif menyangkut
tingkat kehadiran sebuah perilaku. Sebuah skala penilaian mengandung seperangkat karakteristik atau kualitas yang
harus diputuskan dengan menggunakan suatu prosedur yang sistematis. Skala penilaian biasanya terdiri
dari suatu daftar yang berisi gejala-gejala atau ciri-ciri tingkah laku yang
harus dicatat secara bertingkat, sehingga observer tinggal memberi tanda cek
pada tingkat mana gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu muncul.
Adapun gejala atau ciri-ciri tingkah
laku yang dapat diamati dengan alat skala penelitian, antara lain: partisipasi
siswa dalam kegiatan diskusi, kegiatan partisipasi siswa dalam kegiatan
diskusi, kegiatan belajar dengan sistem modul, kehadiran siswa dalam mengikuti
pelajaran di kelas, kebiasaan mengganggu teman, ketrampilan di dalam kelas, dan
lain-lain topik yang relevan dengan kehidupan di sekolah.
A. Bentuk-bentuk Skala Penilaian
Bentuk-bentuk skala yang dipakai antara lain: (1)
kuantitatif; (2) deskriptif; (3) grafis. Ketiga bentuk skala penilaian tersebut
akan diuraikan satu-satu.
1. Skala
penilaian kuantitatif
Skala penilaian kuantitatif adalah suatu bentuk pedoman
observasi yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati dijabarkan
dalam skala berbentuk bilangan atau angka. Penilai cukup menandai
indikasi tingkat sebuah karakteristik yang hadir. Sejumlah nomor yang berurutan
ditentukan untuk mendeskripsikan kategori-kategori. Keputusan penilai
diharapkan dalam menilai karakteristik-karakteristik tersebut. Satu system
penilain dengan angka yang umum digunakan sebagai berikut.
1. Tidak
memuaskan
2. Di
bawah rata-rata
3. Rata-rata
4. Di
atas rata-rata
5. Luar
biasa
System
penilaian dengan angka dapat digunakan untuk mengevaluasi perilaku-perilaku
siswa sekolah dasar seperti berikut.
1) Pada
tingkat mana siswa dapat menyelesaikan tugas mereka ?
1 2 3 4 5
2) Pada
tingkat mana siswa kooperatif dalam aktivitas-aktivitas kelompok ?
1 2 3 4 5
Skala
angka menjadi sulit digunakan bila terdapat sedikit kesesuaian dalam penentuan
nilai atau angka. Dalam keadaan demikian maaka interpretasi bisa bervariasi.
Contoh skala penilaian dengan angka seperti pada Gambar 4 yang dikutip dari
Gunarti dkk (2008).
Gambar
4: Contoh skala penilaian dengan angka
Evaluasi
kegiatan anak di sentra bermain drama
Nama
anak …………………………. Tema
……………………………
Skor Kemampuan Aspek
|
1 Membutuhkan peningkatan
|
3
|
5 Memuaskan
|
7
|
10
Luar biasa
|
Kesesuaian dengan tema yang kreatif
dan tujuan
|
|
|
|
|
|
Keragaman peralatan yang digunakan
|
|
|
|
|
|
Aktivitas bebas
|
|
|
|
|
|
Pengembangan keaksaraan dan matematika
awal
|
|
|
|
|
|
Sains, social dan kesehatan terpadu
|
|
|
|
|
|
Evaluasi kegiatan siswa
|
|
|
|
|
|
Evaluasi sentra bermain drama
|
|
|
|
|
|
Total
nilai …………………
Komentar
…………………
2. Skala
penilaian deskriptif
Skala penilaian deskriptif adalah suatu bentuk pedoman
observasi yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati dijabarkan
dalam skala berbentuk kata-kata diskriptif.
Pedoman Observasi : Skala Penilaian
Deskriptif
I.
Identitas Siswa
1.
Nama
: ...............................................................
2. kelas / program
: ...............................................................
3. No. Induk / absen
: ...............................................................
4. Jenis
Kelamin
: ...............................................................
5. Tempat / tgl. Lahir
: ...............................................................
6. Hari /tgl. Observasi :
...............................................................
7. Tempat observasi
: ...............................................................
8.
Waktu
: ...............................................................
II.
Aspek yang di observasi : aktifitas diskusi
III.
Petunjuk
: berikan tanda cek (v) pada kolom yang
sesuai dengan gejala perilaku pada
individu yang anda amati
Pernyataan
|
Alternatif
|
|||
Sering
|
aktif
|
jarang
|
tdk.aktif
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Komentar
/ kesimpulan : ......................................................................................
.................................................................................................................
................., ......................
Observer : ............................
3. Skala penilaian dengan grafis
Skala
penilaian grafis berbentuk rangkaian (continuum).
Satu set kategori dideskripsikan pada poin-poin tertentu sepanjang baris, namun
penilai dapat menandai keputusannya pada salah satu tempat pada baris tersebut.
Sebagai tambahan, skala penilaian grafis menyediakan gambaran serangkaian
visual yang membantu penilai meletakkan posisi jawaban secara benar. Contoh
deskripsi skala penilaian grafis seperti berikut.
1. Tidak
pernah
2. Jarang
3. Sekali-sekali
4. Seringkali
5. Selalu
Perilaku
kelas deskripsikan lebih awal untuk dievaluasi secara grafis berikut ini.
1) Pada
tingkat mana siswa dapat menyelesaikan tugas mereka ?
Tidak
pernah Jarang Sekali-sekali Seringkali Selalu
2) Pada
tingkat mana siswa kooperatif dalam aktivitas-aktivitas kelompok ?
Tidak
pernah Jarang Sekali-sekali Seringkali Selalu
Skala
penilaian dapat dicontohkan melalui
Gambar 5 yang dikutip dari Siti Aisyah, dkk (2007).
Gambar
5: Lembar Pengamatan Terstruktur
Nama
anak : ………………
Kelompok : ………………
Minggu
ke :……………….
Hari/tanggal
|
Aspek
|
Kategori
|
Keterangan
|
||
S
|
K
|
Tp
|
|||
|
Emosi dan sosialisasi
a.
Melamun
b.
Menangis
c.
Menggangu teman
d.
Berterimakasih
|
|
|
|
|
Catatan: S = sering
K= kadang-kadang
Tp = tidak pernah
B. Langkah-langkah Penyelenggaraan
Skala Penilaian
Terdapat tiga tahap penyelenggaraan kegiatan observasi
dengan teknik skala penilaian, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan
tahap analisis hasil.
Tahap persiapan meliputi: langkah penetapan topik, langkah
penentuan variabel, indikator, prediktor, item-item pernyataan, langkah
penentuan alternatif skala, langkah penentuan kriteria, langkah penyusunan
pedoman observasi. Tahap pelaksanaan, meliputi: langkah-langkah penyiapan
pedoman observasi, pengambilan atau penentuan posisi observasi, dan pengamatan
perilaku observee serta pencatatan dengan skala. Selanjutnya tahap ketiga,
analisis hasil, meliputi: langkah-langkah penyusunan data hasil observasi dan
penyimpulan data.
C.
Penggunaan
Skala Penilaian
Satu bentuk skala penilaian yang
sangat akrab digunakan adalah skala laporan dalam bentuk kartu. Sekolah-sekolah
kadang-kadang menggunakan skala penilaian untuk melaporkan cirri-ciri
perkembangan personal dan social dalam bentuk kartu laporan. Atribut-atribut
seperti kebiasaan bekerja, memimpin kelas, kerapian, dan perilaku yang umum
sebagai anggota pada tingkat sekolah dasar dilaporkan dalam bentuk kartu. Para
siswa dan para orang tua kadang-kadang percaya bahwa penilaian dengan skala
penilaian cenderung bisa dan mengandung unsur perasaan.
Satu bentuk pengamatan menurut Kamil
& Rosenblum (dalam Wortham, 2005 : 134-138) yang digunakan untuk merekam progress
dalam bentuk angka merupakan contoh lain dari skala penilaian yang digunakan
untuk mengevaluasi konsep perkembangan di kalangan anak usia dini.
D.
Keunggulan
dan Kelemahan Skala Penilaian
1.
Keunggulan-keunggulan
Menggunakan Skala Penilaian
Skala
penilaian umumnya dapat digunakan untuk menilai sebuah karakteristik social
anak, ketika guru mencoba untuk menetukan kemampuan anak dalam bersosialisasi
di dalam kelas, skala indicator yang digunakan lebih baik dari pada hanya
sekedar jawaban ya atau tidak dal ceklis, tidak seperti observasi yang lebih
terbuka, skala penilaian memiliki indicator arahan yang mewakili perilaku dan
tingkat kerja sama dalm bersosialisasi.
Skala
penilaian tergolong cepat dan mudah, karena dalam skala sudah tersedia
bpenjelasan perilaku siswa, sehingga akan lebih mudah melakukan penilaian.
Skala penilaian dapat diaplikasikan secara langsung. Hal ini dikarenakan skala
penilaian umumnya mudah dimengerti dan
universal,disebabkan karena indikator memberikan penjelasan yang dibutuhkan
dalam menilai.
Skala
penilaian umumnya konsisten sehingga guru dapat dengan mudah mengembangkannya. Secara
keseluruhan skala penilaian memberikan banyak kemudahandalam menilai, hampir
sama dengan ceklis tetapi indikator dalam skala penilaian lebih terarah.
2.
Kelemahan-kelemahan
skala penilaian.
Skala
penilaian dapat dikatakan subjektif, karenanya banyak kesalahan dalam melihat
rata-rata dan kesamaan dalam setiap permasalahan. Guru biasanya menilai siswa
berdasarkan interaksi sebelumnya atau berdasarkan emosi dibandingkan dengan
objektivitas. Penilaian yang berulang merepresentasikan sikap guru terhadap
siswa sebenarnya (linn & Gralund, 2000).
Dalam
skala penilaian terdapat perbedaan mengenai indicator penjelas juga merupakan
kelemahan skala, adanya perbedaan interpretasi antara “kadang-kadang dan
jarang”. Skala penilaian memberikan gambaran yang sedikit tentang perilaku.
Seperti ceklis yang mengindikasikan keberadaan perilaku, maka skala penilaian
tidak memberikan informasi tambahan dalam menjelaskan suasana yang sebenarnya.
Tidak seperti observasi yang membahas lebih komprehensif informasi mengenai
keseluruhan aspek, namun juga memberikan penjelasan mengenai sebab akibat.
E. Mengembangkan
skala penilaian
Mutu skala penilaian juga tergantung dari kespesifikan
dalam deskripsi penilaian ketika merancang skala penilaian, ikuti beberapa
langkah berikut:
1. Identifikasi hasil pembelajaran dari tugas yang
diharapkan untuk dinilai.
2. Tentukan karakteristik hasil pembelajaran yang sesuai
untuk dinilai dalam skala. Karakteristik haruslah bisa diamati secara langsung
dan point-point dalam skala ditunjukkan dengan jelas.
3. Sediakan antara tiga atau tujuh posisi penilaian dalam
skala. Jumlah point dalam skala akan tergantung dari berapa banyak perbedaan
yang jelas dalam level pemenuhan yang diperlukan dalam penilaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar